Disusun oleh:
KELOMPOK 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Gestalt diperkenalkan oleh Frederick (Fritz) Salomon Perls (1983-1970).
Gestalt dalam bahasa Jerman mempunyai arti bentuk, wujud atau organisasi. Kata itu
mengandung pengertian kebulatan atau keparipurnaan (schultz, 1991:171). Simkin dalam
(Gilliland, 1989: 92) menyatakan bahwa kata Gestalt mempunyai makna keseluruhan
(whole) atau konfigurasi (configuration). Dengan demikian, Perls lebih mengutamakan
adanya integrasi bagian- bagian terkecil kepada suatu hal yang menyeluruh. Integrasi ini
merupakan hal penting dan menjadi fungsi dasar bagi manusia
Pandangan pokok psikologi Gestalt adalah berpusat bahwa apa yang dipersepsi
itumerupakan suatu kebulatan, suatu unity atau suatu Gestalt. Psikologi Gestalt
semulamemang timbul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer
distasiun kereta api yang disebutnya sebagai phi phenomena. Dalam pengalaman
tersebutsinar yang tidak bergerak dipersepsi sebagai sinar yang bergerak (Garret, 1958).
Walaupun secara objektif sinar itu tidak bergerak. Dengan demikian maka dalampersepsi
itu ada peran aktif dalam diri perseptor. Ini berarti bahwa dalam individumempersepsi
sesuatu tidak hanya bergantung pada stimulus objektif saja, tetapi adaaktivitas individu
untuk menentukan hasil persepsinya.Apa yang semula terbatas pada persepsi, kemudian
berkembang dan berpengaruh pada aspek-aspek lain, antara laindalam psikologi belajar.
Bagi para ahli pengikut Gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi.
Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian
adalah sekunder, bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya,
keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Bila kita bertemu
dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu
bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka,
melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru kemudian
menuyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru,
pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya.
Tujuan dasar konseling dalam terapi ini adalah untuk meraih kesadaran
(awareness), terhadap apa yang sedang dialami oleh konseli dan kemudian konseli
bertanggung jawab terhadap apa yang dirasakan, dipikirkan dan dikerjakan. Untuk itu,
maka terapi ini lebih mengutamakan keadaan di sini dan saat ini (here and now).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dan siapa sajakah tokoh-tokoh teori gestalt ?
2. Bagaimana pandangan terhadap manusia menurut teori gestalt ?
3. Bagaimana prinsip dasar teori gestalt?
4. Apa saja fungsi dari terapi pada teori gestalt?
5. Bagaimana teknik teknik dalam teori gestalt?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan teori gestalt ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui siapa tokoh-tokoh dari teori gestalt .
2. Mengetahui pandangan terhadap manusia dalam teori gestalt.
3. Mengetahui prinsip dasar teori gestalt.
4. Mengetahui fungsi dari terapi pada teori gestalt.
5. Mengetahui teknik dalam teori gestalt.
6. Mengetahui kelebihan dan kelemahan teori gestalt.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori gestalt pertama kali dicetuskan oleh Frederick S (“Fritz”) Perls (1893-1970). Lahir
di Berlin dari keluarga Yahudi kelas menengah bawah. Dia merasa bahwa dirinya
menjadi sumber masalah bagi orangtuanya, dia gagal dua kali pada tingkat tujuh dan
terbuang dari sekolahnya. Dia berusaha menyelesaikan sekolahnya dan mendapat gelar
MD. dengan spesialisasi sebagai psikiater. Pada tahun 1916 ia bergabung dengan tentara
jerman sebagai tenaga medis pada dengan perang dunia ke I. Setelah perang Perls bekerja
bersama Kurt Goldstein pada institut Goldstein untuk Kerusakan otak tentara di
Frankfurt. Dari sinilah ia melihat pentingnya manusia dipandang sebagai satu
keseluruhan bukan dari sejumlah fungsi bagian-bagiannya. Kemudian ia pindah ke Wina
dan memulai latihan psikoanalisisnya. Perls di analisis oleh Wilhelm Reich, ahli
psikoanalisis yang menokohi metode-metode pemahamandiri dan perubahan kepribadian
melalui terapi tubuh.Dia juga di awasi oleh sejumlah tokoh kunci pergerakan
psikoanalisis, termasuk Karen Horney.
Setelah itu Perls pindah ke Amerika pada tahun 1946 dan mendirikan Institut Terapi
Gestalt New York pada tahun 1952.Bahkan dia tinggal di Big Sur, California, dan
memberi workshop dan seminar di Institut Esalen, menata reputasinya sebagai seorang
innovator psikoterapi. Disini ia memiliki pengaruh besar pada masyarakat, sebagian
karena profesionalisme menulisnya, dan sebagian besar karena hubungan pribadinya
dalam workshopnya. Fritz mempunyai istri Laura Posner Perls (1905-1990) lahir di
Pforzhein, German, dia bersama istrinya memulai kerja sama di tahun 1926 yang
menghasilkan terapi Gestalt, Laura dan Fritz menikahpada tahun 1930. Mereka
mendirikan institut New York untuk Terapi Gestalt dan membuat pelatihan dalam
pendekatannya. Sebagai tim mereka memberikan kontribusi bagi perkembangan dan
mempertahankan pergerakan terapi Gestalt diAmerika dari akhir tahun 1940an sampai
kematiannya tahun 1990.
B. Gestalt dalam memandang manusia
Fritz Perls menggunakan terapi Gestalt secara paternalistik. Klien harus tumbuh
dan berdiri diatas kedua kakinya, dan mempersoalkan masalah hidupnya sendiri (Perls,
1969). Gaya melakukan terapinya meliputi dua agenda personal : memindahkan klien
dari dukungan/ pengaruh lingkungan pada dukungan/ pengaruh dirinya sendiri dan
memadukan kembali bagian-bagian kepribadian yang diingkari. Jelasnya, cara kerja
Perls, terapi Gestalt secara kontemporer menekankan dialog antara klien dan ahli terapi.
Pandangan Gestalt pada perangai manusia berdasarkan pilosofi eksistensial,
fenomenologi, dan teori lapangan. Tujuan terapi bukan pada analisis tetapi pada
kesadaran dan hubungan dengan lingkungan. Dimana lingkungan terdiri dari dunia
eksternal dan internal. Asumsi dasar terapi Gestalt yakni bahwa individu memiliki
kapasitas untuk “mengatur diri” dalam lingkungannya ketika menyadari apa yang terjadi
dalam lingkungannya
Pandangan Corey mengenai Gestalt1 pada perangai manusia berdasarkan filosofi
eksistensial, fenomenologi. Pandangan ini menekankan konsep-konsep seperti perluasan
kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-
cara yang menghambat kesadaran. Tujuan terapi bukan pada analisis tetapi pada
kesadaran dan hubungan. Individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab dan
hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. Karena disebabkan oleh masalah-
masalah tertentu dalam perkembangannya, individu membentuk berbagai cara
menghindari masalahnya lalu akan menemui jalan buntu dalam pertumbuhan pribadinya.
Terapi menyajikan intervensi dan tantangan yang yang diperlukan yang bisa membantu
individu memperoleh pengetahuan dan kesadaran sedikit demi sedikit seiring perjalanan
menuju pemanduan dan perkembangan. Dengan mengalami penghambat-penghambat
dalam pertumbuhannya maka melalui hal tersebut kesadaran individu akan meningkat
sehingga dikemudian hari akan menemui kekuatan guna mencapai keberadaan yang lebih
otentik dan vital.
Jadi hakikat manusia menurut pendekatan konseling ini adalah :
1. Tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya.
2. Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya
dengan lingkungannya itu.
3. Aktor bukan reaktor
4. Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya.
5. Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab.
6. Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
C. Prinsip-Prinsip dasar Gestal
Dalam bahasa jerman, Gestalt berarti whole configuration atau bentuk yang utuh,
pola, kesatuan, dan keseluruhan. Artinya gestalt adalah keseluruhan lebih berarti dari
bagian-bagian. Para pengikut-pengikut aliran psikologi gestalt mengemukakan konsepsi
yang berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran-
aliran lainnya seperti aliran asosiasi. Bagi para ahli pengikut gestalt, perkembangan itu
adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan,
sedangkan yang bagian– bagian adalah skunder, bagian-bagian hanya mempunyai arti
sebagai bagian daripada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian
yang lainnya keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagianbagiannya.
Bila kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan
terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus atau dahinya yang
terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai gestalt, baru kemudian
menyusul disaksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru, pulpennya
yang bagus, dahinya yang terluka dan sebagainya.Gestalt adalah sebuah teori yang
menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang
memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi
terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian
sensasi menjadi bagian-bagian kecil,teori gestalt memiliki prinsip dasar sebagai berikut:
a. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field.Setiap
perceptual memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai
figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan
manusia, bukan skill yang di pelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang di
bentuk.
b. Prinsi-prinsip pengorganisasian:
1) Principle of proximity: organisasi berdasarkan kedekatan elemen.
2) Principle of similarity: Organisasi berdasarkan kesamaan elemen.
3) Principle of objective set: organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk
sebelumnya.
4) Principle of continuity: organisasi berdasarkan kesinambungan pola.
5) Principle of closure/principle of good form: organisasi berdasarkan bentuk yang
sempurna.
6) Principle of figure and ground: organisasi berdasarkan persepsi terhadap bentuk
yang lebih menonjol dan di anggap sebagai “figure”.Dimensi penting dalam persepsi
figure dan obyek adalah hubungan antara bagian dan figure,bukan karakteristik dari
bagian itu sendiri.meskipun aspek bagian berunah,asalkan hubungan bagian figure
tetap,perspsi akan tetap. Contoh:perubahan nada tidak akan merubah perepsi tenteng
melodi.
7) Principle of isomorphism: organisasi berdasarkan konteks.
Sementara itu menurut M. Surya (2003) dan Sofyan H. Wilis (2004), proses
konseling hendaknya dilakukan melalui empat tahapan sebagai berikut :
Fase 4, yaitu fase dimana klien diharapkan sudah memiliki ciri-ciri kepribadian
yang integral, unik, dan manusiawi.
Berkaitan dengan teknik konseling, Shertzer dan Stones (M. Surya, 2003)
menjelaskan bahwa teknik-teknik yang biasa digunakan dalam terapi gestalt adalah :
PENUTUP
A. Kesimpulan
jawab pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran. Individu memiliki
kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi
membentuk berbagai cara untuk menghindari masalah dan karenanya menemukan jalan
Saat sekarang menurut Perls, tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena
masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat sekaranglah yang
penting. Salah satu sumbangan utama teori Gestalt adalah penekanannya pada disini dan
sekarang serta pada belajar menghargai dan mengalami sepenuhnya saat sekarang.
Berfokus pada masa lampau dianggap sebagai suatu cara untuk menghindari tindakan
Abdurrahman, A. 2015. Teori Belajar Aliran Psikologi Gestalt serta Implikasinya dalam Proses
Belajar dan Pembelajaran. Journal teori belajar diakses
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/929.
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika
Aditama Komalasari.
Geral Corey, 2005, Theory and Practice of Counceling & Psychotherapy, seven
editionCopyright: Brooks/Cole.