Anda di halaman 1dari 19

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Skor harga diri sebelum dan sesudah diberikan senam terapi latih otak

pada periode I (sebelum cross over) .

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 15 mei sampai

11 juli 2021 didapatkan data yang bersedia menjadi responden adalah sebanyak

36 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok antara lain 18 responden

kelompok I yang akan mendapat senam terapi latih otak di periode pertama dan

mendapat terapi reminiscence pada kelompok II.

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai rata- rata pretest senam

terapi latih otak pada kelompok 1 periode peratama adalah sebesar 13,17

sebagian besar responden merasa sebagai lanjut usia selalu merasa gagal dalam

segala pekerjaan, merasa sebagai lanjut usia adalah orang tua yang tidak

berguna sama sekali , kadang-kadang merasa sebagai lanjut usia tidak memiliki

banyak kemampuan yang bisa dibanggakan.

Berdasarkan 5.7 pada bab 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test

senam terapi latih otak kelompok 1 periode pertama adalah sebesar 17,56.

Sebagian besar responden merasa sebagai lanjut usia bisa melakukan pekerjaan

yang baik yang biasa orang lain lakukan, selalu merasa berfikir mengenai hal-hal

yang baik terhadap dirinya sendiri, sebagai lanjut usia merasa berharap memiliki

rasa syukur yang lebih terhadap dirinya sendiri.

Senam terapi otak adalah serangkaian gerakan aktivitas sederhana yang

didesain untuk mengkoordinasikan fungsi otak melalui keterampilan gerak, Pada

dasarnya senam terapi latih otak dapat membantu mengoptimalkan fungsi dari
segala macam pusat yang ada di otak manusia. Senam ini dapat memperlancar

aliran darah dan oksigen ke otak, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi,

meningkatkan energi tubuh, mengatur tekanan darah, meningkatkan penglihatan,

keseimbangan jasmani, dan juga koordinasi (Aminuddin, 2016). Gerakan-gerakan

senam terapi latih otak dapat mengaktifkan neocortex dan saraf parasimpatis untuk

mengurangi peningkatan hormon adrenalin dalam tubuh yang dapat meredakan

ketegangan psikis maupun ketegangan fisik sehingga jiwa dan tubuh menjadi relaks

dan seimbang (Widianti, 2019).

Dengan demikian, peneliti berasumsi bahwa selain untuk kesehatan fisik

senam terapi latih otak juga memiliki manfaat untuk kesehatan mental dan

psikologi, olahraga juga memiliki manfaat untuk kesehatan mental dan psikologi

mengurangi stress dan kecemasaan. Aktifitas fisik dapat memicu pengeluaran

hormon serotonin dan endorphin yang dapat mempengaruhi mood serta

memberikan rasa bahagia bagi seseorang. Senam terapi latih otak akan membantu

memompa darah ke otak sehingga membantu proses berpikir, meningkatkan ukuran

hipokampus yang dapat meningkatkan hubungan anatara selsel saraf pada otak,

menigkatkan daya ingat dan melindungi otak dari berbagai penyakit, melalui

gerakan- gerakan yang telah diatur dalam senam terapi latih otak yang manfaatnya

meningkatkan pemfokusan, pemahaman dan pemusatan otak bekerja dengan baik

maka akan memperbaiki kesehatan mental pada lansia seperti mudah depresi,

kehilangan kepercayaan diri serta mudah putus asa .


6.2 Skor harga diri sebelum dan sesudah diberikan terapi reminiscence periode

1 (sebelum cross over).

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest terapi

reminiscence pada kelompok II adalah sebesar 13,44. Sebagian besar responden

merasa kadang-kadang sebagai lanjut usia merasa tidak baik dalam melakukan

sesuatu pekerjaan atau kemampuan, selalu merasa gagal dalam segala pekerjaan

ketika dia mengamati dirirnya sendiri, merasa sebagai orang tua yang tidak

berguna sama sekali, selalu merasa tidak banyak memiliki kemampuan yang bisa

dirinya banggakan.

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test

terapi reminiscence kelompok II periode pertama adalah sebesar 16,94. Sebagian

besar responden merasa sebagai lanjut usia selalu berfikir mengenai hal-hal yang

baik terhadap dirinya sendiri, merasa sebagai lanjut usia yang lebih banyak

bersyukur terhadap diri sendiri, selalu berharap memiliki rasa syukur yang lebih

terhadap dirinya sendiri.

Terapi reminiscence efektif terhadap harga diri lansia, hal ini karena

terapi reminiscence merupakan salah satu metode pengekspresian perasaan akan

memicu munculnya rasa percaya diri dan perasaan dihargai pada lansia yang

berdampak munculnya koping positif yang mempengaruhi persepsi dan emosi

lansia dalam memandang suatu masalah. Proses kenangan memberikan

kesempatan kepada individu untuk membicarakan masa lalu dan konflik yang

dihadapi (Sumedi, 2019).

Peneliti berasumsi bahwa diman proses ini merupakan proses metode

yang berhubungan dengan memori tidak hanya mengingat kegiatan peristiwa yang

lalu, tetapi juga merupakan proses terstruktur secara sistematis dan berguna untuk
merefleksikan kehidupan seseorang untuk mengevaluasi ulang, menyelesaikan

konflik dari masa lalu dan menemukan makna kehidupan itu sendiri dan menilai

koping adaptif yang akan digunakan. Dari proses ini juga memberikan individu

perasaan aman untuk menyatukan kembali ingatan masa lalu, dan menumbuhkan

penerimaan diri yang akan berguna untuk tujuan terapeutik .

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan bahwa terapi reminiscence

merupakan salah satu fasilitas untuk bersosialisasi dan berbagi yang diharapkan

dapat meningkatkan kepuasan dalam diri lansia itu sendiri, sehingga menurunkan

depresi yang dialami lansia (Sumintardja, 2016).

6.3 Skor harga diri sebelum dan sesudah diberikan terapi reminiscence periode II

(sesudah cross over)

Berdasarkan tabel 5.10 diperiode kedua menunjukkan bahwa nilai rata-

rata pretest terapi reminiscence pada kelompok 1 adalah sebesar 13,17. Sebagian

besar responden merasa sebagai lanjut usia bahwa dirinya sendiri adalah orang

yang tidak berharga, kadang-kadang selalu merasa tidak memiliki banyak

kemampuan yang bisa dirinya banggakan, kadang-kadang sebagai lanjut usia

sering merasa dirinya tidak baik dalam melakukan suatu pekerjaan atau

kemampuan

Berdasarkan tabel 5.11 diperiode kedua menunjukkan bahwa nilai rata-

rata post-test terapi reminiscence pada kelompok 1 adalah sebesar 16,94.

Sebagian besar responden merasa sebagai lansia selalu berfikir mengenai hal-hal

yang baik terhadap dirinya sendiri, Sebagai lansia selalu berharap memiliki rasa

syukur yang lebih pada dirinya sendiri, sebagai lanjut usia selalu merasa bahwa

dirinya sendiri memiliki beberapa kemampuan/bakat yang baik


Terapi reminiscence merupakan suatu metode yang berhubungan

dengan memori untuk mengingat memori masa lalu yang di “sharing” atau

disampaikan kepada keluarga atau kelompok, berguna untuk meningkatkan

kesehatan mental dan kualitas hidup (Manurung, 2016). Terapi ini di sebut juga

suatu mekanisme untuk mengatasi perubahan. Dalam terapi ini individu dalam

mencapai integritas diri dan harga diri. Melalui proses ini lansia dapat

mempromosikan diri, mengingat kenangan sendiri maupun kenangan bersama,

mengatasi kekurangan dan keterbatasan fisik, mengidentifikasi tema universal

tentang kehidupan manusia, dan memperkuat mekanisme pertahanan diri. Hal ini

berarti terapi reminiscence dapat dipergunakan untuk lansia dalam rangka

memperkuat integritas diri dan permasalahan yang dimilikinya melalui kenangan

masa lalu yang sudah dikembangkannya ( Indriani, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa terapi reminiscence juga membantu lansia

untuk mengingat kembali masa lalu yang menyenangkan, sehingga menghadirkan

perasaan berarti sebagai individu dan pernah menjadi individu yang berarti bagi

orang lain, sehingga terapi tersebut dapat memperbaiki emosi negatif sehingga

responden terlihat lebih menunjukkan ekspresi bahagia dan lebih banyak

berinteraksi dengan orang lain. Interaksi responden telihat dalam bentuk

memberikan tanggapan, menyampaikan pendapat, bertanya, dan berinteraksi

dengan dirinya sendiri yang sedang bercerita, pada akhirnya peneliti dapat

memberikan pujian, memberikan apresiasi, memberikan dukungan dan hiburan

kepada responden. Hal ini merupakan keterkaitan hubungan interaksi sosial

dengan kesehatan mental . Meningkatkan komunikasi dan interaksi sosial lansia

dengan mengajak lansia bercerita tentang hal-hal yang menarik dan


menyenangkan yang pernah dilaluinya menyebabkan perasaan bosan, kehilangan

kepercayaan diri dan kesepian yang dirasakan lansia berkurang.

6.4 Skor harga diri sebelum dan sesudah diberikan senam terapi latih otak periode

II (sesudah cross over)

Berdasarkan tabel 5.12 periode kedua menunjukkan bahwa nilai rata-

rata pretest senam terapi latih otak kelompok II adalah sebesar 13,61. Sebagian

besar rseponden merasa sebagai lanjut usia selalu merasa bahwa dirinya adalah

orang tua yang tidak berguna sesekali, kadang-kadang sebagai lanjut usia dirinya

merasa tidak baik dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau kemampuan, ketika

mengamati dirinya sendiri terkadang selalu merasa gagal dalam suatu pekerjaan

atau kemampuan.

Berdasarkan tabel 5.13 periode kedua menunjukkan bahwa nilai rata-

rata post-test senam terapi latih otak kelompok II adalah sebesar 17,22. Sebagian

besar responden merasa, sebagai lansia merasa selalu berharap memiliki rasa

syukur yang lebih pada dirinya sendiri, merasa selalu berfikir mengenai hal-hal

yang baik terhadap dirinya sendiri, selalu merasa bahwa sebagai lanjut usia bisa

melakukan pekerjaan yang baik yang biasa orang lain lakukan, sebagai lanjut usia

mereka merasa bahwa dirinya sendiri memiliki beberapa kemampuan atau bakat

yang baik

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya secara berlahanlahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi

dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Izzati, 2018). Pada lansia terjadi
penurunan kemampuan otak dan tubuh sehingga tubuh mudah sakit, pikun, dan

frustasi dan kehilangan kepercayaan diri (Surahmat, 2017).

Menurut Husmiati (2016) tidak hanya pengaruh biologis yang membuat

lanjut usia rawan dengan berbagai penyakit. Tetapi juga faktor psikologis, dimana

depresi adalah salah satunya. Merasa tidak berguna, disia-siakan oleh anak dan

keluarga terdekatnya. Merasa hidup sendiri, sebatangkara menyebabkan

kehidupan lanjut usia semakin dirasakan sengsara. Senam terapi latih otak ini

dimaksudkan merupakan salah satu upaya utuk menjaga kesehatan mental lanjut

usia melalui olahraga atau aktifitas fisik yang rutin, Selain untuk kesehatan fisik,

olahraga juga memiliki manfaat untuk kesehatan mental dan psikologi. Latihan

atau aktifitas fisik yang rutin dilakukan dapat meningkatkan mood dan kualitas

tidur, mengurangi stress dan kecemasaan. Aktifitas fisik dapat memicu

pengeluaran hormon serotonin dan endorphin yang dapat mempengaruhi mood

serta memberikan rasa bahagia bagi seseorang. Olahraga akan membantu

memompa darah ke otak sehingga membantu proses berpikir, meningkatkan

ukuran hipokampus yang dapat meningkatkan hubungan anatara selsel saraf pada

otak, menigkatkan daya ingat dan melindungi otak dari penyakit (“Exercise and

mental health,” 2017).

Meski sederhana, senam terapi latih otak mampu memudahkan

kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan

dan tuntutan hidup sehari- hari. Selain itu senam terapi latih otak juga akan

meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya ingat. Pada lansia, penurunan

kemampuan otak dan tubuh akan membuat tubuh mudah terserang penyakit,

pikun dan frustasi. Meski demikian, penurunan ini, bisa diperbaiki dengan
melakukan senamterapi latih otak, dengan tujuan untuk memperlancar aliran

darah dan oksigen ke otak serta merangsang kedua belah otak bekerja (Fahdi,

2016).

Peneliti berasumsi bahwa peningkatan mood terjadi karena senam

terapi latih otak dapat memperlancar peredaran darah ke otak serta dari pengaruh

aksis Hypothalamic Pituitary Adrenal (HPA) sehingga menjadi reaktivitas fisiologis

terhadap stress. Fisiologis ini dimediasi oleh aksis (HPA) dengan beberapa daerah

di otak, termasuk sistem limbik yang mengendalikan motivasi dan suasana hati

yaitu amigdala, yang memainkan rasa takut sebagai respon terhadap stress dan

hipokampus, yang memainkan peran penting dalam pembentukan memori serta

suasana hati maupun sebagai motivasi. Depresi adalah akibat dari pengaruh

interaksi berbagai gen dengan faktor lingkungan seperti kurang olahraga.

Olahraga melalui senam terapi latih otak tersebut merupakan aktivitas fisik yang

dianggap dapat meningkatkan kondisi mood ke arah positif. Olahraga juga dapat

meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi kecemasan, depresi, dan

suasana hati negatif serta meningkatkan harga diri dan fungsi kognitif. Selain itu,

olahraga juga ditemukan dapat meringankan gejala seperti rendahnya harga diri

dan penarikan sosial.

6.5 Analisis harga diri sebelum dan sesudah diberikan senam terapi latih otak

periode 1 (sebelum cross over)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa kelompok

responden pada periode pertama yang diberikan senam terapi latih otak

kelompok I rata rata nilai pretest sebesar 13,17 dan post test sebesar 17,56

dengan nilai ρ signifikan 0,000. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan nilai ρ


signifikan 0,000<0,05 bahwa ada pengaruh pemberian senam terapi latih otak

terhadap harga diri lansia.

Senam terapi latih otak merupakan alternatif terapi yang bertujuan tujuan untuk

memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak serta merangsang kedua belah

otak bekerja (Hukmiyah, 2019). Menurut Widianti (2019) menyatakan senam terapi

latih otak dapat dilakukan oleh lanjut usia karena gerakan senam terapi latih otak

tidak hanya dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi dapat

merangsang kerja dan berfungsinya otak secara optimal, yaitu lebih mengaktifkan

kemampuan otak kanan dan kiri sehingga kerjasama antara belahan otak kanan

dan kiri bisa terjalin dengan melakukan senam terapi latih otak kualitas hidup

lansia pun akan meningkat.

Dalam penelitian lainnya, yang dilakukan oleh Guslinda, ( 2013)

membuktikan bahwa gerakan senam terapi latih otak dapat bermanfaat dalam

melancarkan aliran darah dan oksigen keotak sehingga dapat meningkatkan

koordinasi dan konsentrasi, menjernihkan fikiran, menjaga badan tetap rileks dan

mengurangi kelelahan mental (stress)sehingga fungsi kognitif dapat dijaga dan

dipertahankan. Hal ini bisa mencegah kehilangan harga diri dan akan

meningkatkan kepercayaan diri. Melalui gerakan senam terapi latih otak maka

akan mengakibatkan stimulasi yang baik dalam mengoptimalkan fungsi otak, dan

waktu pemberian intervensi selama 2 minggu sebanyak 3 kali seminggu (Martini,

2016).

Peneliti berasumsi bahwa contohnya seperti salah satunya adalah gerakan-

gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat

memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan

stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan,


kosentrasi, kecepatan, persepsi, memperbaiki memori, sebagai pemecahan

masalah dan kreativitas), menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berpikir

pada saat yang bersamaan, meningkatkan keseimbangan atau harmonisasi antara

kontrol emosi dan logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indera, menjaga

kelenturan dan keseimbangan tubuh.

6.6 Analisis harga diri sebelum dan sesudah diberikan terapi reminiscence

periode 1 (sebelum cross over)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa rata-rata

kelompok II yang diberikan terapi reminiscence nilai rata rata pretest sebesar

13,44 dan post test sebesar 16,94 dengan nilai ρ signifikan 0,000. Sehingga dapat

disimpulkanberdasarkan nilai ρ signifikan 0,000<0,05 bahwa ada pengaruh

pemberian terapi reminiscence terhadap harga diri lansia.

Manusia yang muda menjadi tua merupakan proses penuaan secara

alamiah yang tidak bisa dihindari dan merupakan hukum alam, akibat dari proses

itu menimbulkan beberapa perubahan, meliputi perubahan fisik, mental, spiritual,

psikososial, kehilangan kepercayaan diri, bahkan adaptasi terhadap stress mulai

menurun (Setyowati, 2016). Penatalaksanaan yang adekuat untuk permasalahan

pada lansia terutama pada gangguan psikososial adalah dengan terapi

reminiscence. Terapi reminiscence merupakan suatu terapi yang dilakukan pada

penderita secara berkelompok atau individu dengan cara memotivasi penderita

untuk mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu serta kemampuan

penyelesaian masalahnya kemudian disampaikan dengan keluarga, teman,

kelompok atau staf. Berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti dinyatakan bahwa

terapi reminiscence dapat memberikan kemudahan untuk memperbaiki perasaan


depresi, kehilangan percaya diri, perasaan kesepian dan meningkatkan

kenyamanan psikologi (Manurung , 2016).

Peneliti berasumsi bahwa proses Ini disebabkan karena terapi

reminiscence berfokus terhadap peristiwa-peristiwa yang menyenangkan,

sehingga dengan menceritakan kenangan masa lalu dapat membantu lansia

berinteraksi dan mengungkapkan perasaan kepada keluarga dan teman sehingga

lansia mampu beradaptasi terhadap stress, depresi dan kehilangan kepercayaan

dirinya serta perasaan kesepian yang dialaminya .

6.7 Analisis harga diri sebelum dan sesudah diberikan terapi reminiscence

periode II (sesudah cross over)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa di

periode kedua (sesudah cross over) rata-rata kelompok I yang diberikan terapi

reminiscence nilai rata rata pretest sebesar 13,17 dan post test sebesar 16,94

dengan nilai ρ signifikan 0,000. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan nilai ρ

signifikan 0,000<0,05 bahwa ada pengaruh pemberian terapi reminiscence

terhadap harga diri lansia.

Menurut Samiyono (2020) terapi reminiscence adalah terapi untuk

mengenang kembali kejadian di masa lampau, pikiran, dan perasaan yang

menyenangkan dan diberikan kepada lansia dengan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup atau kemampuan penyesuaian terhadap perubahan

dari suatu kejadian saat saat ini. Aktivitas terapi ini dapat dilakukan secara

kelompok maupun perorangan serta mampu memodifikasi perilaku, fungsi sosial

dan fungsi kognitif. dalam penelitian yang dilakukan terdahulu dan terapi

reminiscence dapat dilakukan secara individual atau dalam kelompok, dengan


kata lain terapi ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi sesuai dengan keadaan dan

kondisi di mana lansia tersebut berada. Menurut Susanto (2020) berhasil

menemukan bahwa terapi reminiscence berfungsi untuk merekonsiliasi masa lalu,

mencapai rasa harga diri, dan memecahkan masalah membuat lansia menjadi

berhasil dalam mengatasi masalah-masalah penyesuaian dirinya dan menjadikan

mereka menjadi lansia yang sukses untuk melanjutkan hidupnya.

Peneliti berasumsi bahwa proses dari terapi reminiscence ini juga dapat

menurunkan stres pada lansia dikarenakan terapi ini juga sebagai salah satu

bentuk intervensi keperawatan yang mengandalkan memori, dimana terapi ini

memotivasi lansia untuk mengingat kembali pengalaman keberhasilan yang

pernah dialami lansia yang dapat menimbulkan perasaan bahagia, senang dan

bangga. Sehingga perasaan-perasaan negative seperti mudah putus asa,

kesepian, kehilangan kepercayaan diri dan kesedihan yang dirasakan dapat

berkurang , pada akhirnya kegiatan diskusi pada terapi ini membuat lansia

menjadi senang bangga dan dapat meningkatkan inegritas diri dan mendapatkan

penguatan positif sehingga mampu mengeliminasi peristiwa yang tidak

menyenangkan, serta mendapatkan kepercayaan diri kembali untuk melakukan

segala hal.

6.8 Analisis harga diri sebelum dan sesudah diberikan senam terapi latih otak

periode II (sesudah cross over)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa

kelompok responden pada periode kedua (sesudah cross over) yang diberikan

terapi senam terapi latih otak kelompok II rata rata nilai pretest sebesar 13,61 dan

post test sebesar 17,22 dengan nilai ρ signifikan 0,000. Sehingga dapat
disimpulkan berdasarkan nilai ρ signifikan 0,000<0,05 bahwa ada pengaruh

pemberian senam terapi latih otak terhadap harga diri lansia.

Penelitian Greenough (2006), menyebutkan bahwa saat ada stimulasi

maka struktur otak akan berubah secara signifikan, hubungan antar neuron lebih

banyak, sel glia yang menyongkong fungsi neuron bertambah dan kapiler-kapiler

darah yang menyuplai darah dan oksigen ke otak menjadi lebih padat. Stimulasi

otak mempunyai banyak efek positif pada struktur dan fungsi otak, termasuk

menambah jumlah cabang-cabang dendrit, memperbanyak sinapsis (hubungan

antar sel saraf), meningkatkan jumlah sel penyongkong saraf, dan kemamapuan

memperbaiki memori (Fitriangga, 2016).

Peneliti berasumsi bahwa senam terapi latih otak dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja, bahkan dalam posisi santai seperti duduk, saat ada

stimulasi maka struktur otak akan berubah secara signifikan, hubungan antar

neuron lebih banyak, sel glia yang menyongkong fungsi neuron bertambah dan

kapiler-kapiler darah yang menyuplai darah dan oksigen ke otak menjadi lebih

padat dan terstruktur dengan baik. Latihan yang dilakukan juga akan mengatasi

permasalahan seperti kecemasan, stress, depresi, kehilangan kepercayaan diri

dan permasalahan kesehatan mental yang dialami lanjut usia . Peningkatan mood

ini disebabkan oleh peningkatan sirkulasi darah ke otak dan latihan yang diinduksi

dari senam terapi latih otak.

6.9 Analisis efektifitas senam terapi latih otak dan terapi reminiscence terhadap

harga diri lansia .

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.18 didapatkan nilai rata rata kelompok I

yang diberikan senam terapi latih otak sebesar 17,56 sementara kelompok II yang

diberikan terapi reminiscence sebesar 17,00 dan nilai mean difference .563
dengan nilai sig(2-tailed) 0,646 diperiode pertama (sebelum cross over).

Sedangkan pada periode kedua (sesudah cross over) didapatkan nilai rata rata

kelompok I yang diberikan terapi reminiscence sebesar 16,94 dan kelompok II

yang diberikan senam terapi latih otak sebesar 17,22 dan nilai mean difference

-278 dengan nilai sig(2-tailed) 0,733.

Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan nilai sig(2-tailed) di periode 1

(sebelum cross over) dan periode II (sesudah cross over) antara kelompok I dan

kelompok II yaitu >0,05 yang artinya tidak ada perbedaan antara pemberian

senam terapi latih otak dan terapi reminiscencei. Sehingga tidak ada yang lebih

efektif terhadap harga diri lansia antara senam terapi latih otak dan terapi

reminiscence. Jadi setelah dilakukan dengan metode cross over (silang)

pemberian senam terapi latih otak dan terapi reminiscence pada kedua kelompok

yaitu tidak ada perbedaan yang lebih efektif dari kedua intervensi tersebut.

Menurut Oktapiani (2016) hal ini berkaitan dengan Pemberian dua perlakuan

pada responden, dimana kedua kelompok akan mendapatkan 1 perlakuan di

periode pertama dan 1 perlakuan lagi diperiode kedua sehingga besar

kemungkinan responden akan mengalami kejenuhan dan sulit untuk fokus.

6.10 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian merupakan bagian riset keperawatan yang

menjelaskan keterbatasan dalam penulisan riset, dalam setiap penulisan pasti

mempunyai kelemahan-kelemahan yang ada, kelemahan tersebut ditulis dalam

keterbatasan (Oktapiani, 2016).

Berikut beberapa kelemahan atau keterbatasan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


1. Waktu pemberian intervensi, dimana ada dua periode dalam pemberian

intervensi pada kelompok perlakuan durasi dilakukannya terapi senam

terapi latih otak sebanyak 6 kali dalam seminggu dan terapi reminiscence

sebanyak 4 kali dalam seminggu dan dilakukan selama 2 minggu diperiode

pertama dan 2 minggu diperiode kedua.

2. Pemberian dua perlakuan pada responden, dimana kedua kelompok akan

mendapatkan 1 perlakuan di periode pertama dan 1 perlakuan lagi

diperiode kedua sehingga besar kemungkinan responden akan mengalami

kejenuhan dan sulit untuk fokus.

6.10 Implikasi terhadap pelayanan, pendidikan dan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa implikasi yang dapat

digunakan untuk peningkatan bidang keperawatan yaitu :

1. Tenaga kesehatan (perawat)

Harus ditingkatkan upaya intervensi tentang harga diri pada lansia agar dapat

mengetahui pencegahan, bahaya harga diri rendah dan dapat meningkatkan

kesehatannya, sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk tindakan

intervensi perawat atau petugas kesehatan agar dapat menerapkannya senam

terapi latih otak dan terapi reminiscence untuk mengurangi terjadinya harga diri

lansia.

2. Pendidikan kesehatan

Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengaetahuan bagi

mahasiswa keperawatan mengenai senam terapi latih otak dan terapi

reminiscence terhadap harga diri lansia sehingga dapat menjadi langkah awal

bagi perawat untuk menerapkan latihan ini pada lansia.

3. Pelayanan
Diharapkan hasil penelitian ini akan berdampak pada upaya peningkatan

pelayanan terutama pelayanan kesehatan oleh tenaga medis untuk

meningkatkan keseimbangan dengan menerapkan senam terapi latih otak dan

terapi reminiscence untuk mengatasi harga diri terhadap lansia.

BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas senam terapi latih

otak dan terapi reminiscence terhadap harga diri lansia di Desa Mojolegi

Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo”, didapatkan kesimpulan sebagai

berikut :
1. Rata-rata nilai harga diri pada lansia sebelum diberikan senam terapi latih otak

sebesar 13,17 dan rata-rata sesudah diberikan senam terapi latih otak sebesar

17,56 pada periode 1 9 (sebelum cross over)

2. Rata-rata nilai harga diri pada lansia sebelum diberikan terapi reminiscence

sebesar 13,44 dan rata-rata sesudah diberikan terapi reminiscence sebesar

16,94 pada periode 1 (sebelum cross over)

3. Rata-rata nilai harga diri pada lansia sebelum diberikan terapi reminiscence

sebesar 13,17 dan rata-rata sesudah diberikan terapi reminiscence sebesar

16,94 pada periode II (sesudah cross over)

4. Rata-rata nilai harga diri pada lansia sebelum diberikan senam terapi latih otak

sebesar 13,61 dan rata-rata sesudah diberikan senam terapi latih otak sebesar

17,00 pada periode II (sesudah cross over)

5. Tidak ada perbedaan efektivitas antara pemberian terapi senam terapi latih otak

dan terapi reminiscence terhadap harga diri lansia, dimana nilai sig(2-

tailed)>0,05.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

tambahan refensi dalam proses belajar mengajar baik untuk kalangan mahasiswa,

pendidikan sarjana maupun profesi mengenai intervensi untuk mengurangi harga


diri rendah terhadap lansia melalui latihan senam terapi latih otak dan terapi

reminiscence pada lansia.

7.2.2 Bagi Profesi Perawat

Bagi profesi keperawatan disarankan hasil penelitian ini dapat

diimplementasikan dalam intervensi dan implementasi keperawatan sebagai salah

satu pilihan intervensi untuk mengurangi harga diri melalui senam terapi latih otak

dan terapi reminiscence terhadap lansia.

7.2.3 Bagi Lahan Penelitian

Bagi lahan penelitian disarakan hasil penelitian ini dapat diterapkan


dilingkungan sekitar dengan dibentuknya kader yang membuat jadwal latihan
senam terapi latih otak dan terapi reminiscence sehingga dapat mengedukasikan
senam terapi latih otak dan terapi reminiscence terhadap lansia kepada masyarakat
untuk mengurangi harga diri seperti dibentuknya posyandu lansia di Desa Molegi
Kecamatan Gading kabupaten Probolinggo.

7.2.4 Bagi Responden

Bagi responden penelitian disarankan hasil penelitian ini dapat melakukan


latihan secara rutin dan dilaksanakan untuk jangka panjang tidak hanya dilakukan
pada saat penelitian sebagai latihan fisik untuk mengurangi harga diri melalui
latihan senam terapi latih otak dan terapi reminiscence terhadap lansia sehingga
responden dapat merasakan manfaat dari intervensi ini.

7.2.5 Bagi Peneliti

Bagi peneliti disarankan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dibangku perkuliahan serta
mampu mengidentifikasi dan menganalisis efektivitas senam terapi latih otak
dan terapi reminiscence terhadap harga diri lansia di Desa Mjolegi Gading
Kabupaten Probolinggo.

7.2.6 Bagi Peneliti Selanjutnya


Bagi Peneliti selanjutnya disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai penambah informasi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut,
khususnya bagi peneliti keperawatan yang ingin melakukan pengembangan
penelitian tentang senam terapi latih otak dan terapi reminiscence yaitu dengan
menambahkan atau menyetarakan waktu dan durasi pemberian terapi senam
terapi latih otak dan terapi reminiscence untuk memaksimalkan mengurangi
harga diri terhadap lansia.

Anda mungkin juga menyukai