Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TERAPI GESTALT

Daftar Isi

Daftar Isi

Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep-Konsep Utama Terapi Gestalt

B. Tujuan Terapi Gestalt

C. Fungsi dan Peran Terapis

D. Teknik-Teknik Terapi Gestalt

E. Kekurangan Terapi Gestalt

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim…

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas curahan rahmat dan
ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas yang telah diberikan pada mata
kuliah Psikoterapi I dengan waktu yang di harapkan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam
penyajian makalah ini. Terutama kepada dosen bidang study yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan ketentuan dan arahan
dari beliau.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu
yang dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga
makalah yang di sajikan ini dapat sesuai dengan indikator yang di harapkan.

Bandung, 30 Maret 2014

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi Gestalt, yang didirikan oleh Max Wertheimer, merupakan kelanjutan dari
pemberontakan terhadap molekularisme program Wundt terhadap psikologi, yang menuai
simpati banyak orang pada waktu itu, termasuk di dalamnya William
James. Kata Gestalt bermakna keseluruhan yang bersatu atau penuh makna, yang malah
fokus pada kajian psikologis.

Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang
berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan
menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan. Karena bekerja
terutama di atas prinsip kesadaran, terapi Gestalt berfokus pada apa dan bagaimana tingkah laku
dan pengalaman di sini-dan-sekarang dengan memadukan (mengintegrasikan) bagian-bagian
kepribadian yang terpecah dan tak diketahui.

Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu menangani sendiri masalah-
masalah hidupnya secara efektif. Tugas utama terapis adalah membantu klien agar mengalami
sepenuhnya keberadaannya di sini dan sekarang dengan menyadarkannya atas tindakannya
mencegah diri sendiri merasakan dan mengalami saat sekarang. Oleh karena itu, terapi Gestalt
pada dasarnya noninterpretatif dan sedapat mungkin klien menyelenggarakan terapi sendiri.
Mereka membuat penafsiran-penafsirannya sendiri, menciptakan pernyataan-pernyataannya
sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendiri. Akhirnya, klien didorong untuk langsung
mengalami perjuangan di sini-dan sekarang terhadap urusan yang tak selesai di masa lampau.
Dengan mengalami konflik-konflik, meskipun hanya membicarakannya, klien lambat laun bisa
memperluas kesdarannya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, berikut beberapa hal yang akan di bahas:

1. Konsep-Konsep Utama Terapi Gestalt

2. Tujuan dari Terapi Gestalt


3. Fungsi Konselor

4. Teknik-Teknik Terapi

5. Kekuarangan dari Terapi Gestalt

C. Tujuan Makalah

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikoterapi I yang telah diberikan
kepada kami. Disamping itu makalah ini juga bertujuan memberi pengetahuan mengenai “Terapi
Gestalt” kepada para pembaca yang budiman.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep-Konsep Utama Terapi Gestalt

1. Pandangan tentang Sifat Manusia

Pandangan Gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenologi.
Pandangan ini menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung
jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran. Dalam
terapinya, pendekatan Gestalt berfokus pada pemulihan kesadaran serta pada pemaduan
polaritas-polaritas dan dikotomi-dikotomi dalam diri. Terapi diarahkan bukan pada analisis,
melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah dalam terapi sampai klien
menjadi cukup kuat untuk menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri.

Pandangan Gestalt adalah bahwa individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab
pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. Disebabkan oleh masalah-masalah
tertentu dalam perkembangannya, individu membentuk berbagai cara menghindari masalah dan
karenanya, menemui jalan buntu dalam pertumbuhan pribadinya. Terapi menyajikan intervensi
dan tantangan yang diperlukan, yang bisa membantu individu memperoleh pengetahuan dan
kesadaran sambil melangkah menuju pemanduan dan pertumbuhan. Dengan mengakui dan
mengalami penghambat-penghambat pertumbuhannya, maka kesadaran individu atas
penghambat-penghambat itu akan meningkat sehingga dia kemudian bisa mengumpulkan
kekuatan guna mencapai keberadaan yang lebih otentik dan vital.

