Q DENGAN
BRONKOPNEUMONI DI RUANG LUKMANUL HAKIM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
(a) Pasien
Nama : An. Q
Umur : 4 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Darta 04/02 Ds. Gunungleutik, Ciparay.
Tanggal Masuk RS : 7 Desember 2018
Tanggal Masuk Ruangan : 11 Desember 2018
Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2018
Diagnosa Medis : Bronkopneumoni
No Medrec : 660456
2. STATUS NUTRISI
BB pasien 5 Kg dan TB pasien 60 cm.
Maka pasien dapat dikategorikan
BB pasien sebelum sakit Kg. BB ideal pasien Kg.
Kebutuhan kalori pasien kkal/hari
3. TANDA VITAL
- Tekanan Darah :-
- Nadi : 120 x/menit
- Respirasi : 32 x/menit
- Suhu : 36,10 C
4. KEPALA
Pada saat dikaji, rambut pasien bersih, distirbusi rambut tidak merata,
tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat rambut rontok.
5. MATA
Pada saat dikaji, mata pasien simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
sedikit anemis, reflek cahaya (+/+), reflek kornea (+/+).
6. TELINGA
Pada saat dikaji, telinga pasien simetris, lubang telinga kanan dalam
keadaan bersih, telinga kiri terdapat kotoran. Fungsi pendengaran baik,
ditandai dengan pasien dapat merespon suara ketika diajak bicara.
7. HIDUNG
Pada saat dikaji, lubang hidung pasien berlendir. Tidak terdapat polip di
hidung, tidak terdapat lesi, Pasase udara (+), Pasien terpasang nasal kanul
di hidungnya.
8. MULUT
Pada saat dikaji, mulut pasien dalam keadaan bersih, mukosa mulut
lembab, gigi belum tumbuh. Tidak terdapat lesi di lidah pasien. Warna
lidah merah muda.
9. JANTUNG
Pada saat dikaji, suara jantung 1 dan 2 pasien normal, tidak ada suara
jantung tambahan. CRT <2 detik. Pada saat diperkusi, bunyi suara jantung
dullness.
10. PARU
Pada saat dikaji, pasien sesak sedang dengan frekuensi 32x/menit, suara
paru ronchi, kedalaman dangkal. Pada saat diperkusi, suara paru timpani
dan memudar di kanan bawah paru. Pasien terpasang nasal kanul oksigen
2L/menit.
11. ABDOMEN
Pada saat dikaji, abdomen tampak datar. Bising usus 10 x/menit. Pada saat
dipalpasi, tidak ada nyeri tekan pada abdomen. Tidak terdapat pembesaran
hati.
12. GENITALIA
Tidak terdapat luka atau lecet atau warna kemerahan.
13. MUSKULOSKELETAL
Pada saat dikaji, posisi tubuh baik. Tidak ada tanda-tanda infeksi atau
flebitis di daerah yang pernah terpasang infus. ROM aktif, turgor kulit
(+).Akral hangat. Tidak terdapat kelainan pada tulang belakang.
C. POLA AKTIVITAS
NO
ADL DI RUMAH DI RS
.
1. Nutrisi
a. BAB
b. BAK
3. Istirahat Tidur
4. Personal Hygiene
5. Aktivitas
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penyakit bronchopneumonia.
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas: 1. Monitor status pernafasan dan
bersihan jalan nafas b.d 1. Monitor status pernafasan dan oksigenasi pasien dapat mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 jam,
penyakit oksigenasi: perkembangan dan keberhasilan
bronchopneumonia bersihan jalan nafas pasien paten intervensi
a. Frekuensi nafas
DS: - 2. Posisi semi fowler dapat
dengan kriteria hasil: b. Suara nafas
DO: memaksimalkan ekspansi paru dan
- Ibu pasien - Frekuensi pernafasan skala c. Pola nafas menurunkan upaya bernafas.
mengatakan 2. Posisikan pasien semi fowler Ventilasi maksimal membuka area
3 (dari 5 skala)
pasien sesak (30-450) untuk memaksimalkan atelektasis & meningkatkan gerakan
nafas disertai - Kemampuan untuk ventilasi sektret ke jalan nafas besar untuk
batuk berdahak 3. Berikan penguapan pada pasien dikeluarkan.
mengeluarkan sekret
- R= 32x/menit 3. Bisolvon merupakan bronkodilator,
dengan alat nebulizer Bisolvon
- Suara nafas = pernafasan skala 3 (dari 5 melabarkan saluran nafas bawah.
ronchi ½ amp Combivent mengandung Ipratropium
skala) 4. Lakukan fisioterapi dada
- Penumpukan bromida, yang mengurangi produksi
lendir yang - Batuk pernafasan skala 3 dengan teknik vibrasi setelah lendir saluran nafas.
mengering di pasien diuap. 4. Fisioterapi dada: vibrasi dapat
(dari 5 skala)
hidung 5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan turbulensi dan
meminum air hangat kecepatan ekshalasi udara, sehingga
sekret dapat bergerak.
6. Kolaborasi Azythromicyn 1x1,2
5. Air hangat membantu melebarkan
ml. pembuluh darah, sehingga oksigenasi
menjadi lebih baik
6. Agen mukolitik bekerja langsung
pada lendir (mukus) dengan cara
memutus ikatan disulfida pada
glikoprotein mukus. Dengan
demikian, mukus menjadi lebih
longgar atau lebih encer sehingga
lebih mudah dikeluarkan
G. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Dx.
No Hari/Tanggal Kep. Jam Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi
No
-