II. FISIOLOGI
1. Pembuluh darah : yang mempuyai fungsi sangat penting dalam
tubuh yaitu fungsi transportasi dalam tubuh merupakan yang
mebawa nutrisi, oksigen dari usus dan paru-paru untuk kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. (Syaifuddyn, Haji. 2011).
2. Plasma darah : yaitu merupakan bagian cair dari darah plasma
membentuk sekitar 5% dari berat badan tubuh. Plasma adalah
sebagai media sirkulasi elemen-elemen darah yang terbentuk sel
darah merah, sel darah putih dan trombosit. Plasma juga berfungsi
sebagai media transportasi bahan-bahan organik dan an organik
dari satu organ atau jaringan ke organ jaringan lain.
(Syaifuddyn, Haji. 2011).
3. Trombosit : Bukan berupa sel, tetapi berupa kepping yang
merupakan bagian-bagian kecil dari sel besar yang membuatnya
yaitu mega karyosit, disumsum tulang dan lien. Jumlah trombosit
150.000 sampai 450.000 mm. Fungsinya sebagai hemostasis dan
pembekuan darah. Bila ada kerusakan pada dinding pembuluh
darah maka trombosit akan berkumpul dan menutup lubang yang
bocor dengan cara saling melekat, berkelompok dan menggumpal
dan kemudian di lanjutkan dengan proses pembekuan darah.
(Syaifuddyn, Haji. 2011).
4. Leukosit :fungsi utama leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh
dengan cara menghancurkan antigen (kuman,virus, toksin)yang
masuk. Ada jenis 5 leukosit yaitu neutrofil, eosinofil, basofil,
limfosit, monosit. Jumlah normal leukosit 5.000-9.000/mm. Bila
jumlahnya berkurang disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat
leukosit sama sekali disebut agrulasitosis. (Syaifuddyn, Haji.
2011).
5. Eritrosit : eritrosit di buat dari sumsum tulang, didalam sumsum
tulang masih berinti, inti di lepaskan sesaat sebelum dilepaskan.
Pada proses pematang (maturasi) diperlukan hormon eritropoetin
yang di buat oleh ginjal, sehingga bila kekurangan salah satu unsur
pembentukan seperti di atas (kurang gizi) atau ginjal mengalami
kerusakan, maka terjadi gangguan eritrosit (anema) .
(Syaifuddyn, Haji. 2011).
III. DEFINISI
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi akut yang
menular disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti penyakit ini dapat menyerang semua orang.
(Wijayaningsih, 2013)
DHF (dengue haemorrhagic fever) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit)
atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai
oleh renjatan /syok. (Brunner & Suddart. 2013)
IV. ETIOLOGI
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue (DEN), yang
termasuk genus falvivirus. Virus yang ditularkan oleh nyamuk ini
tergolong RNA positive- strand virus dari keluarga falviviridae. Terdapat
empat seri tipe virus DEN yang sifat anti gennya berbeda, yaitu virus
dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN 2), virus dengue-3 (DEN 3) dan
virus dengue-4 (DEN 4). Spesifikasi virus dengue yang dilakukan oleh
Albert Sabin pada tahun 1994 menunjukkan bahwa masing-masing
serotipe virus dengan memiliki genotipe yang berbeda antara serotipe-
serotipe tersebut (Muttaqin, Arif. 2013).
V. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Muttaqin, Arif. 2013) DHF memiliki tanda sebagai berikut:
1. Tidak nafsu makan
2. Muntah
3. Nyeri kepala
4. Nyeri otot dan persendian
5. Nyeri tenggorokan
6. Nyeri tekan pada lengkung iga kanan
7. Rasa nyeri perut yang menyeluruh
8. Suhu badan tinggi
VI. KLASIFIKASI
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
1. Derajat I
Derajat satu biasanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari
disertai dengan gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang
dapat diuji tourniquet positif.
2. Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan
perdarahan lain.
3. Derajat III
Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi
cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20 mmHg), hipotensi
(systole <80 mmHg) disertai kulit yang dingin, lembab dan
penderita menjadi gelisah.
4. Derajat IV
Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang takteraba dan
tekanan darah yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan
penurunan kesadaran, sianotik dan asidosis.
VII. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, klien mengalami
keluhan dan gejala karena viremia yaitu demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal seluruh badan, timbul ruam dan kelainan yang mungkin terjadi
pada sistem retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar getah bening,
hati dan limfa. Ruam atau petekie pada DHF disebabkan oleh kongesti
pembuluh darah di bawah kulit. Bila seseorang mendapat infeksi berulang
dengan tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan suatu reaksi
antigen antibody yang mengaktifkan sistem komplemen dan terjadinya
agregasi trombosit. (Price, Sylvia A.Wilson. 2012)
VIII. PATHWAY
A. PATHWAY
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 %
atau lebih ) Thrombocitopeni (100. 000/ mm3 atau kurang)
2. Serologi = Uji HI (hemaaglutinaion Inhibition Test)
3. Rontgen Thorac = Effusi Pleura. (Soedarto. 2012)
X. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Derajat I dan II
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL
Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi
sekunder
2) Pemberian antipiretik untuk menurunkan panas.
3) Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah
15 cc/kg BB/hari.
b. Derajat III
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL
dengan dosis 20 ml/kg BB/jam, apabila ada
perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam,
jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan jumlah
cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam
dikurangi cairan yang sudah masuk.
2) Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran
L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat diulang
maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila
setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam
keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan
nadi lemah, maka berikan cairan yang cukup berupa
infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik
lanjutkan RL sebagaimana perhitungan selanjutnya.
3) Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan
tensi masih menurun dan dibawah 80 mmHg maka
penderita harus mendapatkan plasma ekspander
sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg
/kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana
perhitungan diatas.
c. Derajat IV
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL
dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan
tekanan darah baik, lanjutkann RL sebanyak 10
ml/kgBB/jam.
2) Apabila keadaan tensi memburuk maka harus
dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk
RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian
palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20
ml/kgBB/jam selam 1 jam,
3) Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan
plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam,
4) Apabila masih tetap memburuk maka berikan
plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi
maksimun 30 ml/kgBB/24jam.
5) Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak
menunjukan perbaikan maka konsultasikan
kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang
central vaskuler pressure atau CVP.
2. Non farmakologi
a. Kompres hangat untuk menurunkan panas atau demam.
b. Tirah baring atau istirahat baring
c. Diet makan lunak.
d. Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes
Aegepty dengan cara:
1) Rumah selalu terang
2) Tidak menggantung pakaian
3) Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan
diganti airnya minimal 4 hari sekali
4) Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai
tempat terkumpulnya air hujan
5) Tutup tempat penampungan air
e. Perencanaan pemulangan dan PEN KES
f. Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik
g. Jelaskan terapi yang diberikan, dosis, dan efek samping
h. Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang
harus dilakukan untuk mengatasi gejala
i. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang
ditentukan
j. Terapi Penggunaan suplemen bahan alam oleh pasien demam
berdarah dengue ( journal of Herbal Supplement Usage of
Dengue Hemorrhagic Fever Patient in East Kalimantan :
Swandari Paramita : 2017)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 79,6% pasien
DBD rawat inap di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
menggunakan suplemen bahan alam. Hasil penelitian ini serupa
dengan penelitian di Malaysia, dimana 85,3% pasien demam dengue
rawat inap disana juga menggunakan complementary alternative
medicine (CAM) atau pengobatan komplementer alternatif (Ching et
al., 2016).
Hasil penelitian di Kalimantan Timur menunjukkan ada tujuh
bahan alam yang digunakan oleh pasien DBD rawat inap, yaitu jamb
u biji (Psidium guajava), kurma (Phoenix dactylifera), pepaya
(Carica papaya), meniran (Phyllanthus niruri), temu hitam
(Curcumaaeruginosa), kunyit (Curcuma longa), dan angkak
(Monascus purpureus).
XI. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah dengue
diantaranya :
1. Penurunan Kesadaran
2. Efusi Pleura
3. Perdarahan luas
4. Syok
5. Gagal ginjal.
S: pergerakan
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
020803 Gerakan otot
020804 Gerakan sendi
020814 Bergerak dengan mudah
020801 Keseimbangan
E : Tingkat keidaknyamanan
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
210902 Cemas
210906 Strees
210908 Depresi
NIC
Bantuan perawatan diri
1. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
2. Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat
kebersihan diri, alat bantu untuk berpakaian, berdandan,
eliminasi, dan makan
3. Berikan peralatan kebersihan pribadi (misalnya deodorant,
sikat gigi, dan sabun mandi)
4. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas normal sehari-
hari sampai batas kemampuannya
5. Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian dengan
membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan
perawatan diri.
Terapi latihan: pergerakan sendi
6. tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap
fungsi sendi
7. kolaborasikan dengan ahli terapi fisik dalam
mengembangkan dan menerapkan sebuah program latihan
8. lakukan latihan ROM aktif, sesuai jadwal yang teratur dan
terencana
9. lakukan latihan ROM pasif sesuai indikasi
10. instruksikan keluarga cara melakukan latihan ROM pasif
atau ROM aktif
Dukungan emosional
11. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan cemas,
marah atau sedih
12. Eksplorasi apa yang memicu emosi pasien
13. Buat pernyataan yang mendukung dan berempati
14. Rangkul dan sentuh pasien dengan penuh dukungan
4. Hipertermia berhubungan dengan penyakit - 00007
a) NOC
P : Termoregulasi
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
080010 Berkeringat saat panas
080015 Melaporkan kenyamanan
suhu
080007 Perubahan warna kulit
080019 Hipertermia
080003 Sakit kepala
S: Tanda- Tanda Vital
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
080201 Suhu tubuh
080202 Tingkat pernafasan
080205 Tekanan darah sistolik
080209 Tekanan nadi
E : Status Kenyaman : Fisik
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
201007 Intake makanan
201008 Intake cairan
201017 Nyeri otot
201019 Mual
201020 Muntah
201023 Diare
201024 Konstipasi
b) NIC
1) Perawatan demam
Kolaborasi pemberian obat antipiretik atau
pemberian intra vena
Monitor warna kulit dan suhu
Tutup pasien dengan selimut atau baju ringan
tergantung pada fase demam.
2) Aplikasi panas/dingin
Jelaskan penggunaan aplikasi panas atau dingin,
alasan perawatan, dan bagaimana hal tersebut akan
mempengaruhi gejala pasien
Pilih metode stimulasi yang nyaman dan tersedia
Periksa suhu aplikasi, terutama menggunakan
aplikasi panas
3) Monitor tanda-tanda vital
Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
pernafasan dengan tepat
Monitor tekanan darah saat pasien selesai meminum
obat
Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermi
serta hipertermi
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis - 00002
a) NOC
P: Status nutrisi
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
100402 Asupan makanan
100408 Asupan cairan
100403 Energi
100411 Hidrasi
S: Nafsu makan
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
101401 Hasrat/ keinginan untk makan
101406 Intake makanan
101407 Intake nutrisi
101408 Intake cairan
E: fungsi gastrointestinal
Indikator Outcome 1 2 3 4 5
101501 Nafsu makan
101503 Frekuensi BAB
101508 Bising usus
101513 Nyeri perut
b) NIC
1) Manajemen gangguan makan
Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan
klien
Monitor intake / asupan dan asupan cairan yang tepat
Dorong klien untuk mendiskusikan makanan yang
disukainya
2) Bantuan perawatan diri : pemberian makan
Monitor kemampuan klien dalam menelan
Ciptakan waktu dan lingkunganb yang nyaman selagi
makan
Berikan makanan dengan suhu yang sesuai
3) Pengajaran : individu
Bina hubungan baik
Pertimbangkan kebutuhan pembelajaran klien
Identifikasi tujuan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran klien
DAFTAR PUSTAKA