2. Saat Sekarang

Bagi Perls tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lampau telah pergi dan masa
depan belum datang, maka saat sekaranglah yang penting. Salah satu sumbangan utama dari
terapi Gestalt adalah penekanannya pada di sini-dan-sekarang serta pada belajar menghargai dan
mengalami sepenuhnya saat sekarang. Berfokus pada masa lampau dianggap sebagai suatu cara
untuk menghindari tindakan mengalami saat sekarang sepenuhnya.
Ketika membicarakan “etos saat sekarang” Polster dan Polster (1973) mengembangkan tes
is bahwa “Kekuatan ada pada saat sekarang”. Pandangan mereka adalah “Kebenaran yang
paling sulit diajarkan bahwa hanya sekaranglah yang ada dan bahwa menyimpang darinya berarti
menyimpang dari kualitas hidup yang ada pada kenyataan” (Polster dan Polster,1973, hlm 7).

Terapi Gestalt secara aktif menunjukkan bagaimana klien bisa dengan mudah lari dari saat
sekarang dan memasuki masa lampau atau masa depan. Sebagian besar orang hanya bisa tinggal
dalam saat sekarang sekejap saja. Mereka agaknya lebih suka mencari cara menghentikan aliran
saat sekarang. Mereka sering berbicara tentang perasaan-perasaan hampir seakan-akan perasaan-
perasaan itu terpisah dari mengalami pada saat sekarang alih-alih mengalami perasaan-perasaan
di sini dan sekarang. Sasaran Perls adalah membantu orang-orang membuat hubungan dengan
pengalaman-pengalaman mereka secara jelas dan segera ketimbang semata-mata berbicara
tentang pengalaman-pengalaman itu. Jadi, jika klien mulai berbicara tentang kesedihan,
kesakitan, atau kebingungan itu sekarang.

3. Urusan yang Tak Selesai

Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni mencakup perasaan-
perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan,
kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan, dan sebagainya. Meskipun tidak bisa diungkapkan,
perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena
tidak terungkapkan di dalam kesdaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang
dan dibawa kepada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang
efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia
menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak terungkapkan itu. Ketika berbicara
tentang pengaruh-pengaruh urusan yang tak selesai, Polster dan Polster (1973, hlm. 36)
mengatakan, “arah-arah yang tak selesai itu mencari penyelesaian dan apabila arah-arah tersebut
memperoleh cukup kekuatan, maka individu disulitkan oleh pikiran yang tak berkesudahan,
tingkah laku kompulsif, kehati-hatian, energi yang menekan, dan banyak perilaku mengalahkan
diri.”

B. Tujuan Terapi Gestalt

1. Menjadikan pasien tidak bergantung pada orang lain

2. Menjadikan pasien menemukan sejak awal bahwa dia bisa melakukan banyak hal, lebih
banyak daripada yang dikiranya.
3. Membantu klien agar menemukan pusat dirinya

4. Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau
realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.

C. Fungsi dan Peran Terapis

1. Membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal kepada dukungan
internal dengan menentukan jalan buntu.

2. Membantu klien untuk menembus jalan buntu sehingga pertumbuhan bisa terjadi.

3. Menyajikan situasi yang menunjang pertumbuhan

4. Memberikan perhatian pada bahasa tubuh kliennya

D. Teknik-Teknik Terapi Gestalt

Levtisky dan Perls (1970, hlm. 144-149) ,menyajikan suatu uraian ringkas tentang sejumlah
permainan yang bisa digunakan dalam terapi Gestalt, yang mencakup:

1. Permainan-permainan dialog

Terapi gestalt menaruh perhatian yang besar pada pemisahan dalam fungsi kepribadian.
Yang paling utama adalah pemisahan antara : “top dog” dan “underdog”. Teknik kursi
kosong adalah suatu cara untuk mengajak klien agar
mengeksternalisasi introyeksinya. Dalam teknik ini dua kursi diletakkan di tengah ruangan.
Terapis meminta klien untuk duduk di kursi yang satu dan memainkan peran sebagai “top
dog” dan kemudian pindah ke kursi lain dan menjadi “underdog”.

2. Membuat lingkaran

Adalah suatu latihan terapi gestalt dimana klien diminta untuk berkeliling ke anggota-
anggota kelompoknya dan berbicara atau melakukan sesuatu
dengan setiap anggota itu. Maksud teknik ini adalah untuk menghadapi, memberanikan dan
menyingkapkan diri, bereksperimen dengan tingkah laku yang baru.

3. “Saya memikul tanggung jawab”


Dalam tahap ini, terapis meminta untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian
menambahkan pada pernyataan itu kalimat “dan saya bertanggung jawab untuk ini”.
Teknik ini merupakan perluasan kontinum kesadaran dan dirancang untuk membantu orang
agar mengakui dan menerima perasaan-perasaan alih-alih memproyeksikan perasaan-perasaan
atau kepada orang lain.

4. “Saya memiliki suatu rahasia”

Teknik ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi perasaan-perasaan berdosa dan malu. Terapis
meminta pada klien untuk berkhayal tentang suatu rahasia
pribadi yang terjaga dengan baik. Membayangkan bagaimana perasaan mereka dan
bagaimana orang lain bereaksi jika mereka membuka rahasia itu.

5. Bermain proyeksi

Dalam permainan “bermain proyeksi” terapis meminta klien yang mengatakan


“saya tidak bisa mempercayaimu” untuk memainkan peran sebagai orang
yang tidak bisa menaruh kepercayaan guna menyingkapkan sejauh mana ketidakpercayaan
itu menjadi konflik dalam dirinya.

6. Pembalikan

Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun
kedalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan
kecemasan dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau
diingkarinya. Oleh karena itu, teknik ini bisa membantu para klien
untuk mulai menerima atribut-atribut pribadinya yang telah dicoba diingkarinya.

7. “Ulangan”

Menurut Perls, banyak pemikiran kita yang merupakanpengulangan. Dalam


fantasi, kita mengulang-ulang peran yang kita anggap masyarakat
mengharapkan kita memainkannya. Ketika tiba saat menampilkannya, biasanya kita
mengalami demam panggung atau kecemasan yakni kita takut
tidak mampu memainkan peran kita itu dengan baik. Pengulangan internal menghabiskan
banyak energi serga acap kali menghambat spontanitas dan kesediaan kita untuk bereksperimen
dengan tingkah laku baru.

8. “Melebih-lebihkan”

Permainan ini berhubungan dengan konsep peningkatan kesadaran atas tanda-tanda dan
isyarat-isyarat halus yang dikirimkan oleh seseorang melalui bahasa tubuh, gerakan-
gerakan, sikap-sikap badan, dan mimic muka bisa mengomunikasikan makna-
makna yang penting. Begitupun isyarat-isyarat
yang tidak lengkap. Klien diminta untuk melebih-lebihkan gerakangerakannya atau mimik
muka secara berulang-ulang, yang biasanya
mengitensifkan perasaan yang terpaut pada tingkah laku dan membuat makna bagian dalam
lebih jelas.

9. “Bisakah anda tetap dengan perasaan ini?”

Teknik ini bisa digunakan pada klien menunjukkan pada perasaan atau suasana hati yang
tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya.
Terapis mendesak klien untuk tetap dengan atau menahan perasaan yang ingin
menghindarinya itu.

10. Urusan yang tak selesai

11. Irama kontak dan penarikan

12. “Bolehkah saya memberimu sebuah kalimat”

13. Permainan-permainan konseling perkawinan

E. Kekurangan Terapi Gestalt

1. Terapi Gestalt tidak berlandaskan suatu teori yang kukuh

2. Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan faktor-faktor


kognitif.
3. Terapi Gestalt bisa menjadi berbahaya karena terapis memiliki kekuatan untuk
memanipulasi klien melalui teknik-teknik yang digunakannya.

4. Para klien sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik Gestalt karena merasa dirinya
dianggap tolol.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang
berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan
menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan. Pandangan
Gestalt tentang Sifat Manusia bahwa individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab
pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. Bagi Perls tidak ada yang “ada”
kecuali “sekarang”. Karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat
sekaranglah yang penting. Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai,
yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan,
kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan, dan sebagainya.

Tujuan dari terapi ini adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada orang lain, menjadikan
pasien menemukan sejak awal bahwa dia bisa melakukan banyak hal,membantu klien agar
menemukan pusat dirinya.

Fungsi Konselor yaitu membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal
kepada dukungan internal dengan menentukan jalan buntu, membantu klien untuk menembus
jalan buntu sehingga pertumbuhan bisa terjadi, menyajikan situasi yang menunjang
pertumbuhan, memberikan perhatian pada bahasa tubuh kliennya.
Teknik-Teknik terapinya antara lain, permainan-permainan dialog, membuat lingkaran, urusan
yang tak selesai, “Saya memikul tanggung jawab”, bermain proyeksi, pembalikan, irama kontak
dan penarikan, “Ulangan” dan masih banyak yang lainnya.

Daftar Pustaka

Geral Corey, 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

http://waskitamandiribk.wordpress.com

http://enamkonselor.files.wordpress.com/2012/05/gestalt1.pdf

Anda mungkin juga menyukai