Anda di halaman 1dari 27

MEMBANGUN PSIKOTERAPI BERWAWASAN ISLAMI

Dosen Pengampu :
Dudung Hamdun,M.Ag

Disusun Oleh :
Habibur Rohman
Wafi Nikmah

14420055
14420073

Lulu Tsaniyah R

14420085

Zakiyatul Amanah

14420070

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAN
UIN SUNAN KALIJAGA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam

adalah agama

yang

sangat

agung,

yang

memberikan

pencerahan kepada manusia dalam berbagai aspek terkait dengan alam


semesta, manusia dan kehidupan, tentang Dzat yang ada sebelum
kehidupan dunia dan alam yang ada sesudahnya serta hubungan ketiga
unsur tadi dengan Dzat yang menciptakannya. Dengan kata lain Islam
adalah sebuah ideologi (tidak sekedar agama ritual) yang mampu
menjawab setiap problematika umat manusia.
Semenjak ribuan tahun yang lalu konsep tentang manusia banyak
dirumuskan oleh para ahli dari mulai filsuf, ilmuwan dan agamawan.
Manusia moncoba untuk mengetahui hakikat atau esensi dirinya. Seiring
berjalannya waktu sejarah mencatat bahwa teori-teori mengenai hakikat
atau esensi manusia terus berkembang. Hal inilah yang kemudian memicu
lahirnya berbagai disiplin ilmu dengan manusia sebagai subjek dan atau
objek kajiannya, dan psikologi adalah salah-satu disiplin ilmu yang
termasuk di dalamnya.
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan
dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi
fisik.

Sebetulnya

dalam

kehidupan

sehari-hari,

prinsip-prinsip

dan

beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan,


antara

lain

dalam

konseling,

pendidikan

dan

pengajaran,

atau

pun pemasaran.
Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan
dan

observasi.

Percakapan

dengan

seseorang

dapat

mengubah

pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam, dan hal ini


sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang
penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling
bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling bermaafan,
atau seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani
percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-

contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah


dilakukan

terhadap

mereka

sehingga

dapat

terjadi

perubahan

tersebut? Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau


persuasi. Caranya dapat bermacam-macam, antara lain dengan memberi
nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian, melakukan otoritas
untuk

mengajarkan

sesuatu,

memacu

imajinasi,

melatih,

dsb. Pembujukan ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat,
dengan cara yang

tepat,

cukup pengalaman. Pada

oleh

prinsipnya

orang

yang

pembujukan

ini

mempunyai
terjadi

dalam

kehidupan sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh


banyak orang.
Dalam dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan
pasien merupakan hal yang penting oleh karena percakapan atau
pembicaraan merupakan hal yang selalu terjadi diantara mereka.
Komunikasi berlangsung dari saat perjumpaan pertama, yaitu sewaktu
diagnosis belum ditegakkan hingga saat akhir pemberian terapi. Apa pun
hasil

pengobatan,

berhasil

atau

pun

tidak,

dokter

akan

mengkomunikasikannya dengan pasien atau keluarganya; hal itu pun


dilakukan melalui pembicaraan. Dalam keseluruhan proses tatalaksana
pasien, hubungan dokter-pasien merupakan hal yang penting dan sangat
menentukan, dan untuk dapat membentuk dan membina hubungan
dokter-pasien tersebut, seorang dokter dapat mempelajarinya melalui
prinsip-prinsip psikoterapi.
Pada kenyataannya teknik psikoterapi sendiri cukup beragam dan
hal ini tidak terlepas dari konsep teori psikologi mana yang menjadi
landasannya. Di dalam makalah ini penulis mencoba untuk menelaah
lebih dalam mengenai psikoterapi yang berwawasan Islam, namun tentu
saja sebelum menginjak kepada pembahasan mengenai psikoterapi yang
berwawasan Islam kita harus terlebih dahulu membahas mengenai
pengertian psikoterapi yang berwawasan Islam sesuai dalam Al-Quran.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psikoterapi ?
2. Bagaimana cara melakukan psikoterapi ?

3. Bagaimana konsep priskoterapi yang berwawasan islami ?


4. Apa kelebihan dan kekurangan psikoterapi
3.
1.
2.
3.
4.

Tujuan
Mengetahui apa pengertian psikoterapi
Memahami bagaimana cara melakukan psikoterapi
Memahami agaimana konsep priskoterapi yang berwawasan islami
Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan psikoterapi

BAB II

PEMBAHASAN
A. Psikoterapi
1. Pengertian Psikoterapi
Istilah psikoterapi ( Psychotherapy ) mempunyai pengertian
cukup

banyak

dan

kabur,

terutama

karena

istilah

tersebut

digunakan dalam berbagai bidang seperti psikiatri, psikologi,


bimbingan dan penyuluhan ( Guidance and Counseling ), kerja sosial
( Case work), pendidikan dan ilmu agama. Secara harfiah psikoterpi
berasal dari kata psycho yang berarti jiwa, dan therapy yang berarti
penyembuhan. Psikoterapi sama dengan penyembuhan jiwa atau
usada jiwa atau usada mental ( subandi, 2002).
Psikoterpi juga diartikan sebagai pengobatan alam pikiran,
atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis
melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik
yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi
gangguan emosionalnya, dengan cara memodifiikasi perilaku,
pikiran dan emosinya sehingga individu tersebut mampu
mengembangkan dirinya dalam mengatasai masalah psikisnya.
James P. Chaplin ( 1999) lebih jauh membagi pengertian
psikoterapi dalam dua sudut pandang. Steknik khusus, psikoterapi
diartikan sebagai penerapan pada penyembuhan penyakit mental
atau pada kesulitan-kesulitan penyesyauain diri setiap hari. Secara
luas, psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama
melalui pembicaraan informal atau diskusi persoanl dengan guru
atau teman. Pada pengertian diatas, psioterapi selain digunakan
untuk penyembuhan penyakit mental, juga dapat digunakan untuk
membantu, mempertahankan dan mengembangkan integritas jiwa,
agar ia tetap tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan
penyesuaian diri lebih efektif terhadap lingkunganya. Tugas utama
psikiater adalah memberi pemahaman dan wawasan yang utuh
mengenai diri pasien serta memodifikasi atau bahkan mengubah
tingkah laku yang dianggep menyimpang. Oleh karena itu, boleh
jadi psikiater yang dimaksudkan disini adalah para guru, orangtua,

saudara, dan teman dekat yang biasa digunakan sebagai tempat


curahan hati serta memberi nasihat-nasihat kehidupan yang baik.
Menurut corsini, definisi psikoterapi sukar dirumuskan.
Meskipun demikian ia merumuskan psikoterapi sebagai suatu proses
formal dari interaksi antara dua pihak, masing-masing pihak
biasanya terdiri satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua
orang tatau lebih. Proses ini bertujuan untuk memperbaiki keadaan
yang tidak menyenangkan ( distress) pada salah satu dari kedua
belah pihak karena ketidakmampuan atau malfungsi pada salah
satu dari bidang-bidang berikut : fungsi kognitif ( kelainan pada
fungsi berfikir). Fungsi afektif ( penderitaan atau kehidupan emosi
yang tidak menyenangkan ) atau fungsi perilaku ( ketidaktepatan
perilaku) dengan terapis yang memiliki teori tentang asal usul
kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah
bersama-sama dengan beberapa metode perawatan berdasarkan
teori dan profesi yang diakui secara resmi untuk bertindak sebagai
terapis.1
Lewis R. Wolberg. D. ( 1977) dalam buku The Technique of
Psychotherapy mengatakan bahwa psikoterapi adalah perawatan
dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan
yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara
sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien yang
bertujuan untuk : (1) menghilangkan, mengubah atau menurunkan
gejala-gejala yang ada (2) memperantarai ( perbaikan) pola tingkah
laku yang rusak, dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta
perkembangan kepribadian yang positif.
Psikoterapi yang lengkap dapat dianalisis bagian-bagian yang
dimaksud, yaitu2 :

1 Iin Tri Rahayu, Psikoterapi perspektif islam dan psikologi kontemporer, 2009. Malang:
UIN Malang Press. Hlm.191

2 Ibid.Hlm 198

a. Psikoterapi adalah perawatan


Perawatan psikologis tidak mempedulikan berapa lama
waktu diperlukan atau berapa banyak usaha yang dikeluarkan,
psikoterapi tetap merupakan suatu bentuk perawatan. Istilah
seperti reduksi ( reducation), mendidik kembali, proses
pemberian pertolongan dan bimbingan hanya merupakan
sebagian uraian mengenai apa yang terjadi dalam proses
kemajuan perawatan dan bukan merupakan keseluruhan
proses penyembuhan yang sebenarnya.
b. Menggunakan alat-alat psikologi
Psikoterapi adalah istilah umum yang mencakup
keseluruhan metode dan teknik yang digunakan dalam
rentangan spektrum perawatan psikologi. Rentangan ini mulai
dari perencanaan kegiatan hubungan antara pasien ( klien)
dan ahlinya, sampai kepada pemberian nasihat atau
indoktrinasi untuk mengubah sistem nilai, taktik bantuan pada
waktu proses kejiwaan berlangsung dan teknik pembiaaan (
conditioning ) yang berusaha untuk menentukan mekanisme
syaraf.
c. Permasalahn yang berasal dari kehidupan emosional
Permasalahn emosional sangat luas dan mempengaruhi
setiap fase fungsi kehidupan manusia. Hal ini tampak dalam
setiap hambatan atau gangguan psikis individu dan kelihatan
pada jasmaniyahnya, hubungan pribadi atau dalam kehidupan
di maasyarakat. Manifestasi penyakit emosional yaang
beraneka ragam itu merasuk kedalam totalitas manusia.
Manusia sebagai totalis seringkali menyebabkan kesukaran
dipandang secaara analitis, dengan aspek-aspeknya.
Kerusakan jasmaniah, psikis, hubungan pribadi, jiwa raga (
psychophysiolagical ) hubungan sosial dan rohaniah sukaar
sekaali untuk dipisah-pissahkan.
d. Seoramg ahli
Dalam mencari ketenagngan individu biasanyaa
mengadukan dirinya pada teman-teman, orangtua, atasan
atau otoritas tertentu. Dalam pengaduan dan hubungan itu

bisa saja timbul hambatan kejiwaan, pernyataan diri yang


menguraangi kebaahagiaaan atau produktivitas seseorang,
yaitu dengan adanya kekuatan dalam yang tidaak mampu
dimengerti atau tidak dapat dikendalikan. Akibatnya,
mengurangi keseimbangan dan ahirnya memerlukaan
penyembuhan yang dikenal dengan proses pertolongan dari
para ahli. Pada waktu-waktu tertentu, terutama bila penderita
menghadapi keluhan emosional yang mendalam, hubungan
yang biasa malah daapat menimbulkan kerusakan bagi
keduanya. Untuk menangani permasalahan emosionaal
secaara tepat memerlukan derajat keahliaan tinggi dan caraacara terbaik adalah melaalui latihan dan pengalaman
kesarjanaan.
e. Secara sengaja menciptakan hubungan profesional
Hubungaan dan bentuk proses penyembuhan psikologis
secara sengaja direncanakan dan daatur oleh ahlinya.
Berbeda dengan hubungan nonprofesional yang merupakan
bagian kehidupan sosial manusia, maka hubungan
penyembyhan merupakan suatu kerjasamaa yang dimulai dan
ditentukan dalam derajat profesional dengan tujuan
penyembuhan tertentu. Mungkin sja lebih dari seorang ahli
harus bekerja sama. Hubungan itu bersifat khusus antara aahli
dengan pasien dan merupakan akibat langsung dari sifat
pekerjaan ahli.
f. Pasien ( klien)
Wolberg lebih suka menakamakan pasien bagi individu
yang menerima perawatan psikoterapi. Beberapa psikolog lain
lebih suka menyebut klien untuk membedakan dengan
pasien para dokter medis. Para ahli psikoterapi dapat
melayani lebih dari seorang pasien sekaligus, seperti kasus
perkawinan atau penyembuhan dalam kelompok ( group
therapy).

Selain itu tujuan psikoterapi yang lain adalah3


1) Mengubah gejala penyakit mental, yaitu dengan cara :
a. Menghilangkan gejala ( symptom) yang ada.
Tujuan utama penyembuhan ialah menyingkirkan penderitaan
pasien dan menghilangkan kerusakan akibat negatif yang
disebabkan danya gejala-gejala tersebut.
b. Mengubah gejala yang ada
Seringkali lingkungan tertentu menghalangi dan tidak sesuai
dengan penyembuhan secara sempurna. Dalam keadaan
tertentu penyembuhan tidak dapat dilakdanakan, karena
motivasi yaang tidak sesuai, lemahnya kepribadaia pasien,
terbatasnya waktu atau keuanagan. Hal ini akan membatasi
keleluasaan pertolongan, sehingga si ahli hanya mampu
mengubah atau memodifikasikan gejala-gejala ynag ada
paada psien daan tidak mampu menyembuhkaanya.
c. Menurunkan gejala yang ada
Ada beberapa bentuk penyakit emosinal yang dapat
berkembag pesat meuju kerusakan. Psikoterapi yang tepat
sekalipun hanya mampu melayani untuk menghentikan,
menurunkan atau memundurkan kembali proses
kepesataanya, seperti pada tipe schizophrenia. Efek
mengembalikan atau menurunkan kepesatan kerusakan
penyakit tersebut sering kali dapat menolong pasien untuk
kembali mampu mengaadakan kontak dengan reaalitas.
2) Memperantai ( perbaikaan) tingkaah laku yang rusak
Pada masa kini kita melihat kenyataan bahwa baanyak
permasalahn emosional dalam bidaang pekerjaan, pendidikan,
perkawinan, hubungan manusia dan kehidupan
kemasyarakatan. Hal ini merupakan rangsangan dan inspirasi
untuk perluasan penggunaan psikoterapi dalam bidang
psilokologis, keguruan, pekerjaan ssosial, agama,
kepemimpinan dan penegak hukum. Kenyataan merasuknya
penyakit emosional ke dalam struktur struktur watak individu
3 Iin Tri Rahayu, Psikoterapi perspektif islam dan psikologi kontemporer, 2009. Malang:
UIN Malang Press. Hlm.200

telah meluaskan tujuan psikoterapi, tidak sekedar mengurangi


atau mengubah gejala menuju pada koreksi kerusakan pola
hubungan manusiawi. Dalam hal ini aahli psikoterapi mampu
menjadi perantara dalam mekanisme perubahan struktur
watak individu.
3) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
yang positif
Ahirnya psikoterapi dapat digunaakan sebgai alat untuk
mematangkan kepribaadian. Lapangaan ini merupakan
dimensi baru bagi psikoterapi. Pada satu pihak ia berhubungan
dengaan permaslahan kepribadian orang normal yang belum
matang dan pada pihak lain ia menghadapi kesukaaran
karakterologi yang berhubngaan dengaan hambatan
pertmbuhan yaang memerlukan perawatan. Disini psikoterapi
dapat membantu memecahkaan rintangan yang menghambat
perkembangan psikososial individu agar dapat
mengembangkan atau mendewasakan dirinya secara kreatif,
bermakna, lebih produktif dan lebih bermanfaat dalaam
hubungan dengan orang lain. Sasaaran psikoteraapi makin
luas, tidak saja bertujuan memberikan pertolongaan
mengendalikan gejala-gejala penyaakit emosional, tetapi juga
membebaskan potensi kejiwaan manussia yang kaya dari
gangguan neurotik yang dapat menghambat tujuan hidup dan
merintangi perkembangan realisasi dirinya menuju
kedewasaan psikologi.
2. Macam-macam terapi4
Dari uraian definisi Wolberg tentang psikoterapi jelaslah
bahwa yang dirawat atau disembuhkan adalah manusia sebagai
totalitas, yakni manusia seutuhnya, walaupun penyebab
penyakitmya berasal dari hambatan atau gangguan emosi.
Dalam psikologi, kita mengenal adanya tiga fungsi kejiwaan
1. Fungsi kognitif yang diguanakan untuk mengenal
lingkungan dan diri sendiri seperti kecerdasan, ingatan,
fantasi, pengamatan dan penginderaan.
4 Ibid. Hlm.202

2. Fungsi finalis terdiri dari komponen afektif ( perasaan) dan


konatif ( psikomotorik/niat tindak/motivasi), fungsi ini
menyebabkan timbul tingkah laku dan mewarnainya.
3. Fungsi motorik yang digunakan untuk melaksanakan
tingkah laku berupa perbuatan dan gerakan jasmaniah.
Alam kehidupan emosi yang dimaksud Wolberg bukan hanya
aspek afektif saja, tetapi juga mencakup aspek konatif. Emosi disini
termasuk hasrat, kehendak, suasana jiwa, kehidupan dunia dalam,
minat dan hati nurani.
Penyebab dasar dari semua gangguan mental dan sakit jiwa
yang bukan disebabkan oleh faktor organisasi jasmaniah adalah
karena terganggu atau terhambatnya kehidupan emosi individu.
Baik individu itu cerdas ataupun bodoh, kalau emosi terganggu,
maka kepribadianya juga akan terganggu.
Akibat gangguan atau penyakit emosional tersebut akan
merasuk pada keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga
efeknya akan tampak pada :
1. Cara berpikir, seperti : suka lupa, tidak mampu konsentrasi,
malas berpikir, kemunduran berpikir, sukar mengambil
keputusan dan pandangannya menyempit.
2. Alam perasaan, seperti : cemas, gelisah, murung, iri hati,
kebencian tanpa alasan dan sebagainya.
3. Jasmaniah, seperti psikosomatik atau gangguan jasmaniah
lain yang tidak ada sebab-sebab fisiknya.
4. Keseluruhan tingkah laku, seperti suka berkelahi, menyakiti
orang lain, nakal, mencuri dan sebagainya.
Wolberg mambagi tiga macam tipe perawatan, yaitu :
1. Penyembuhan suportif ( supportive theraphy )
2. Penyembuhan reedukatif ( reeducative theraphy )
3. Penyembuhan rekonstruktif ( reconstructive theraphy )
Pembagian ketiga macam tipe perawatan psikoterapi itu
berdasarakan tujuan dan pendekatan metode dan teknik.

1. Penyembuhan suportif
Tujuan supportive theraphy yaitu :
a) Memperkuat benteng pertahanan ( harga diri atau kepribadian )
b) Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi
c)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

atau kepribadian,
Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.
Sedangkan metode dan teknik pendekatanya yaitu :
Bimbingan ( guidance ).
Mengubah lingkungan ( environmental manipulation ).
Pengutaraan dan penyaluran arah minat.
Meyakinkan ( reassurance ).
Tekanan dan pemaksaan ( pressure and coercion).
Penebalan perasaan ( desensitization).
Penyaluran emosional atau katarsis.
Sugesti
Penyembuhan inspirasi berkelompok ( inspirational group

therapy ).
2. Penyembuhan Reeduktif
Tujuan reeducative therapy ialah mengusahakan dengan sengaja
adanya :
a) Penyesuaian kembali.
b) Perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan ( hidup ).
c) Menghidupkan potensi kreatif.
Untuk mencapai tujuan tersebut dapat diusahakan adanya
pemahaman ( insight ) ke dalam permasalahan emosional yang
dihadapinya atau tanpa insight. Metode atau teknik pendekatannya
antara lain , ialah :
1) Penyembuhan sikap ( attitude theraphy ).
2) Penyembuhan kelakuan dan pembiasaan ( behavior and
conditioning therapy ).
3) Wawancara ( interview pychotheraphy).
4) Penyembuhan terpusat pada klien ( client centered therapy
).
5) Penyembuhan terarah ( directive therapy )
6) Penyuluhan therapeurik ( therapeutic conseling).
7) Penyembuhan rational ( rational therapy )
8) Pendekatan filosofis ( philosophic approach )
9) Penyembuhan semantik ( semantic therapy )
10) Penyembuhan reeducatif berkelompok ( reeduicative
group therapy ).
11) Psikodrama
12) Penyembuhan keluarga ( family therapy ).
13) Penyembuahn perkawinan ( marital therapy ).

14) Penyembuhan psikobiologis.


3. Penyembuhan Rekonstruktif
Tujuan rekonstruktif therapy, yaitu :
a) Menimbulkan insight atau pemahaman terhadap konflik-konflik
yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter.
b) Perluasan pertumbuhan kepribadaian dengan mengembangkan
potensi penyesuaian yang baru.
Metode dan teknik pendekatanya antara lain,yaitu :
a) Psikoanalisis,dapat dikelompokan dalam :
1) Freudian.
2) Neo-Freudian psikoanalisis ( Adler, Yung, Stekel, Rank, Fromm,
Sullivan, Horney, Rado).
3) Ego Analisis
4) Kleinian Analisis
b) Pendekatan transaksional ( transactional therapy).
1) Analisis eksistensial ( existensial analysis).
2) Penyembuhan analitik berkelompok ( analytic group therapy).
3) Penyembuhan bermain ( play therapy).
4) Psikoterpi dengan orientasi psikoanalisis ( psychoanalitically
oriented psychotherapy ).
B. Psikoterapi Islam
1. Pengertian Psikoterapi Islam
Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata
psyche dan therapy. Psyche mempunyai beberapa arti, antara
lain:
1. Jiwa dan hati.
2. Dalam mitologi Yunani, psyche adalah seorang gadis cantik
yangbersayap seperti kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa
gadis dan kupu-kupu simbol keabadian.
3. Ruh, akal dan diri (dzat).
4. Menurut Freud, merupakan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan
psikologis, terdiri dari bagian sadar (CONSCIOUS) dan bagian
tidak sadar (UNCONSCIOUS).
5. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan nafs
dengan bentuk jamanya anfus atau nufus. Ia memiliki
beberapa arti, diantaranya: jiwa, ruh, darah, jasad, orang, diri
dan sendiri.
Dari beberapa arti secara etimologi tersebut, dapat difahami,
bahwa psyche atau nafs adalah bagian dari diri manusia dari aspek

yang lebih bersifat rohaniyah dan paling tidak lebih banyak


menyinggung sisi yang dalam diri eksistensi manusia, ketimbang
fisik atau jasmaniyahnya.
Adapun
pengobatan

kata
dan

therapy

(dalam

penyembuhan.

bahasa

Psikoterapi

Inggris)
ialah

bermakna
pengobatan

penyakitdengan cara kebathinan, atau penerapan teknik khusus


pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan
penyesuaian diri setiap hari tau penyembuhan lewat keyakinan
agama dan diskusi personal dengan para guru atau teman.
Psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan
suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral, maupun fisik
dengan melalui bimbingan Al Quran dan As Sunnah Nabi SAW. atau
secara empirik ialah melalui bimbingan dan pengajaran Allah SWT,
Malaikat-malaikat-Nya, Nabi dan Rasul-Nya atau ahli waris para
Nabi-Nya.5
Psikoterapi islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan
suatu penyakit baik mental, spiritual, moral ataupun fisik dengan
melalui bimbingan al-Quran dan sunnah nabi saw. Atau secara
empiris adalah melalui bimbingan dan pengajaran Allah swt,
malaikat-malaikat-Nya, nabi dan rasul-Nya atau ahli waris para nabiNya ( Adz-dzaky, 2000 ).
2. Objek Psikoterapi islam
Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan perawatan
atau pengobatan psikoterapi islam adalah manusia secara utuh
yakni yang berkaitan atau menyangkut dengan gangguan pada :
1) Mental, yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan
atau proses yang berasosiasi dengan pikiran akal dan ingatan.
Seperti mudah lupa, malas berfikir, tidak mampu
5 Adz-Dzaky, Hamdan Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam,2008.Yogyakarta:Al Manar.
Hlm.225

berkonsentrasi, picik, tidak dapat mengambil suatu keputusan


dengan baik dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan
membedakan antara halal dan haram yang bermanfaat dan
mudharat serta yang hak dan batil.
2) Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh,
semangat atau jiwa, religius, yang berhubungan denngan
agama, keimanan, kesalehan dan menyangkut transendental.
Seperti syirik ( menduakan Allah), nifaq, fasiq dan kufur,
lemah keyakinan dan tertutup atau terhijabnya alam ruh,
alam malakut dan alam gaib, semua akibat kedurhakaan dan
pengingkaran terhadaap Allah.
3) Moral ( akhlak ), yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa
manusia, yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau
penelitian, atau sikap mental atau watak yang terjabarkan
dalam bentuk berfikir, berbicara, bertingkah laku dan
sebagainya. Sebagai ekspresi jiwa.
4) Fisik ( jasmaniyah ),tidak semua gangguan fisik dapat
disembuhkan dengan psikoterapi islam, kecuali memang ada
izin Allah swt.
3. Bentuk dan Teknik Psikoterapi Islam6
Setelah mempelajari teks-teks al-Quran, Muhammad Abd
Al-Aziz Al-Khalidi membagi obat ( syifa ) menjadi dua bagian :
Pertama, obat hissi, yaitu obat yang dapat menyembuhkan
penyakit fisik , seperti berobat dengan air, madu, buah-buahan
yang disebutkan dalam al-Quran ; kedua, obat manawi, yaitu
obat yang dapat menyembuhkan penyakit ruh dan kalbu
manusia.
Pembagian dua kategori obat tersebut didasarkan atas
asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua substansi yang
bergabung menjadi satu, yaitu jasmani dan ruhani. Masingmasing substansi ini memiliki sunnah ( hukum ) tersendiri yang
berbeda satu denngan yang lain. Kelainan ( penyakit ) yang
6 Iin Tri Rahayu, Psikoterapi perspektif islam dan psikologi kontemporer, 2009.
Malang: UIN Malang Press. Hlm.212

terjadi pada aspek jasmani harus ditempuh melalui sunnah


pengobatan hissin, bukan dengan sunnah pengobatan manawi
seperti berdoa. Tanpa menempuh sunnahnya maka kelainan ini
tidak akan sembuh. Permasalahan tersebut menjadi lain apabila
yang mendapat kelainan ini kepribadian ( tingkah laku ) manusia.
Kepribadian merupakan produk fitrah nafsani ( jasmani-ruhani ).
Aspek ruhani menjadi esensi kepribadian manusia, sedang aspek
jasmani menjadi alat aktualisasi. Oleh karena kedudukan seperti
ini maka kelainan kepribadian manusia tidak akan dapat
disembuhkan dengan sunnah pengobatan hissi, melainkan
dengan sunnah pengobatan manawi. Demikian juga, kelainan
jasmani seringkali disebabkan oleh kelainan ruhani dan cara
pengobatanya pun harus dengan sunnah pengobatan manawi
pula.
Muhammad Mahmud Mahmud, seorang psikologi muslim
ternama, membagi psikoterapi islam dalam dua kategori :
pertama, bersifat duniawi, berupa pendekatan dan teknik-teknik
pengobatan setelah memahami psikopatologi dalam kehidupan
nyata; kedua, bersifat ukhrawi, berupa bimbingaan mengenai
nilai-nilai moral, spiritual, daan agama.
Model psikoterapi yang pertama lebih banyak digunakan
untuk penyembuhan dan pengobatan psikoterapi yang biasa
menimpa pada sistem kehidupan duniawi manusia, seperti
neurasthenia, hysteria, psychasthenia, schizophrenia, manic
depressie psychossis, kelainan seks, paaraanoia, psychosomatik,
dan sebagainya. Sampai saat ini, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Atkinson, terdapat enam teknik psikoterapi
yang digunakan oleh para psikiater aatau psikolog, yaitu :
Pertama, teknik terapi psikoanalisis, bahwa didalam tiaptiap individu terdapat kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan
yang menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan. Konflik
yang tidak disadari itu memiliki pengaruh yang kuat pada
perkembangan kepribadian individu, sehingga menimbulkan
stres dalam kehidupan. Teknik ini menekankan fungsi pemecahan

masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan


agresif. Model ini banyak dikembangkan dalam psikoanalisis yang
dipelopori oleh Sigmund Frued. Menurut Frued, paling tidak
terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental,
yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, catharsis,
asosiasi bebas, daan analisis mimpi. Teknik terapi Psikoanalisis
Frued pada perkembangan selanjutnya disempurnakan oleh Jung
dengan teknik terapi Psikodinamik.
Kedua, teknik terapi perilaku, yang menggunakan prinsip
belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Teknik ini antara
lain desensitisasi sistematik, flooding, penguatan sistematis,
pemodelan dan pengulangan perilaku yang pantas, dan teknik
regulasi diri perilaku.
Ketiga, teknik terapi kognitif perilaku, yaitu teknik
memodifikasi perilaku dan mengubah keyakinan maladaptif. Ahli
terapi membantu individu mengganti interpretasi yang irrasional
terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik.
Atau membantu pengendalian reaksi emosiaonal yang
terganggu, seperti kecemasan dan depresi dengan mengajarkan
mereka cara yang lebih efektif untuk menginterpretasikan
pengalaman mereka.
Keempat, teknik terapi humanisstik, yaitu teknik dengan
pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu
menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka
dengan intervensi ahli terapi yang minimal. Gangguan psikologis
yang diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan
aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau oleh orang lain. Carl
Rogers, yang mengembangkan psikoterapi yang berpusat pada
klien ( client-centered-therapy), percaya bahwa karakteristik ahli
terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi-diri klien
adalah empati, kehangantan, dan ketulusan.
Kelima, teknik terapi eklektik atau integrative, yaitu
memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien
tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal.

Ahli terapi menghususkan diri dalam masalah spesifik, seperti


alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.
Keenam, teknik terapi kelompok dan keluarga. Terapi
kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi
individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi
dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi
marital dan terapi keluarga dalah bentuk terapi kelompok khusus
yang membantu pasangan suami istri, atau hubungan orang tua
dan anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk
berhubungan satu sama lain dan untuk menangani bernagai
maslahnya.
Berbagai teknik terapi diatas, tak satupun menyebutkan
teknik terapi ukhrawi ( psikoterapi yang berpijak pada ajaran
agama). Freud bahkan dalam The Future an Illusion menganggap
bahwa orang yang memluk suatu agama berarti ia telah
menderita delusi, ilusi dan perasaan menggoda pikiran (
obsessional neurosis ) yang berasal dari ketidakmampuan
manusia ( helplesness) dalam menghadapi kekuatan alam di luar
dirinya dan juga kekuatan insting dari dalam dirinya sendiri.
Agama merupakan kumpulan neurosis atau kekacauaan mental
yang disebabkan oleh kondisi serupa dengan kondisi yang
menimbulkan neurosis pada aanak-anak. Hal ini menunjukaan
bahwa satu-satunya psikoterapi yang dikembamhkan dalam
psikoterapi psikoanalisis adalah psikoterapi duniawa, sebab teoriteorinya didasarkan atas paradigma antropesentris, yang tudak
mengenal dunia spiritual atau agama.
Dalam ajaran Islam, selain diupayakan adanya psikoterapi
duniawi, juga terdapat psikoterapi ukhrawi. Psikoterapi ukhrawi
merupakan petunjuk ( hidayah ) dan anugrah ( wahdah ) dari
Allah swt. Yang berisikan kerangka ideologis dan teologis dari
segala psikoterapi. Sedang psikoterapi duniawi merupakan hasil
ijtihad ( daya upaya ) manusia, berupa teknik-teknik pengobatan
kejiwaan yang didasarkan atas kaidah-kaidah insaniyah. Kedua
model psikoterapi ini sama pentingnya, ibarat dua sisi mata uang

yang satu sama lain terkait. Berdasarkan uraian diatas, tampak


bahwa pendekatan pencaharian psikoterapi islam didasarkan
atas kerangka psiko-teo-antropo-sentris, yaitu psikologi yang
didasarkan atas kemahakuasaan tuhan dan upaya manusia.
Psikoterapi dalam islam yang dapat menyembuhkan semua
aspek psokopatologi, baik yang bersifat duniawi, ukhrawi,
mauoun penyakit manusia-manusia modern adalah sebagaimana
dalam syair sebagai berikut :
Tombo ati iku limo wernane :
Maca quran angen-angen sak maknane
Kaping pindo salat wengi lakonono
Kaping telu wong kang soleh kumpulono
Kaaping papat iku weteng ingkang luwe
Kaping limo zikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Insya Allah, Gusti Allah nyembadani
Artinya :
Psikoterapi hati itu ada lima macam :
1. Membaca al-Quran sambil mencoba memahami artinya
2. Melakukan salat malam
3. Bergaul dengan orang yang baik atau salih
4. Perut supaya lapar ( puasa )
5. Zikir malam hari yang lama.
Barangsiapa yang mamou melakukan salah satu dari kelima
psikoterapi tersebut maka Allah akan mengabulkan
( permintaanya dengan menyembuhkan penyakit yang
diderita).
4. Fungsi dan Tujuan Psikoterapi Islam7
Sebagai suatu ilmu tentu saja Psikoterapi Islam mempunyai
fungsi dan tujuan yang komplit, nyata dan mulia. Fungsi dari ilmu
ini adalah:
1. Fungsi pemahaman (Understanding); memberikan pemahaman
danpengertian tentang manusia dan problematikanya dalam
hidup dan kehidupan serta bagaimana mencari solusi dari
problematika itu secara baik, benar dan mulia.

7 Adz-Dzaky, Hamdan Bakran, Konseling dan Psikoterapi


Islam,2008.Yogyakarta:Al Manar. Hlm.270

2. Fungsi Pengendalian (Control); memberikan potensi yang dapat


mengarahkan aktifitas setiap hamba Allah agar tetap terjaga
dalam pengendalian dan pengawasan Allah Taala.
3. Fungsi Peramalan (Prediction); sesungguhnya dengan ilmu ini
seseorang akan memiliki potensi dasar untuk dapat melakukan
analisa

ke

depan

tentang

segala

peristiwa,

kejadian

dan

perkembangan.
4. Fungsi Pengembangan (Development); mengembangkan ilmu
keislaman, khususnya tentang manusia dan seluk-beluknya, baik
yang berhubungan dengan problematika Ketuhanan menuju
keinsanan, baik yang bersifat teoritis, aplikatif maupun empirik.
5. Fungs Pendidikan (Education); hakikat pendidikan adalah
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar menjadi
pandai, kritis dan brillian.
Adapun tujuan dari Psikoterapi Islam ialah:
a) Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat
jasmaniyah dan rohaniyah, atau sehat mental, spiritual dan
moral, atau sehat jiwa dan raganya.
b) Menggali dan mengembangkan potensi esensial sumber daya
insane.
c) Mengantarkan individu kepada perubahan konstruksi dalam
kepribadian dan etos kerja.
d) Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman, keikhlasan dan
ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari dan nyata.
e) Mengantarkan individu mengenal, mencintai dan berjumpa
dengan esensi diri, atau jati diri dan citra diri serta dzat yang
Maha Suci yaitu Allah Taala Rabbal Alamin.
C. Membangun Psikoterapi Berwawasan Islami
Membangun psikoterapi berwawasan islami sangat penting
apalagi untuk orang yang seringkali tidak mampu mengontrol diri
atau jiwanya ketika menghadapi problematika kehidupan. Terlebih
lagi tidak ada sandaran kepada Allah atau agama. Pada dasarnya
terapi Islam terutama yang dijelaskan dalam Al-Quran dapat
diterapkan dan kemungkinan besar sembuh adalah bagi orangorang muslim yang percaya akan kebenaran Al-Quran, sedangkan

yang menjadi psikiater atau ahli terapinya adalah Allah SWT. Bukan
berarti secara langsung Allah akan tetapi melalui orang-orang yang
disebut psikiater yang bertendensi pada ajaran-ajaran Allah semata.
Cara membangun psikoterapi berwawasan islami yaitu antara
lain :
1. Membaca al-Quran
Al-Quran dalam syair tersebut dianggap sebagai terapi
yang pertama dan utama, sebab didalamnya memuat
resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit
jiwa manusia. Tingkat kemujarabanya sangat tergantung
seberapa jauh tingkat sugesti keimanan pasien. Sugesti
yang dimaksud dapat diraih dengan mendengar dan
membaca, memahami dan merenungkan, serta
melaksanakan isi kandunganya. Masing-masing tahapan
perlakuan terhadap al-Quran tersebut dapat
menghantarkan pasien ke alam yang dapat menenangkan
dan menyejukan jiwanya.
Dengan al-Quran maka seseorang dapat
mempertahankan jiwa dari penyakit batin seperti keraguan
dan kegoncangan jiwa, mengikuti hawa nafsu, dan
perbuatan jiwa yang rendah.
Adz-dzaky ( 2002) juga mengatakan bahwa dalam
aplikasi terapi islam terhaadap berbagaai persoalan salah
satu langkah yang dilakukan adalah membacakan ayat-ayat
Allah. Yang dimaksud membaca ayat-ayat Allah adalah
membacakan beberapa ayat dari al-Quran yang
berhubungan dengan permasalahan, gangguan atau
penyakit yang sedang dihadapi. Fungsi dan tujuan
membaca ayat-ayat itu adalah dalam rangka :
a. Pemberian nasihat
Pembacan ayat ayat dalam al-Quran dalam
rangka memberikan nasihat, wejangan dan
bimbingan tentang berbagai macam permasalahan
yang dihadapi manusia. Cara pemberianya tentunya

dengan bijaksana, penuh kasih sayang, ketauladanan


dan tidak mengundang perdebatan.
b. Tindakan pencegahan dan perlindungan
Pembacaan ayat-ayat al-Quran berfungsi sebagai
pencegahan dan perlindungan yakni sebagai
permohonan ( doa ) agar senantiasa dapat terhindar
dan terlindungi dari suatu akibat hadirnya musibah,
bencana atau ujian yang berat yang dapat
mengganggu keutuhan dan eksistensi kejiwaan.
c. Tindakan pengobatan dan penyembuhan
Pembacaan ayat-ayat al-Quran dapat juga berfungsi
untuk memberikan penyembuhan atau pengobatan
terhadap penyakit kejiwaan bahkan juga untuk
penyakit spiritual dan fisik. Tindakan penyembuhan
ataau pengobatan terhadap gangguan psikologis
dengan menggunakan bacaan ayat-ayat al-Quran.
2. Salat
Terapi yang kedua adalah shalat di waktu malam. Salat
yang dimaksudkan disini bukan berarti salat wajib dengan
menggunakan salat isya, namun yang dimaksudkan adalah
salat sunnah seperti salat Tahajjud, Hajat, Muthlak, Tasbih,
Tarawih ( khusus bulan Ramadhan ),dan Witir. Peranan
salat bagi kesehatan jiwa telah banyak dikupas oleh
beberapa penulis. Menurut Ancok( 2004 ) ada empat aspek
terapeutik yang terdapat dalam salat, yaitu aspek olah
raga, aspek meditasi, aspek auto sugesti, dan aspek
kebersaaan.
a. Aspek olah raga
Salat adalah prosese yang menuntut suatu aktivitas
fisik. Kontraksi otot, tekanan dan massage pada bagian
otot otot tertentu dalam pelaksanaan salat merupakan
suatu proses refleksi. Salah satu teknik yang banyak
dipakai dalam gangguan jiwa adalah pelatihan relaksasi.
Lekrer melaporkan bahwa gerakan-gerakan otot-otot
pada training relaksasi tersebut dapat mengurangi
kecemasan. Nizami mengatakan bahwa salat yang berisi

aktivitas yang menghasilkan bio-energi yang


mengantarkan si pelaku dalam situasi seimbang (
equilibrium ) antara jiwa dan raga.
b. Aspek Meditasi
Sehat adalah proses menuntut konsentrasi dalam.
Setiap orang islam dituntut untuk melakukan hal
tersebut yang didalam bahasa arab disebut khusuk.
Kekhusukan dalam salat tersebut adalah proses
meditasi.
c. Aspek Autosugesti
Bacaan dalam melaksanakan salat adalah ucapan yang
dipanjatkan pada Allah. Di samping berisi pujian pada
Allah juga berisikan doa dan permohonan pada Allah
agar selamat didunia dan akhirat. Ditinjau dari teori
hipnosis pengucapan kata-kata itu berisikan suatu
proses autosugesti. Mengatakan hal-hal yang baik
terhadap diri sendiri adalah menyugesti diri sendiri agar
memiliki sifat yang baik tersebut. Proses salat pada
dasarnya adalah terapi yang tidak berbeda dengan self
hypnosis.
d. Aspek kebersamaan
Dalam mengerjakan salat sangat disarankan oleh
agama untuk melakukanya secara berjamaah (bersama
orang lain). Ditinjau dari segi psiologi kebersamaan itu
sendiri memberikan aspek terapeutik, sebagaimana
tujuan utama dari terapi kelompok adalah menimbulkan
suasana kebersamaan. Beberapa ahli psiologi
berpendapat bahwa perasaan keterasingan dari
orang lain adalah penyebab utama terjadinya gangguan
jiwa. Dengan salat berjamaah perasaaan terasing dari
orang lain itu dapat hilang.
3. Bergaul dengan orang salih
Terapi yang ketiga adalah bergaul dengan orang-orang
shalih. Orang yang shalih adalah orang yang mampu
mengintegrasikan dirinya dan mampu mengaktualisasikan

potensinya semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi


kehidupaan. Ia tidak hanya baik terhadap dirinya tapi juga
baik terhadap keluarga, masyarakat, hewan, tumbuhtumbuhan, bahkan pada benda-benda mati. Ia berbuat baik
sebab ia tahu bahwa Allah swt menciptakan semua
makhluk memiliki hikmah dan asrar ( rahasia-rahasia)
tertentu. Jika seseorang dapat bergaul dengan orang shalih
berarti ia dapat berbagi rasa dan berbagi pengalaman.
Nasihat-nasihat orang salih akan dapat memberikan terapi
bagi kelainan atau penyakit mental seseorang.
4. Puasa
Puasa dalam bahasa Arab adalah shaum ( jamanya
adalah shaim). Secara ilmu bahasa, shaum itu berarti alimsak ( yang berarti menahan). Sedangkan menurut istilah
syariah, shaum itu berarti menahan diri dari makan,
minum, hubungan seksual dan hal-hal lain yang
membatalkanyaa sejak subuh hingga terbenam matahari
dengan niat ibadah.
Puasa merupakan satu ibadah yang unik. Tentu saja
banyak segi keunikan puasa yang dapat dikemukakan,
misalnya bahwa puasa merupakan rahasia antara Allah
SWT dan pelaakunya sendiri. Manusia yang berpuasa tidak
dapat bersembunyi untuk makan dan minum. Sebagai
insan, siapa pun yang berpuasa, memiliki keinginan untuk
makan atau minum pada saat-saat tertentu dari siang hari
puasa, dengan demikian, motivasi manahan diri dan
keinginan itu tentu bukan karena takut atau segan dari
manusia, sebab jika demikian, dia dapat saja bersembunyi
dari pandangan mereka. Di sini di simpulkan bahwa orang
yang berpuasa, melakukannya demi karena Allah swt.
Bagi orang yang berpuasa ada enam syarat batin yang
harus dimiliki oleh orang yang ingin mencapai tingkatan
puasa yang sangat khusus. Diantaranya yaitu :
memejamkan mata atau tidak melihat sesuatu yang akan

membawa kepada kebencian Allah swt, memelihara lidah,


memelihara pendengaran, memelihaara anggota badan,
menghindari diri dari terlalu banyak makan, takut disertai
dengan penuh harapan kepada Allah swt.
5. Zikir
Zikir dalam arti yang sempit memiliki makna menyebut
asma-asma Allah yang aagung dalam berbagai
kesempatan. Sedangkan dalam arti yaang luas, zikir
mencakup pengertian mengingat segala keagungan dan
kasih sayang Allah swt yang telah diberikan kepada kita,
sambil mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Al-Thabathabai mengemukakan dua makna yang
terkandung dalam lafal zikir :
a) Kegiatan psikologis yang memungkinkan seseorang
memelihara makna sesuatu yang diyakini berdasarkan
pengetahuanya atau ia berusaha hadir padanya
( istikdhar),
b) Kedua, hadirnya sesuatu pada hati dan ucapan
seseorang. Zikir dalam hati disebut zikir qalb, sedang
dalam ucapan disebut zikir lisan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah penyakit jiwa menurut Al-Quran adalah penyakit hati.
Pada dasarnya terapi islam terutama yang dijelaskan dalam AlQuran dapat diterapkan dan kemungkinan besar sembuh adalah
bagi orang-orang muslim yang percaya akan kebenaran Al-Quran.
Antara psikiater dan klien harus bertendensi pada kalam Allah,
karena dalam ajaran Islam kita temukan ajaran yang memberikan
terapi untuk kesehatan mental.
Islam mengajarkan kepada makhluknya untuk berikhtiar
dalam mencari obat dari setiap penyakit. Hal itu telah dijamin oleh
Allah SWT bahwa setiap penyakit pasti ada penyembuhnya. Jika
mau

kembali

kepada

kesembuhannya,

Al-Quran

sebab

maka

Al-Quran

Allah

sendiri

telah
adalah

menjamin
sebagai

penyembuh dan rahmat.


Cara untuk membangun psikoterapi berwawasan islami antara
lain ;
1. Membaca al-Quran
2. Salat
3. Bergaul dengan Orang Shalih
4. Puasa
5. Zikir

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, iin tri. Psikoterapi perspektif islam dan psikologi
kontemporer. Malang : UIN-Malang press. 2009
Dzaki Adz dan Bahran Hamdan, Konseling dan psikoterapi islam.
Yogyakarta : Al-Manar.2008

Anda mungkin juga menyukai