Anda di halaman 1dari 6

A.

Pendekatan Humanistik / Angkatan Ketiga


Pendekatan humanistik dikatakan sebagai angakatan ketiga dalam
psikologi. Beberapa teknik yang sering dipakai. Seeking adalah teknik
pencari cara untuk melepaskan energi psikologis potensial supaya dapat
masuk ke semesta kehidupan baru yang kaya dan rewarding. Sensitivity
training movement atau gerakan latihan kepekaan (Lewin) untuk
membantu klien dalam membentuk pola interaksi dengan lingkungan. T-
Groups atau training Groups adalah teknik mengajari klien “normal”
menyadari apa yang sedang dikomunikasikan, perasaan atau pikiran dan
menyadari potensi yang dpt dikembangkan.
Maslow menyatakan manusia pada dasarnya positif dan kreatif.
Belakangan hirarkhi kebutuhan manusia bertambah satu. Setelah
aktualisasi diri adalah transendensi atau kebutuhan spiritual. Bila potensi
dimanfaatkan, kehidupan lebih kaya.

B. Terapi Humanistik
Teapi humanistik menangani keseluruhan (holistik), perilaku dan
pikiran tidak dipahami terpisah, dan fokus ke kondisi potensi atau
pengembangan diri yang sesuai dengan lingkungan. Berikut adalah
macam-macam terapinya

a. Terapi eksitensialis
Terapi eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa manusia
tidak bias melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan
tanggung jawab itu saling berkaitan. Konsep dasar terapi eksistensial
adalah mengubah konsep berpikir, dari kondisi merasa lemah dan tidak
berdaya menjadi lebih bertanggung jawab dan mampu mengontrol
kehidupannya sendiri, menemukan jati dirinya, sehingga menemukan
kesadaran diri sendiri yang dapat mengeliminasi perasaan tidak berarti (not
being) sedangkan perasaan tidak berarti ini biasanya muncul dalam
kondisimerasa tidak berdaya, rasa bersalah , putus asa dsb.
Terapi eksistensial memiliki beberapa tujuan yaitu agar klien mengalami
keadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan
potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak
berdasarkan kemampuannya.

b. Terapi Person-Centered Therapy (Carl R. Rogers)

Terapi ini memahami keadaan kesadaran saat ini, bekerja


berdasarkan laporan introspektif. Teknik ini dipakai secara lebih terbatas
pada terapi mahasiswa dan orang-orang dewasa muda lain yang
mengalami masalah-maalah penyesuaian diri yang sederhana. Carl R.
Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa
yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis.
Pada hakikatnya, pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari
terapi humanistik yang menggarisbawahi tindakan pengalaman klien yang
subjektif dan  fenomenalnya, pendekatan Fenomenologi dari Carl Rogers
konsisten menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya
dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita hidup secara
subyektif (subyektif experience of reality). Carl Rogers berpendapat
bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong
mereka ke arah pertumbuhan dan pemenuhan diri. Dalam pandangan
Rogers gangguan-gangguan psikologis pada umumnya terjadi karena
orang-orang lain menghambat individu dalam perjalanan menuju
aktualisasi diri.
Tugas terapis: kongruensi atau korespondensi pikiran dan perilaku
terapis; memberikan empati atau persepsi akurat tentang perasaan orang
lain, serta tetap memberikan anggapan positif tanpa syarat.
c. Gestalt Terapy
Prinsip yang ada pada terapi ini adalah setiap individu harus
menemukan jalan hidupnya sendiri dan menemukan tanggung jawab
pribadi bila ingin mencapai kematangan. Penekanan terapi Gestalt adalah
pada perubahan perilaku.

Fokus terapi:
a. Here and now Melihat dan memahami yang terjadi sekarang
b. Mendorong tanggung jawab atas pikiran dan perilaku

Tujuan terapi:
a. Memahami struktur naskah cerita kehidupan
b. Menghasilkan pertumbuhan , otonomi, tanggung jawab pada diri sendiri

Prinsip terapi Gestalt:


1. Kekuatan ada di masa kini
2. Pengalaman yang terpenting
3. Terapis adalah instrumen
4. Terapi terlalu bagus kalau dibatasi hanya untuk klien yang ‘sakit’

C. Prinsip dan Karakteristik Terapi Humanistik


a. Manusia memiliki kecenderungan alamiah ke arah perkembangan
emosional yang sehat
b. Aktualisasi diri adalah kecenderungan ke arah tingkat perkemb. yg
lebih kompleks dan terintegrasi
c. Determinasi diri berarti bahwa manusia memegang kendali, menyeleksi
perilaku, dan mengonstruksikan realitas
d. Hubungan dengan klien merupakan aspek sentral
e. Klinisi harus tulus dan klien harus mempersepsinya seperti itu
f. Terapi menengarai dan mengurangi ketidakkongruenan antara
pengalaman dan konsep diri
g. Anggapan positif tanpa syarat, pendekatan yang bersifat menerima,
tidak menghakimi, supportif, empatik (terapis yang dibutuhkan)

References :
Rahmasari, D. (2012). Peran Filsafat Eksistensialisme Terhadap Terapi
Eksistensial-Humanistik Untuk Mengatasi Frustasi Eksistensial . Jurnal
Psikologi, 141-148 Vol.2, No. 2.

Bahan Ajar Psikologi Klinis Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran


UNIVERSITAS UDAYANA 2016
(DITAMBAHKAN JIKA HANDRI ACC SOALE INI DARI WORDPRESS, YA
WALAUPUN SEBENERE DI WORDPRESS NYA ADA SUMBER
BUKUNYA Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 3. Jakarta: Kanisius. ) 
TERAPI HUMANISTIK

d. Transactional Analysis (Eric Berne)

Terapi ini dikembangkan oleh Eric Berne. Sebagai dokter jiwa, Berne
mendapatkan tugas untuk memeriksa kesehatan mental ratusan prajurit
Amerika. Untuk itu ia memiliki waktu yang terbatas. Sehubungan dengan hal
tersebut, Eric mengembangkan metode yang cepat dan praktis guna mengenali
kondisi mental para prajurit. Berdasarkan metode yang diterapkan ini, ternyata
ia mampu mengenali karakteristik para prajurit dalam waktu singkat.
Berdasarkan metode yang serupa dikembangkan Transactional Analysis
Therapy atau terapiAnalisis Transaksional (A. T.) Analisis Transaksional
merupakan bentuk terapi yang lebih memfokuskan pada kemampuan individu
untuk mengambil keputusan baru. Terapi ini menekankan aspek kognitif-
rasional-behavioral dalam membuat keputusan baru.

e. Rational-Emotive Therapy (Albert Ellis)

Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki


kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan
bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika
berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Reaksi
emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi,
dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau
emosional tersebut merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan
irasional, yang mana emosi yang menyertai individu dalam berpikir penuh
dengan prasangka, sangat personal, dan irasional. Berpikir irasional ini diawali
dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh dari orang tua dan
budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari kata-
kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir
yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan caraberpikir yang tepat.
Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan dan harus dilawan dengan cara
berpikir yang rasional dan logis yang dapat diterima menurut akal sehat serta
menggunakan cara verbalisasi yang rasional.

Anda mungkin juga menyukai