Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah terapi psikologi

Menyembuhkan orang sakit melalui pengaruh hubungan antara seorang


dengan orang lain sudah lama dilakukan, selama umur manusia di dunia ini.
Jauh sebelum ditemukan cara pengobatan untuk menyembuhkan orang sakit,
sudah disadari adanya pengaruh yang bisa diberikan untuk mempengaruhi
sesuatu penyakit dengan menanamkan atau meningkatkan perasaan sehat.
Dilihat dari sudut ini jelas sekali bahwa bentuk penyembuhan yang kemudian
dikenal dengan psikoterapi pada hakikatnya sudah lama dilakukan. Kekuatan-
kekuatan yang dianggap bisa menyembuhkan orang sakit melalui ilmu gaib,
takhayul dan kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan yang ada diluar akal
manusia dan yang bisa dimiliki oleh para orang pintar, antara lain tokoh
agama, mewarnai cara penyembuhan berabad-abad yang lalu jauh sebelum
masehi. Kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Aristoeteles dan Hipocrates.
Hipocrates sebagai “bapak” dari ilmu kedokteran modern yang
memperhatikan penggunaan metode observasi, pengontrolan dan penyimpulan
rasional dari suatu gejala. Sekalipun pendekatan naturalistic ini tidak secara
implisit dipergunakan untuk menangani penderita sakit jiwa. Seoranng
prajurit yang gelisah misalnya akan dibawa ke kuil dan disuruh menenangkan
diri dan mendengarkan kalimat-kalimat yang berisi nasehat yang diberikan
secara bijaksana oleh rohaniawan dalam bidang kesehatan. Saying sekali apa
yang dikemukakan Hipocrates tenggelam pada zaman romawi dan abad
pertengahan ketika kekuatan supernaturalisme muncul dan berpengaruh
kembali
Pada abad ke 18 perhatian terhadap orang sakit jiwa meningkat. Mereka
diperlakukan lebih manusiawi dan tempat penampungan untuk orang sakit
jiwa berubah menjadi rumah sakit dengan penanganan lebih baik. Pada tahun
1780, Pinel memperkenalkan pendekatan melalui sikap ramah di rumah sakit.
Pada abad ke 19 muncul latihan penguasaan diri sebagai teknik perubahan
perilaku, jadi sebagai teknik psikoterapi. Dipengaruhi oleh pendekatan
kemanusiaan inilah kemudian muncul teknik hipnotis dan sugesti.
Dari Austria, Anton Mener sebagai tokoh yang menggunakan teknik
hypnosis-sugesti untuk mengubah dorongan-dorongan psikis pada mereka
yang mengalami gangguan neurotic terutama penderita hysteria agar terjadi
perubahan pada perilakunya.
Pada abad 19 teknik hypnosis diperbaharui oleh Charcot dan Hyppolyte yang
orientasinya lebih jelas bahwa gangguan-gangguan kejiwaan dilatarbekangi
oleh faktor-faktor psikologis yang berada di bawah alam sadar seseorang yang
menjadi faktor penting dalam psikoterapi sehingga melahirkan tokoh besar
seperti Sigmund Freud. Oleh Freud dunia pengetahuan diperkaya dengan
banyak terminology baru khususnya psikoanalisis sebagai teknik psikoterapi.
Psikoanalisis sebagai teknik psikoterapi pada mulanya begitu besar
sambutannya, namun pada abad 60-an psikoanalisis sebagai teori tentang
sistem kepribadian dan teori kesadaran, ambang sadar, bawah sadar dan
ketidak sadaran sampai sekarang pun masih tetap diakui.
Terlepas dari begitu banyaknya metode dan teknik baru dalam dunia
psikoterapi, namun metode dan teknik yang tetap besar hanya meliputi:
psikoanalisis; rogerian; behavioristic; kognitif dan humanistic; dan kemudian
kelompok-kelompok yang agak kecil seperti : gestalt; rasional-emotif terrapin,
terapi realitas, dan transaksional-analisis.

2.2 Perspektif atau Pendekatan dalam psikoterapi

Perspektif psikoanalisa dalam psikoterapi

Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan, dan pikiran
dengan cara memahami akar masalah yang tersembunyi di alam bawah
sadar.
Psikoanalisa pertama kali diciptakan oleh Sigmund Freud (1856-1939).
Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan merupakan sumber
perilaku yang tidak normal. Kesadaran dan ketidaksadaran merupakan kunci
dari teori ini. Sebagian besar perilaku manusia didorong atau ditentukan oleh
kekuatan atau kebutuhan yang tidak disadari, yaitu pengalaman masa lalu
yang terpendam dalam ketidaksadaran.
Tujuan dari terapi psikoanalisis adalah agar klien bisa menyadari apa yang
sebelumnya tidak disadarinya. Klien perlu menggali alam bawah sadarnya
untuk mendapatkan solusi. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam
pendekatan psikoanalisis adalah asosiasi bebas, interpretasi atau penafsiran,
analisis mimpi, analisis resistensi, dan analisis tranferensi.

Perspektif behavioristik dalam psikoterapi


Pendekatan behavioristik berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku
seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang
melahirkan behavioristic adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical
conditioning” . pendekatan behavioristik berbeda dengan pendekatan
psikoanalisa yang menekankan perilaku klien dalam kaitannya dengan masa
lampau melainkan pendekatan behavioral berpusat pada perilaku yang tampak
saat ini. Artinya perilaku individu yang terjadi saat ini dipengaruhi
lingkungan..
Tujuan dari psikoterapi behavioral adalah menghilangkan tingkah laku mal
adaptif dan menggantikannya dengan tingkah laku baru yang lebih sesuai.
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavioristik
adalah : desentisisasi sistematis,latihan asertif,terapi aversi, dan kontrol diri.

Pendekatan humanistik dalam psikoterapi

Tokoh dari pendekatan humanistik adalah Carl Roges. Pendekatan humanistik


menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. oleh karena itu, dalam terapi
humanistik seorang psikoterapis hanya membimbing klien menemukan
jawaban yang benar. Psikoterapis tidak mencoba mempengaruhi klien,
melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan
berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Rogers tidak percaya bahwa manusia terlahir dengan pikiran bawah sadar.
Rogers mengatakan bahwa manusia akan menolak perasaan dan pikiran yang
berbeda jauh dari konsep diri dan diri ideal yang dimilikinya. Kesadaran diri
secara menyeluruh perlu bagi aktualisasi potensi diri sehingga proses terapi
humanistic juga dikenal dengan istilah pertumbuhan kesadaran daripada
memperoleh insight. Terapi yang sering digunakan dalam pendekatan
humanistik adalah “client centered therapy”.

Pendekatan kognitif dalam psikoterapi

Pendekatan kognitif memiliki konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi


oleh pikirannya. Gejala perilaku yang menyimpang berhubungan erat dengan
isi pikiran. Oleh karena itu pendekatan kognitif lebih fokus pada
memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Tokoh besar dalam
cognitive therapy antara lain : Albert Ellis dan Aaron Beck
Tujuan utama dalam pendekatan kognitif adalah mengubah pola piker dengan
cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Terapis dengan
pendekatan kognitif membimbing klien agar berpikir lebih realistic dan sesuai
sehingga dapat menghilangkan atau mengurangi perilaku yang menyimpang.
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan kognitif
adalah Rational Emotive Therapy (RET), Cognuitive Analitical Therapy
(CAT) dan sebagainya.

2.3 Efektivitas Psikoterapi

Ada banyak psikoterapi yang dapat diberikan untuk berbagai masalah yang
dialami pasien. Dengan pengecualian yang memungkinkan untuk sejumlah
kecil metode perilaku dan kognitif-perilaku tertentu yang diterapkan untuk
beberapa problem khas tertentu pula, bukti akurat mengenai efektivitas
psikoterapi belum ditemukan. Meskipun demikian tidak akurat menyatakan
bahwa pengalaman yang sangat menarik perhatian, tetapi tidak akurat
meyatakan bahwa banyak jenis psikoterapi dapat membantu pasien; hamper
semua terapis melakukan edukasi, mengajak pasien untuk menyatakan apa
yang menjadi perhatian mereka, mendorong mereka untuk mencoba perilaku
yang baru, dsb.
Beberapa ahli membantah bahwa banyak metode psikoterapi dalam praktik
sebetulnya sama. Para ahli lain mengemukakan bahwa terapis yang terlatih
untuk menggunakan teknik tertentu mungkin kurang penting untuk perbaikan
kondisi pasien dibandingkan sifat-sifat pribadi terapis yang memiliki empati
yang akurat, kehangatan yang tidak posesif serta tulus. Penelitian yang
membandingkan antara peserta latih yang empatik dengan terapis yang sudah
berpengalaman menunjukkan bahwa tidak banyak perbedaan hasil yang
ditemukan.
Psikoterapi merupakan suatu bidang yang tidak disertai objektivitas
keilmiahan yang tinggi. Meskipun demikian jelas bahwa banyak pasien
mendapatkan keuntungan dari perhatian dan inti dari perhatian tersebut adalah
hubungan antara terapi dan pasien yang baik, yang dibangun dengan minat
yang tulus dan saling pecaya.
Daftar pustaka
Gunarsa, singgih.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi.Jakarta : PT BPK
Gunung Mulia.,
Basuki, heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : universitas gunadarma
Tomb. David.a.(2000). Psikiatri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai