Anda di halaman 1dari 18

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Bab ini menyajikan hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas Senam Terapi

Latih Otak dan Terapi Reminiscence Terhadap Harga Diri Lansia di Desa

Mojolegi Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo ”. Penelitian ini dilakukan

pada tanggal 15 mei 2021 sampai 11 Juli 2021 dengan menggunakan tekhnik

Purposive Sampling dengan jumlah responden 36 lansia.

Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan instrument lembar

kuesioner (RESS) Rosenberg self esteem scale pada tahun 2018 yang terdiri

dari 10 macam penilaian pada harga diri rendah yang dilakukan sebelum di

berikan terapi senam terapi latih otak dan terapi reminiscence serta sesudah di

berikan terapi senam terapi latih otak dan terapi reminiscence. Dalam

memberikan terapi, sebelumnya peneliti melatih 2 orang enumerator yang

kemudian di bagi untuk melatih responden dari masing-masing kelompok terapi.

Setelah data terkumpul, data dikumpulkan menjadi dua bagian yaitu data

umum dan data khusus. Data umum menyajikan data-data berupa karakteristik

responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status

sosial. Sedangkan, data khusus menyajikan nilai data harga diri rendah setelah

diberikan terapi senam terapi latih otak dan terapi reminiscence .


5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data Umum

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yakni di desa Mojolegi Kecamatan Gading

Kabupaten Probolinggo. Menurut data dari Puskesmas Condong,

Desa Mojolegi merupakan salah satu desa dengan jumlah lansia

dengan harga diri terbanyak di Kecamatan Gading.

2. Karakteristik Responden secara Umum

Data umum dari penelitian ini meliputi karakteristik responden

yaitu sebagai berikut :

a. Karakteristik responden pada lansia yang mengalami harga diri

berdasarkan kelompok usia .

Tabel 5.1 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia pada lansia yang mengalami
harga diri Di Desa Mojolegi Gading Probolinggo
pada bulan Juni 2021

Kategori Kelompok 1 Kelompok 2


Usia Frekuensi Persen Frekuensi Persen
45-50 tahun 7 38.9 9 50.0
51-55 tahun 9 50.0 6 33.3
56-59 tahun 2 11.1 3 16.7
Total 18 100.0 18 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa


pada kelompok 1, responden yang mengalami harga diri paling
banyak terjadi pada rentang usia 45-50 tahun sebanyak 7 orang
(38.9 %) dan paling sedikit terjadi pada rentang usia 51-55 tahun
sebanyak 9 orang ( 50.0 % ) dan 56-59 tahun sebanyak 2 orang
(11.1 %). Sedangkan, pada kelompok II, responden yang
mengalami harga diri paling banyak terjadi pada rentang usia 45-
50 tahun sebanyak 9 orang (50.0%) dan paling sedikit terjadi pada
rentang usia 51-55 tahun sebanyak 6 orang (33.3%) dan pada
rentang usia 56-59 tahun sebanyak 3 orang (16.7 %) yang
mengalami harga diri .
b. Karakteristik responden lansia yang mengalami harga diri

berdasarkan kelompok jenis kelamin

Tabel 5.2 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin pada lansia yang
mengalami harga diri Di Desa Mojolegi bulan Juni
2021
Jenis Kelompok 1 Kelompok 2
Kelamin Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Laki-laki 3 16.7 2 11.1
Perempuan 15 83.3 16 88.9
Total 18 100.00 18 100.00
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Bedasarakan tabel 5.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa pada

kelompok I, responden yang mengalami harga diri paling banyak terjadi

pada jenis kelamin perempuan sebanyak 15 orang (83.3 %) dan paling

sedikit terjadi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 3 orang ( 16.7 %).

Sedangkan, pada kelompok II, responden dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 16 orang (88.9 %) dan paling sedikit terjadi pada

jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang (11.1 %) .


c. Karakteristik responden lansia yang mengalami harga diri

berdasarkan kelompok pekerjaan

Tabel 5.3 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pekerjaan pada Responden lansia yang
mengalami harga diri Di desa Mojolegi pada bulan
Juni 2021
Pekerjaan Kelompok 1 Kelompok 2
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Tidak bekerja 5 27.8 4 22.2
Petani 12 66.7 14 77.8
Wiraswasta 1 5.6 0 0
Total 18 100.0 18 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Bedasarakan tabel 5.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa

pada kelompok I, responden yang mengalami harga diri paling

banyak terjadi pada petani sebanyak 12 orang ( 66.7 % ) dan

terjadi pada responden yang tidak bekerja sebanyak 5 orang

(27.8 %) serta paling sedikit pada responden wiraswasta

sebanyak 1 orang (5.6 %) . Sedangkan, pada kelompok II,

responden yang mengalami harga diri paling banyak terjadi pada

petani sebanyak 14 orang (77.8 % ) dan paling sedikit terjadi pada

responden yang tidak bekerja sebanyak 4 orang (22.2 %)

sementara pada lansia wirasawasta tidak ada yang mengalami

harga diri 0 ( 0% ).

d. Karakteristik responden lansia yang mengalami harga diri

berdasarkan kelompok pendidikan terakhir

Tabel 5.4 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Responden
lansia yang mengalami harga diri Di desa Mojolegi
bulan Juni 2021
Pendidikan Kelompok 1 Kelompok 2
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Tidak sekolah 8 44.4 3 16.7
SD 7 38.9 11 61.1
SMP 2 11.1 2 11.1
SMA 1 5.6 2 11.1
Total 18 100.0 18 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa

pada kelompok I, responden yang mengalami harga diri paling

banyak terjadi pada tingkat pendidikan tidak sekolah sebanyak 8

orang (44.4 %) dan terjadi pada pendidikan SD sebanyak 7 orang

(38.9 %) dan terjadi pada pendidikan SMP sebanyak 2 orang (11.1

%) serta paling sedikit terjadi pada tingkat pendidikan SMA

sebanyak 1 orang (5.6 % ) yang mengalami harga diri .

Sedangkan, pada kelompok II, responden yang mengalami harga

diri paling banyak terjadi pada tingkat pendidikan SD sebanyak 11

orang (61.1 % ) dan terjadi pada responden yang tidak sekolah

sebanyak 3 orang (16.7 %) dan paling sedikit terjadi pada

pendidikan SMP sebanyak 2 orang (11.1 % ) , serta terjadi pada

pendidikan SMA sebanyak 2 orang (11.1 % ) yang mengalami

harga diri.

5.1.2 Data Khusus


Data umum dari penelitian ini meliputi karakteristik hasil penilaian

harga diri sebelum dan sesudah di berikan terapi senam terapi latih otak

dan terapi reminiscence yaitu sebagai berikut :

1. Skor harga diri sebelum diberikan senam terapi latih otak pada

kelompok 1 (sebelum cross over ) .

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sebelum diberikan


terapi senam terapi latih otak periode I (sebelum cross
over)
Statistic N Mean Median Mode
PRE1 18 13.17 13.00 12
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata harga diri sebelum diberikan terapi senam terapi latih otak adalah

13.17, sedangkan nilai tengah harga diri sebelum diberikan terapi

senam terapi latih otak adalah 13.00 dan nilai yang sering muncul di

nilai harga diri sebelum diberikan terapi senam terapi latih otak adalah

12.

2. Skor harga diri sesudah diberikan senam terapi latih otak pada

kelompok 1 periode pertama ( sebelum cross over )

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sesudah diberikan


senam terapi latih otak periode I ( sebelum cross over )

Statistic N Mean Median Mode


POST1 18 17.56 17.00 15
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.7 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata harga diri sesudah diberikan senam terapi latih otak adalah

17.56 sedangkan nilai tengah harga diri sesudah diberikan senam

terapi latih otak adalah 17.00 dan nilai yang sering muncul di nilai

harga diri sesudah diberikan senam terapi latih otak adalah 15.
3. Skor harga diri sebelum diberikan terapi reminiscence pada kelompok

II periode pertama ( sebelum cross over )

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sebelum diberikan


terapi reminiscence periode I ( sebelum cross over )
Statistic N Mean Median Mode
PRE2 18 13.44 12.50 10
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.8 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata harga diri sebelum diberikan terapi reminiscence adalah 13.44

sedangkan nilai tengah harga diri sebelum diberikan terapi

reminiscence adalah 12.50 dan nilai yang sering muncul di nilai harga

diri sebelum diberikan terapi reminiscence adalah 10.

4. Skor harga diri sesudah diberikan senam terapi reminiscence pada

kelompok II periode pertama ( sebelum cross over)

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sesudah diberikan


terapi reminiscence periode I ( sebelum cross over )
Statistic N Mean Median Mode
POST2 18 16.94 16.00 13
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.9 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata harga diri sesudah diberikan terapi reminiscence adalah 16.94

sedangkan nilai tengah harga diri sesudah diberikan terapi

reminiscence adalah 16.00 dan nilai yang sering muncul di nilai harga

diri sesudah diberikan terapi reminiscence adalah 13.

5. Skor harga diri sebelum diberikan terapi reminiscence pada

kelompok I periode kedua ( sesudah cross over )

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sebelum


diberikan terapi reminiscence pada periode kedua ( sesudah
cross over )
Statistic N Mean Median Mode
PRE1 18 13.17 13.00 12
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.10 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata harga diri sebelum diberikan terapi reminiscence adalah 13.17

sedangkan nilai tengah harga diri sebelum diberikan terapi

reminiscence adalah 13.00 dan nilai yang sering muncul di nilai

harga diri sebelum diberikan terapi reminiscence adalah 12.

6. Skor harga diri sesudah diberikan terapi reminiscence pada kelompok

I periode kedua ( sesudah cross over )

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sesudah


diberikan terapi reminiscence pada periode kedua ( sesudah
cross over )
Statistic N Mean Median Mode
POST1 18 16.94 16.50 15
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.11 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata harga diri sebelum diberikan terapi reminiscence adalah 16.94,

sedangkan nilai tengah harga diri sebelum diberikan terapi

reminiscence adalah 16.50 dan nilai yang sering muncul di nilai

harga diri sebelum diberikan terapi reminiscence adalah 15.

7. Skor harga diri sebelum diberikan senam terapi latih otak pada

kelompok II periode kedua ( sesudah cross over )

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sebelum


diberikan senam terapi latih otak kelompok II periode kedua
( sesudah cross over )
Statistic N Mean Median Mode
PRE2 18 13.61 13.00 10
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021
Berdasarkan tabel 5.12 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai

rata-rata harga diri sesudah diberikan senam terapi latih otak adalah

13.61 sedangkan nilai tengah harga diri sesudah diberikan senam

terapi latih otak adalah 13.00 dan nilai yang sering muncul di nilai

harga diri sesudah diberikan senam terapi latih otak adalah 10.

8. Skor harga diri sesudah diberikan senam terapi latih otak pada

kelompok I periode kedua ( sesudah cross over )

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Skor harga diri sesudah


diberikan senam terapi latih otak periode kedua ( sesudah
cross over )
Statistic N Mean Median Mode
POST2 18 17.22 17,00 17
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.13 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata harga diri sesudah diberikan senam terapi latih otak adalah 17.22

sedangkan nilai tengah harga diri sesudah diberikan senam terapi latih

otak adalah 17.00 dan nilai yang sering muncul di nilai harga diri sesudah

diberikan senam terapi latih otak adalah 17.

5.2 Analisa Data

Langkah ini diperlukan karena tujuan dari analisa data adalah untuk

menyusun dan menginterpretasikan data kuantitatif yang sudah diperoleh.

Berikut ini tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini :

5.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus


Shapiro-Wilk dalam perhitungan menggunakan program SPSS 21. Untuk

mengetahui normal tidaknya adalah jika nilai sig > 0,05 maka normal dan

jika nilai sig < 0,05 dapat dikatakan tidak normal. Hasil perhitungan yang

diperoleh sebagai berikut :

Tabel 5.14 Hasil uji normalitas data penelitian Efektivitas Senam


Terapi Latih Otak dan Terapi Reminiscence terhadap harga
diri lansia periode pertama di desa Mojolegi Gading
Probolinggo bulan Juni-Juli 2021
Normaliditas
Shapiro-Wilk
Terapi Statistik Df Sig.

Skor Pre senam terapi .920 18 0,127


latih otak
Harga
Post senam terapi .944 18 0,339
Diri
latih otak

Pre terapi .840 18 0,006


reminiscence

Post terapi .901 18 0,060


reminiscence

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.14 didapatkan hasil uji normalitas data sebelum

dilakukan senam terapi latih otak yaitu ρ = 0,127 > α = 0,05 maka

dinyatakan distribusi data normal dan hasil uji normalitas data sesudah

dilakukan senam terapi latih otak yaitu ρ = 0,339 > α = 0,05 maka

dinyatakan distribusi data normal sehingga menggunakan uji paired t-test.

Sedangkan, hasil uji normalitas data sebelum dilakukan terapi

reminiscence yaitu ρ = 0,006 <α = 0,05 maka dinyatakan distribusi data

tidak normal sehingga dilakukan transformasi data dan hasil uji normalitas

data sesudah dilakukan terapi reminiscence yaitu ρ = 0,060 >α = 0,05

maka dinyatakan distribusi data kedua post-test tersebut normal.

