Anda di halaman 1dari 15

Al-Tazkiah, Volume 5, No.

2, Desember 2016

TEORI KONSELING
(SUATU PENDEKATAN KONSELING GESTALT)

Kholifah
IAIN Surakarta
Email: kholifahhasanah932@gmail.com

Abstract
Every human being must have problems, whether those
problems as the implications in addressing a less conducive
environment and personal environment who could not afford
to be organised so that resulted in the birth of the abnormal
behaviors. Gestalt counseling approach wanted to improve
individuals by focusing on the present perspective, through
the projection of the past phenomenon with the present
condition. The effectiveness of the collaboration between
counselors and conselee largely determine the success in
counseling process, because it emphasized on personal
attitude of the counselee in resolving their problems,
meanwhile, couselorsare only in charge of transforming
knowledge and assist the counselee in finding the rootof the
problem moreover to help the counselee to find the way to
resolve their problems.
Keywords: Counseling Theory, Gestalt Approach

Kholifah | 109
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

A. Pendahuluan dalam konseling adalah teknik atau


Konseling merupakan bagian dari pendekatan konseling Gestalt.
bimbingan baik sebagai pelayanan Pendekatan Gestalt adalah
maupun sebagai teknik.Konseling terapi humanistik eksistensial
menurut Tolbert merupakanhubungan yang berlandaskan premis, bahwa
pribadi yang dilakukan secara tatap individu harus menemukan caranya
muka antara dua orang yaitu konselor sendiri dalam hidup dan menerima
dan konseli melalui hubungan itu tanggungjawab pribadi jika individu
dengan kemampuan-kemampuan ingin mencapai kedewasaan. Asumsi ini
khusus yang dimilikinya, menyediakan didasarkan pada bahwa manusia dalam
situasi belajar. Dalam hal ini konseli kehidupannya selalu aktif sebagai suatu
dibantu untuk memahami diri keseluruhan.Setiap individu bukan
sendiri, keadaannya sekarang, dan semata-mata merupakan penjumlahan
kemungkinan keadaannya masa dari bagian-bagian organ-organ seperti
depan yang dapat ia ciptakan hati, jantung, otak, dan sebagainya,
dengan menggunakan potensi yang melainkan merupakan suatu koordinasi
dimilikinya, demi untuk kesejahteraan semua bagian tersebut. Manusia aktif
pribadi maupun masyarakat. Lebih terdorong kearah keseluruhan dan
lanjut konseli dapat belajar bagaimana integrasi pemikiran, perasaan, dan
memecahkan masalah-masalah dan tingkah lakunya.2
menemukan kebutuhan-kebutuhan Gestaltmemandang bahwa
yang akan datang. 1 pendekatan eksistensial juga
Hubungan personal dalam proses dipengaruhi oleh suatu pijakan bahwa
konseling yang terjadi antara konselor konseli yang datang kepada konselor
dengan konseli merupakan inti yang sedang dalam kondisi krisis eksitensial
perlu diciptakan dan dikembangkan. dan perlu belajar bertanggungjawab
Dalam kaitan itu, teknik-teknik yang atas eksistensinya sebagai manusia.3
dilaksanakan selama proses konseling Maka sebagai seorang calon konselor
berlangsung adalah merupakan alat atau guru BK, sangat penting untuk
yang penting untuk membantu konseli memahami teori Gestaltsebagai acuan
memperoleh kesadaran secara penuh. dalam membantu konseli/siswa,
Salah satu teknik yang digunakan
2
Deni Febrini, Bimbingan Konseling,
(Yogyakarta: Teras, 2011), 70.
1
Prayitno, Layanan Bimbingan Kelompok Dan 3
Richard Nelson Jones, Teori & Praktik
Konseling Kelompok,(Padang: Universitas Negeri Konseling dan Terapi, (Yogyakata: PustakaPelajar,
Padang, 2004), 101. 2011), 181.

110 | Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt)


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

karena pendekatan ini mengajarkan Perls istrinya, berhasil mendirikan


pada konseli bagaimana mencapai South Africa Institute for Psycoanalysis
kesadaran tentang apa yang mereka (1935), New York Institute for Gestalt
rasakan dan lakukan serta belajar Therapy (1952) dan Cleveland Institute
bertanggung jawab atas perasaan, for Gestalt Psycotheraphy (1954). Akan
pikiran dan tindakan sendiri. tetapi Perls dan istrinya sering terjadi
perbedaan pendapat mengenai arah
B. Biografi Singkat Seorang Tokoh terapi Gestalt, hingga menyebabkan
ia memiliki kekasih Marty Fromm dan
Frederick Soloman Perls
meneruskan terapi bersamanya. Perls
merupakan orang dari keturunan
meninggal pada usia 76 tahun, dan
Yahudi. Dalam proses tumbuhnya,
hasil karya yang diterbitkan setelah
ia sering mendapatklan perlakuan
kematiannya berjudul The Gestalt
kasar dari ibunya. Kedua orang tuanya
Approach dan eye Witness to Theraphy.5
sering bertengkar, hidup dalam
keluarga yang kurang harmonis.
Ayahnya adalah seorang hipokrit, yang C. Konsep Dasar
mengkothbahkan suatu hal namun Dalam bahasa Jerman, kataGestalt
hidup dengan cara yang berbeda merupakan kata benda yang berarti
dengan yang dikothbahkanya. Selama bentuk atau wujud.Dalam makna kata
masa pubertas, Perls sering dijadikan kerjanya adalah to form, to shape, to fashion,
kambing hitam dalam keluarganya. to organize dan to structure. Konsep
Pengalaman penolakan dan rasa utama karya ekperimental psikologi
tidak aman mempengaruhi sikap gestal adalah memperlihatkan bahwa
dan pemikirannya pada kehidupan manusia tidak mempersepsi berbagai
selanjutnya.4 hal secara sendiri-sendiri melainkan
Perls pada awalnya menekuni dengan mengoranisasikannya melalui
dunia kedokteran, dan hidupnya sering proses preseptual menjadi keseluruhan
berpindah-pindah semenjak terjadinya yang bermakna. Seperti halnya, ketika
perang dunia pertama.Dengan seseorang melihat sebaris titik-titik
kehidupan yang sering berpindah mulai mungkin bisa dipersepsi sebagai
dari Eropa, Afrika bahkan ke Amerika sebuah garis lurus.6
turut mempengaruhi Perls pada ide-ide Seperti yang telah penulis
dan hasil pemikirannya.Perls dan Laura paparkan pada pendahuluan, bahwa
4
Richard Nelson Jones, Teori & Praktik…, 5
Ibid.,182-186.
182. 6
Ibid.,

Kholifah | 111
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

terapi Gestaltmemandang eksistensial Maka dalam praktiknya, konselor


manusia dan fenomenologinya, diarahkan untuk membantu konseli
sehingga dalam terapinya Gestalt kontak dengan saat sekarang, dengan
memfokuskan pemulihan kesadaran menggunakan pertanyaan “apa” dan
dan polaritas serta dikotomi-dikotomi “bagaimana” bukan menggunakan
dalam diri sesroang sehingga ia sadar pertanyaan “mengapa”. Misalnya,
dapat menerima tanggung jawab “apa yang sedang Anda alami
pribadi, dan dapat melalui cara-cara sekarang saat Anda duduk di sana
yang menghambat kesadarannya. dan mencoba berbicara?”. Jadi dalam
Pendekatan ini menitikberatkan hal ini, apabila konseli berbicara
pada individu bahwa ia memiliki tentang masa lalunya, maka konselor
kesanggupan memikul tanggungjawab meminta konseli agar membawa
pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai masa lalunya ke sana sekarang dengan
pribadi yang terpadu. 7 menjalaninya seolah-olah masa lalunya
sedang terjadi pada saat sekarang.
1. Saat sekarang
Hal ini diyakini oleh Perls, bahwa
Dalam hubungannya dengan kebanyakan orang akan cenderung
perjalanan hidup manusia, pendekatan bergantung kepada masa lampau
Gestaltmemandang bahwa tidak untuk membenarkan ketidaksediaan
ada yang “ada” kecuali “sekarang”. dan ketidakmampuannya memikul
Yang berarti masa lalu telah pergi tanggungjawab atas dirinya sendiri. 9
dan masa depan belum dijalani,
Dari uraian di atas dijelaskan
oleh karena itu yang menuntaskan
bahwa terapi Gestaltsebenarnya
segala permasalahan yang dialami
berfokus pada keadaan sekarang yang
oleh manusia adalah masa sekarang
harus dilakukan oleh konseli, maka
(here and now). Lebih lanjut menurut
tugas konselor selanjutnya adalah
Perls, sebagaimana yang dikutip oleh
membuat konseli itu sadar bahwa apa
Corey, individu yang menyimpang
yang dilakukan pada saat sekarang
dari saat sekarang dan menjadi terlalu
adalah wujud dari rasa sadarnya.
terpaku pada masa depan, maka
Perls sebagaiman dikutip oleh Jones,
mereka mengalami kecemasan yang
mengatakan bahwa “Now 1 am aware”
menjadikannya sebagai kesenjangan
(sekarang saya sadar) sebagai landasan
antara saat sekarang dan kemudian. 8
pendekatan Gestalt.10 Konseli diminta

7
Ibid., 9
Ibid.,
8
Ibid., 10
Ibid.,

112 | Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt)


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

sadar akan bahasa tubuhnya, kualitas melihat, mendengar, mencium,


suaranya, dan emosi-emosinya. berbicara, sentuhan, merasakan dan
Berkaitan dengan dimensi pergerakan. Kesadaran yang tinggi
kesadaran Perls membaginya ke dalam pada dimensi ini akan membuaat
tiga jenis kesadaran yaitu:11 konseli menyadari suasana kekinian.
Misalnya dengan mengatakan kepada
a. Inner Zone (dimensi kesadaran
konseli: “sadari dunia sekelilingmu,
dalam)
apa yang dapat kamu lihat?’, apa yang
Dimensi kesadaran dalam
dapat kamu dengar?” dan sebagainya.
merupakan dimensi yang terdapat
dalam diri konseli yang sulit diamati c. Middle Zone (dimensi kesadaran
atau dilihaat secara langsung oleh pertengahan)
konselor.Seperti misalnya, visceral, Dimensi kesadaran tengah
ketegangan otot, detak jantung, merupakan dimensi yang dapat
pernafasan dan keadaan tubuh yang memberikan makna, arti dan
santai. Intervensi yang dapat dilakukan kesimpulan terhadap dimensi inner
konselor untuk meningkatkan keadaan dan outer dari konseli.Kesadaran yang
konseli adalah dengan mengajak konseli diperluas dalam dimensi ini dapat
berfokus kepada sensasi tubuhnya, membuat konseli mampu menyadari
dengan mengajukan pertanyaan pola-pola perilakunya yang kaku,
seperti: “bagaimana perasaanmu keyakinannya yang irasional, dan
saat ini, saat duduk berhadap dengan hambatan-hambatan untuk menuju
saya?”. Apabila konseli belum mampu dirinya yang sehat dan matang baik
menyadari keadaannya maka konselor secara fisik maupun psikis.
dapat melakukan intervensi lain sampai
konseli merasa nyaman. 2. Urusan yang tak selesai
b. Outer Zone (dimensi kesdaran luar) Urusan yang tak selesai (unfinished
Dimensi kesadaran ini berhubungan business) yang dimaskud dalam
dengan kontak dan interaksi konseli pendekatan ini menurut Perls adalah
dengan dunia luarnya seperti perilaku “sebuah situasi atau konflik di masa lalu,
keseharian konseli, tindakan, cara khususnya yang bersifat traumatis dan
berbicara, dan gaya interaksi konseli. sulit, yang belum mencapai pemecahan
Fungsi untuk melakukan kontak memuaskan atau diatasi secara baik
dengan dunia luar seperti fungsi dalam kehidupan konseli”.Urusan dan
perasaan-prasaan yang telah terjadi di
Triantoro Safaria, Terapi & Konseling Gestalt,
11

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 33-36. masa lampau dan tidak terselesaiakan

Kholifah | 113
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

dipaksa ditekan di bawah sadar oleh mengalami kecemasan dan depresi


individu sehingga mengendap menjadi akibat mengulangi kejadian masa
konflik.12Perasaan-perasaan tersebut lalu, sehingga proses konseling ini
seperti dendam, kemarahan, kebencian, dimungkinkan akan berjalan lama
sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa melalui sesi-sesi yang panjang.
diabaikan dan sebagainya.
Lebih lanjut Safaria dalam bukunya D. Proses Konseling Dengan
menyatakan bahwa urusan yang tak Pendekatan Gestalt
selesai, dianggap dalam pendekatan ini Dalam pendekatan konseling
muncul akibat perasaan tidak nyaman Gestalt, individu bermasalah karena
dan frustasi sehingga adanya situasi terjadi pertentangan antara kekuatan
ini, dapat dilihat pada konseli yang “top dog” dan keberadaan “under
mengalami gangguan post-traumatik dog”.Top dog adalah kekuatan
stress disorder, di mana konseli seolah- yang mengharuskan, menuntut,
olah masih saja mengalami dan mengancam.Under dog adalah keadaan
merasakannya hingga saat ini. Urusan defensif, membela diri, tidak berdaya,
yang tak selesai ini juga dapat dilihat lemah, pasif, ingin dimaklumi.
pada konseli yang pada masa kanak- Perkembangan yang terganggu adalah
kanaknya mengalami pelecehan tidak terjadi keseimbangan antara
seksual (sexual abuse) sehingga menjadi apa-apa yang harus (self-image) dan
sulit untuk mencintai orang lain, apa-apa yang diinginkan (self).Terjadi
apalagi dicintai orang lain. 13 pertentangan antara keberadaan
Tujuan konseling dalam sosial dan biologis. Ketidakmampuan
pendekatan ini adalah bagaiamana individu mengintegrasikan pikiran,
konseli mendapat dukungan dari perasaan, dan tingkah lakunya
konselor, untuk memunculkan situasi- mengalami gap/kesenjangan sekarang
situasi yang tak selesai dimunculkan dan yang akan datang melarikan diri
saat sekarang dan saat ini sehingga dari kenyataan yang harus dihadapi.15
konseli dapat mencapai pemahaman Spektrum tingkah laku
dirinya dan mencapai pemecahan bermasalah pada individu meliputi:
yang memuaskan.14 Kondisi 1). kepribadian kaku (rigid), 2). tidak
demikian, dapat mendorong konseli mau bebas-bertanggung jawab, 3).
12
Triantoro Safaria, Terapi & Konseling
ingin tetap tergantung, 4). menolak
Gestalt…, 151.
13
Ibid., 152. Deni Febrini, Bimbingan
15
Konseling,
14
Ibid., 153. (Yogyakarta: Teras, 2011), 71.

