Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TREND DAN ISSUE SELF HYPNOSIS

Dosen pengampuh : Ns. I Made Eka Santosa, S.Kep.,M.Kes

Disusun oleh Kelompok 1 :

1. Hefi Annisa
2. Ainun Izzatun
3. Ade Riski Prayuda
4. Dominatri

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN AKADEMIK 202/2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipnosis pada umumnya terkait dengan pengenalan sebuah prosedur selama subjek
tersebut disugesti untuk mengalami suatu pengalaman imajinatif. Induksi hipnosis
merupakan sugesti inisial yang luas menggunakan imajinasi seseorang dan mungkin
mengandung perincian lebih lanjut pada introduksinya. Sebuah prosedur hipnosis biasanya
digunakan untuk memberikan dukungan dan mengevaluasi respon sugesti. Ketika
menggunakan hipnosis, seseorang (subjek) dipimpin oleh orang lain (hypnotist) untuk
memberikan respon terhadap sugesti untuk berubah pada pengalaman subjektifnya,
perubahan persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau tingkah laku. Orang tersebut dapat juga
mempelajari hipnosis diri sendiri (self hypnosis) yang merupakan tindakan untuk mengatur
prosedur hipnosis atas kemauan orang tersebut. Jika subjek merespon terhadap sugesti
hipnotis, umumnya menandakan bahwa hipnosis telah berhasil dilakukan. Banyak pihak
meyakini bahwa respon hipnosis dan pengalaman merupakan karakteristik keadaan hipnosis.
Di lain pihak, diyakini bahwa penggunaan kata „hipnosis‟ tidak diperlukan sebagai bagian
dari induksi hipnotik, sedangkan pihak lain meyakini bahwa hal tersebut penting.
Hipnosis adalah terlewatinya faktor kritis dari pikiran sadar, yang diikuti dengan
masuknya ide tertentu yang dapat diterima. Ide yang berhasil melewati faktor kritis dari
pikiran sadar akan diterima oleh pikiran bawah sadar, jika tidak bertentangan dengan nilai-
nilai yang tersimpan pada pikiran bawah sadar.
Pada zaman modern yang serba kompleks ini, tidak ada seorang pun yang terbebas dari
kesulitan-kesulitan hidup. Oleh adanya kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan
urbanisasi, makin sulitlah individu melakukan adaptasi atau penyesuaian terhadap tuntutan-
tuntutan sosial. Sehubungan dengan itu, orang harus belajar menanggapi segenap konflik
dan kesulitan hidup dengan cara yang wajar dan sehat atau cara neurotis dan psikotis.
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian tersebut bukan hanya menimbulkan gangguan
psikis atau mental saja. Gejala gagal dalam melakukan penyesuaian bisa muncul dalam
bentuk gangguan-gangguan yang bersifat fisik karena pada dasarnya antara badan dan jiwa
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, sehingga gangguan terhadap salah satu
diantaranya menimbulkan gangguan pada lainnya. Inilah yang kemudian sering disebut
dengan gangguan psikosomatik.
Dalam suatu survey yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen
Kesehatan, didapatkan bahwa sekitar 30% pengunjung dari salah satu Puskesmas di Jakarta
adalah kasus-kasus dengan gejala-gejala somatik psikogenik, yang didiagnosis oleh dokter
ahli jiwa sebagai neurosis depresi, neurosis cemas, gangguan situasional sementara,
kegagalan penyesuaian sosial, dan gangguan psikofisiologik. Disebutkan juga, tendensi
untuk mengalami dan mengkomunikasikan tekanan-tekanan psikologis ke dalam simtom-
simtom fisik dan untuk mencari bantuan medis merupakan fenomena klinis yang meluas,
yang mungkin meliputi lebih dari 30-40% dari pasien medis.
Penyakit-penyakit psikosomatik merupakan gangguan kesehatan yang bukan saja umum
dijumpai dalam masyarakat, tapi sering mengalami kesalah pahaman di bidang medis.
Medikasi sering memberikan kesembuhan secara cepat, namun bukan berarti persoalannya
menjadi beres karena seringkali penyakit tersebut kambuh kembali berulang-ulang. Ini
berkaitan karena sumbernya bukan pada tubuh yang sakit, melainkan pada pesoalan mental
yang belum terselesaikan.
Gangguannya disebut psychosomatic disorder yang disebabkan oleh kombinasi faktor-
faktor organis dan faktor-faktor psikologis. Misalnya; ketakutan hebat mengakibatkan
jantung berdetak cepat dan kelelahan ekstrim dari reaksi astenis (kelemahan tanpa tenaga).
Reaksi somatisas ini bisa mengenai semua fungsi dan sistem organis yang penting dari
badan. Seperti; alat pencernaan dan lambung perut, sistem kelenjar, sistem peredaran darah,
alat pernafasan, alat kelamin, sistem persendian, kulit, limpa, jantung, sistem saraf, jaringan,
urat daging, dan lain-lain. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa setiap fungsi organis
yang terganggu oleh emosi-emosi yang kuat bisa menjadi basis bagi timbulnya bermacam-
macam gangguan psikosomatis.
Psikosomatis berbeda dengan penyakit akut lainnya yang dapat disembuhkan dengan
obat-obatan. Sebaliknya, Psikosomatis tidak merespon penyembuhan, mengakibatkan
penanganan medis yang berlarut-larut, kemungkinan menyebabkan ketergantungan obat, dan
membahayakan kondisi pasien secara fisik, mental, emisional dan spiritual.
Para ahli sebenarnya telah menciptakan berbagai terapi untuk penyembuhan gangguan
psikosomatis tanpa menggunakan obat-obatan yang memang dirasa tidak efektif, salah satu
terapi tersebut adalah terapi behavior.
Terapi dari psikologi tingkah laku (behavioral) merupakan penerapan dari tekhnik dan
prosedur yang berakar dari berbagai teori tentang belajar. Salah satu metodenya adalah
hipnosis. Hipnosis adalah masa peralihan antara tidur dan sadar. Dalam keadaan hipnosis
seseorang dapat memasukkan sugesti-sugesti positif yang diperlukan sesuai dengan tujuan
penyembuhan.6
Pada hakikatnya, kita semua mengalami kesulitan dalam mengubah pola kebiasaan pada
waktu tertentu. Jika sudah mempelajari sesuatu, alam bawah sadar cenderung menolak
perubahan; dan semakin dipaksakan untuk berubah, penolakannya akan semakin besar.7
Maka untuk dapat memasuki alam bawah sadar tersebut kita membutuhkan beberapa
tekhnik dalam menyampaikan pesan positif sehingga pesan tersebut diharapkan dapat
dieksekusi menjadi suatu tindakan atau pola pikir mengingat dominasinya dalam
mempengaruhi tindakan dan sikap hidup seseorang. salah satu tekhnik tersebut adalah Self-
Hypnosis.
Self-Hypnosis adalah suatu metode untuk memasuki pikiran bawah sadar, sehingga
seseorang dapat melakukan pemrograman ulang terhadap pikiran bawah sadarnya sendiri
dan juga pembersihan data sehingga yang tersisa hanyalah halhal yang benar-benar
memberdayakan terhadap hidup dan diri seseorang.
Self Hypnosis atau hipnosis diri membantu alam bawah sadar dengan cara meningkatkan
kemampuan membayangkan (imajinasi). Karena logika bisa bekerja dengan alam bawah
sadar, tetapi imajinasi merupakan bahasa bawah sadar.
Salah satu tokoh yang terkenal dengan Self Hypnosisnya adalah Dr. Bruce Goldberg. Dr.
Bruce Goldberg merupakan seorang ahli hipnosis yang telah menangani lebih dari 14.000
pasien sejak tahun 1974. Berdasarkan pengalamannya ini, ia telah menerbitkan beberapa
buku yang fenomenal. Karya yang berjudul Past Lives-Future Lives merupakan karya
pertamanya yang menjadi international best-seller yang membahas tentang kehidupan masa
mendatang. Karya selanjutnya The Search for Grace telah diangkat menjadi film televise
oleh CBS. Buku ketiganya, Soul Healing yang juga mendapatkan penghargaan merupakan
buku klasik yang membahas tentang pengobatan alternatif dan pemberdayaan fisik.
Disamping beberapa karya lainnya, Ia juga menerbitkan beberapa rekaman-rekaman self
hypnosis dalm bentuk CD recording.
Dr Bruce Goldberg berpendapat bahwa semua hipnosis sebenarnya merupakan Self
Hypnosis. seorang hypnotist (ahli hipnotis) hanya merupakan seorang pemandu atau guru
dan siapapun bisa mempelajari teknik ini. Yang diperlukan semua orang untuk melakukan
Self Hypnosis hanyalah keinginan dan penerapan teknik-teknik sederhana.11 Dan semua
permasalahan pun dapat terselesaikan.
Obat-obatan kimia hanya akan mengobati daerah fisik saja, akan tetapi karena
psikosomatis itu berasal dari kondisi psikis alam bawah sadarnya maka kecenderungan
kambuh kembali pasca pengobatan akan besar. Maka dari itulah self hypnosis dirasa cukup
efektif dalam menanggulangi masalah-masalah psikosomatisme melihat dari jangkauannya
yang langsung menitik beratkan pada alam bawah sadar manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Self Hypnosis ?
2. Apa peran Hypnosis ?
3. Apa saja jenis Hypnosis ?
4. Apa saja manfaat Hypnosis ?
5. Bagaimana cara kerja Self Hypnosis ?
6. Apa kedudukan Self Hypnosis dalam kajian Psikologi ?
7. Apa saja tahapan Self Hypnosis ?
8. Apa saja trend dan issue terkait dengan Self Hypnosis ?

C. Tujuan
Secara umum, tujuan dari maklaah ini adalah untuk mengetahui seccara rinci tentang self
hypnosis dan trend dan issue yang berkaitan dengan self hypnosis itu sendiri. Sedangkan
untuk tujuan khususnya sendiri diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Self Hypnosis
2. Untuk mengetahui peran dari Hypnosis
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Hypnosis
4. Untuk mengetahui manfaat Hypnosis
5. Untuk mengetahui cara kerja Self Hypnosis
6. Untuk mengetahui kedudukan Self Hypnosis dalam kajian Psikologis
7. Untuk mengetahui tahapan Self Hypnosis
8. Untuk mengetahui Trend dan Issue terkait Self Hypnosis

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan eferensi dan bahan
pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan mengenai Trend dan Issue Self
Hypnosis.
2. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan informasi
kepada mahasiswa lain dan kepada masyarakat luas tentang trend dan issue Self
Hypnosis.
3. Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan ilmu keperawatan atapun ilmu kedokteran jiwa dan menambah
wawasan tentang bagaimana Self Hypnosis itu dapat menangani masalah-masalah
psikosomatis.
4. Dapat memberikan gambaran kepada para psikiater, therapist, dan mahasiswa
khusunya mengenai bagaimana Self Hypnosis dapat membantu menyelesaikan
berbagai permasalahan psikosomatis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Self Hypnosis


Terapi self hypnosis adalah suatu tekhnik untuk memprogramkan diri sendiri. Kata
“hypnosis” berasal dari kata hypnos dari bahasa Yunani yang artinya tidur, adalah singkatan
dari James Braid (1844) istilah neurohipnotis yang berarti tidur dari sistem saraf (Balaji
Deekshitulu, 2017). Terapi self hypnosis merupakan suatu cara yang bermakna dalam
bereaksi terhadap stres agar efeknya netral dan respon yang muncul adalah respon rileks. Ini
merupakan sautu cara tercepat dan mudah dalam menghasilkan relaksasi jika kita menyadari
manfaatnya dan dengan menggunakan otak kanan yang sifatnya menerima. Self hypnosis
adalah bentuk relaksasi pertolongan pertama yang paling radikal yang dapat digunakan
untuk memperoleh kendali mental atas stres (Candra, 2012).
Hipnosis pada umumnya terkait dengan pengenalan sebuah prosedur selama subjek
tersebut disugesti untuk mengalami suatu pengalaman imajinatif. Induksi hipnosis
merupakan sugesti inisial yang luas menggunakan imajinasi seseorang dan mungkin
mengandung perincian lebih lanjut pada introduksinya. Sebuah prosedur hipnosis biasanya
digunakan untuk memberikan dukungan dan mengevaluasi respon sugesti. Ketika
menggunakan hipnosis, seseorang (subjek) dipimpin oleh orang lain (hypnotist) untuk
memberikan respon terhadap sugesti untuk berubah pada pengalaman subjektifnya,
perubahan persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau tingkah laku. Orang tersebut dapat juga
mempelajari hipnosis diri sendiri (self hypnosis) yang merupakan tindakan untuk mengatur
prosedur hipnosis atas kemauan orang tersebut. Jika subjek merespon terhadap sugesti
hipnotis, umumnya menandakan bahwa hipnosis telah berhasil dilakukan. Banyak pihak
meyakini bahwa respon hipnosis dan pengalaman merupakan karakteristik keadaan hipnosis.
Di lain pihak, diyakini bahwa penggunaan kata „hipnosis‟ tidak diperlukan sebagai bagian
dari induksi hipnotik, sedangkan pihak lain meyakini bahwa hal tersebut penting.
Secara teoritis, Hipnosis merupakan cabang ilmu yang menggunakan landasan teori
Psikoanalisa Sigmund Freud sebagai dasarnya. Meskipun demikian, Hipnosis juga banyak di
gunakan sebagai kombinasi terhadap aplikasi pendekatan perilaku yang di lakukan, terutama
demi memanfaatkan dampak penguatan yang dirasakan positif bagi pasien (Putranto, 2016).
Menurut Freud (dalam Ahmad, 2011) bagian terbesar dalam pikiran seseorang adalah alam
bawah sadar. Seperti : nafsu, insting, kenangan atau emosi traumatik. Alam bawah sadar
adalah sumber motivasi dan dorongan terhadap hasrat seseorang, baik yang sederhana
(makan dan seks) ataupun kreativitas (berkarya). Isi alam bawah sadar datang dari 2 sumber.
Pertama, persepsi sadar yaitu hal-hal yang di persepsikan seseorang secara sadar. Kedua,
bersumber dari alam tidak sadar. Freud meyakini bahwa pikiran bisa masuk ke alam bawah
sadar melalui bentuk yang tersembunyi atau mekanisme pertahanan diri (dalam Feist &
Feist, 2010) Dalam dunia medis, Hipnosis sudah banyak digunakan untuk membantu
kelahiran (Hypnobirthing), pembiusan tanpa obat bius (Hypnoanesthesia), juga digunakan
oleh para dokter gigi (Hypnodentist) (Soedirdjo, 2013). Hipnoterapi merupakan sebuah
teknik terapi pikiran menggunakan sugesti yang di sampaikan kepada pikiran alam bawah
sadar dengan tujuan mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku (Setiawan, 2009).
Saat ini Hipnosis di pahami sebagai aktivitas pikiran normal yang dapat membuat perhatian
menjadi lebih fokus, penilaian kritis menghilang sebagian, dan kewaspadaan menjadi
menurun (Spiegel, 1985). Hipnosis adalah kondisi pikiran yang terkonsentrasi pada satu hal
sehingga seseorang mengabaikan kondisi-kondisi di sekelilingnya. Kondisi konsentrasi ini
hanya dapat di lakukan dengan ijin diri sendiri, sedangkan ahli Hipnosis hanya berfungsi
membimbing orang tersebut masuk ke dalam kondisi yang diinginkan (Zam, 2015).
Hipnosis berasal dari kata Hypnos yang berarti tidur namun hipnosis itu sendiri bukanlah
tidur. secara sederhana, hipnosis adalah fenomena yang mirip tidur, dimana alam bawah
sadar lebih mengambil peranan, dan peran alam sadar berkurang. Pada kondisi ini seseorang
menjadi sangat mudah dipengaruhi karena alam bawah sadar yang seharusnya menjadi filter
logic, sudah tidak lagi mengambil peranan. Menurut Ali Akbar Navis hipnosis merupakan
kemampuan untuk membawa seseorang ke dalam kondisi Hypnos, yaitu suatu kondisi
kesadaran yang sangat mudah menerima berbagai saran atau sugesti.
Eric Siregar juga berpendapat bahwa hipnosis merupakkan seni komunikasi untuk
mengeksplor alam bawah sadar dengan cara menurunkan gelombang otak dari beta menjadi
alfa dan teta, sehingga bisa meningkatkan kondisi kesadaran.
Hipnosis pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter yang bernama James Braid.
Pada awal mulanya, hipnosis banyak sekali digunakan digunakan didunia kedokteran,
terutama untuk mengurangi rasa sakit saat melakukan operasi. Sebelum ditemukannya obat
bius, para dokter melakukan operasi dengan memanfaatkan kondisi hipnosis. Secara
Etimologi kata hipnosis diambil dari nama dewa Yunani yang bernama “hypnoze” yang
memiliki arti suatu keadaan fokus, tenang, dan rileks sehingga dapat mencerna informasi
atau sugesti yang masuk kedalam pikiran. Secara terminologi hipnosis adalah penembusan
faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimaanya suatu pemikiran atau sugesti
(Departemen pendidikan, Divisi pelayanan Masyarakat, AS)”. Hipnosis adalah terlewatinya
faktor kritis dari pikiran sadar, yang diikuti dengan masuknya ide tertentu yang dapat
diterima. Ide yang berhasil melewati faktor kritis dari pikiran sadar akan diterima oleh
pikiran bawah sadar, jika tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang tersimpan pada pikiran
bawah sadar.

B. Peran Terapi Hypnosis


Peran Hipnoterapis dalam sebuah proses terapi hanya untuk menuntun dan membantu,
bukan mengendalikan. Hipnoterapis membantu klien untuk memahami bahwa mereka
bertanggung jawab dalam mengembangkan kapasitas mental mereka (Kusumawati, 2010).
Meskipun Hipnoterapis dapat mengarahkan klien untuk relaksasi dan memasuki kondisi
trance atau kondisi ketika klien sudah memasuki alam bawah sadarnya. Namun, Hipnosis
yang sesungguhnya mengajarkan seseorang untuk fokus ke dalam internal dirinya dan
menguasai kesadarannya sendiri (Setiawan, 2009). Sehingga jika seorang klien mampu
mengoptimalkan bagian terbesar dari pikirannya (alam bawah sadar) dengan kemampuan dia
sendiri (Self Hypnosis), maka permasalahan-permasalahan psikologis apapun yang
didapatkan akan mudah untuk diselesaikan secara mandiri. Khususnya kepada remaja atau
mahasiswa yang sudah mulai memiliki daya pikir yang dewasa dan matang.

C. Jenis Hipnosis
Hipnosis terbagi kedalam beberapa jenis diantarnya yaitu: Clinical
Hypnosis/Hypnotherapy, Medical dan Dental Hypnosis, Comedy Hypnosis, Ferensic
Hypnosis dan Metaphysical hypnosis.
1. Clinical Hypnosis/Hypnotherapy Clinical Hypnosis/Hypnotherapy adalah aplikasi
hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan meringankan gangguan fisik.
Hipnosis telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai macam gangguan
psikologis maupun fisik. Hipnosis, tidak seperti cara pengobatab lain yang mengobati
gejala atau akibat yang muncul. Hipnosis berurusan langsung dengan penyebab suatu
masalah. Dengan menghilangkan penyebabnya maka secara otomatis akibat yang
ditimbulkan akan lenyap atau tersembuhkan.
2. Medical dan Dental Hypnosis Medical dan Dental Hypnosis Yaitu penggunaan
hipnosis untuk dunia medis, terutama oleh dokter ahli bedah dan dokter gigi dalam
menciptakan efek anesthesia tanpa menggunakan obat bius. Tehnik hipnosis yang
digunakan untuk anastesi sudah digunakan oleh jhon ellionson. Jhon adalah dokter
yang pertama kali menggunakan hipnosis untuk melakukan pembedahan tanpa rasa
sakit.
3. Comedy Hypnosis Comedy Hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk hiburan
semata. Komedi hipnosis juga sering disebut sebagai stage hipnosis. Dinamakan stage
hipnosis atau hipnosis panggung karena pada awalnya hipnosis untuk hiburan hanya
diperankan diatas panggung. Namun komedi hipnosis sekarang tidak terbatas dalam
panggung.
4. Forensic Hypnosis Forensic Hypnosis dalam penyelidikan kepolisisn, hipnosis bisa
digunakan untuk menggali informasi dari saksi. Suatu kejadian tromatik seperti dalam
kasus kejahatan yang menakutkan cenderung membuat pikiran bawah sadar
menyembunyikan ingatan yang lengkap tentang kejadian tersebut agar tidak bisa
diingat oleh pikiran sadar. Tujuan pikiran sadar menyembunyikan informasi itu
sesungguhnya untuk kebaikan diri sendiri, karena apabila kejadian itu bisa diingat
dalam kondisi sadar, maka rasa ketakutan akan sering muncul tanpa sebab. Dengan
bantuan hipnosis, korban atau saksi bisa mengingat kembali dengan sangat jelas.
Hipnosis tidak bisa digunakan untuk mendapatkan pengakuan yang jujur dari pelaku
kriminal. Pertama karena pelaku kejahatan pasti akan menolak untuk dihipnosis,
kedua dalam kondisi hipnosis seseorang tetap bisa berbohong. Hipnosis berperan
mengungkap kejahatan jika diterapkan kepada saksi atau korban. Dengan tekhnik
regresi atau hipernesia, saksi atau korban kejahatan bisa mencritakan dengan sangat
rinci tentang peristiwa yang pernah dialaminya.
5. Metaphysical hypnosis Metaphysical hypnosis adalah aplikasi hipnosis dalam
meneliti berbagai fenomena metafisik. Seperti out of body travel, eft, komunikasi
dengan our self, meditasi, mengakses kekuatan super konsiusmin dan eksperimen-
eksperimen metafisika lainya.

D. Manfaat Hypnosis
Ada beberapa manfaat dari hypnosis, diantaranya :
1. Stage Hypnosis adalah aplikasi hipnosis yang digunakan dalam hiburan dan sifatnya
komedi. Seorang stage hypnotist memiliki keterampilan dalam memilih individu yang
memiliki tingkat sugestibilitas yang tinggi, untuk djadikan subjek dalam pertunjukan
panggung.
2. Hypnotherapy adalah aplikasi hipnosis yang digunakan untuk terapi, dan membantu
orang yang mengalami psikomatis atau mental block. Hipnoterapi ini memiliki
penggunaan yang begitu luas, karena dapat menangani masalah-masalah yang
berkaitan dengan emosi dan perilaku.
3. Hypnoslimming adalah metode hipnosis yang digunakan dalam membantu orang
untuk diet atau menurunkan berat badan.
4. orensic hypnosis yakni metode hipnosis yang digunakan dalam melakukan investigasi
atau pencarian terhadap pelaku tindakan kriminalitas.
5. Hypnoselling yaitu metode hipnosis yang digunakan dalam bidang penjualan.
Biasanya hypnoselling ini digunakan untuk membangkitkan motivasi kepada
karyawan agar dapat meningkatkan penjualan.
6. Hypnomotivation yaitu metode hipnosis yang digunakan untuk memberikan motivasi
kepada individu, agar menjalani hidup lebih berarti dan bermakna.
7. Hypnobrithing yaitu metode hipnosis yang digunakan dalam membantu melahirkan,
agar mudah dan tidak sakit. Teknik ini melibatkan relaksasi yang mendalam, pola
pernafasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh (zat
relaksasi alam tubuh), yang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelaahiran
yang aman, lembut, cepat dan tanpa proses pembedahan.

E. Cara kerja Self Hypnosis


Selama proses hipnosis, tubuh seseorang akan terasa rileks, sedangkan pikirannya sangat
terfokus dan penuh perhatian. Seperti halnya teknik relaksasi, hipnosis dapat menurunkan
tekanan darah, detak jantung serta mengubah semua jenis aktivitas gelombang otak
(Setiawan, 2009). Adapun beberapa status dalam gelombang otak manusia adalah :
1. Status Beta : Kondisi sangat siaga dan sadar terhadap lingkungan
2. Status Alpha : Kondisi Hipnosis namun tetap siaga dan siap menerima masukan
(kondisi trance)
3. Status Theta : Kondisi beberapa saat setelah memasuki tahap tidur (kondisi trance
yang mendalam)
4. Status Delta : Kondisi tidur yang dalam, dimana seseorang mulai bermimpi.
Terbukti dalam pemeriksaan Positron Emission Tomography (PET) Scan, kondisi
Hipnosis menghasilkan pola khusus dalam aktivitas sel otak dan dalam Electro
Enchepalograph (EEG) Scan aktivitas gelombang otak menunjukkan status Alpha
yang tinggi (Putranto, 2016). Beberapa kriteria dari otak dengan status Alpha antara
lain :
a) Aktif saat tubuh dan pikiran rileks namun tetap waspada,
b) Terjadi peningkatan produksi hormon serotonin,
c) Gelombang otak yang paling kuat resonansinya,
d) Awal memasuki alam bawah sadar (Swadarma, 2014). Ketika memasuki status
Alpha, pintu antara alam sadar menuju alam bawah sadar terbuka sehingga
memori dan simpanan informasi akan lebih mudah di akses, selain itu seseorang
juga akan lebih sugestif. Semua kebiasaan, perangai dan pola pemikiran kita
merupakan hasil dari program alam bawah sadar, baik tercipta dari orang tua,
guru, teman sebaya, rekan kerja ataupun tayangan televisi yang sering di tonton.
Program dari alam bawah sadar ini bisa mendorong individu untuk meraih
keberhasilan. Maka dari itu, sangat penting untuk bisa memegang kendali dari
alam bawah sadar (Hunter, 2011).
Dalam kondisi yang rileks, seseorang secara fisik akan merasa sangat tentram meski
secara mental dalam kondisi waspada. Dalam kondisi yang sangat terkonsentrasi, orang
sangat responsif terhadap segala sugesti (Setiawan, 2009). Dengan menggunakan Self
Hypnosis, maka akan memberikan sense of control dan penguasaan yang lebih besar atas
pengalaman mereka. Sebagai contoh, Self 10 Hypnosis yang di ajarkan kepada pasien
kanker di California lebih efektif karena pasien bisa menggunakan Hipnosis untuk diri
sendiri tanpa ketergantungan dengan dokter (Spiegel, 1985). Sebelum klien memasuki
kondisi trance, Hipnoterapis terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang panduan dan
cara kerja Self Hypnosis yang dapat di ingat oleh klien sendiri. Biasanya trance yang
diciptakan dengan Self Hypnosis tidak terlalu mendalam dan nampaknya klien lebih
waspada diri dari pada trance yang diarahkan oleh seorang hipnotis. Akan, tetapi perasaan
dan sensasi yang di rasakan sangat menyenangkan dan bahkan dalam trance ringan dapat
membuat perubahan besar. Cara termudah untuk memperdalam trance bagi klien adalah
dengan memulai proses visualisasi atau merasakan pengalaman untuk memperdalam sesuatu
secara progresif. Klien dapat menjadi sekreatif yang dia inginkan (Kusumawati, 2010).

F. Kedudukan Self Hypnosis dalam Kajian Psikologi


Beberapa pandangan mengenai kedudukan Self Hypnosis dalam kajian keilmuwan
Psikologi (Putranto, 2016), antara lain :
1. Self Hypnosis Bukan Psikoterapi Secara praktis, Hipnosis adalah sebuah teknik yang
di gunakan dalam sebuah proses Psikoterapi, bukan merupakan Psikoterapi itu
sendiri, karena Psikoterapi merupakan merupakan sebuah rangkaian proses yang
panjang dan mendalam untuk penyembuhan klien dengan menggunakan prinsip dan
teori psikologis tertentu, bahkan di beberapa negara jumlah sesi Psikoterapi mencapai
12 sesi pertemuan
2. Self Hypnosis Bukan Meditasi Apabila meditasi terpusat pada diri sendiri, tidak
memiliki tujuan dan mencapai status tenang sebagai akibat dari prosesnya. Maka Self
Hypnosis memusatkan pada hal-hal yang berhubungan dengan cara pandang diri,
memiliki tujuan tertentu danmencapai status tenang untuk menerima masukan
sebagai akhir dari prosesnya.
3. Self Hypnosis Bukan Relaksasi Self Hypnosis tidak selalu tentang relaksasi semata,
karena sebenarnya Self Hypnosis akan tetap tercapai apabila pasien memilih untuk
tidak rileks, justru dengan menikmati ketegangan petualangan dan pengalaman baru
ketika di Hipnosis akan membuat klien menjadi lebih memasuki kondisi trance.
4. Self Hypnosis Bukan Tidur Walaupun kata Hipnosis dalam bahasa Yunani berarti
tidur, akan tetapi dalam praktiknya Hipnosis lebih tepat di gambarkan sebagai
menyerupai tidur. Perbedaan utama antara Hipnosis dengan tidur adalah ketika dalam
kondisi Hipnosis seseorang masih mampu mendengar, sedangkan ketika seseorang
tertidur maka dia tidak mampu lagi untuk mendengar. Hal tersebut di sebabkan
karena perbedaan status otak, ketika dalam kondisi Hipnosis otak berada pada status
Alpha, sedangkan ketika tertidur pada kondisi Delta.

G. Tahapan Self Hypnosis

Secara umum, langkah-langkah dalam pelaksanaan Self Hypnosis (Kusumawati, 2010)


yaitu :

1. Relaksasi : membuat tubuh dan pikiran menjadi senyaman mungkin


2. Membuat pikiran fokus dan sadar terhadap pernapasan yang di lakukan
3. Memperdalam trance : membayangkan suatu pemandangan yang menyenangkan
4. Pemberian sugesti positif : mengucapkan kalimat sugesti positif yang sudah di
pelajari sebelumnya sambil membayangkan harapan postif yang diinginkan sedang
terjadi.
5. Terminasi : proses keluar dari kondisi Hipnosis

H. Trend dan Issue Self Hypnosis


Trend adalah sesuatu yang sedang “menjamur” atau sedang disukai dan digandrungi oleh
orang banyak dan sesuai dengan fakta. Trend merupakan suatu alur yang menuju ke arah
mana pasar bergerak dan suatu pola dari peristiwa-peristiwa atau perilaku yang sama-sama
dialami oleh semakin banyak orang. Trend juga merupakan hal yang sangat mendasar dalam
pendekatan analisa dan merupakan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi saat
ini yang biasanya sedang populer di kalangan masyarakat. Sedangkan Issue adalah suatu
peristiwa atau kejadiaan yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa
mendatang dan merupakan sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tetapi masih
belum jelas fakta atau buktinya. Dari pengertian diatas dapat ditarik garis besar untuk trend
dan isue keperawatan merupakan sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang
peraktek ataupun mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta atau tidak, trend dan isue
keperawatan tentunya menyangkut aspek legal dan etis dalam dunia keperawatan (Nasir,
2009).
Adapun trend dan issue yang terkait dengan self hypnosis diantaranya adalah :
1. Penggunaan Hypnosis 5 jari yang dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
pasien sirkumsisi.
Sirkumsisi merupakan suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong
seluruh atau sebagian prepusium penis atas indikasi dan dengan tujuan tertentu, yang
juga merupakan salah satu prosedur bedah umum di seluruh dunia dan selama
bertahun-tahun telah menjadi kontroversial dengan mempertanyakan indikasi medis
terutama pada bayi laki-laki yang baru lahir. Oleh karena itu, di perlukan
kepercayaan orang tua tentang manfaat medis sirkumsisi terhadap anak-anak mereka,
baik prosedur maupun berbagai alternatif cara sirkumsisi dengan memberikan
informed consent (Bhattacharjee, 2008).
Variasi respon yang muncul pada anak dapat dilihat dari perilaku anak baik
sebelum maupun sesudah dilakukannya sirkumsisi. Salah satu respon tersebut adalah
tingkat kecemasan yang muncul pada anak. Tingkat kecemasan merupakan satu hal
yang tidak dapat diukur secara pasti akan tetapi dapat diamati dari manifestasi
perilaku yang muncul pada anak. Respon menangis, tidak mau makan, menolak
bicara, gangguan tidur merupakan beberapa contoh manifestasi perilaku dari tingkat
kecemasan tersebut.
Dari berbagai pengamatan yang dilakukan, respon anak yang satu dengan yang
lain dalam menghadapi sirkumsisi sangat berlainan. Respon ini perlu untuk diamati
dan diketahui agar orang tua dan pemberi pelayanan kesehatan dapat mengambil
tindakan yang tepat untuk meminimalkan pengalaman trauma yang dialami anak
disirkumsisi (Fitri, 2006).
Timbulnya kecemasan ini menyebabkan berbagai perubahan sistem fisiologi
tubuh untuk beradaptasi dan mempertahankan kondisi. Akibat kecemasan adalah
akan kehilangan pespektif, adanya sensasi teror belebihan, syok dan meningkatnya
aktivitas motorik terjadi gangguan pada proses berfikir rasional serta terjadi
disorganisasi kepribadian yang dapat mengancam kehidupan (Jenita, 2008). Oleh
karena reaksi kecemasan sangat mempengaruhi fisiologi yaitu berkaitan dengan
sistem syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh sehingga timbul
reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, tekanan
darah meningkat (Regar, 2010). Faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan pada
anak sirkumsisi adalah prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian
dan berbagai hal yang tidak di ketahui. Interpretasi anak terhadap kejadian, respon
terhadap satu pengalaman dan signifikasi yang mereka tempatkan pada pengalaman
secara langsung berhubungan dengan tingkat perkembangan (Fitri, 2006).
Terdapat salah satu cara untuk mengurangi kecemasan pada anak yang akan
disirkumsisi salah satunya adalah menggunakan hipnosis. Hipnosis adalah
penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya suatu
sugesti/ide atau pemikiran sehingga menyebabkan perubahan perilaku dan tatanan
mental emosional. Terbukti British Medical Association menyatakan bahwa hipnosis
layak digunakan untuk mengobati histeria dan digunakan sebagai anestesi (Isma,
2010). Penggunaan hipnosis 5 jari adalah seni komunikasi verbal yang bertujuan
membawa gelombang pikiran klien menuju trance (gelombang alpha/theta). Dikenal
juga dengan menghipnotis diri yang bertujuan untuk pemograman diri,
menghilangkan kecemasan dengan melibatkan saraf parasimpatis dan akan
menurunkan peningkatan kerja jantung, pernafasan, tekanan darah, kelenjar keringat
dll (Barbara, 2010). Sebenarnya hipnosis 5 jari sendiri adalah salah bentuk self
hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi (Jenita, 2008) sehingga
akan mengurangi ketegangan dan stress, kecemasan dari pikiran seseorang. Pada
dasarnya hipnosis 5 jari ini mirip dengan hipnosis pada umumnya yaitu dengan
menidurkan klien (tidur hipnotik) tetapi teknik lebih efektif untuk relaksasi diri
sendiri dan waktu yang dilakukan bisa kurang dari 10 menit (Jenita, 2008).

2. Tekhnik Hypnobirthing yang dapat menurunkan intensitas nyeri pada persalinan


pervaginam kala satu primipara
Hypnobirthing adalah teknik melahirkan tanpa rasa sakit tanpa keterlibatan Obat-
obatan melalui teknik relaksasi dengan melakukan self hypnotis dan proses kelahiran
alami. Hypnobirthing mampu menyingkirkan rasa takut dan faktor stres lain serta
membangun rasa percaya dalam proses persalinan sehingga akan menghasilkan
persalinan yang aman, sehat, lancar, serta membanggakan bagi ibu dan bayinya.
Hypnobirthing terdiri dari kata Hypno (dari hypnotis) dan Birthingyang berarti
Melahirkan. Jika diterjemahkan secara langsung, Hypnobirthing berarti proses
melahirkan dengan hypnotis. Namun, itu bukan berarti sang ibu jadi tidak sadarkan
diri. Sebaliknya ia setengah sadar dan menikmati kelahiran si buah hati. Oleh sebab
itu, Hypnobirthing lebih mengacu pada hypnoterapi, yakni latihan penanaman sugesti
pada alam bawah sadar oleh ibu, untuk mendukung alam bawah sadar yang
mengendalikan tindakan sang ibu dalam menjalani proses persalinan (Mongan,
2008).
Persalinan Hypnobirthing seringkali berlangsung lebih singkat, lebih mulus dan
lebih mudah serta dialami dalam relaksasi menenangkan yang memungkinkan tubuh
sang ibu berfungsi sesuai keinginan alam. Kejadian campur tangan medis jauh lebih
jarang karena orang tua lebih memilih petugas kesehatan yang mendukung keinginan
mereka untuk melahirkan secara alami. Sebagai hasil dari aura kedamaian yang
diterapkan oleh pasangan suami istri tersebut, ditemukan bahwa banyak wanita yang
melahirkan secara rileks mengalami kemajuan dari pembukaan 4 cm menjadi 9
sampai 10 cm hanya dalam waktu setengah jam sampai satu jam. Selain itu juga
dijumpai para ibu yang sudah siap mengejan untuk mengeluarkan bayi mereka
sebelum pembukaan “patokan” 10 cm. bahkan, karena suatu hal yang menyebabkan
persalinan seorang ibu Hypnobirthing berlangsung lama dan lambat, ia tetap merasa
nyaman, rileks, dan berenergi. Hal yang sama juga terjadi pada persalinan yang
singkat (Mongan, 2008). Pada wanita yang telah mempersiapkan dirinya untuk
menghadapi persalinan dengan mempelajari dan menggunakan teknik
Hypnobirthing, di Indonesia pada tahun 2010, 200 persalinan dari 300 persalinan
telah berhasil tanpa rasa sakit dan semua keluarga sangat gembira atas proses
kelahiran mereka. Hypnobirthing yang tersebar di 20 negara tahun 2007, 82% dari
proses kelahiran telah berhasil dilalui tanpa penyulit dengan proses yang nyaman
(Adriana, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan
september 2016 dengan wawancara pada dua orang ibu post partum yang terdiri dari
satu orang ibu post partum primipara yang tidak menggunakan teknik Hybnobirthing
dan satu orang ibu post partum primipara yang menggunakan teknik Hybnobirthing
di Poli Hamil Rumah Sakit Panti Waluya Malang mengenai rasa nyeri yang dialami
selama persalinan kala satu. Didapatkan data satu orang ibu post partum primipara
yang tidak menggunakan teknik Hybnobirthing mengatakan persalinan yang dialami
menurutnya sangat sakit karena merupakan pengalaman pertama dan hanya
menggunakan teknik nafas dalam yang diajarkan oleh bidan pada saat persalinan
berlangsung. Sedangkan Satu orang ibu post partum primipara mengatakan
persalinan yang dialaminya berlangsung cukup nyaman dan rileks kerena ibu
menggunakan teknik Hybnobirthing yang diapelajari dari buku dan media sosial, ibu
berlatih Hybnobirthing sejak trimester tiga kehamilan karena ibu ingin mengalami
persalinan yang lebih baik dibandingkan persalinanya terdahulu. Ibu hamil yang
menjelang proses persalinannya sangat membutuhkan dukungan. Dukungan bukan
hanya dari keluarga maupun tenaga medis tapi juga berasal dari diri sendiri, hal itu
diharapkan dapat membantu wanita inpartu dalam menciptakan proses persalinan
yang aman, nyaman dan memuaskan bagi dirinya sendiri maupun bayinya. Karena
saat melakukan hypnobirthing ibu dan bayi menjalin komunikasi bawah sadar,
getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh bayi yang merupakan dasar
perkembangan jiwa sehingga bayi tumbuh lebih sehat. Sebagai seorang ibu yang
akan mengalami proses persalinan maka diperlukan pengetahuan tentang metode
Hypnobirthing. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang dimana setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek maka individu akan menjadi tahu dan terbentuklah suatu
perilaku yang akan menjadi suatu tindakan. Pengetahuan ibu dapat ditingkatkan
dengan memberikan pelatihan bagi para ibu hamil tentang Hypnobirthing (Adriana,
2008) karena ibu menggunakan teknik Hybnobirthing yang diapelajari dari buku.

3. Penggunaan Hypnosis 5 jari terhadap tekanan darah pada Ibu hamil dengan
Preeklamsia.
Hipnosis adalah bentuk relaksasi dalam seperti meditasi. Hipnosis dilakukan
ketika sendang didalam kondisi yang terfokus dengan pemikiran alam bawah sadar
(Lowdermilk, 2013). Terapi hipnosis lima jari adalah salah satu dari terapi generalis
keperawatan yang dilakukan dengan cara pasien melakukan hipnotis diri sendiri dan
memikirkan pengalaman yang menyenangkan (Banon, 2014). Menurut (Wahyudi,
dkk. 2019) hipnosis lima jari adalah salah satu bentuk dari self hipnosis yang
menimbulkan efek relaksasi dalam tubuh sehingga baik digunakan dalam mengatasi
gangguan kesehatan.
Seseorang yang sedang melakukan terapi hipnosis akan menimbulkan kondisi
otak bagian dorsal Anterior Cingulate Cortex (ACC) akan mengalami perubahan,
seperti lebih fokus dan dapat mengendalikan beberapa gejala fisik dan emosional.
Pasien terhipnosis, pasien diminta untuk lebih fokus pada efek dari hipnosis dengan
memikirkan masalah kesehatan yang sedang dialaminya seperti peningkatan tekanan
darah (Wahyudi, dkk. 2019). Terapi hipnosis lima jari dilakukan agar pasien
merasakan ketenangan dan kenyamanan yang bertujuan untuk mengontrol tekanan
darah. Hipnosis yang dilakukan dapat merangsang sistem pengaktifasi retikularis di
otak, sehingga menyebabkan respon saraf otonom yaitu, penurunan tekanan darah,
nadi dan frekuensi nafas serta perasaan emosi dan strees dapat terkontrol (Nurinda
2008 dalam Wahyudi, dkk. 2019).
Tekanan darah yaitu tekanan pada pembuluh darah saat jantung memompa darah
di seluruh tubuh. Perubahan patologis yang terkait dengan preeklamsia akan
menimbulkan tanda dan gejala trias khas, yang meliputi hipertensi, proteinuria, dan
edema. Hipertensi pada ibu preeklamsi dapat terjadi secara betahap dan
membahayakan. Tekanan darah sistolik dapat meningkat 30 mmHg serta tekanan
darah diastolik meningkat 15 mmHg merupakan indikasi timbulnya keadaan yang
abnormal, sehingga kemungkinan yang paling besar adalah preeklamsia (Reeder,
Sharon J., 2013).
Penatalaksanaan medis yang digunakan untuk mengatasi hipertensi pada
preeklamsia ringan sampai sedang, untuk saat ini menggunakan penatalaksanaan non
farmakologis. Penatalaksanaan medis lebih diarahkan ke pencegahan dan deteksi dini
dari terjadinya perburukan preeklamsia (Reeder, Sharon J., 2013). Pengobatan secara
non farmakologi dapat dilakukan melalui pengobatan seperti psikoterapi dan
relaksasi. Relaksasi psikoterapi yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan
darah adalah relaksasi otot progresif dan terapi hipnosis lima jari. Relaksasi otot
progresif merupakan relaksasi yang bertujuan untuk mengencangkan dan
melemaskan otot-otot tubuh. Hipnosis lima jari yaitu relaksasi yang seakan
menempatkan diri kedalam kondisi terhipnotis ringan terhadap diri sendiri dengan
memikirkan pengalaman yang menyenangkan menggunakan lima jari (Syukri, 2017).
Terapi hipnosis lima jari dilakukan agar pasien merasakan ketenangan dan
kenyamanan yang bertujuan untuk mengontrol tekanan darah. Hipnosis yang
dilakukan dapat merangsang sistem pengaktifasi retikularis di otak, sehingga
menyebabkan respon saraf otonom yaitu, penurunan tekanan darah, nadi dan
frekuensi nafas serta perasaan emosi dan strees dapat terkontrol (Nurinda 2008 dalam
Wahyudi, dkk. 2019).
Hipnosis termasuk terapi non farmakologi yang bekerja langsung pada korteks
serebral otak, bagian berfikir pada otak, dan sistem limbik yang mengatur emosional
untuk melakukan komunikasi pada tubuh lain seperti hipotalamus dan parasimpatis.
Kelenjar kecil yang melekat pada hipotalamus yang bekerja untuk menyuplai hormon
dan mengontrol fungsi vital yang disebut kelenjar hipofisis. Hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis dapat digunakan untuk beradaptasi oleh stres. Kondisi
hipnosis, tubuh mengalami sugesti positif sehingga stres dapat diatasi dan hipofisis
dapat dikontrol, sehingga fungsi vital tubuh seperti denyut jantung dan tekanan darah
dapat terkontrol (Winarto, 2008).
Hipnosis memberikan efek penurunan tekanan darah melalui tahapan relaksasi,
aktivasi saraf parasimpatik, penurunan aktivitas kardiovaskular, peningkatan
vasodilatasi, peningkatan VEGf, menurunkan SFlt-1 pada plasma dan menurunkan
tekanan darah (Khuzaiyah, dkk., 2017).

4. Membangkitkan potensi diri dan minat siswa dalam belajar bahasa Arab dengan
Hypnoteaching.
Hipnoteaching berembrio dari aliran hipnotis. John Af mengemukakan bahwa usia
ilmu hipnotis sama dengan usia ilmu sihir, mistik, falak, perwatakan (tabiat), dan
ilmu ketabiban. Hal tersebut sebagaimana ditemukan dalam kitab-kitab kuno warisan
Yunani, Mesir, India dan Arab.Ilmu hipnotis mulai dipopulerkan oleh Franz Anton
Mesmer, seorang tabib di kota Wina pada abad ke 18. Dia memakai ilmu hipnotis
untuk mengobati pasiennya yang sakit saraf. Tekniknya di dasarkan pada sifat
alamiah magnetisme hewani. Masmer beranggapan bahwa pasiennya sembuh karena
mendapat transfer magnetisme hewani dari dirinya. Kemudian teknik mesmer di
ekperimenkan oleh seorang dokter dari Inggris pada abad ke- 19 bernama James
Braid, yang menyimpulkan bahwa hipnotis bersifat psikologis.
Kemudian, sesuai rekomendasi dari American Medical Associationpada tahun
1958, hipnosis bisa digunakan dalam dunia kedokteran. Dan kemudian menjadi salah
satu ilmu yang resmi dipelajari dan diakui dalam dunia kedokteran setelah
terbentuknyaThe British Medical Association dan Italian Medical Association for the
Study of Hypnosis.
Ada lima karakteristik yang harus diketahui jika seseorang dalam keadaan ter-
hipnotis. Kelima kondisi tersebut adalah :
Pertama, Relaksasi fisik yang dalam. Hal tersebut untuk membawa subjek pindah
dari alam pikiran sadar ke alam pikiran bawah sadar dengan melibatkan konsentrasi
fisik. Pada Saat tubuh dalam kondisi rileks, pikiran akan menjadi rileks. Dan pada
saat dalam kondisi rileks, gelombang otak akan turun dari beta, alpha, theta dan
delta.
Kedua, Perhatian yang sangat terpusat. Pada saat kondisi normal, pikiran sadar
dipenuhi oleh stimulus melalui panca indera, berbeda dengan dengan pada saat
kondisi hipnotis yang membuat perhatian terfokus pada satu stimulus saja.
Ketiga, Kemampuan indra mengalami peningkatan. Hal tersebut sesuai dengan
hasil eksperimen dengan menggunakan hipnosis yang menunjukan bahwa
kemampuan indra pada saat ter-hipnotis meningkat. Indra beroperasi lebih akurat
apabila fungsinya diarahkan dengan menggunakan sugesti.
Keempat, Pengendalian refleks dan aktivitas fisik. Pada waktu dihipnotis, detak
jantung seseorang dapat dikendalikan, bagian tubuhnya bisa dibuat mati rasa,
sirkulasi darahnya dapat ditingkatkan atau diturunkan.
Kelima, adanya respon terhadap pengaruh pasca hipnotis. Sugesti yang diberikan
pada saat hypnosis –dengan catatan kondisi sugesti tersebut tidak bertentangan
dengan nilai dasar yang dipegang oleh subjek–, akan tetap dijalankan oleh subjek
setelah ia tersadar kembali. Sugesti positif, baik, dan menguntungkan subjek, akan
lebih mudah diterima daripada sugesti negative, jelek dan tidak menguntungkan
subjek.
Hipnotis dibutuhkan untuk menonaktifkan critical area pada diri seseorang,
sehingga informasi yang diperoleh seseorang dapat diserap secara mudah dan
tersimpan di pikiran alam bawah sadarnya. Hypnoteaching yang merupakan bagian
dari ilmu hipnotis, merupakan seni berkomunikasi dengan cara memberikan sugesti
agar seseorang dalam hal ini siswa adalah siswa menjadi lebih cerdas, imajinatif dan
kreatif. Implementasi metode Hypnoteaching dalam proses belajar mengajar adalah
dengan mengkomunikasikan pikiran bawah sadar yang bisa menimbulkan sugensti
kepada para siswa untuk berkonsentrasi terhadap materi yang diajarkan. Pikiran
bawah sadar akan lebih mendominasi yakni 88 % dari pikiran sadarnya yang hanya
berkisar 12 %. Pikiran bawah sadar lebih bersifat netral dan sugestif. Pikiran bawah
sadar inilah yang merupakan sebuah memori jangka panjang manusia dengan
menyimpan berbagai peristiwa, baik yang berdasarkan pengalaman pribadi
(eksperimental) maupun orang lain (induksi). Sementara itu kondisi hipnotis dibagi
menjadi dua yaitu : hipnotis ringan (light hypnosis) dan hipnotis dalam (deep
hypnosis). Dalam proses belajar mengajar lebih menggunakan teknik light hypnosis,
yang dalam kondisi tersebut gelombang pikir seseorang berada pada light alpha.
Sedangkan langkah-langkah dasar yang perlu dilakukan dalam
mengimplementasikan metode hypnoteaching menurut Ibnu Hajar adalah :
1. Membangkitkan Niat dan motivasi. Hal pertama yang perlu diperhatikan
oleh guru yang akan menggunakan metode hypnoteaching adalah harus bisa
menanamkan niat yang kuat pada diri siswa. Niat tersebut akan
memunculkan motivasi yang tinggi dan komitmen yang kuat pada diri siswa
dalam belajar.
2. Pacing. Pacing merupakan penyamaan posisi, bahasa, gerak tubuh, serta
gelombang otak dengan orang lain dalam hal ini adalah siswa, dengan : a)
membayangkan usia guru setara dengan siswa; b) menggunakan bahasa
yang sering digunakan oleh siswa; c) melakukan gerakan-gerakan dan
mimik wajah sesuai dengan tema atau pokok bahasan; d) mengaitkan tema
atau pokok bahasan dengan tema yang menjadi Trend di kalangan para
siswa; e) selalu up date pengetahuan yang berkaitan dengan tema atau pokok
bahasan.
3. Leading. Leading berarti memimpin atau mengarahkan. Setelah
pacing, proses selanjutnya dalam hypnoteaching adalah leading. Dalam
praktik pembelajaran, guru harus bisa mengkombinasikan antara peacing
dan leading, dimana kedua teknik tersebut dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif dan efektif.
4. Kata positif. Langkah pendukung selanjutnya adalah metode hypnoteaching
adalah penggunaan bahasa atau kata-kata yang positif. Kata-kata positif
sangat sesuai dengan sistem kerja pikiran alam bawah sadar yang tidak
menerima sugesti negatif.
5. Berikan pujian. Pujian merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep
diri seseorang Pujian merupakan reward yang penting untuk peningkatan
harga diri seseorang. Guru perlu memberikan pujian pada siswa khususnya
ketika ia berhasil melakukan sesuatu atau mencapai prestasi tertentu, sekecil
apapun bentuk prestasinya, termasuk ketika ia berhasil melakukan
perubahan positif pada dirinya sendiri. Dengan pujian, seseorang akan
terdorong untuk melakukan yang lebih dari sebelumnya.
6. Modeling. Yaitu memberi keteladanan melalui ucapan dan perilaku yang
konsisten. Hal tersebut sangat penting dan menjadi salah satu kunci
hypnoteaching. Setelah siswa menjadi nyaman dengan guru, mereka bisa
diarahkan sesuai keinginan guru, dengan modal kalimat-kalimat positif.
Perlu pula kepercayaan (trust) siswa pada guru dimantapkan dengan
perilaku guru yang dilakukan secara konsisten melalui ucapan dan tindakan,
sehingga guru akan selalu menjadi figure yang dipercaya.
Sebagaimana dijelasakan di atas, Hipnotis dalam pembelajaran diperlukan
untuk membendung aktifitas critical area siswa. pada saat aktifitas critical
area siswa berada pada level cukup signifikan, informasi akan lebih sulit
diterima dan direkam dalam memori jangka panjang (alam bawah sadar).
Dalam keadaan ini, siswa akan menolak informasi-informasi yang bertentangan
dengan keinginannya. Sebagai contoh, ketika siswa tidak menyukai salah satu
materi pelajaran tentu ia akan sulit menerima informasi yang disampaikan oleh
guru. Hal tersebut terjadi karena aktifitas critical area siswa cukup tinggi. Oleh
sebab itu, maka seorang guru harus mampu menembus critical area tersebut
melalui metode hypnoteaching. Andri Hakim mengungkapkan bahwa untuk
dapat menembus CA, seorang guru harus memahami beberapa hal dalam proses
hipnosis di antaranya :
1) Relaxation; proses pembelajaran harus dimulai dengan suasana yang
menyenangkan yang dapat membuat siswa relaks, hal ini diperlukan
untuk mengistirahatkan aktifitas CA. Relaxation ini bisa diciptakan
dengan memperhatikan suasana kelas, penampilan pengajar dan kalimat
pembuka yang dapat membangun motivasi siswa;
2) Mind Focus & Alpha State; hipnosis dalam pembelajaran bekerja pada
level gelombang alpha yaitu mengkondisikan siswa untuk memasuki
kondisi hipnosis (hypnosis state). Dalam kondisi ini siswa diharapkan
lebih mudah merekam informasi ke dalam memori jangka panjang;
3) Komunikasi bawah sadar; komunikasi terkadang kurang efektif dan
efisien. Hal ini disebabkan tidak adanya komunikasi bawah sadar yang
mendukung terjadinya sebuah “two way communication heart to heart”
atau komunikasi dua arah dari hati ke hati”. Dengan demikian maka
diperlukan beberapa hal untuk membangun komunikasi bawah sadar di
antaranya :
a) informasikan hal yang akan disampaikan kepada siswa; b) guru harus
memperhatikan cara penyampaian dan cara mengatakan informasi
tersebut; c) kondisi atau situasi yang kondusif.
Dalam hal pembelajaran bahasa Arab, seorang guru bisa menjadikan metode
hypnotaching sebagai metode alternatif untuk bisa menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif, kondusif dan menyenangkan dengan cara membawa
siswa ke arah suasana yang rileks dengan mengubah gelombang pikiran siswa
ke alam bawah sadar.

5. Penurunan berat badan pada Remaja Obesitas menggunakan Hipnoterapi


Dalam penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa hypnoterapi memiliki
pengaruh terhadap penurunan berat badan pada anak obesitas. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Bo et al., (2018) tidak ada pengaruh self-hypnosis antara kelompok
control dengan kelompok intervensi. Namun dari hasil penelitian tersebut terlihat
bahwa kelompok intervensi yang melakukan self-hypnosis secara teratur mengalami
penurunan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok control.
Selain itu, kelompok intervensi juga memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Penatalaksanaan obesitas pada anak memerlukan kerjasama dan keterlibatan
seluruh anggota keluarga. Prinsip penatalaksanaannya harus tetap
mempertimbangkan faktor tumbuh kembang yang masih terus berlangsung sampai
masa remaja. Penatalaksanaan terapi hipnosis pada keluarga didampingi oleh perawat
sehingga implementasi terapi hipnosis yang ditujukan untuk menurunkan berat badan
anak dan juga meningkatkan kualitas hidup anak dengan optimalisasi tumbuh
kembang anak tanpa risiko kesehatan yang diakibatkan masalah obesitas di masa
yang akan datang. Penerapan ketiga terapi ini didahului dengan promosi kesehatan
terkait gizi dan aktifitas fisik yang dibutuhkan oleh anak usia sekolah yang obesitas.
Selanjutnya anak usia sekolah diberikan penjelasan dan demonstrasi self hypnosis
untuk meningkatkan motivasi meningkatkan aktifitas fisik dan pengelolaan nutrisi.
Dalam self hypnosis anak diminta berada dalam kondisi rileks, memejamkan mata
dan membayangkan bentuk tubuh ideal yang diharapkan anak setiap sebelum tidur
dan saat bangun tidur. Selanjutnya anak diminta melakukan hipnosis terhadap diri
sendiri dengan sering sering mengucapkan pada diri sendiri: 1. Makan sayur dan
buah membuat tubuh sehat dan kuat 2. Kebanyakan makan yang manis dan
berminyak adalah racun bagi tubuh saya, 3. Saya akan beraktivitas sampai
berkeringat agar sehat (Darmawati, 2017).
Penelitian yang dilakukan Sundari (2016) menemukan bahwa selfefficacy pada
remaja memiliki hubungan kuat yang signifikan terhadap perilaku diet remaja.
Remaja dengan kepercayaan diri yang baik, memiliki kecenderungan berhasil dalam
mempraktikan perilaku diet yang sehat. Dalam penelitiannya Sundari juga
menemukan bahwa lebih dari separuh remaja hanya memiliki kepercayaan diri yang
cukup untuk melakukan diet sehat. Pernyataan diatas didukung oleh penelitian lain
yang menunjukan bahwa ada hubungan antara body image dengan kepercayaan diri.
Untuk mencapai kepercayaan diri yang baik remaja ingin meningkatkan body
imagenya. Namun di sisi lain, remaja memutuhkan kepercayaan diri untuk
melakukan diet, sehingga diet yang dilakukan dapat berhasil dan mampu
memberikan gambaran diri yang baik (Ifdil et al., 2017).
Hasil penelitian Levenson & David (2018) tidak ada perbedaan anntara kelompok
ahli diet dengan kelompok self-hypnosis. Meskipun tidak ada perbedaan antar kedua
kelompok, namun jika dilihat dari rerata penurunan berat badan. Kelompok self-
hypnosis mengalamai penuruan berat badan (5,2 pound atau 2,36 kg) lebih banyak
jika dibandingkan dengan kelompok yang melakukan diet dengan pengawasan ahli
diet (3,7 pound atau 1,68 kg). Dari hasil penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa
ada perbedaan penurunan level A1c antara kelompok diet dan kelompok self-
hypnosis.
Penelitian yang dilakukan Darmawati (2017) menunjukkan bahwa terapi hipnosis
dapat diterapkan dalam proses asuhan keperawatan bagi keluarga binaan perawat
dengan tujuan utama perubahan perilaku hidup sehat yang menunjang pada upaya
pencapaian berat badan ideal bagi anak dan keluarga dengan masalah obesitas.
Pendekatan terapi hipnosis dilakukan untuk memberikan sugesti positif pada anak
terkait tubuh ideal dan pola hidup sehat. Penerapan terapi hipnotis ini dapat dijadikan
sebagai inovasi perawat puskesmas yang akan melaksanakan kunjungan rumah
sehingga dapat mengendalikan angka kejadian obesitas pada anak usia sekolah.
Penelitian yang dilakukan Santoso & Listywan (2020) menunjukan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata efikasi diri remaja sebelum dan
sesudah intervensi diberikan (t = -7.400 ; p-value = 0.001). Hal tersebut menunjukan
bahwa remaja dapat memiliki efikasi diri untuk melakukan diet sehat yang lebih baik
setelah diberikan hipnoterapi.
Keberhasilan hipnoterapi tentu sangat bergantung pada kondisi serta tingkat
sugestibilitas induvidu yang diintervensi. Hasil studi menunjukan peningkatan efikasi
diri remaja lebih banyak terjadi pada remaja dengan tingkat sugestibilitas yang baik.
Remaja yang memiliki efikasi diri rendah sekalipun, jika memiliki tingkat
sugestibilitas yang baik akan mudah untuk ditingkatkan efikasi dirinya melalui sesi
hipnoterapi. Dalam pelaksanaan sesi hipnoterapi, diberikan penguatan terhadap
kemampuan remaja untuk melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk melakukan diet
yang sehat. Penguatan diberikan kepada remaja melalui teknik anchoring, yaitu
menanamkan sebuah perilaku dengan pemicu tertentu. Teknik anchoring dinilai
efektif dan dapat menunjukan efek yang cepat dalam merubah perspektif induvidu
(Budiman, 2017).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Levenson & David (2018) yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan anntara kelompok ahli diet dengan
kelompok self-hypnosis. Meskipun tidak ada perbedaan antar kedua kelompok,
namun jika dilihat dari rerata penurunan berat badan. Kelompok self-hypnosis
mengalamai penuruan berat badan (5,2 pound atau 2,36 kg) lebih banyak jika
dibandingkan dengan kelompok yang melakukan diet dengan pengawasan ahli diet
(3,7 pound atau 1,68 kg).
Hal lain yang juga mempengaruhi adalah pola hidup hal ini sangat berpengaruh
terhadap kejadian pada obesitas namun masih dapat untuk di modifikasi dengan
beberapa cara, baik dengan memperhatikan kebiasaan makan, waktu tidur dan
aktivitas fisik yang dibutuhkan harus sesuai usia dan jenis kelamin. Kondisi
rendahnya dalam melakukan aktivitas fisik pada anak ialah masalah utama terjadinya
berat badan lebih. Dalam memberikan hypnoterapi responden dalam penelitian ini
diajak untuk menerima sugesti positif seperti olah raga, dan menjaga pola makan
yang sehat.

Adapun issue yang terkait dengan self hypnosis adalah sebagai berikut ; Dr. Bruce
Goldberg adalah seorang hipnoterapis yang telah lebih dari 25 tahun berkecimpung
di dunia hipnoterapi. Pengalamannya yang telah membantu lebih dari 14.000 pasien
membuat Dr. Bruce Goldberg paham bagaimana hipnosis dapat bekerja dalam
membantu menyelesaikan berbagai masalah psikis maupun fisik secara baik.
Berbagai metode yang telah ia pelajari, ia kembangkan sehingga dapat dengan
mudah diterapkan kepada ribuan pasiennya dan menghasilkan efek yang positif bagi
penggunanya, salah satunya adalah metode Self Hypnosis. Dengan Self Hypnosis
kita mempunyai kekuatan untuk menangani berbagai masalah yang diakibatkan baik
oleh fisik maupun psikis, salah satunya adalah penyakit yang tengah fenomenal,
yaitu Psikosomatis.
Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa hipnosis merupakan salah satu
metode terapi behavior (terapi yang digunakan untuk menghilangkan perilaku tidak
baik yang dapat) yang selama ini telah digunakan dalam menangani masalah
psikosomatis (masalah psikis . Dr. Bruce Goldberg menjelaskan bahwa hipnosis
merupakan latihan pembiasaan untuk menerapkan kebiasaan baik sehingga
kesembuhan dapat bersifat permanen. Penelitian ini dilakukan dengan metode
analisis isi buku-buku yang berkaitan dengan self hypnosis menurut Dr. Bruce
Goldberg. Analisis dilakukan dengan unitisasi yaitu mengelompokkan data sesuai
kerangka pemikiran, kategorisasi yaitu data disusun berdasarkan perumusan masalah,
kemudian data ditafsirkan dan diinterpretasikan berdasarkan teori-teori tentang self
hypnosis.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa self hypnosis dapat menangani
masalah psikosomatis. Self hypnosis adalah sebuah metode hipnotis yang dilakukan
oleh diri sendiri dengan memanfaatkan keadaan trans yang klien ciptakan sendiri
untuk memperbaiki dan mengubah dan menghilangkan simtom yang mengganggu
klien dan menyebabkan masalah psikosomatis itu muncul. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan dalam melakukan self hypnosis yaitu relaksasi, glove
anesthesia, teknik perumpamaan/visual, dan regresi usia. Metode-metode Self
hypnosis tersebut dilakukan dengan merekam naskah sugesti yang telah dibuat
dengan beberapa aturan, kemudian didengarkan secara rutin sehingga membentuk
suatu kebiasaan baik yang tertanam di pikiran bawah sadar yang manfaatnya dapat
dirasakan secara permanen.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi self hypnosis adalah suatu tekhnik untuk memprogramkan diri sendiri. Kata
“hypnosis” berasal dari kata hypnos dari bahasa Yunani yang artinya tidur, adalah singkatan
dari James Braid (1844) istilah neurohipnotis yang berarti tidur dari sistem saraf (Balaji
Deekshitulu, 2017). Terapi self hypnosis merupakan suatu cara yang bermakna dalam
bereaksi terhadap stres agar efeknya netral dan respon yang muncul adalah respon rileks. Ini
merupakan sautu cara tercepat dan mudah dalam menghasilkan relaksasi jika kita menyadari
manfaatnya dan dengan menggunakan otak kanan yang sifatnya menerima. Self hypnosis
adalah bentuk relaksasi pertolongan pertama yang paling radikal yang dapat digunakan
untuk memperoleh kendali mental atas stres (Candra, 2012).
Adapun trend dan issue yang terakit dengan Self Hypnosis diantaranya adalah :
1. Penggunaan Hypnosis 5 jari yang dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
pasien sirkumsisi
2. Tekhnik Hypnobirthing yang dapat menurunkan intensitas nyeri pada persalinan
pervaginam kala satu primipara
3. Penggunaan Hypnosis 5 jari terhadap tekanan darah pada Ibu hamil dengan
Preeklamsia
4. Membangkitkan potensi diri dan minat siswa dalam belajar bahasa Arab dengan
Hypnoteaching
5. Penurunan berat badan pada Remaja Obesitas menggunakan Hipnoterapi

B. Saran
Hipnosis bukanlah magic atau gaib, tetapi merupakan metode ilmiah yang mudah
dipelajari oleh siapa saja termasuk orang awam sekalipun. Namun penerapannya harus
diaplikasikan pada hal-hal yang memberikan manfaat baik itu terhadap diri sendiri maupun
orang lain, jangan sampai disalah gunakan pada hal-hal yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA

 Gian Sugiana Sugara, Terapi Self-Hypnosis Seni Memprogram Ulang Pikiran Bawah
Sadar (Jakarta: Pt Indeks, 2013), hal. 2.
 Agus Setiawan, Hypnosis & Hypnoterapi https://klinikhypnotherapy.wordpress.com/
2010/03/11/hipnosis-pengertian-yanglebih-mendalam-tentang-hipnosis/. (diakses pada
tanggal 18/10/2016 pukul 20:30 WIB )
 Indonesia Hypnosis Association, Pusat Pelatihan Hypnosis & Hypnotherapy,
http://hipnosis45.com/jenis_hypnosis.html-1. (di akses pada tanggal 20/10/2016 pukul
10:01 WIB).
 Gian Sugiana Sugara, Terapi Self-Hypnosis Seni Memprogram Ulang Pikiran Bawah
Sadar…, hal. 6.
 Ahmad, M. (2011). Agama dan psikoanalisa sigmund freud. Religia, 14, 277-296
 Feist, J., & Feist, G. J. (2010) Teori kepribadian theories of personality Buku 1 Edisi 7,
Jakarta Selatan: Salemba Humanika
 Soedirdjo. (2013). Hipnoterapi bukan sekedar hipnosis. Accesed on 15 March2017 from
http://www.kompasiana.com/achmad.ridwan/hipnoterapibukan-sekedar-
hipnotis_55297d57f17e61ea778b4579
 Zam, E, Z. (2015). Hipnotis: untuk kehidupan sehari-hari. Jakarta: Jasakom
 Hunter, R. (2011). Seni Hipnosis: penguasaaan teknik-teknik dasar. Jakarta: PT Indeks
Penerbit
 Setiawan, T. (2009). Hipnotis dan Hipnoterapi, Yogyakarta: Garasi
 Putranto, A. K. (2016). Aplikasi cognitive behavior dan behavior activation dalam
intervensi klinis, Jakarta Selatan: Grafindo Books Media
 Swadarma, D. (2014). Kedahsyatan Hypno parenting secara otodidak. Jakarta: Penerbit
Padi
 Spiegel, D. (1985). The use of hypnosis in controlling cancer pain CA-A cancer. Journal
for Clinician, 35, 221-30
 Kusumawati, E. (2010). Keefektifan self hypnosis terhadap perbaikan tingkat kontrol
asma di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Thesis Dokter Spesialis, Program Pendidikan
Dokter Spesialis I Psikiatri, Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta
 Putranto, A. K. (2016). Aplikasi cognitive behavior dan behavior activation dalam
intervensi klinis, Jakarta Selatan: Grafindo Books Media
 Ali Akbar Navis, Hypnoteaching (Jogjakarta: Ar Ruz Media, 2013), 129.
 Eric Siregar, Dahsyatnya Kata – kata (Jakarta: SaLaris Publisher, 2014), 3.
 Agus Setiawan, Hypnosis & Hypnoterapi https://klinikhypnotherapy. wordpress.com/
2010/03/11/hipnosis-pengertian-yang-lebih-mendalam-tentanghipnosis/. (diakses pada
tanggal 18/10/2016 pukul 20:30 WIB )
 Gian Sugiana Sugara, Terapi Self-Hypnosis Seni Memprogram Ulang Pikiran Bawah
Sadar (Jakarta: Pt Indeks, 2013), hal.

Anda mungkin juga menyukai