Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOTERAPI & PSIKOANALISIS

Disusun Oleh :
Fitria Wulandari ( 201810001 )

Dosen Pembimbing :
MULIA MARITA LASUTRI TAMA, M.PSI, PSIKOLOG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA DARMA


PALEMBANG 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana
pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-
hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan,
antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, atau pun pemasaran.
Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan
dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam,
dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, dapat
berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian
dapat menjadi saling bermaafan, atau, seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah
menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya.
Bila kita amati contoh-contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang
telah dilakukan terhadap mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut? Pada hakekatnya,
yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat bermacam-macam, antara lain
dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian, melakukan otoritas untuk
mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb. Pembujukan ini dapat efektif asal
dilakukan padasaat yang tepat, dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai
cukup pengalaman. Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.
Sejak berabad yang lalu, para ahli telah menyadari bahwa psikoterapi berperan penting
pada penyembuhan gangguan-gangguan pikiran dan perasaan, dan dokter berperan penting
dalam hal itu (A healer is a person to whom a sufferer tells things; and out of his or her listening,
the healer develops the basis for therapeutic interventions. The good listener is the best
physician for those who are ill in thought and feeling). Oleh karena itu dahulu psikoterapi
sering disebut sebagai the talking cure. Psikoterapi diterima sebagai ilmu dan ketrampilan
tersendiri, sebagai pengembangan lebih lanjut dari prinsip-prinsip the talking cure tersebut,
oleh karena terdiri atas teknik-teknik dan metode khusus yang dapat diajarkan dan dipelajari.

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Psikoterapi

Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain yaitu bahwa psikoterapi
adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh
seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan
seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala
dan penderitaan akibat penyakit.
Psikoterapi disebut sebagai pengobatan, karena merupakan suatu bentuk intervensi,
dengan berbagai macam cara dan metode – yang bersifat psikologik – untuk tujuan yang telah
disebutkan di atas, sehingga psikoterapi merupakan salah satu bentuk terapi atau pengobatan
disamping bentuk-bentuk lainnya dalam ilmu kedokteran jiwa khususnya, dan ilmu kedokteran
pada umumnya.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, talking cures telah digunakan orang sejak
berabad yang lalu. Misalnya, Soranus dari Ephesus, seorang dokter pada abad pertama Masehi,
menggunakan percakapan atau pembicaraan untuk pasien-pasiennya dan mengubah ide-ide
yang irasional dari pasien depresi. Kini, dalam terapi kognitif (salah satu jenis psikoterapi),
terapis menelusuri cara berpikir yang irasional pada pasien-pasien depresi dan membimbing
mereka agar kemudian dapat mengatasinya sendiri.
Bermula dari Sigmund Freud, pada akhir abad ke-sembilanbelas, yang memaparkan
teori psikoanalisisnya, psikoterapi kian berkembang hingga kini. Teknik dan metode yang
dicetuskan oleh Freud dapat dikatakan merupakan dasar dari psikoterapi, yang tampaknya,
dalam praktek sehari-hari masih tetap digunakan sebagai dasar, apa pun teori yang dianut atau
menjadi landasan atau pegangan bagi seseorang yang melakukan psikoterapi.

Jenis-Jenis Psikoterapi
A. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas :
1. Psikoterapi Suportif :
Tujuan :
1. Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
2. Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik
3. Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
4. Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi,
eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.

2 Psikoterapi Reedukatif :
Tujuan:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan
membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan: Terapi perilaku,
terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.

3. Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk
mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang. Cara atau pendekatan: Psikoanalisis
klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.),
psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.

B. Menurut “dalamnya”, psikoterapi terdiri atas:


”superfisial”, yaitu yang menyentuh hanya kondisi atau proses pada “permukaan”, yang
tidak menyentuh hal-hal yang nirsadar atau materi yangdirepresi.
“mendalam” (deep), yaitu yang menangani hal atau proses yang tersimpan dalam alam
nirsadar atau materi yang direpresi.

C. Menurut teknik yang terutama digunakan, psikoterapi dibagi menurut teknik perubahan yang
digunakan, antara lain psikoterapi ventilatif, sugestif, katarsis, ekspresif, operant conditioning,
modeling, asosiasi bebas, interpretatif, dll.

D. Menurut konsep teoretis tentang motivasi dan perilaku, psikoterapi dapat dibedakan menjadi:
psikoterapi perilaku atau behavioral (kelainan mental-emosional dianggap teratasi bila deviasi
perilaku telah dikoreksi); psikoterapi kognitif (problem diatasi dengan mengkoreksi
sambungan kognitif automatis yang “keliru”; dan psikoterapi evokatif, analitik, dinamik
(membawa ingatan, keinginan, dorongan, ketakutan, dll. yang nirsadar ke dalam kesadaran).
Psikoterapi kognitif dan perilaku banyak bersandar pada teori belajar, sedangkan psikoterapi
dinamik berdasar pada konsep-konsep psikoanalitik Freud dan pasca-Freud.

E. Menurut setting-nya, psikoterapi terdiri atas psikoterapi individual dan kelompok (terdiri atas
terapi marital/pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok). Terapi marital atau pasangan
diindikasikan bila ada problem di antara pasangan, misalnya komunikasi, persepsi,dll. Terapi
keluarga, dilakukan bila struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan mempengaruhi
keadaan dan interaksi dalam keluarga dan sebaliknya, keadaan keluarga akan mempengaruhi
gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh anggota keluarga diwajibkan hadir pada
setiap sesi terapi. Terapi kelompok, dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam
atau delapan orang), oleh satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang
suportif dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini dapat terdiri
atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem yang sama, misalnya
gangguan makan, penyalahgunaan zat, dll. Diharapkan mereka dapat saling memberikan
dukungan dan harapan serta dapat belajar tentang cara baru mengatasi problem yang dihadapi.

F. Menurut nama pembuat teori atau perintis metode psikoterapeutiknya, psikoterapi dibagi
menjadi psikoanalisis Freudian, analisis Jungian, analisis transaksional Eric Berne, terapi
rasional-emotif Albert Ellis, konseling non-direktif Rogers, terapi Gestalt dari Fritz Perls,
logoterapi Viktor Frankl, dll.
G. Menurut teknik tambahan khusus yang digabung dengan psikoterapi, misalnya narkoterapi,
hypnoterapi, terapi musik, psikodrama, terapi permainan dan peragaan (play therapy),
psikoterapi religius, dan latihan meditasi.

H. Yang belum disebutkan dalam pembagian di atas namun akhir-akhir ini banyak dipakai antara
lain: konseling, terapi interpersonal, intervensi krisis.

Pengertian Psikoanalisis

Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah
satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan,
Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik
penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-
faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa
kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa,
2. Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah
sadar),
3. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.

Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992)yaitu:


1. Teori mengenai kepribadian & psikopatologi,
2. Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan
individu yang tidak disadari.
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:
1. Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang
tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan
untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam,
2. Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang
tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.

A. Tingkat Kehidupan Mental


Freud mengemukakan bahwa kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam
sadar dan alam tidak sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar
dan alam bawah sadar.

1. Alam Tidak Sadar


Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan,
maupun insting yang tidak kita sadari tetapi ternyata ,mendorong perkataan, perasaan, dan
tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak
menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya, seorang pria bisa saja
mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tapi tidak benar-benar memahami alasan
dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa dibuktikan secara
tidak langsung. Baginya alam tidak sadar merupakan penjelasan dari makna yang ada dibalik
mimpi, kesalahan ucap (slip tongue), dan berbagai jenis lupa, yang dikenal sebagai
represi (repression).
Mimpi adalah sumber yang kaya akan materi alam bawah sadar. Contohnya, Freud
meyakini bahwa pengalaman masa kanak-kanak bisa muncul dalam mimpi orang dewasa
sekalipun yang bermimpi boleh jadi tidak ingat secara sadar akan pengalaman-pengalaman
tersebut.

2. Alam Bawah Sadar


Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tidak disadari, tetapi
bisa muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud,1933/1964).
Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber yaitu:

a. Persepsi sadar (conscious perception)


Persepsi dari seseorang, secara sadar dalam waktu singkat akan segera masuk ke dalam
alam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain. Pikiran yang dapat keluar
masuk antara alam sadar dan alam bawah sadar, umumnya adalah pikiran-pikiran yang bebas
dari kecemasan. Antara gambaran sadar dan dorongan tidak sadar nyaris sama satu dengan
lainnya.
b. Gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar.
Freud meyakini bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk
ke alam bawah sadar dalam bentuk yang tersembunyi. Beberapa gambaran itu tidak kita sadari,
karena ketika kita menyadari bahwa gambaran itu datang dari alam tidak sadar maka kita akan
merasa cemas, sehingga sensor akhir akan menekan gambaran itu dan mengembalikannya
ke alam tidak sadar. Sedangkan ada beberapa gambaran yang masuk ke alam sadar karena
dapat bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk
pertahanan diri yang kuat.

3. Alam Sadar
Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat
berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung
kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bias masuk kea lam sadar.
a. Melalui system kesadaran perceptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan
berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
b. Melalui struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari
alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung
dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar. Ketika gagasan itu tiba di alam sadar, maka
gagasan itu sudah berubah wujud dan terselubung dalam bentuk perilaku-perilaku yang
defensifatau dalam bentuk mimpi.

B. Wilayah Pikiran (Id, Ego, dan Superego)


1. Id
Psikologi Freud bertitik tolak dari dunia nyata, dunia yang penuh dengan benda-benda.
Diantara ada objek yang sangat khusus yaitu organisme. Salah satu bagian terpenting dari suatu
organisme adalah sistem saraf yang memiliki karakter sangat peka terhadap apa yang
dibutuhkan. Ketika manusia lahir, sistem syarafnya hanya sedikit lebih baik dari binatang lain,
itulah yang dinamakan id. Id adalah istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu” atau
“itu” (the it), atau komponen yang tak sepenuhnya diakui oleh kepribadian.
Id tak punya kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam
ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Id berfungsi untuk memperoleh
kepuasan dan sekjalan dengan prinsip kesenangan. Sistem syaraf, sebagai id, bertugas
menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya motivasional yang disebut sebagai
insting atau nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Kebutuhan yang menjadi
keinginan disebut proses primer.
Contohnya bayi yang baru lahir akan tetap mengisap terlepas dari ada atau tidaknya
puting susu, karena ia akan memperoleh kepuasan ketika melakukannya. Karena id tidak
mempunyai kontak dengan kenyataan maka bayi itu tidak menyadari bahwa sebenarnya
dengan mengisap jempol tidak akan membantunya bertahan hidup.

2. Ego
Ego atau saya adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan
realita. Kebutuhan lambat laun akan semakin kuat dan bertambah banyak, sedang keinginan-
keinginan lain akan datang silih berganti. Di seputar alam sadar ini, selama tahun-tahun
pertama kehidupan seorang bayi, sebagian id berubah menjadi ego (aku). Ego menghubungkan
organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-
objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan
apa yang dibutuhkan organisme. Proses ini disebut proses sekunder.
Tidak seperti id, ego berfungsi berdasarkan prinsip-prinsip realitas, artinya dia
memenuhi kebutuhan organisme berdasarkan objek-objek yang sesuai dan dapat ditemukan
dalam kenyataan.

3. Superego
Dalam psikologi Freudian, superego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari
kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistis dan idealis yang berbeda dengan
prinsip kesenangan dari Id dan prinsip realistis dari ego.
Ketika ego berusaha membuat id tetap senang, di sisi lain dia juga mengalami hambatan
yang ada di dunia nyata. Segala objek dunia nyata yang menghalangi dan mendukungnya inilah
yang kemudian menjadi superego. Superego memiliki dua sisi:
1. Nurani merupakan internalisasi dari hukuman dan peringatan.
2. Ego ideal yaitu berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.
Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Freuds
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat
kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-
sadar (unconscious).Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur
cermati (awareness)dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan
tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu.
Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan
superego.
Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan
gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya (lihat representasi grafik struktur
kepribadian pada Gambar 1. Enam elemen pendukung struktur kepribadian itu adalah sebagai
berikut:

a) Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut
Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan
ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan basil proses
penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan
dalam waktu yang singkat di daerah conscious, dan segera tertekan
kedaerah perconscious atau unconscious, begitu orang memindah perhatiannya ke weyang
lain.

b) Prasadar (Preconscious)
Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi
jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan
clanunconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian
tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-materi daerah
taksadar dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa
timbul akibat kemunculan materi tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran.
Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk
simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.

c) Tak Sadar (Unconscious)


Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud
merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa
ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik.
Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-
pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah
ke daerah taksadar. Isi atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk
bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat
namun tetap tidak disadari.
Model perkembangan psikoanalisis dasar, yang terus-menerus dimodifikasi oleh Freud
selama 50 tahun terakhir hidupnya, terdiri atas tiga komponen pokok;
1) satu komponen dinamik atau ekonomik yang menggambarkan pikiran manusia sebagai sistem
energi yang cair;
2) satu komponen struktural atau topografik berupa sebuah sistem yang memiliki tiga struktur
psikologis berbeda tetapi saling berhubungan dalam menghasilkan perilaku; dan
3) satu komponen sekuensial (urutan) atau tahapan yang memastikan langkah maju dari satu
tahap perkembangan menuju tahap lainnya, yang terpusat pada daerah-daerah tubuh yang
sensitif, tugas-tugas perkembangan, dan konflik-konflik psikologis tertentu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana
pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik.
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan
para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud
sendiridilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal
23September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan
dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila
beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan
sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama
baruuntuk menunjukan ajaran mereka.

3.2 Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat kelemahan-kelemahan. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, kami selaku penulis makalah
mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai