TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 EPIDEMIOLOGI
Sindrom Down merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling
banyak terjadi pada manusia. Kelainan ditemukan diseluruh dunia pada semua
suku bangsa. Mengenai semua etnis dan seluruh kelompok ekonomi.
Kejadian sindrom Down diperkirakan 1 per 800 hingga 1 per 1000 kelahiran. Di
Amerika Serikat, terdapat 5429 kasus baru per tahun. Usia ibu saat hamil
berperan pada kejadian anak dengan sindroma Down. Pada usia ibu hamil antara
2) Radiasi
Pada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang
melahirkan anak dengan sindrome Down pernah mengalami
radiasi di daerah sebelum terjadi konsepsi.
5) Umur Ibu
Angka kejadian sindrom Down meningkat jelas pada wanita
yang melahirkan anak setelah berusia 35 tahun ke atas yang
karena diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat
menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom. Perubahan
endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya
kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiol
sistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon dan
peningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan
selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga
berpengaruh.
6) Umur Ayah
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik,
organisasi nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.(6,7)
b. Translokasi kromosom
Penyebab kelebihan kromosom 21 karena pewarisan adalah bila ibu atau
ayah mempunyai dua buah kromosom 21 tetapi terletak tidak pada
tempat yang sebenarnya, misalnya salah satu kromosom 21 tersebut
menempel pada kromosom lain (translokasi) sehingga pada waktu
pembelahan sel benih kromosom 21 tersebut tidak selalu berada pada
masing-masing sel belahan. Pada kasus-kasus translokasi robertsonian
pada grup-D (kromosom 13,14, dan 15), kira-kira 40% diturunkan dari
salah satu orang-tua (ayah atau ibu) yang memiliki kariotipe translokasi
Translokasi 21q21q :
• Asal : isokromosom, bukan translokasi robertsonian.
• Gamet yang terbentuk : 21/21 atau 0
• Hasil pembuahan dengan gamet 21 : zigot trisomi 21 atau monosomi
21
• Jadi, anak-anaknya selalu sindrom Down, karena monosomi 21 adalah
lethal.(6,7)
2.1.4 PATOGENESIS
Kromosom adalah suatu struktur seperti benang yang terdiri dari DNA
dan protein lain. Mereka hadir di setiap sel tubuh dan membawa informasi
genetik yang diperlukan untuk sel itu berkembang. Gen merupakan unit
informasi, yang "dikodekan" dengan DNA. Sel manusia normal memiliki 46
kromosom yang dapat diatur dalam 23 pasang. Dari 23 jumlah tersebut, 22
adalah sama pada laki-laki dan perempuan; ini disebut "autosom." Pasangan
ke 23 adalah kromosom seks ('X' dan 'Y'). Setiap anggota dari sepasang
kromosom membawa informasi yang sama, dalam gen yang sama berada di
tempat yang sama pada kromosom. Namun, variasi dari gen ("allele") dapat
terjadi. (Contoh:"Alel" informasi genetik untuk warna mata adalah "gen"
variasi untuk biru, hijau, dll). Sel manusia mengalami pembelahan dalam dua
cara. Yang pertama adalah pembelahan mitosis, dimana tubuh tumbuh. Dalam
metode ini, satu sel menjadi dua sel yang mempunyai jumlah dan jenis
kromosom yang sama dengan sel induk. Metode kedua pembelahan sel terjadi
pada ovarium dan testis "meiosis" dan terdiri dari satu sel membelah menjadi
dua, dengan sel-sel yang dihasilkan memiliki setengah jumlah kromosom sel
induk. Jadi, telur normal dan sel-sel sperma hanya memiliki 23 kromosom,
bukan 46. Ini merupakan gambaran satu set kromosom atau kariotip
normal. Terdapat 22 pasang kromosom ditambah kromosom seks. XX berarti
bahwa orang ini adalah perempuan.(1,2)
Banyak kesalahan dapat terjadi selama pembelahan sel. Pada meiosis,
pasangan kromosom yang seharusnya berpisah dan pergi ke kutub berlawanan
saat pembelahan (disjunction) ,kadang-kadang satu pasang tidak membagi,
dan pergi ke satu kutub yang sama. Ini berarti bahwa dalam sel-sel yang
dihasilkan, seseorang akan memiliki 24 kromosom dan yang lain akan
2.1.6 KARAKTERISTIK/FENOTIP
Berat badan waktu lahir dari bayi dengan sindrom Down umumnya
kurang dari normal. Beberapa Bentuk Kelainan Pada Anak Dengan sindrom
Down :
a. Sutura Sagitalis Yang Terpisah
b. Fisura Palpebralis Yang Miring
c. Fontanela “Palsu”
d. “Plantar Crease” Jari Kaki I Dan II
e. Nasal bridge datar (flat face)
f. Kelemahan Otot
g. Hipotonia (dapat diketahui saat bayi baru lahir tetapi hilang setelah
besar)
h. Bercak Brushfield Pada tepi iris Mata
i. Mulut Terbuka Dan Lidah Terjulur keluar
j. Lekukan Epikantus (Lekukan Kulit Yang Berbentuk Bundar) Pada
Sudut Mata Sebelah Dalam
k. “Single Palmar Crease” Pada Tangan Kiri Dan Kanan
l. Low set ears
m. “Brachyclinodactily” tangan kiri dan tangan kanan
n. Jarak Pupil Yang Lebar
o. Oksiput Yang Datar (Brachycephaly)
p. Leher pendek dapat disertai webbed neck
q. Tangan Dan Kaki Yang Pendek Serta Lebar
r. Bentuk / Struktur Telinga Yang Abnormal
Gejala-Gejala Lain :
• Kepandaiannya lebih rendah dari normal (low intelegency).
• Pada beberapa orang, mempunyai kelainan jantung bawaan.
• Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia
esofagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, juga
memiliki resiko tinggi menderita leukimia limfositik akut.
• Dengan gejala seperti itu anak dapat mengalami komplikasi retardasi
mental, kerusakan hati bawaan, kelemahan neurosensori, infeksi saluran
nafas berulang, kelainan GI.(8)
Gejala yang biasanya merupakan keluhan utama dari orang tua
adalah retardasi mental atau keterbelakangan mental (disebut juga
tunagrahita), dengan IQ antara 50-70, tetapi kadang-kadang IQ bisa
sampai 90 terutama pada kasus-kasus yang diberi pelatihan. Pada bayi
baru lahir, dokter akan menduga adanya sindrom Down karena gambaran
wajah yang khas, tubuhnya yang sangat lentur, biasanya otot-ototnya
sangat lemas, sehingga menghambat perkembangan gerak bayi. Untuk
memastikan diagnosis perlu dilakukan pengamatan terhadap gejala klinis
(fenotip), pemeriksaan tambahan: dermatoglifik, pemeriksaan kromosom
(kariotiping) dan patologi anatomi.(9)
2.1.8 PENATALAKSANAAN
2.1.9 PROGNOSIS
44 % sindrom Down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup
sampai 68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada
penderita ini yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko
terkena leukimia pada sindrom Down adalah 15 kali dari populasi normal.
Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah
umur 44 tahun. Bayi dengan SD yang lahir hidup sebesar 20-25%. 25 %
pasien dengan CHD meninggal sebelum usia 1 tahun, 50 % pasien SD dapat
mencapai usia 50 tahun, 1 diantara 7 penderita dapat mencapai usia 68 tahun.
Anak sindrom Down akan mengalami beberapa hal berikut :
1) Gangguan tiroid
Amniosentesis
Tes dilakukan antara 15 dan 20 minggu kehamilan, melibatkan penghapusan
sejumlah kecil cairan ketuban melalui sebuah jarum dimasukkan ke dalam
perut. Sel-sel kemudian dapat dianalisis untuk adanya kelainan kromosom.
Amniosentesis membawa resiko kecil komplikasi, seperti tenaga kerja prematur
dan keguguran. Ini merupakan prosedur invasif di mana jarum melewati perut ibu
bagian bawah ke dalam rongga ketuban dalam rahim. Cairan ketuban yang cukup
akan dicapai mulai sekitar 14 minggu kehamilan. Untuk diagnosis pralahir,
kebanyakan amniosintesis dilakukan antara 14 dan 20 minggu kehamilan.
Pemeriksaan USG selalu berproses dari amniosentesis untuk menentukan usia
kehamilan, posisi janin dan plasenta, dan menentukan apakah cairan ketuban
cukup. Dalam cairan ketuba, sel janin (kebanyakan berasal dari kulit janin) yang
dapat tumbuh dalam kultur digunakan untuk analisis kromosom, analisis
biokimia, dan analisis biologi molekuler. Pada trimester ketiga kehamilan, cairan
ketuban dapat dianalisis untuk penentuan kematangan paru janin. Hal ini penting
ketika janin berada di bawah 35-36 minggu kehamilan, karena paru-paru