114 | Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt)


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

berhubungan dengan lingkungan, 4). Meningkatkan kesadaran individual


4). Memeliharaunfinished business, 5). agar konseli dapat beringkah laku
menolak kebutuhan diri sendiri, dan menurut prinsip-prinsip Gestalt,
6). melihat diri sendiri dalam kontinum semua situasi bermasalah (unfisihed
“hitam-putih”. bussines) yang muncul dan selalu
akan muncul dapat diatasi dengan
1. Tujuan Konseling
baik.
Tujuan pendekatan konseling
Gestalt adalah membantu konseli 2. Fungsi dan Peran Terapis
agar dapat menemukan pusat
Fokus pendekatan konseling
dirinya, pencapaikan kesadaran16dan
Gestalt adalah terletak pada bagaimana
membantu konseli agar berani
keadaan konseli sekarang serta
menghadapi berbagai macam tantangan
hambatan-hambatan apa yang muncul
dalam menghadapi kenyataan
dalam kesadarannya.19Oleh karena
agar konseli dapat meningkatkan
itu, tugas konselor adalah mendorong
pertumbuhan menghadapi kenyataan
konseli untuk dapat melihat kenyataan
dan mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya serta mau
manusiawinya. Secara lebih spesifik
17
mencoba menghadapinya.Dalam hal
tujuan konseling Gestalt adalah sebagai
ini perlu diarahkan agar konseli mau
berikut:18
belajar menggunakan perasaannya
1). Membantu konseli agar dapat secara penuh. Untuk itu konseli bisa
memperoleh kesadaran pribadi, diajak untuk memilih dua alternatif,
memahami kenyataan atau realitas, ia akan menolak kenyataan yang ada
serta mendapatkan insight secara pada dirinya atau membuka diri untuk
penuh. melihat apa yang sebenarnya terjadi
2). Membantu konseli menuju pen­ pada dirinya sekarang.
capaian integritas kepribadian­nya Konselor hendaknya
3). Mengentaskan konseli dari menghindarkan diri dari pikiran-
kondisi­nya yang tergantung pikiran yang abstrak, keinginan-
pada pertimbangan orang lain ke keinginannya untuk melakukan
mengatur diri sendiri (to be true to diagnosis, interpretasi maupun
himself). memberi nasihat.Sebab, salah satu
kelemahan dari pendekatan ini adalah
16
GerladCorey, Teori dan Praktek Konseling…,
124. konselor bisa saja tergelincir ke dalam
17
Ibid., 72.
18
Ibid., 72. 19
Ibid.,

Kholifah | 115
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

peran teknik dan impersonal dengan konseling Gestalt, menurut penulis,


menyembunyikan kepribdiannya setidaknya terdapat tiga prinsip kerja
ketika dalam proses konseling.20Maka dalam proses konseling yaitu: pertama,
diharuskan konselor sejak awal pendekatan ini lebih menekankan
konseling sudah mengarahkan tujuan kepadatanggung jawab konseli,
agar konseli menjadi matang dan konselor menekankan bahwa konselor
mampu menyingkirkan hambatan- bersedia membantu konseli tetapi tidak
hambatan yang menyebabkan konseli akan bisa mengubah konseli, konselor
tidak dapat berdiri sendiri. Dalam hal menekankan agar konseli mengambil
ini, fungsi konselor adalah membantu tanggung jawab atas tingkah lakunya.
konseli untuk melakukan transisi dari Kedua, pendekatan ini berorientasi
ketergantungannya terhadap faktor pada masa sekarang dan di sini (here
luar menjadi percaya akan kekuatannya and now), dalam proses konseling
sendiri. Usaha ini dilakukan dengan konselor tidak merekonstruksi masa
menemukan dan membuka keter­ lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi
sesatan atau kebuntuan konseli. memfokuskan keadaan sekarang. Hal
Pada saat konseli mengalami gejala ini bukan berarti bahwa masa lalu
kesesatan dan konseli menyatakan tidak penting.Masa lalu hanya dalam
kekalahannya terhadap lingkungan kaitannya dengan keadaan sekarang.
dengan cara mengungkapkan Dalam kaitan ini pula konselor tidak
kelemahannya, dirinya tidak berdaya, pernah bertanya “mengapa”.
bodoh, atau gila, maka tugas konselor Ketiga, pendekatan ini berorientasi
adalah dengan membiarkan konseli eksperiensial, di mana konselor
menemukan potensi dirinya yang meningkatkan kesadaran konseli
hilang. Sehingga konselor dapat tentang diri sendiri dan masalah-
sebagai “layar proyeksi” agar konseli masalahnya, sehingga dengan demikian
dapat menemukan kembali apa-apa konseli mengintegrasikan kembali
yang hilang dari dalam dirinya.21 dirinya: (a) konseli mempergunakan
kata ganti personal konseli mengubah
3. Prinsip Kerja Teknik Konseling kalimat pertanyaan menjadi
Gestalt pernyataan; (b) konseli mengambil
Seperti yang telah diuraikan peran dan tanggungjawab; (c) konseli
sebelum­nya bahwa pendekatan menyadari bahwa ada hal-hal positif
dan/atau negative pada diri atau
20
Ibid., tingkah lakunya.
21
Ibid., 128.

116 | Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt)


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

4. Fase-fase dan Teknik dalam alasan-alasannya secara bertanggung


Proses Konseling jawab.
Secara ringkas Febrini dalam Fase ketiga, konselor mendorong
bukunya, menyakatkan bahwa konseli untuk mengatakan perasaan-
sedikitnya ada empat fase yang harus perasaannya pada saat ini, konseli
dilakui oleh seoranag konselor dan diberi kesempatan untuk mengalami
konseli dalam proses konseling dengan kembali segala perasaan dan perbuatan
menggunakan pendekatan Gestalt, pada masa lalu, dalam situasi di sini
empat fase tersebut yaitu:22 dan saat ini. Kadang-kadang konseli
Fase pertama, konselor mengem­ diperbolehkan memproyeksikan
bangkan pertemuan konseling, agar dirinya kepada konselor.Melalui fase
tercapai situasi yang memungkinkan ini, konselor berusaha menemukan
perubahan-perubahan yang diharapkan celah-celah kepribadian atau aspek-
pada konseli. Pola hubungan yang aspek kepribadian yang hilang, dari
diciptakan untuk setiap konseli sini dapat diidentifikasi apa yang harus
berbeda, karena masing-masing dilakukan konseli.
konseli mempunyai keunikan sebagai Fase keempat, setelah konseli
individu serta memiliki kebutuhan memperoleh pemahaman dan
yang bergantung kepada masalah yang penyadaran tentang pikiran, perasaan,
harus dipecahkan. dan tingkah lakunya, konselor
Fase kedua, konselor berusaha mengantarkan konseli memasuki
meyakinkan dan mengkondisikan fase akhir konseling.Pada fase ini
konseli untuk mengikuti prosedur konseli menunjukkan gejala-gejala
yang telah ditetapkan sesuai dengan yang mengindikasikan integritas
kondisi konseli. Ada dua hal yang kepribadiannya sebagai individu yang
dilakukan konselor dalam fase ini, unik dan manusiawi.
yaitu : Membangkitkan motivasi Adapun teknik dan prosedur dalam
konseli dan membangkitkan dan pendekatan konseling Gestalt, Corey
mengembangkan otonomi konseli dan menyebutkan bahwa penedektan ini
menekankan kepada konseli bahwa tidak lebih seperti halnya sekumpulan
konseli boleh menolak saran-saran “permainan-permainan”. Yang
konselor asal dapat mengemukakan dimaksudkan sekumpulan permainan
disini oleh Levitsky dan Perls, adalah

22
Deni Febrini, Bimbingan Konseling…, 74-75.

Kholifah | 117
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

sejumlah permainan yang mencakup teknik permaianan dengan melibatkan


antara lain:23 konseli sebagai pemerannya, yaitu
a). Permainan dialog sebagai top dog dan under dog secara
Teknik ini dilakukan dengan bergantian.
carakonseli dikondisikan untuk b). Latihan Bertanggung Jawab
mendialogan dua kecenderungan Teknik untuk membantu konseli
yang saling bertentangan, yaitu agar mengakui dan menerima
kecenderungan top dog dan perasaan-perasaannya dari pada
kecenderungan under dog. Top memproyek-sikan perasaannya itu
dogdalam permainan ini bisa berlaku kepada orang lain.Dalam teknik ini
adil, otoriter, moralistik, menuntut konselor meminta konseli untuk
atau berlaku layaknya majikan dan membuat suatu pernyataan dan
manipulatif.Sedangkan under dog kemudian konseli menambahkan
diposisikan sebagai korban, membela dalam pernyataan itu dengan kalimat:
diri, defensif, tak brdaya dan lemah. “...dan saya bertanggung jawab
Misalnya, Kecenderungan “anak atas hal itu”.Meskipun tampaknya
baik” lawan kecenderungan “anak mekanis, tetapi menurut Gestalt akan
bodoh”, kecenderungan otonom membantu meningkatkan kesadaraan
lawan kecenderungan tergantung, konseli akan perasaan-perasaan yang
ecenderungan kuat atau tegar lawan mungkin selama ini diingkarinya.
kecenderungan lemah dan sebagainya. c). Bermain Proyeksi
Melalui dialog yang kontradiktif ini, Memantulkan kepada orang lain
menurut pandangan Gestalt pada perasaan-perasaan yang dirinya sendiri
akhirnya konseli akan mengarahkan tidak mau melihat atau menerimanya.
dirinya pada suatu posisi di mana ia Selain itu, teknik permaainan ini
berani mengambil resiko. juga berguna untuk mengingkari
Penerapan permainan dialog perasaan-perasaan sendiri dengan
ini dapat dilaksanakan dengan cara memantulkannya kepada orang
menggunakan teknik “kursi kosong”. lain. Dalam teknik bermain proyeksi
Teknik kursi kosong merupakan suatu konselor meminta kepada konseli
cara untuk mengajak konseli agar dapat untuk mencobakan atau melakukan
mengekstrernalisasi introyeksinya. hal-hal yang diproyeksikan kepada
Pada dasarnya teknik ini merupakan orang lain.
23
GerladCorey, Teori dan Praktek Konseling… d). Teknik Pembalikan
,132-143.

118 | Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt)


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

Gejala-gejala dan tingkah laku mimpi


tertentu sering kali mempresentasikan Pendekatan konseling Gestalt tidak
pembalikan dari dorongan-dorongan menafsirkan dan menganalisis mimpi
yang mendasarinya.Dalam teknik seperti yang dilakukan dalam teroi
ini konselor meminta konseli untuk psikoanlisis, melainkan mimpi-mimpi
memainkan peran yang berkebalikan yang dialami oleh konseli diminta
dengan perasaan-perasaan yang oleh konselor agar didapat diceritakan
dikeluhkannya. Misalnya, konseli kembali sebagai kejadian yang
diminta untuk mengungkapkan terjadi sekarang.Dalam praktiknya,
perasaan sisi buruknya kepada orang lain teknik ini konseli dianjurkan untuk
yang belum pernah ia lakukan,seperti membuat daftar dari segenap rincian
menghujat, menunjukan niat jahat, mimpi, mengingat orang-orang,
dengan tujuan agar konseli dapat kejadian dan suasana hati mimpi
mengintegrasikan sisi tersebut ke dengan menciptakan dialog. Perls
dalam kepribadiannya. sebagaiamana dikutip oleh Corey
e). Tetap dengan Perasaan mengemukakan bahwa mimpi adalah
Teknik ini dapat digunakan ungkapan yang paling spontan dari
untuk konseli yang menunjukkan keberadaan manusia. Orang-orang
perasaan atau suasana hati yang tidak yang tidak bersedia mengingat mimpi-
menyenangkan dan ia sangat ingin mimpinya berarti menolak untuk
menghindarinya. Konselor mendorong menghadapi apa yang keliru dalam
konseli untuk tetap bertahan dengan hidupnya.
perasaan yang ingin dihindarinya itu.
Kebanyakan konseli ingin melarikan E. Pendekatan Gestal Dalam
diri dari stimulus yang menakutkan Persepektif Islam
dan menghindari perasaan-perasaan Dalam Islam, konseling merupakan
yang tidak menyenangkan.Dalam hal proses pemberian bantuan kepada
ini konselor tetap mendorong konseli individu agar mampu mengembangkan
untuk bertahan dengan ketakutan atau kesadaran dan komitmen
kesakitan perasaan yang dialaminya beragamanya, sebagai khalifah Allah
sekarang dan mendorong konseli yang bertanggung jawab untuk
untuk menyelam lebih dalam ke dalam mewujudkan kesejahteraan bersama,
tingklah laku dan perasaan yang ingin baik secara fisik jasmaniah maupun
dihindarinya itu. psikis rohaniah, baik kebahagiaan
f ). Pendekatan Gestal tterhadap kerja

Kholifah | 119
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

di dunia maupun di akhirat. 24Dari wejangan, himbauan dan ajakan yang


pengertian konseling Islam tersebut baik dan benar. Perkataan yang baik
tersirat tujuan bahwa konseling Islam dan benar yang datang dari konselor
dalam hal ini apabila dikaitkan dengan yang diperuntukan bagi konseli,
pendekatan Gestalt, juga menekankan akan menambah ketentraman di hati
bahwa individu atau konseli diharuskan konseli.25 Allah SWT berfirman:
memiliki sikap tanggung jawab
َّ‫فَلْيتَّقُوا ه‬
)9( ‫اللَ َولْيَقُولُوا قَ ْو اًل َسدِي ًدا‬
terhadap dirinya dan lingkungannya. َ
Individu atau konseli dalam Islam
Artinya: “maka hendaklah mereka
dianjurkan untuk mencari jalan atau
bertakwa kepada Allah dan hendaklah
usaha sendiri dalam menyelesaiakan
mereka mengucapkan perkataan yang
permasalahannya, hal ini seperti dalam
benar.” (Q.S An-Nisaa: 9).
Firman Allah dalam Q. S Ar-Ra’d ayat
11 yang artinya: “Sesungguhnya Allah Teknik ini apabila dikaitkan dengan
tidak merobah Keadaan sesuatu kaum pendekatan Gestalt, sama halnya
sehingga mereka merobah keadaanyang dalam tiga dimensi kesadaran, di mana
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila konselor memberi perlakuan kepada
Allah menghendaki keburukan terhadap konseli agar menjadi sadar pada saat
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat sekarang dengan saat ini. Selain itu,
menolaknya; dan sekali-kali tak ada dalam Islam, konselor juga dianjurkan
pelindung bagi mereka selain Dia” untuk mendoakan dan berdoa
dengan menggunakan lisan terhadap
Selain itu, teknik-teknik yang
permasalahan yang sedang dihadapi
digunakan dalam konseling Islam juga
oleh konseli dengan maksud agar
memiliki teknik yang oleh Hamdan
Allah senantiasa memberikan jalan
Bakran Adz-Dzaki disebut sebagai
terbaik bagi konseli.Sebab agama Islam
teknik yang bersifat lahir dan teknik
pada hakikatnya adalah memberikan
yang bersifat batin.Teknik yang bersifat
pencerahan terhadap pola sikap, pola
lahir dimaksudkan oleh Adz-Dzaky
pikir dan pola perilaku umatnya ke
yaitu sebagai teknik yang dapat dilihat,
arah kehidupan personal dan sosial
didengar dan dirasakan oleh konseli
yang sakinah, mawadah, rahmah dan
yaitu dengan menggunakan tangan
ukhuwah.
atau lisan.Sedangkan teknik secara
lisan dilakukan dengan menggunakan
25
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling
Fardi Mashudi, Psikologi
24
Konseling, dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), 245. Baru, 2002), 207-212.

120 | Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt)


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

F. Analsis Pendekatan Konseling harus berbuat apa untuk membalikan


GestaltTerhadap Mahasiswi yang keadaan yang dulu telah ia lewati
Merasa Kesepian bersama sahabat dekatnya tersebut.
Contoh kasus: Dina, merupakan Berdasarkan contoh kasus di atas,
salah satu mahasiswi di perguruan penulis dapat menyimpulkan beberapa
tinggi negeri di Yogyakarta; di semester indikator yang menyebabkan konseli
awal Dina bisa beradaptasi dengan merasa kesepian (loneliness), yaitu
lingkungan barunya, akan tetapi sering melamun, cemas dan takut ketika
lambat laun dirinya mulai menarik berinteraksi dengan orang lain, merasa
diri dan seolah menjalani rutinitas tidak ada yang memperdulikannya lagi
kuliah mengalir saja seperti air, tanpa dan merasa hampa.
berusaha mendekati satu atau dua Permasalahan yang dialami
teman yang dapat dijadikan tempat konseli adalah masalah kesepian.
berbagi pengalaman. Dina merupakan Kesepian merupakan salah satu
sosok mahasiswi yang menurut bentuk perilaku menyendiri yang
teman-teman sekelasnya kurang bisa disertai adanya ketidaktercapainya
menempatkan diri ketika bergaul. antara hubungan yang diharapkan
Ia memiliki sahabat dekat ketika dengan yang kenyataan yang ada.Oleh
masih duduk di bangku SMA. Namun karena itu, dengan menggunakan
sahabat yang ia percayai selama ini, pendekatan Gestaltmerupakan salah
secara perlahan namun pasti mulai satu penedekatan yang cocok untuk
merenggang komunikasinya. Terlebih kasus Dina yang merasa kesepian dan
setelah sahabatnya itu memiliki teman membawa pada penekanan sekarang
dekat laki-laki.Dina merasa kesepian dan saat ini (here and now).Pendekatan
sering melamun di kos, ia takut dan ini juga bertujuan agar konseli
cemas menjalin pertemanan, dalam dapat bangkit dari rasa kesepian dan
benaknya ia takut dikhianati hilang mampu menjalin interaksi dengan
tanpa kabar yang jelas. Orangtua Dina, teman-temannya. Pada kasus yang
yang merupakan orang desa juga dialami konseli, ia mengalami depresi,
kurang lihai dalam menggunakan alat kecemasan dan kekhawtiran terhadap
komunikasi seperti handphone (HP) sahabat dekatnya yang sudah tidak
sehingga ia merasa tidak ada lagi orang peduli lagi dengannya. Dalam proses
yang mempedulikannya. Dina merasa konseling, teknik “permainan” yang
kesepian, hidupnya terasa hampa dapat digunakan adalah dengan
dalam kesendirian dan ia bingung menggunakan kursi kosong (empty

Kholifah | 121
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

chair). Teknik permaian kursi kosong tanggung jawab pribadi, memiliki


sebagaiamana yang telah penulis dorongan untuk mengembangkan
uraian dalam pemahasan di atas dengan kesadaran yang akan mengarahkan
mengutip pendapat Perls, bertujuan menuju terbentuknya integritas atau
untuk mengutarakan luapan emosi keutuhan pribadi. Pendekatan ini
yang tidak tersampaikan ketika sahabat menekanakan bahwa konseli yang
dekat konseli mulai meninggalkan dan mengalami masalah harus dapat
tidak mempedulikannya.Selain itu, menyadari masalah yang dihadapinya
salah satu prinsip pendekatan Gestalt dan memahami dirinya sendiri,
adalah menyelesaiakan masalah yang sehingga pada akhirnya pemecahan
belum terselesaikan.Untuk itu, konseli masalah dilakukan oleh konseli.
diminta oleh konselor untuk berperan Koselor membantu konseli
sebagai dirinya dan sebagai sahabat untuk berusaha sendiri dan tidak
dekatnya. menyalahkan orang lain, konseli
Melalui teknik ini, diharapkan diberikan dukungan untuk bisa mandiri
konseli dapat mengutarakan pendapat dan dapat menyelesaikan masalahnya
dan perasaannya terhadap sahabat sendiri yang pada akhirnya konseli
dekatnya sesuai dengan apa yang dapat menyadari situasi dan kenyataan
diharapkan. Setelah konseli merasa hidup yang dijalani sekarang, tidak
lega, maka konselor dan konseli terlarut dengan masa lalu dan tidak
dapat membuat kesepakatan apakah terlalu berharap kepada masa depan
konseling masih akan dilanjut atau tetapi apa yang dihadapi sekarng adalah
dicukupkan. yang harus dijalani dengan lebih baik,
Berdasarkan uraian contoh kasus di menghadapi hidup akan lebih optimis.
atas, menurut penulis, pada dasarnya
teori-teori konseling dapat digunakan G. Penutup
untuk menangani masalah yang terjadi Tujuan utama konseling Gestalt
pada konseli yang merasa kesepian, adalah meningkatkan proses
hanya saja teknik konseling harus pertumbuhan klien dan membantu
dipilih dan disesuaikan kebutuhan klien mengembangkan potensi
konseli, sehingga penedekatan yang manusiawinya. Fokus utama dalam
diguankanpun terasa pas. Konseling konseing Gestalt adalah membantu
Gestalt memandang manusia sebagai individu melalui transisinya dari
individu yang utuh dan memiliki keadaan yang selalu dibantu oleh
kemampuan untuk menerima lingkungan ke keadaan mandiri

122 | Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt)


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016

(selft-support). Konsep utama memaksa klien mengikuti prosedur


pendekatan Gestalat adalahhere yang telah ditetapkan sesuai dengan
and nowdan unfinished business yang keadaan klien. Dua hal yang harus
tercakup didalamnya adalah emosi- dilakukan : menimbulkan motivasi
emosi, peristiwa-peristiwa, ingatan- pada klien dan menciptakan rapport
ingatan (memories), yang terhambat yaitu hubungan baik antara konselor
dinyatakan oleh individu yang dan klien agar timbul rasa percaya
bersangkutan. Adapun fase-fase dalam klien bahwa segala usaha konselor.
pendekatan konseling Gestalt: Ketiga, klien didorong untuk
Pertama, membentuk pola mengatakan perasaan-perasaannya
pertemuan terapeutik agar tercapai pada pertemuan-pertemuan terapi
situasi yang memungkinkan saat ini, bukan menceritakan masa lalu
perubahan-perubahan yang diharapkan atau harapan-harapan masa datang.
pada klien. Situasi mengandung Keempat, setelah klien memperoleh
komponen emosional dan intuitif. pemahaman dan penyadaran tentang
Kedua, melaksanakan pengawasan, dirinya, tindakannya, perasaannya,
konselor berusaha meyakinkanatau maka terapi ada pada fase terakhir.

Daftar Pustaka

Adz-Dzaky, Bakran, Hamdani, M., Jones, Nelson, Richard, Teori & Praktik
Konseling dan Psikoterapi Islam, Konseling dan Terapi, (Yogyakarta:
(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, Pustaka Pelajar, 2011)
2002) Mashudi, Fardi, Psikologi Konseling,
Corey, Gerald, Teori dan Praktek (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012)
Konseling & Psikoterapi, (Bandung: Prayitno, Layanan Bimbingan Kelompok
Refika Aditama, 2013) dan Konseling Kelompok, (Padang:
Febrini, Deni, Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Padang, 2004)
(Yogyakarta: Teras, 2011) Safaria, Triantoro, Terapi & Konseling
Gestalt, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2005)

Kholifah | 123

Anda mungkin juga menyukai