5.2.2 Uji Transformasi Data


Berdasarkan tabel 5.15 didapatkan hasil uji normalitas terapi

reminiscence adalah berdistribusi tidak normal karena nilai α pretest pada

salah 1 terapi tersebut bernilai < 0,05, sehingga untuk menentukan uji

hipotesis yang akan digunakan maka perlu dilakukan uji Transformasi data

dengan menggunakan rumus Lg10 dengan menggunakan SPSS versi 21

untuk menilai apakah data terdistribusi normal atau tidak normal setelah

dilakukan transformasi. Berikut hasil uji transformasi data :

Tabel 5.15 Hasil uji transformasi data penelitian Efektivitas Senam terapi Latih Otak
dan terapi reminiscence pada harga diri lansia di desa Mojolegi
Kecamatan Gading pada bulan Juni-Juli 2021
Transformasi
Skor Terapi Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig.
Harga Diri
Tran_Pretest 2 terapi .885 18 0,015
reminiscence

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.15 didapatkan hasil setelah dilakukan uji

transformasi data. Sesudah dilakukan terapi reminiscence yaitu ρ = 0,015 <

α = 0,05, maka dinyatakan distribusi data tidak normal. Dengan demikian

kelompok terapi reminiscence diuji menggunakan uji alternatif wilcoxon.


Tabel 5.16 Hasil uji normalitas data penelitian Efektivitas senam terapi
latih otak dan terapi reminiscence terhadap harga diri
lansia periode kedua di desa Mojolegi Gading Probolinggo
pada bulan Juni-Juli 2021
Normaliditas
Skor Terapi Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig.
Harga
Pre terapi .920 18 0,127
Diri
reminiscence

Post terapi .886 18 0,033


reminiscence

Pre senam terapi .889 18 0,037


latih otak

Post senam terapi .913 18 0,096


latih otak

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.16 didapatkan hasil uji normalitas data sebelum

dilakukan terapi reminiscence yaitu ρ = 0,127 > α = 0,05, maka dinyatakan

distribusi data normal hasil uji normalitas data sesudah dilakukan terapi

reminiscence yaitu yaitu ρ = 0,033< α = 0,05 maka dinyatakan distribusi

data tidak normal sehingga dilakukan uji transformasi data. Sedangkan,

hasil uji normalitas data sebelum dilakukan senam terapi latih otak yaitu ρ =

0,037<α = 0,05 maka dinyatakan distribusi data tidak normal sehingga

dilakukan uji transformasi data. Dan hasil uji normalitas data sesudah

dilakukan senam terapi latih otak yaitu ρ = 0, 096> α = 0,05, maka

dinyatakan distribusi data post-test tersebut normal pada periode kedua.

5.2.3 Uji Transformasi Data

Berdasarkan tabel 5.15 didapatkan hasil uji normalitas terapi

reminiscence dan senam terapi latih otak adalah berdistribusi tidak normal

karena nilai α pretest-postest pada kedua terapi tersebut bernilai < 0,05,
sehingga untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan maka perlu

dilakukan uji Transformasi data dengan menggunakan rumus Lg10

dengan menggunakan SPSS versi 21 untuk menilai apakah data

terdistribusi normal atau tidak normal setelah dilakukan transformasi.

Berikut hasil uji transformasi data :

Tabel 5.17 Hasil uji transformasi data penelitian Efektivitas Senam Terapi Latih Otak
dan Terapi Reminiscence terhadap harga diri lansia di desa Mojolegi
Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo pada bulan Juni-Juli 2021
Normaliditas
Skor Terapi Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig.
Harga
Tran_Post 1 Terapi .916 18 0,108
Diri
Reminiscence

Tran_Pre 2 Senam .910 18 0,086


Terapi Latih Otak

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.17 didapatkan hasil setelah dilakukan uji

transformasi data post-test terapi reminiscence dan uji transformasi data

pretest senam terapi latih otak keduanya memiliki distribusi data normal

karena nilai p value >0,05 . Dengan demikian untuk kelompok terapi

reminiscence dan kelompok senam terapi latih otak menggunakan uji

paired t-test.

5.2.4 Uji Hipotesis

Adapun ringkasan uji Wilcoxon responden yang diberikan terapi

reminiscence dan analisis uji Paired T-Test responden yang diberikan

senam terapi latih otak ditunjukkan oleh tabel berikut :


Tabel uji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 5.16 analisis Efektivitas sebelum dan sesudah dilakukan senam terapi latih otak
dan terapi reminiscence terhadap harga diri lansia di mojolegi pada bulan
Juni-Juli 2021 periode I (sebelum cross over)
Median Mean Nilai ρV
(Minimum-
Maksimum

Pretest senam terapi latih otak (10-16) 13.17


0,000
Post test terapi senam terapi (13-24) 17.56
latih otak

Pre test senam terapi remi (10-21) 13.44


niscence 0,000
Post test terapi reminiscence (12-25) 16.94

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.16 tabel hasil uji statistic dengan

menggunakan windows SPSS 21 pada kelompok senam terapi latih otak

dan kelompok terapi reminiscence diuji menggunakan uji paired T test

didapatkan nilai ρ value (asymp. sign. 2 tailed) sebesar 0,000 dengan

taraf signifikan jika nilai sign. (2-tailed),<0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

senam terapi latih otak terhadap harga diri lansia. Sementara itu, pada

kelompok terapi reminiscence dan senam terapi latih otak dilakukan uji

menggunakan wilcoxon, didapatkan hasil p value (asymp. sign. 2 tailed)

sebesar 0,000 Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

terapi reminiscence terhadap harga diri lansia di Desa Mojolegi

Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo.

Tabel 5.17 analisis Efektivitas sebelum dan sesudah dilakukan senam terapi latih otak
dan terapi reminiscence terhadap harga diri lansia di desa Mojolegi pada
bulan Juni-Juli 2021 periode II ( sesudah cross over )
Median Mean Nilai ρV
(Minimum-
Maksimum

Pre test terapi reminiscence (10-16) 13.17


0,000
Post test terapi reminiscence (14-23) 16.94

Pre test senam terapi latih otak (10-21) 13.61 0,000


Post test senam terapi latih (13-23) 17.22
otak

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.17, hasil uji statistic pada kedua kelompok

yaitu kelompok terapi reminiscence dan kelompok senam terapi latih otak

dengan menggunakan windows SPSS 21 diuji menggunakan uji paired T

test didapatkan nilai ρ value (asymp. sign. 2 tailed) sebesar 0,000

dengan taraf signifikan jika nilai sign. (2-tailed),<0,05 maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

terapi reminiscence dan senam terapi latih otak terhadap harga diri lansia

di Desa Mojolegi Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo. Maka untuk

mencari perbedaan mean antara periode 1 (sebelum cross over) dan

periode II (sesudah cross over) maka dilakukan uji independent samples

test untuk membandingkan skor posttest kedua kelompok yaitu kelompok

terapi reminiscence dan kelompok senam terapi latih otak.

Adapun ringkasan uji independent samples test responden yang

diberikan senam terapi latih otak dan responden yang diberikan terapi

reminiscence ditunjukkan oleh tabel berikut :


Tabel 5.18 Hasil uji analisa data post test penelitian Efektivitas senam terapi latih otak dan
terapi reminiscence pada lansia dengan harga diri di Desa Mojolegi pada bulan
Juni-Juli 2021 periode I dan II
Mean Mean Nilai Sig
Difference

Kelompok I senam terapi latih 17.56


otak periode I (n=18) .563 0,646

Kelompok II terapi reminiscence 17,00


periode I (n=18)
Kelompok I terapi reminiscence 16,94
periode II -278 0,733
Kelompok II senam terapi latih 17,22
otak periode II

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.18 dapat disimpulkan bahwa ringkasan uji

independent samples test post-test diketahui diperiode pertama rata-rata

kelompok 1 responden yang diberikan senam terapi latih otak 17,56

diperiode pertama dan terapi reminiscence diperiode kedua sebesar 17,00

dan nilai mean difference 0.563 dengan nilai sig(2-tailed) 0,646>0,05.

Sedangkan rata-rata kelompok II responden yang diberikan terapi

reminiscence diperiode pertama sebesar 16,94 dan senam terapi latih otak

sebesar 17,22 dan nilai mean difference – 278 dengan nilai sig(2-tailed)

0,733>0,05.

Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan nilai sig(2-tailed) di

periode I dan periode II yaitu >0,05 yang artinya tidak ada perbedaan

antara pemberian senam terapi latih otak dan terapi reminiscence terhadap

harga diri lansia. Sehingga tidak ada yang lebih efektif terhadap harga diri

lansia antara senam terapi latih otak dan terapi reminiscence. Jadi setelah

dilakukan dengan metode cross over ( silang ) pemberian senam terapi


latih otak dan terapi reminiscence pada kedua kelompok yaitu tidak ada

perbedaan yang lebih efektif dari kedua intervensi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai