Dosen Pembimbing :
Masluroh, SST, M.Kes.
Disusun oleh :
NAMA : WARTINI
NIM : 200701031
PRODI : PROFESI BIDAN
1
IDENTITAS MAHASISWA
2
LAPORAN KASUS
Pembimbing I
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Perilaku Ibu
Prakonsepsi Untuk Kehamilan Yang Sehat Berdasarkan Budaya Masyarakat Sunda Di Kec. Koja
Jakarta Utara”
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd. Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Jakarta.
3. Ibu Imas Masluroh,SST, M.Kes. Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan,
pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk
kesempurnaan laporan penulis.
4. Kedua orangtua tercinta, Suami tercinta dan anak anak tersayang serta keluarga besar yang selalu
mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih sayang serta selalu memberi
semangat kepada penulis.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi
pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga kelak lahirnya janin, yang
sehat. Pola hidup sehat ketika hamil menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh
persalinan, serta mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat
penting karena akan membantu mengatasi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi kesehatan
kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim, sehingga
selama masa prakonsepsi disarankan agar calon ibu dapat menjaga pola hidup sehat
(Johnson, 2016). Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang
waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup
waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi bagi seorang
ibu. Sangatlah penting untuk mempersiapkan kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu
terkait nutrisi, kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan seperti merokok, minuman
keras, polusi, lingkungan sehari-hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan tingkat
stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah
obesitas, mencegah risiko keguguran, persalinan premature, berat bayi lahir rendah,
menghindari stress, kematian janin mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan
6
asupan asam folat, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol (Backhausen et al,
2014). Sebuah penelitian cross-sectional Denmark dengan 258 wanita hamil menemukan
bahwa wanita dengan kehamilan yang terencana lebih mungkin untuk mengkonsumsi asam
folat (57% berbanding 2%) dan melaporkan lebih sedikit mengkonsumsi minuman keras
(20% berbanding 31%). Studi ini menemukan perbedaan yang signifikan dalam perilaku
kesehatan prakonsepsi antara kehamilan yang direncanakan dan tidak direncanakan (Stern
et al, 2016).
Di Amerika Serikat, dalam 25 tahun terakhir, tingkat kematian ibu dengan kehamilan
yang tidak direncanakan, bayi dengan berat badan lahir rendah, dan bayi premature terus
meningkat hingga dua kali lipat. Angka ini memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang
signifikan, misalnya jumlah bayi yang dilahirkan premature di AS tahun 2000 dan 2010
menunjukkan peningkatan lebih dari 3 % dan pada tahun 2010 angka kelahiran premature
Kurang energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi utama yang sering terjadi
pada WUS. Prevalensi KEK pada WUS di Indonesia menurut Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat tahun 2013 menunjukkan angka sebesar 20,97% sementara untuk
provinsi Sumatera Utara sebesar 17,61% Dampak dari wanita yang menderita KEK antara
lain dapat mengakibatkan terjadinya anemia, kematian pada ibu saat melahirkan, kematian
janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, lahir cacat hingga kematian pada
dengan baik, di Kabupaten Tegal 2017 presentase responden yang pernah menggunakan
KB dan mengalami kehamilan yang tidak direncanakan cukup tinggi (78,6%). Hal tersebut
(Dixit et al, 2012). Data tersebut menggambarkanbahwa tingkat pengetahuan calon ibu
mengenai pengetahuan prakonsepsi masih rendah. Menurut Sariyati (2015) semakin tinggi
pengetahuan seseorang maka akan semakin tinggi pula seseorang tersebut sadar akan
7
dimasyarakat sangat dipengaruhi beberapa aspek seperti aspek sosial, ekonomi, pendidikan
Pamali merupakan salah satu adat yang dijunjung tinggi oleh budaya Sunda. Hal
tersebut berarti bahwa pantang larang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari dan
dianggap sebagai sarana yang paling tepat untuk penyampaian nasihat. Masyarakat
mempercayai mitos yang beredar di wilayahnya yang merupakan tinggalan nenek moyang
yang dipercayai dapat memperlancar proses kehamilan dan persalinan (Mayasari, 2011).
terutama mitos merupakan salah satu penyebab terjadinya komplikasi ibu hamil, bersalin
dan nifas. Mitos-mitos dalam kehamilan ini dapat memberikan pengaruh baik maupun
buruk, salah satu contoh faktor sosial budaya di masyarakat yang masih melekat sampai
saat ini adalah masih banyak ibu hamil yang jarang memeriksakan kehamilannya (Sholihah
Persepsi tentang kehamilan yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan perilaku
kepercayaan-kepercayaan dan simbol yang dimiliki oleh masyarakat. (Annisa dan Ike,
2010). Persiapan yang baik akan menghasilkan kehamilan yang sehat dan dengan mengikuti
pola hidup sehat maka kehamilan akan berjalan dengan baik dan dapat menghindari
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi calon ibu hamil untuk mempersiapkan
kehamilan yang sehat yang di landasi dengan pengetahuan dan perilaku yang baik selama
masa prakonsepsi untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan janin serta mencegah
tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perilaku Ibu
Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan Budaya Sunda di Kec. Koja Jakarta
Utara”.
8
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana perilaku ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya
3. Tujuan
3.1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat di Kec.
Koja Jakarta Utara.
3.2. Mengidentifikasi sikap ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat di Kec. Koja
Jakarta Utara.
3.3. Mengidentifikasi tindakan ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat di Kec. Koja
Jakarta Utara.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi
sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tingkatan yaitu persepsi (perception) yaitu
mengenal dan memilih berbagai objek yang akan dilakukan, respon terpimpin yaitu
melakukan segala sesuatu sesuai dengan urutan yang benar, mekanisme yaitu melakukan
sesuatu dengan benar secara otomatis, dan adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang
sudah berkembang dan dilakukan dengan baik.
Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum
konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar
100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). Masa prakonsepsi
merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa
atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini
berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Wanita pranikah merupakan
bagian dari kelompok WUS yang perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena
sebagai calon ibu, gizi yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses
melahirkan. Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah
menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa
sebelum kehamilan (Paratmanitya, dkk. 2012).
10
Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan selama
masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko dan mengaplikasikan gaya hidup
sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan meningkatkan kemungkinan memiliki
bayi yang sehat (Yulizawati, dkk. 2016).
Idealnya pasangan suami istri perlu menyiapkan diri, setidak-tidaknya tiga atau enam
bulan sebelum konsepsi, dengan cara mengontrol pola makan dan gaya hidup yang sehat,
usahakan untuk makan-makanan yang bergizi yang dibutuhkan janin untuk tumbuh dan
berkembang. Selain itu perhatikan fungsi tubuh dan sadari akibat yang timbul akibat sering
mengkonsumsi pil dan stress berkepanjangan. Persiapan yang baik akan menghasilkan
kehamilan yang sehat dan dengan mengikuti pola hidup sehat maka kehamilan akan
berjalan dengan baik dan dapat menghindari timbulnya depresi setelah kelahiran ataupun
kesulitan menyusui (Wendy, 2017).
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan
suami istri, baik itu secara psikologi/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh
diabaikan (Kurniasih, 2011). Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga
yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan dan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal.
Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan,
namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2018).
Status gizi prakonsepsi juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi. Keadaan kesehatan dan status
gizi ibu hamil ditentukan jauh sebelumnya, yaitu pada masa remaja dan dewasa sebelum
hamil atau selama menjadi Wanita Usia Subur (WUS). Kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung kepada keadaan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan (Cetin, et al. 2011).
Dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu hamil dapat menimbulkan gangguan
selama kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Apabila kondisi ini
berlangsung dalam waktu yang lama maka akan terjadi ketidakseimbangan asupan untuk
pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi sehingga menyebakan ibu hamil mengalami
Kekurangan Energi Kronis (Yuliastuti, 2013). Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan
suatu kondisi dimana seorang ibu hamil menderita kekurangan asupan makan yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan
11
timbulnya gangguan kesehatan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa
kehamilan tidak dapat terpenuhi (Kemenkes, 2015).
Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK ibu hamil salah satunya disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan asupan gizi (energi dan protein), sehingga zat gizi yang
dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor,
karena pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan pada tubuhnya yaitu adanya
peningkatan metabolisme energi dan juga berbagai zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam kandungannya. Faktor tersebut
diantaranya adalah usia, pendidikan, absopsi makanan, paritas, dan status ekonomi.
Proporsi wanita usia subur dan wanita hamil risiko KEK dilihat berdasarkan indikator
lingkar lengan atas (LILA sebesar 24,2%), untuk mengambarkan adaya risiko KEK pada
wanita hamil digunakan batas rata-rata LILA < 23,5 cm (Depkes, 2013).
Wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu pertama
kehamilan cenderung melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang
karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2–5 minggu pertama (Arisman, 2011).
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan) dan bayi berat lahir rendah
(BBLR) di bawah 2500 gram. Efek jangka pendek KEK diantaranya yaitu anemia,
perkembangan organ tidak optimal dan pertumbuhan fisik kurang, yang mengakibatkan
kurang produktifnya seseorang, sehingga perlu ada pencegahan terhadap kejadian KEK
(Waryono, 2011).
Untuk mengetahui tingkat kecukupan gizi pada seseorang maka ditetapkan Angka
Kecukupan Gizi Indonesia yang disusun oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Adapun angka kecukupan gizi pada wanita tidak hamil dan wanita hamil sebagai berikut
(tabel 1).
Tabel 1. Kecukupan gizi yang dianjurkan perhari bagi wanita tidak hamil dan pada saat hamil
12
Niasin 14 mg + 4 mg
Nutrisi penting yang harus di perhatikan dan dikonsumsi pada masa prakonsepsi adalah
makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sebagai sumber energi, vitamin A,
asam folat, vitamin D, kalsium, besi, serta yodium (Badriah, 2011). Konsumsi tablet Fe
sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang
banyak dialami ibu hamil disebabkan oleh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang tidak
baik ataupun cara mengkonsumsi yang salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan
zat besi pada tubuh ibu. Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil
menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun, karena berbagai faktor misalnya
pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet yang
ditimbulkan dapat memicu seseorang untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi
secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai (Yenni, 2017).
Status gizi ibu selama masa pembuahan dan pada saat hamil juga mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung sehingga gizi ibu hamil akan menentukan berat
13
bayi yang akan dilahirkan, maka dari itu pentingnya pemantauan gizi pada ibu hamil harus
sangat diperhatikan (Kristyanasari, 2011).
Waspadai beberapa penyakit kelainan jiwa yang diturunkan, misalnya schizophrenia yang
dapat menggaggu keharmonisan rumah tangga.
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang
dialami oleh ibu hamil :
14
adalah penyakit kardiovaskular: penyakit jantung, hipertensi, penyakit jantung
rematik, endocarditi (Jannah, 2012).
Menurut Mirza (2011) faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi persiapan
kehamilan adalah kesiapan finansial, Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan
kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus dipersiapkan, dimana
kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan yang dimiliki untuk mencukupi
kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan.
Ada dua hal penting yang berkaitan dengan kesiapan finansial, di antaranya:
1. Dana yang wajib disiapkan sebagai calon orang tua, yaitu: saat hamil seperti biaya untuk
memeriksakan kehamilan (ANC), pemeriksaan penunjang (laboratorium, USG, dan
sebagainya), serta mengatasi penyakit/masalah (bila ada).
2. Memerlukan biaya untuk persalinan (secara normal atau operasi), seperti biaya
penginapan di rumah sakit pilihan, obat-obatan, serta biaya penolong persalinan.
Kemudian setelah bayi lahir prioritas keuangan keluarga menjadi berubah dan perlu
memperhitungkan masa depan anak.
Maka dari itu sangat perlu bagi calon orang tua mempersiapkan keuangan bisa dengan
cara menabung sejak jauh-jauh hari untuk dapat mempersiapkan kehamilan dengan baik.
Disadari atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup besar (Kurniasih,
2010).
Pada tahun 2006, Center For Disease Control an Prevention mendefinisikan perawatan
prakonsepsi sebagai “serangkaian intervensi yang ditujukan untuk menemukan dan
memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial pada hasil akhir kehamilan atau
kesehatan wanita melalui pencegahan dan penatalaksanaan.” CDC menetapkan tujuan-
tujuan berikut untuk memperbaiki perawatan prakonsepsi yaitu: meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang kesehatan prakonsepsi, dan memastikan
bahwa semua wanita usia subur menerima layanan perawatan prakonsepsi, termasuk
15
promosi kesehatan, dan intervensi yang memungkinkan mereka memasuki kehamilan
dengan kesehatan optimal, mengurangi risiko yang diindikasikan oleh adanya
penyimpangan pada hasil akhir kehamilan sebelumnya, dan mengurangi kelainan pada
kehamilan yang menyimpang.
Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan perawatan prakonsepsi untuk
kehamilan yang sehat yaitu :
Riwayat imunisasi ibu harus terpenuhi, untuk wanita usia subur suplementasi asam folat
600 mg setiap hari harus didorong, wanita yang merencanakan kehamilan dalam waktu
dekat juga dapat didorong untuk memenuhi vitamin prenatal, mengkonsumsi obat dan
suplemen tidak dianjurkan secara berlebihan kecuali atas resep dokter, penyalahgunaan
obat-obatan merupakan masalah yang semakin meningkat dan perlu di evaluasi secara
khusus, kondisi kronis yang sering terjadi pada ibu seperti hipertensi dan diabetes memiliki
potensi dampak buruk yang signifikan pada ibu dan janin jika tidak dikontrol sebelum dan
selama kehamilan. Tingkat kesehatan, riwayat keluarga, dan sosial budaya dapat menjadi
faktor penting dalam perencanaan kehamilan, lingkungan dan pekerjaan ibu sehari-hari juga
harus di perhatikan (Helen, dkk. 2015).
Perawatan prakonsepsi memiliki efek positif pada berbagai aspek kesehatan antara lain
adalah mengurangi angka kematian ibu dan anak, mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, mencegah terjadinya komplikasi selama kehamilan dan persalinan, bayi lahir
mati, lahir prematur dan berat bayi lahir rendah, mencegah cacat lahir, mencegah infeksi
neonatal, mencegah stunting, mencegah penularan HIV/IMS, menurunkan risiko beberapa
bentuk kanker pada anak, menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan kardiovaskular penyakit di
kemudian hari (CDC, 2016)
Konseling dalam keperawatan merupakan salah satu komponen penting dalam proses
keperawatan dan pendidikan kesehatan. Konseling mencerminkan hubungan perawat dan
klien, komunikasi terapeutik, serta pelayanan yang berorientasi pada masalah. Konseling
dapat dipandang sebagai salah satu bentuk pelayanan keperawatan, yaitu memberi petunjuk
kepada individu untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku konstruktif yang
berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya (Tamsuri, 2011).
Tenaga Kesehatan mempunyai kewajiban membimbingdan membantu klien dalam
memecahkan masalah melalui program konseling (Priyanto, 2012).
Kategori lain mengenai wanita yang mungkin memerlukan konseling nutrisi adalah
wanita yang mengalami kehamilan dalam jarak yang dekat, masa remaja dimana pengaruh
utama pada hasil kehamilan adalah jumlah tahun antara menarke-an kehamilan. Semakin
pendek interval antara menarke dan kehamilan, semakin besar potensi untuk mengalami
defisiensi nutrisi. Defisiensi nutrisi juga lebih cenderung terjadi selama kehamilan karena
untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang tumbuh, wanita yang memiliki ekonomi
rendah, mereka yang sudah memiliki penyakit misalnya, diabetes dan epilepsi karena alergi
makanan harus selalu didiagnosis secara medis dan sindrom malabsorpsi, seperti penyakit
Crohn, colitis ulseratif, atau fibrosis kistik, memerlukan konsultasi diet, mereka yang
17
mengalami gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia, nervosa, atau makan
berlebihan (binge eating) (Medforth, dkk. 2011).
Dalam hal ini, peran tenaga kesehatan dalam perawatan prakonsepsi di tingkat dasar
antara lain pengkajian faktor risiko, promosi kesehatan, intervensi klinikal, dan psikososial.
Perawat harus memiliki akses, seperti informasi tentang perawatan sebelum konsepsi untuk
memberikan anjuran/nasihat kepada calon ibu, mengevaluasi kehamilan dan bila
menemukan suatu kelainan, dapat merujuk ke dokter spesialis yang lebih kompeten sedini
mungkin. Dari peran perawat yang dilakukan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan
sebuah kehamilan yang sehat pada pasangan usia subur (Regina, 2011).
18
2. Kehamilan
2.1 Defenisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Yulistiana, 2015). Menurut Departemen Kesehatan RI (2014) kehamilan adalah
masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40
minggu/9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/trimester pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari
bulan ke-7 sampai ke-9.
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel
telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah
38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan
telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Kamariyah, dkk. 2014).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil
sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani
proses kehamilan hingga melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015). Kehamilan
melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam
keluarga, pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan (Prawirohardjo, 2011).
Kehamilan merupakan proses alamiah, akan tetapi dalam perjalanannya kehamilan dapat
berkembang menjadi suatu permasalahan atau dapat menimbulkan komplikasi, sehingga
perlu pemantauan selama kehamilan untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin. Beberapa
indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin adalah dengan mengukur berat badan,
tekanan darah, dan tinggi fundus uteri ibu setiap kali kunjungan (Yulifah, dkk. 2011).
Kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang terjadi bukan dikarenakan ibu
sedang menginginkan untuk memiliki anak, kehamilan tidak direncanakan dapat
disebabkan dari perilaku yang tidak sehat atau kondisi sebelum dan saat hamil seperti
korban pemerkosaan, kurangnya pengetahuan ibu tentang kontrasepsi, banyak anak, usia
relatif muda, pasangan tidak bertanggungjawab, kehamilan tidak direncanakan sangat
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan suatu negara. Hal tersebut
dikarenakan kehamilan tidak direncanakan lebih banyak menimbulkan kerugian seperti
kesehatan ibu yang cenderung mengalami komplikasi saat kehamilan serta kehidupan sosial
ekonomi. Ibu hamil yang tidak direncanakan cenderung untuk menghindari layanan
kesehatan baik untuk pemeriksaan ANC, bersalin maupun saatmasa nifas. Hal tersebut
mengakibatkan kesehatan ibu dan janin tidak terpantau (Sakti, 2017).
19
3. Kehamilan yang sehat
Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan suami istri setelah
pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak mempersiapkan kesehatan diri
dalam kesehatan reproduksinya. Mereka menganggap kehamilan dan mempunyai anak
adalah hal yang alami yang tidak perlu persiapan kesehatan secara khusus, padahal kualitas
kesehatan suatu bangsa dimulai pada saat masa prakonsepsi. Untuk dapat menciptakan
kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining prakonsepsi. Skrining prakonsepsi
sangat berguna dan memiliki efek positif terhadap kesehatan ibu dan anak (Lusiana, dkk.
2017).
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama kehamilan
yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui pola hidup sehat, asupan gizi yang baik,
mengkonsumsi tablet zat besi, melakukan aktifitas olahraga, menghindari merokok dan
makan obat tanpa resep dokter. Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk mendapat
informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan (Gulardi, 2011).
Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu proses yang butuh perawatan khusus agar
dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung unsur kehidupan ibu maupun janin.
Resiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara
tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika status kesehatan ibu hamil buruk, misalnya menderita
anemia maka bayi yang dilahirkan beresiko lahir dengan berat bayi lahir rendah, bayi
dengan BBLR ini memiliki resiko kesakitan seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan
kematian yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Bagi
ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan dan pasca
persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian (Kusmiyati, 2011).
Anemia selama kehamilan merupakan masalah global yang sangat berhubungan dengan
tingkat morbiditas dan mortalitas ibu, janin dan kelahiran premature. Rendahnya kadar HB
yang mengikat oksigen di dalam darah dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada
sirkulasi ibu dan janin sehingga terjadi hipoksia janin yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin, banyak mengkonsumsi makanan sumber protein menjaga ibu hamil dari
kemungkinan terkena anemia (Ribot et al, 2013). Ibu sering mengalami defisiensi besi pada
20
trimester kedua dan ketiga, disaat tubuh memerlukan banyak zat besi, sehingga
meningkatkan resiko anemia (Proverawati, 2011).
Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat. Pelayanan antenatal ini merupakan
pelayanan yang diterima wanita selama kehamilan dan sangat penting dalam membantu
memastikan bahwa ibu dan janin selamat dalam kehamilan dan persalinan (Prasojo, dkk.
2015).
Tujuan ANC (Antenatal Care) yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan
mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta proses kelahiran bayi.
Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, atau obstetri selama kehamilan.
Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang
janin. Mengetahui persiapan persalinan serta kesiapan mencegah komplikasi. Membantu
menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan masa nifas dengan normal,
serta merawat anak secara fisik, psikologis, dan sosial. Mempersiapkan ibu dan keluarga
untuk dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat dan normal (Jannah, 2012).
Komponen penting dalam Antenatal care (ANC) seperti mengukur tekanan darah,
memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan atau infeksi, maupun
21
deteksi dan penanganan awal terhadap anemia, pada kebijakan program kunjungan ulang
dilakukan paling sedikit 4 kali yaitu 1 x pada trimester I, 1 x pada trimester II, dan 2 x pada
trimester III (Pantikawati dan Saryono, 2010).
Inti penting dari budaya adalah pandangan yang bertujuan untuk mempermudah hidup
dengan “mengajarkan” orang-orang bagaimana cara beradaptasi dengan lingkunganya.
Seperti yang Triandis tuliskan, budaya “berperan untuk memperbaiki cara anggota
kelompok suatu budaya beradaptasi dengan ekologi tertentu dan hal ini melibatkan
pengetahuan yang dibutuhkan orang supaya mereka dapat berperan aktif dalam lingkungan
sosialnya (Samovar, dkk. 2014).
Budaya erat kaitannya dengan kesehatan, dari budaya yang kemudian menjadi tradisi
turun temurun yaitu tradisi makan lalapan menjadikan orang Sunda dikenal memiliki wajah
serta penampilan yang cantik nan rupawan. Kecantikan orang Sunda dipercayai datang dari
nenek moyang yang juga merupakan anggota tingkatan atas kerajaan Sunda. Kecantikan
para putri-putri keraton Sunda inilah yang dipercaya masih menurun hingga generasi saat
ini. Dalam budaya Sunda kombinasi makanan lalapan dan sambal menjadi menu wajib
untuk tiap kali makan, lalapan sendiri adalah sayur-sayuran segar. Begitu pun sambal yang
harus pedas, konsumsi sayuran setiap hari bisa menjamin masukan nutrisi dan vitamin yang
bagus untuk tubuh dan kulit. Sedangkan sambal dipercaya mampu berperan memperlancar
metabolisme tubuh dalam pembuangan lemak. Tradisi memakan lalapan tidak berhenti
hanya pada skala makanan rumahan saja. Saat ini, dengan semakin banyaknya restoran atau
rumah makan ala Sunda, tradisi makan lalapan pun terbawa hingga ke seluruh pelosok
Indonesia (Hendariningrum, 2018).
Kebudayaan adalah manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok orang-
orang. Aspek yang ada dalam kebudayaan ini meliputi segala perbuatan manusia, seperti
cara ia menghayati kematian dan membuat upacara-upacara untuk menyambut peristiwa
kematian, kelahiran, seksualitas, dan cara makan. Di zaman orde baru, pada awal
sosialisasinya sebagian masyarakat Indonesia melakukan penolakan terhadap kebijakan
Program Keluarga Berencana (KB) yang direncanakan pemerintah. Penolakan masyarakat
tersebut merupakan bentuk respons budaya atau perlawanan budaya. Secara sosial budaya,
jenis-jenis perkawinan itu hadir ditengah masyarakat. Peran agama, negara, dan tenaga
22
kesehatan, menjadi strategis dalam hal mensosialisasikan perkawinan yang sehat.
Pemenuhan kebutuhan seks tidak boleh sekedar pemuasan atau pemenuhan hasrat,
melainkan juga harus tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan (Sudarma, 2017).
Budaya pada masa kehamilan dan persalinan di sebagian daerah telah terjadi pergeseran
namun di sebagian lain masih dipertahankan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh O’Neil
(2011) bahwa semua budaya yang diwariskan cenderung untuk berubah tetapi ada kalanya
juga dipertahankan. Ada proses dinamis yang mendukung diterimanya hal-hal dan ide-ide
baru dan ada juga yang mendukung untuk mempertahankan kestabilan budaya yang ada.
Hiller (2013) menyatakan bahwa ketika perubahan terjadi, maka terjadi destruksi nilai-nilai
tradisional, kepercayaan, peran dan tanggungjawab, pendidikan, keluarga dan lain-lain yang
hampir simultan dengan proses konstruksi cara baru sebagai pengaruh dari perubahan
sosial. Nilai dan ritual yang baru ini menggantikan nilai dan ritual yang lama. Namun di
sebagian masyarakat adakalanya terjadi kompromi yang mana nilai dan ritual baru
dijalankan dengan tanpa menghilangkan nilai dan ritual lama.
Masyarakat di berbagai budaya masih memberikan perhatian pada fase krisis ini. Pada
masa kehamilan ada banyak ritual yang harus dilakukan yang menandakan bahwa
masyarakat di budaya manapun menganggap kehamilan sebagai peristiwa yang luar biasa,
bukan hanya dalam kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga suami dan keluarganya.
Perhatian masyarakat terhadap ibu yang sedang hamil merupakan bentuk dukungan sosial.
Menurut Mc Court (2012) ada tiga komponen dukungan sosial yaitu dukungan emosional,
dukungan informasi dan dukungan praktis. Dukungan emosional ditunjukkan dengan
hubungan yang hangat, persaudaraan, persahabatan dan keinginan untuk mendengar. Saran
dan informasi yang baik merupakan contoh dari dukungan informasi. Sedangkan dukungan
finansial pada ibu hamil, contohnya pijat untuk mengurangi ketidaknyamanan merupakan
bentuk nyata dukungan praktis.
23
paru bayi dan resiko penyakit kuning saat bayi lahir, sering minum es saat hamil
menyebababkan bayi besar dan akan sulit lahir, tidak boleh duduk di depan pintu terlalu
lama ibu akan susah untuk melahirkan, dan masih banyak lagi mitos kehamilan yang
beredar di masyarakat Indonesia, namun mitos-mitos yang beredar harus disaring lagi oleh
ibu hamil karena belum tentu semuanya benar (Rahim,dkk 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Manuaba (1999) di Jawa terdapat pantangan dan
anjuran yang dilakukan selama masa kehamilan. Calon ibu di masyarakat Jawa diberikan
informasi tentang makanan yang diperbolehkan serta beberapa jamu yang disarankan
menjelang kelahiran bayi sesuai dengan kearifan local yang mereka miliki. Hal ini
merupakan salah satu upaya yang dilakukan masyarakat sebagai bentuk pengawasan
kehamilan secara tradisional.
Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya terhadap ibu hamil yang mentaati dan
menjalankan beberapa pantangan terutama untuk tidak mengkonsumsi jenis makan tertentu
adalah masalah gizi. Kegiatan ibu yang sedang mengandung dalam kesehariannya tidak
berkurang, ditambah lagi ia harus menjalani pantangan-pantangan agar tidak
mengkonsumsi jenis makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita yang sedang
hamil untuk kesehatan ibu yang bersangkutan dan pertumbuhan serta perkembangan janin
24
yang dikandungnya. Apabila kurang asupan energi dari makanan tentunya akan berdampak
negatif terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, karena adanya kepercayaan
dan pantangan terhadap beberapa makanan tertentu. Maka tidak heran kalau anemia dan
kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah-daerah dimana
masyarakatnya kuat memegang tradisi dan nilai-nilai budaya terkait dengan berbagai
pantangan yang diterapkan pada wanita saat wanita hamil (Kasnodihardjo dan Kristiana,
2013).
25
Beragam upacara adat Sunda di masa kanak-kanak
Setelah bayi lahir, upacara adat Sunda yang dilakukan adalah mengubur tembuni atau
plasenta. Proses penguburannya tidak sembarangan, lho. Harus dikuburkan di posisi yang
tepat dengan iringan doa keselamatan.
Di masa kanak-kanak, mungkin kamu dan keluargamu melaksanakan upacara adat
nurunkeun dan nenjrag bumi. Nurunkeun dilakukan saat bayi akan dibawa keluar rumah
untuk pertama kalinya.
Nenjrag bumi dilakukan dengan mengharapkan si bayi bisa tumbuh menjadi manusia
yang pemberani. Ada juga prosesi ekah, prosesi adat ini serupa dengan prosesi akikah.
Persepsi tentang kehamilan yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan perilaku
masyarakat terhadap kehamilan. Persepsi tentang kehamilan ini terbentuk berdasarkan
kepercayaan-kepercayaan dan simbol yang dimiliki oleh masyarakat. Dalam masyarakat
Sunda, wanita yang mengandung mesti menjalani masa berpantang/larangan. Sekiranya
melanggar pantangan, maka mereka akan mengalami bentan atau sakit.
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
29
ibu dan
keluarga
bahwa ibu
harus tetap
makan
makanan yang
bergizi dari
sebelum hamil
sampai
menjelang
persalinan
Menganjurkan
ibu untuk
makan
makanan yang
bergizi seperti
mengkonsumsi
karbohidrat
(nasi, roti,
gandum,
jagung),
protein (ikan,
telur, daging,
tempe, tahu),
serat (semua
jenis buah dan
sayur), folat
(kacang-
kacangan,
sayuran hijau),
zat besi
(daging merah,
kacang merah,
hati), vitamin
dan kalsium
(semua jenis
buah dan
sayur, susu,
yogurt)
Menganjurkan
ibu untuk
banyak
minum,
minimal 2 liter
per hari
Memberikan
makanan
tambahan
berupa biskuit
dan susu
30
Menganjurkan
ibu untuk
istirahat yang
cukup, dengan
tidur siang
minimal 1 jam
dan tidur
malam 8 jam
Melakukan
pemantauan
selama 2
minggu untuk
mendapatkan
hasil
terjadinya
kenaikan
LiLA
31
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada hari Senin, tanggal 12 April 2021 Ny. N datang ke PMB Ummi Wartini untuk
merencanakan kehamilannya yang pertama. Ibu mengatakan baru saja menikah 2 minggu
yang lalu dan ingin merencanakan kehamilannya selama 3 bulan ke depan. Ny. N berusia
23 tahun dan suaminya bernama Tn. R yang berusia 26 tahun. Ny. N dan suaminya sama-
sama orang Sunda. Ny. N memiliki pendidikan terakhir SMA sederajat dan aktivitas
sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga. Adapun suaminya, Tn. R memiliki pendidikan
terakhir SMA sederajat dan bekerja sebagai karyawan swasta di PT Sinar Mas Jakarta
Utara. Ny. N dan suaminya tinggal bersama di Jalan Bougenville No. 18 Kec. Koja Jakarta
Utara.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui Ny. N mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) dengan
ukuran LILA 22,8 cm.
Berdasarkan kasus prakonsepsi pada Ny. N, diketahui ibu masih mempercayai pamali
yang masih berlaku di lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan pantangan makan dari
sebelum hamil hingga menjelang persalinan. Hal ini sangat mempengaruhi gizi ibu
32
prakonsepsi mengingat makanan merupakan sumber gizi yang diperlukan agar ibu sehat
dan pertumbuhan janin optimal.
Gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya
proses pematangan telur, produksi sel telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang
sempurna. Gizi yang baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk
tumbuh-kembang janin selama kehamilan. Bagi calon ibu, pemenuhan kebutuhan gizi yang
cukup dan seimbang akan mempengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa
konsepsi dan kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai masalah kekurangan gizi
pada masa kehamilan (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). Nutrisi penting yang harus di
perhatikan dan dikonsumsi pada masa prakonsepsi adalah makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak sebagai sumber energi, vitamin A, asam folat, vitamin D,
kalsium, besi, serta yodium (Badriah, 2011).
Akibat dari seorang ibu yang mengalami kekurangan gizi yaitu ibu mengalami KEK.
Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil
menderita kekurangan asupan makanan bergizi yang berlangsung dalam jangka waktu
yang lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan dan masalah
kesehatan perempuan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak
dapat terpenuhi (Kemenkes, 2015). Dampak dari wanita yang menderita KEK antara lain
dapat mengakibatkan terjadinya anemia, kematian pada ibu saat melahirkan, kematian
janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, lahir cacat hingga kematian
pada bayi (Stephanie. 2016).
Agar dapat mencegah dampak dari wanita yang menderita KEK, bidan memberikan
konseling kepada ibu dan keluarga mengenai makanan bergizi dan kaitannya dengan
pantangan makan terhadap gizi ibu prakonsepsi agar ibu dan calon janin tetap sehat.
33
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pemeriksaan, Ny. N mengalami KEK. Setelah bidan memberikan
konseling, terdapat hasil yang dicapai yaitu :
- Ny. N mendapatkan pengetahuan tentang gizi bagi ibu prakonsepsi dalam menyiapkan
kehamilan yang sehat
- Ny. N mengubah perilaku dan pola makannya dengan makan makanan yang bergizi
- Ny. N melakukan anjuran bidan dan mengurangi pantangan makannya
2. Saran
a. Bagi Bidan
Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan peran sertanya dimasyarakat
dalam memberikan informasi berupa pendidikan kesehatan kepada seluruh wanita
usia subur tentang pentingnya perawatan prakonsepsi, khususnya persiapan ibu WUS
untuk kehamilan sehat dengan mempertimbangkan kebiasaan dan tradisi adat Sunda
dalam memelihara kesehatan dirinya dan bayinya agar lahir sehat.
b. Bagi Klien
Diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang ia terima tentang gizi prakonsepsi
dalam kehidupan sehari-hari agar tidak mengalami KEK (Kurang Energi Kronik)
sehingga klien sehat dan pertumbuhan janinnya kelak menjadi optimal.
34
DAFTAR PUSTAKA
35