Disusun Oleh:
RINA RIYANA
201FK04049
B. ETIOLOGI
Penyebab hepatitis secara umum agen penyebab dapat
diklasifikasikan kedalam group yaitu hepatitis dengan transmisi secara
enteric dan transmisi melalui yaitu (Amin H & Hardhi K, 2015):
1. Transmisi secara enterik terdiri dari Virus Hepatitis A (HAV) Dan
Virus Hepatitis E (HEV):
- Virus tanpa selubang
- Tahan terhadap cairan empedu
- Ditemukannya di tinja
- Tidak dihubungkan dengan penyakit kronik
- Tidak terjadinya viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier
intestinal.
2. Transmisi melalui darah terdiri atas Hepatitis B (HBV), Hepatitis D
(DHV) dan virus Hepatitis C (HCV):
- Virus dengan selubang
- Rusak bila terpajan cairan empedu
- Tidak terdapat dalam tinja
Hepatitis juga biasanya bisa disebabkan oleh adanya zat-zat
kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan
Mengkonsumsi alcohol secara berlebihan yang bisa menyebabkan
peradangan pada hati (hepatitis).
C. MANIFIESTASI KLINIS
D. KLASIFIKASI
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014), Macam-
macam hepatitis dibagi menjadi 5 bagian yaitu diantaranya:
1. Hepatitis A (HAV)
Merupakan suatu penyakit dengan distribusi global. Prevelensi
infeksi ditandai dengan tingkatan antibody anti-HAV telah diketahui
secara universal dan sangat erat hubungannya dengan standar sanitasi
atau kesehatan daerah yang bersangkutan. Hepatitis A ditularkan
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses penderita
hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
2. Hepatitis B (HBV)
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV).
Hepatitis B ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh
penderita hepatitis B yaitu Darah, cairan vagina dan Sperma.
3. Hepatitis C (HCV)
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis C (HCV).
Hepatitis C ditularkan melalui cairan tubuh. Misalnya menggunakan
jarum suntik bekas penderita hepatitis C.
4. Hepatitis D (HDV)
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis D (HDV).
Hepatitis D merupakan jenias hepatitis yang jarang terjadi, tetapi juga
bisa bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak
dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan
melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
5. Hepatitis E (HEV)
Hepatitis E disebabkan olej infeksi virus Hepatitis E (HEV).
Hepatitis E mudah menular pada lingkungan yang memiliki santisa
yang buruk. Salah satunya yaitu melalui kontaminasinya pada sumber
air.
E. PATOFISIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik
karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis
dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus
yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak
pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine
dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. (Andra Saferi Wijaya dan Yessie
M. Putri, 2013).
F. PATHWAY
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
G. KOMPLIKASI
Hepatitis jika tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan berbagai
komplikasi yaitu:
- Gagal Hati
- Sirosis
- Kanker Hati
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
- Urobilirubin direk
- Bilirubun serum total: meningkat pada penyakit hepatoseluler
- Bilirubin urine
- Urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
- Protein totel serum
- Albumin serum
- Globulin serum
- HbsAG
c. Waktu protombin
- Respon waktu protombin terhadap vitamin K
- Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
d. Radiologi
- Foto rontgen abdomen
- Kolestrogam dan Kalangiogram
- Arteriografi pembuluh darah seliaka
e. Pemeriksaan tambahan
- Laparoskopi
- Biopsi hati
(Sievert W, Korman MG & Bolin T, 2010).
I. PENATALAKSANAAN
Jika seseorang yang telah terdiagnosis menderita hepatitis, maka harus
mendapatkan perawatan. Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak
menyebar. Jika tindakan penanganan lambat membuat keruskaan lebih
besar paa hati dan menyebabkan kanker.
1. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A diharapkan untuk
tidak banyak beraktivitas serta mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang
timbul. Dapat diberikan pengobatan simptomatik seperti antipiretik
dan analgetik dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
untuk nafsu makan serta obat-obatan yang mnegurangi rasa mual dan
muntah.
2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Pengobatannya yaitu pemberian oral dan injeksi
a. Pengobatan Oral
- Lamivudne: termasuk kelompok nukleosida analog, dikenal
sebagai nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun
anak-anak, pemakain obat ini cenderung meningkatkan enzim
hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor
bersinambungan dari dokter.
- Adefovir difovoxil (hepsera): pemberian secara oral akan lebih
efektif tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan
berpengrauh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Baraclude (entecavir): obat ini diberikan paa penderita
hepatitis B Kronik, efek samping dari pemakaian obat ini aalah
sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzim
hati.
b. Pengobatan dengan Injeksi
- Microsphere: mengandung partikel raioaktif pemancar sinar β
yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak
jaringan sehat disekitarnya. Injeksi Alfa Interferion (Intron A,
Infergen, Roferen) diberikan secara subcutan dengan skala
pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau
lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi,
terutama paa penderita yang memiliki riwayat depresi
sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit paa otot-oto,
cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat
dihilangkan dengan pemberian antipiretik.
3. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Pada saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian
obat seperti: Interferon Alfa, Pegylated aianterferon Alfa dan
Ribavirin. Pengobatan paa penderita Hepatitis C memerlukan waktu
yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat
tertolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya (Amin H
& Hardhi K, 2015).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGKAJIAN
1) Anamnesa
a. Biodata
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Tempat Tinggal
Pekerjaan
Pendidikan
Status Perkawinan
b. Keluhan utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu
makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA), rasa pegal linu dan
sakit kepala pada HVB, serta hilangnya daya rasa lokal untuk
perokok.
2) Riwayat penyakit/Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan yang mencangkup tentang nyeri abdomen pada
kuadran kanan atas, demam, malaise, mual, muntah
(anoreksia), feses berwarna tanah liat dan urine pekat
b. Riwayat penyakit lalu
Riwayat apakah pasien pernah mengalami bradikardi atau pernah
menderita masa medis lainnya yang menyebabkan hepatitis (yang
meliputi penyakit gagal hati dan penyakit autoimun). Dan, kaji pula
apakah pasien pernah mengindap infeksi virus dan buat catatan obat-
obatan yang pernah digunakan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji riwayat keluarga yang mengonsumsi alkohol, mengindap
hepatitis, dan penyakit biliaris.
7. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria
c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
a. Pola hidup / perilaku meningkatkan resiko terpajan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita
hepatitis:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan :penurunan peristaltik (refleks viseral),
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah, peningkatan kebutuhan kalori/ status
hipermetabolik.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
4. Intoleransi akivitas berhubungan dengan kelemahan umum; penurunan
kekuatan/ketahanan: nyeri, mengalami keterbatasan aktivitas:depresi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
5.
4. Intoleransi akivitas
berhubungan
dengan kelemahan
umum; penurunan
kekuatan/ketahanan:
nyeri, mengalami
keterbatasan
aktivitas:depresi.
b. Intervensi :
1. Ubah posisi sesering mungkin dan berikan perawatan kulit yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif & Hardi Kusuma. (2015). NANDA NIC-NOC Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosia Medis. Jilid 2 (68-70). Yogyakarta:
Mediaction.
Andra, Ns. Saferi Wijaya, S.Kep & Ns. Yessie Mariza Putri, S.Kep. 2013. KMB 2
Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sievert, William, Melvyn G. Korman, Terry Bolin. (2010). Segala Sesuatu
Tentang Hepatitis. Jakarta: Arcar.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). INFODATIN Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta Selatan:
Kemenkes RI.
Brunner & Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC