Anda di halaman 1dari 11

PERAWATAN DAN TERAPI PSIKOLOGIS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Psikologi Umum
Dosen Pengampu : Dr. Danny Abrianto S. Th. I., M. Pd.

Disusun Oleh:
Instan Khairiyah (2110110039)
Lisa Mahdalena Br. Sitepu (2110110065)
Syahdan (2110110098)

Sem.III/1A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga sampai saat ini masih
memberikan kesempatan kepada penulis menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
pada mata kuliah Psikologi Umum. Shalawat serta salam penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa menjadi teladan terbaik bagi
umat manusia.
Dalam penulisan makalah ini tentu penulis tidak dapat menyelesaikan-Nya
tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada orang tua penulis yang selalu mendoakan dan kepada dosen pengampu,
bapak Dr. Danny Abrianto, S.Th.I, M.Pd.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu penulis dengan rendah
hati meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun
perbaikan dan penyempurnaan dalam penyusunan tulisan ilmiah selanjutnya.

Medan, 18 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa dewasa awal merupakan tingkatan seseorang yang memiliki tujuan kehidupan
yang harus terpenuhi, dari mulai pekerjaan, kehidupan rumah tangga, kepribadian
dalam beragama dan lain lain secara mantap telah di rancang dan harus di dapatkan.
Pada masa ini, seseorang akan berpendapat bahwa dirinya tidak akan bergantung
kepada keluarga dalam kehidupan seperti meminta uang, membeli barang dan lain-lain,
mereka akan mencari kebutuhan hidup dari pekerjaan sendiri.

Usia masa dewasa awal kisaran umur 21 sampai 40, masa dewasa awal merupakan masa
pencarian kemantapan dan masa reproduksi dimana masa yang penuh dengan masalah
dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup
yang baru.1
Dalam kehidupan pasti akan mengalami penyesuaian diri pada pola hidup yang baru
seperti dalam hal pekerjaan. Seseorang memiliki kekhawatiran dengan statusnya dalam
bekerja yang dapat menimbulkan permasalah dan pelampiasan contohnya ketika
seseorang tersebut memiliki pekerjaan dan pada akhirnya ia memilih untuk berhenti lalu
pindah ke kota lain tidak mendapatkan pekerjaan lagi maka akan menimbulkan
permasalahan serta pelampiasan akibat stress.
Kondisi emosional pada masa ini tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah dan mudah
memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang,
ia juga khawatir dengan status pekerjaan dan posisinya yang baru sebagai orang tua.2
Dalam konflik kehidupan yang ada pada masa dewasa, seseorang merasakan beban
dalam diri begitu besar. Meskipun telah matang emosinya dan sudah mengenali jati
dirinya, membuat rancangan kehidupan yang harus di dapatkan, pada masa ini tetap
memiliki permasalahan seperti dalam hal pernikahan, dan pekerjaan, pergaulan bebas
serta masalah kehidupan yang lainnya yang dapat menumbulkan stress dan kecemasan.
Kecemasan adalah suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan, dan
merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya
dan tidak menentu. Pada umumnya kecemasan bersifat subjektif, yang ditandai dengan
adanya perasaan tegang, khawatir, takut, dan disertai adanya perubahan fisiologis,
seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernapasan, dan tekanan darah. 3 Perasaan-
perasaan kecemasan adalah tanda-tanda peringatan bahwa implus-implus yang
mengancam mendekat kesadaran ego menggerakan mekanisme pertahanan diri untuk
mengalahkan implus-implus tersebut yang kemudian mengarah menjadi gangguan-
gangguan kecemasan lainnya. Gangguan kecemasan merupakan usaha ego untuk
mengendalikan munculnya implus-implus yang mengancam kesadaran.4

1
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta, Kencana, 2011), Hal. 246.
2
Ibid, hal. 248.
3
Hartono dan Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, (Jakarta, Kencana, 2012), hal. 84.
4
Ibid, hal. 51.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Terapi psikologis?
2. Apa tujuan terapi psikologis?
3. Apa saja bentuk terapi dalam Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian terapi psikologis.
2. Untuk mengetaui tujuan terapi psikologis.
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk terapi dalam Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi
Pengertian terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang
sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit. Dalam bidang medis kata
terapi sinonim dengan kata pengobatan.5 Menurut kamus lengkap psikologi,
terapi adalah suatu perlakuan dan pengobatan yang ditunjukkan kepada
penyembuhan suatu kondisi patologis (pengetahuan tentang penyakit atau
gangguan).6
Terapi juga dapat di artikan sebagai suatu jenis pengobatan penyakit dengan
kekuatan batin atau rohani, bukan pengobatan dengan obat-obatan. 7 Adapun
menurut prof Dr. Singgih D Gunawan, terapi berarti perawatan terhadap aspek
kejiwaan seseorang yang mengalami suatu gagasan, ataupun penerapan teknik
khusus pada penyembuhan penyakit mental dan pada kesulitan-kesulitan pada
penyesuaian diri.8
Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi merupakan usaha pengobatan yang
dilakukan konselor ataupun ahli terhadap klien dengan cara medis maupun non
medis. Dengan terapi seorang klien dapat berusaha untuk menyembuhkan
penyakit ataupun gangguan yang dialaminya seperti dalam hal kecemasan,
stress ataupun yang lainnya. Terapi memberikan manfaat untuk menjadikan
keadaan seseorang menjadi lebih baik lagi.
B. Tujuan Terapi
Dalam terapi yang digunakan hampir menyerupai psikoterapi menurutu aziz
ahyadi terdapat tujuan terapi yang juga psikoterapi antara lain;9
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar. Tujuan ini
biasanya dilakukan melalui terapi yang siftanya direktif dan suportif.
Persuasi dengan segala cara dari nasihat sederhana sampai pada hipnosis
digunakan untuk menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan
perasaan yang mendalam. Fokus disini hanya adalah adanya katarsis.
Inilah yang disebut mengalami bukan hanya membicarakan pengalaman
emosi yang mendalam. Dengan mengulang pengalaman ini dan
mengekspresikannya akan menimbulkan pengalaman baru. Membantu
klien mengembangkan potensinya. Melalui hubungannya dengan terapis,
klien diharapkan dapat mengembangkan potensinya. la akan mampu

5
Suharso Dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Semarang, Widya
Karya, 2013), Hal 506.
6
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta, Pt. Raja Grafindo, 2001). Hal 507.
7
Yan Pramadya Puspa, Kamus Umum Populer, (Semarang, Cv Aneka Ilmu, 2003), Hal.
340.
8
Rusna Mala Dewi, Terapi Penyimpangan Seksual Lesbian Menurut Islam, (Palembang,
UIN Raden Fatah, 2007), Hal 13.
9
Tiara Nurfalah Dkk, Kesehatan Mental Memahami Jiwa Dalam Prespektif Psikologi Islam,
(Palembang, Noerfikri, 2016), Hal 103.
melepaskan diri dari fiksasi yang dialaminya. Ataupun ia akan
menemukan bahwa dirinya mampu berkembang ke arah yang lebih positif.
3. Mengubah kebiasaan. Terapi memberikan kesempatan untuk perubahan
perilaku.
4. Mengubah struktur kognitif individu. struktur kognitif menggambarkan
idenya mengenai dirinya sendiri maupun dunia disekitarnya. Masalah
muncul biasanya karena terjadi kesenjangan antara struktur kognitif
individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Untuk itu struktur kognitif
perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
5. Meningkatkan pengetahuan diri. Terapi ini biasanya menuntun individu
untuk lebih mengerti akan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan
dilkukannya. Ia juga akan mengerti mengapa ia melakukan suatu tindakan
tertentu. dirinya ini penting sehingga ia akan lebih rasional dalam
menentukan langkah selanjutnya. Apa yang dulunya tidak disadarinya
menjadi lebih disadarinya sehingga ia tahu akan konflik- konfliknya dan
dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat.
6. Mengubah proses somatik supaya mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan kesadaran individu. latihan relaksasi misalnya dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan. Latihan senam yoga, maupun
menari dapat digunakan untuk mengendalikan ketegangan tubuh.
C. Bentuk Terapi Dalam Islam
Dalam dunia psikologis terapi merupakan bentuk metode penyembuhan yang sering di
sebut psikoterapi. Dalam hal ini terapi dalam islam dibagi beberapa bentuk sebagai
berikut:10
1. Melalui Sholat

Ritual shalat memiliki pengaruh yang luar biasa untuk terapi rasa galau dan gundah
dalam diri manusia. Melalui mengerjakan shalat secara khusyuk, dengan niat
menghadap dan berserah diri total kepada Tuhan, serta meninggalkan kesibukan
duniawi, maka seseorang akan merasa tenang, tentram dan damai. Rasulullah
senantiasa mengerjakan shalat ketika sedang ditimpa masalah yang membuat beliau
merasa tegang. Hudzaifah berkata, "Jika Nabi Muhammad merasa gundah karena
sebuah perkara, maka beliau menunaikan shalat". Hal ini juga sesuai dengan firman
Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 45:
‫َو اْس َت ِع ْي ُنْو ا ِبالَّصْب ِر َو الَّص ٰل وِة ۗ َو ِاَّن َه ا َلَك ِبْي َر ٌة ِااَّل َع َلى اْلٰخ ِش ِع ْي َۙن‬
Artinya; “ Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat.
Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan beberapa manfaat ibadah shalat sebagai
berikut, salah bisa membuat hati menjadi bahagia dan tegar. Bahkan bisa membuat
hati terasa lapang dan tentram. Dalam shalat terdapat interaksi hati dan ruh dengan
Allah. Hati dan ruh menjadi dekat dengan Allah ketika seseorang mengerjakan shalat.
Ia akan merasakan nikmat berdzikir merasa nyaman bermunajat kepada Allah. Ia
akan menggunakan semua organ tubuh dan kekuatan yang dimilikinya untuk
beribadah. Ia tidak akan larut dalam kesibukan dengan makhluk. Ia hanya akan
10
Ibid, Hal. 116-124.
memfokuskan kekuatan hatinya untuk menjalin hubungan dengan Tuhannya. la akan
terbebas dari bayangan musuhnya ketika sedang shalat.. Semua itu akan menjadi
obat, jalan keluar, dan menu makanan yang sehat bagi hatinya. Tentu saja kondisi
semacam itu hanya dialami oleh hati yang sehat. Adapun hati yang sakit, sama sekali
tidak sesuai dengan hal-hal yang baik.
Ibadah shalat berpotensi mendatangkan kemaslahatan dunia dan akhirat dan
menolak kemudharatan dunia akhirat. Shalat akan mencegah pelakunya dari
perbuatan dosa, mendatangkan obat untuk hati, menghindarkan dari berbagai
penyakit fisik, menyinari hati, menjernihkan muka, membuat organ tubuh menjadi
semangat, mendatangkan rezeki, mendorong pelakunya menolong orang yang
teraniaya, berpotensi untuk meredam gejolak nafsu, menjauhkan siksa,
mendatangkan rahmat, dan menghindarkan kegundahan.
Melalui terapi shalat seseorang akan mendapatkan ketenangan batin, karena dalam
shalat kita menyerahkan seluruh urusan kepada Allah, shalat juga dapat melatih
kedisiplinan karena dengan shalat tepat waktu kita dilatih agar disiplin dalam
melaksanakan shalat dengan tepat waktu begitu juga dalam kehidupan sehari-hari
kita sudah terlatih untuk tepat waktu. Shalat dapat mencegah kemungkaran kerena
dalam shalat kita senantiasa mengingat Allah dengan fokus kepada Allah sehingga
setelah melaksanakan ibadah shalat hati dan perilaku seseorang akan menjadi lebih
baik lagi.
2. Melalui Puasa

Puasa bisa memelihara seseorang dari dorongan syahwat. Orang yang berpuasa akan
mampu mengekang nafsunya, sehingga ia pun memutuskan untuk tidak makan, minum,
tidak melakukan hubungan seksual, dan melakukan perbuatan yang dapat mengundang
murka Allah. Dalam puasa terkandung latihan untuk mengendalikan motivasi dan emosi,
serta memperkuat kehendak untuk mengalahkan dorongan nafsu dan syahwat.
Utsman Najati menyatakan bahwa dalam puasa terdapat unsur latihan untuk bersabar.
Dengan latihan bersabar, seseorang akan mampu menanggung berbagai beban berat.
Ketika orang yang berpuasa merasa terhalangi untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman, ia akan ikut merasakan penderitaan orang fakir miskin yang terbiasa tidak
bisa mengkonsumsi makanan. Sehingga ia pun akan mengasihani saudaranya yang
bernasib kurang beruntung secara ekonomi. la akan memberikan pertolongan dan
berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal itu akan membuat hubungan
sosialnya menjadi lebih baik. Ia akan lebih peka pada perkembangan yang terjadi di
masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial. Ia akan senantiasa berusaha
memberikan bantuan dan menganggap dirinya sebagai salah satu anggota masyarakat
yang bermanfaat bagi komunitasnya. Puasa sangat berguna untuk mengobati perasaan
berdosa dan menghilangkan kegundahan. Rasulullah mengatakan bahwa balasan untuk
ibadah puasa adalah ampunan dosa masuk surga.
Ibadah puasa melatih kita untuk bijaksana mengontrol hawa nafsu, saat kita berpuasa
semua yang kita inginkan akan tertunda karena sedang menjalankan ibadah puasa
contohnya makan, minum, ataupun ingin melakukan kejahatan. Puasa juga dapat
memberikan rasa kesabaran dalam diri seseorang karena dalam puasa kita dilatih untuk
sabar dalam menghadapi sesuatu seperti cobaan ingin marah, ingin makan, ingin minum
dan lain-lain, dengan demikian puasa dapat melatih kita agar sabar dalam menghadapi
sebuah permasalahan.
3. Melalui Al-Qur’an

Ayat-ayat al-Qur'an memiliki keutamaan yang sangat besar untuk menjernihkan hati dan
membersihkan jiwa. Rasa tenang akan diturunkan kepada seseorang ketika ia
melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an dengan tulus, ikhlas dan secara total kepada Allah.
Dalam keadaan seperti itu in akan diliputi oleh para malaikat dan rahmat Allah. Al-
Qur'an di katakan sebagai obat seperti firman Allah:
‫َو َلْو َجَع ْلٰن ُه ُقْر ٰا ًنا َاْع َجِم ًّيا َّلَقاُلْو ا َلْو اَل ُفِّص َلْت ٰا ٰي ُتٗه ۗ َء َ۬ا ْع َجِمٌّي َّوَع َر ِبٌّي ۗ ُقْل ُهَو ِلَّلِذ ْيَن‬
‫ٰۤل‬
‫ٰا َم ُنْو ا ُهًدى َّو ِش َفۤا ٌء ۗ َو اَّلِذ ْيَن اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن ِفْٓي ٰا َذ اِنِهْم َو ْقٌر َّو ُهَو َع َلْيِهْم َع ًم ۗى ُاو ِٕىَك‬
ࣖ ࣖ ‫ُيَناَدْو َن ِم ْن َّم َك اٍۢن َبِع ْيٍد‬

Artinya; “ Dan sekiranya Al-Qur'an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa
selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya?” Apakah patut (Al-Qur'an) dalam bahasa selain bahasa Arab
sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Qur'an adalah petunjuk dan
penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak
beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur'an) itu merupakan
kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari
tempat yang jauh”.
Utsman Najati menyatakan bahwa, bacaan al-Qur'an tidak hanya menjadi obat mujarab
untuk menghilangkan perasaan gundah yang muncul. karena perasaan berdosa, namun
bacaan al-Qur'an juga mampu mengobati ketidakstabilan jiwa dan kegoncangan akal
pada manusia. Dalam mengomentari pengaruh al-Qur'an terhadap penyembuhan
penyakit, Ibnu Taimiyah berkata sebagai berikut, "Al-Qur'an adalah obat untuk penyakit
yang ada didalam dada dan berbagai penyakit yang bisa merusak hati serta dorongan
syahwat". Al-Qur'an bisa mendatangkan kejelasan sehingga mampu menyingkirkan
kebatilan dari yang haqq. Al-Qur'an bisa menghilangkan penyakit yang bisa
mengacaukan kemurnian ilmu dan kejernihan persepsi seseorang yang membuat ia
tidak bisa melihat sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Al-Qur'an mengandung hikmah
dan berbagai kisah yang memiliki banyak pelajaran bermanfaat untuk kejernihan hati.
Oleh karena itu, hati orang yang membacanya akan gemar pada hal-hal yang bermanfaat
dan membenci hal-hal yang membawa mudharat.
Lebih lanjut, najati menyatakan bahwa al-Qur'an mampu menghilangkan berbagai
macam penyakit yang mengakibatkan niat seseorang kepada fitrah asalnya sebagaimana
fisik manusia akan kembali pada kondisi naturalnya. Konsumsi untuk hati tiada lain
adalah keimanan. al-Qur'an yang bisa membuatnya bersih dan kokoh, seperti fisik
manusia menjadi tumbuhan dengan terus mengonsumsi makanan yang sehat. Sungguh,
kejernihan hati ibarat fisik yang tumbuh dengan baik.
Membaca al-Qur'an dapat mengajarkan kita ketenangan dan ketentraman dalam hidup,
seseorang dapat dilatih untuk menyikapi permasalahan dengan tenang karena dengan
membiasakan membaca al- Qur'an yang menjadikan hati terlatih untuk menciptakan
suasana kedamaian dan ketenangan dalam hidup.
4. Melalui Do’a

Do'a adalah zikir sekaligus ibadah. Do'a memiliki keutaman dan pahala sebagaimana
yang dimiliki dzikir dan ibadah. Do'a merupakan sesuatu hal yang kita panjatkan kepada
Allah, dalam berdo'a Allah mengakatakn bahwa Allah akan mengabulkan do'a dari
orang-orang yang memenuhi perintahnya. Seperti firman Allah:11
‫َو ِاَذ ا َس َاَلَك ِعَباِد ْي َع ِّنْي َفِاِّنْي َقِر ْيٌب ۗ ُاِج ْيُب َد ْع َو َة الَّد اِع ِاَذ ا َدَع اِۙن َفْلَيْسَتِج ْيُبْو ا ِلْي‬
‫َو ْلُيْؤ ِم ُنْو ا ِبْي َلَع َّلُهْم َيْر ُش ُد ْو َن‬

Artinya; “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad)


tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”.

Utsman Najati menyatakan bahwa dalam do'a terdapat ada penyembuh dari
rasa cemas, susah dan gelisah. Karena orang yang memanjatkan do'a akan
berharap agar Allah mengabulkan permintaannya. Harapan dikabulkannya do'a
oleh Allah dapat memperingan kesulitan seorang mukmin yang muncul dari
kebingunannya, bisa menambah kekuatan untuk memikul beban dan bersabar,
serta dapat memperteguh ketenangan jiwa. Berdo'a mempunyai kebaikan dan
manfaat bagi seorang mukmin dalam segala hal. Pengharapan seorang
mukmin dalam do'a yang disampaikannya Kepada menenangkan jiwanya.

Dalam berdo'a seseorang akan menyerahkan segala pengabulan kepada Allah dan
bersabar dalam menunggu jawaban yang akan di berikan Allah. Seseorang berdo'a akan
meringankan beban serta mengurangi keluh kesah dalam kehidupan, dengan berdo'a
seseorang dapat mencurahkan isi hati dan meminta apa yang dikehendakinya. Dengan
curhat kepada Allah seseorang akan merasakan separuh beban atau semua beban yang
dimilikinya berkurang dan kehidupannya akan lebih ringan.

11
Puspitasari, Ratih. SHALAT SEBAGAI TERAPI DALAM MENGATASI KECEMASAN
(studi kasus pada klien B di Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara
Enim). Diss. UIN Raden Fatah Palembang, 2019. Hal. 28.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan dengan berbagai macam tujuan terapi menjadikan keadaan klien
lebih baik lagi, klien dapat mengetahui permasalahan yang dihadapinya,
mengembangkan dirinya, serta dapat mengurangi kecemasan dengan menggunakan
relaksasi. Dalam hal ini konseli harus memegang teguh apa yang menjadi terapi dalam
membantu memulihkan kondisi klien agar terwujudnya perubahan keadaan pada klien
untuk menurunkan tingkat permasalahan yang muncul pada dirinya.
Pelaksanaan terapi shalat untuk mengatasi kecemasan dilakukan selama waktu yang
telah ditentukan, ia melaksanakan shalat 5 waktu, shalat taubat, shalat sunnah, dzikir,
dan do’a, maka insyaAllah perubahan setelah terapi yaitu seperti Tingkat kecemasan
menurun dengan ditandai berkurangnya perasaan cemas, gelisah, takut, fikiran buruk
dan ia merasakan kedamaian dan kesejukan pada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai