Anda di halaman 1dari 12

Edu Komputika 7 (2) (2020)

Edu Komputika Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edukom

Analisis Software Product Quality ISO/IEC 25010 pada Pengembangan Tes


Bakat Menggunakan Sistem Computer-Based Test (CBT)

Riska Dami Ristanto1), Kurniawati2), Arif Dwinanto3) dan Nawassyarif4)


1
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
2
Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi, Universitas IVET, Indonesia
3
Pendidikan Teknologi Informasi, Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
4
Program Studi Teknik Informatika, Universitas Teknologi Sumbawa, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ _______________________________________________________________
Sejarah Artikel: Computer-Based Test (CBT) merupakan solusi untuk sistem evaluasi tes bakat dalam dunia
Diterima: November pendidikan yang membutuhan efektifitas dan efisiensi. Berbagai pendekatan pengembangan
2020 sistem dilakukan untuk menghasilkan software yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk:
(1) Mengembangkan software tes bakat menggunakan sistem Computer-Based Test (CBT); dan (2)
Direvisi: Desember 2020
Melakukan analisis software yang dikembangkan berdasarkan Software Product Quality ISO/IEC
Disetujui: Desember 2020 25010. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek uji coba dalam
________________ penelitian ini dilaksanakan pada tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jepara dengan jumlah
Keywords: sampel sebanyak 63 responden. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Keberhasilan software tes
Computer-Based Test bakat yang dikembangkan dengan model sistem Computer-Based Test (CBT) menggunakan
framework Laravel 5.2 dan diterapkan menggunakan open mode. (2) Analisis hasil pengujian
(CBT), Software Product
menggunakan standar Software Product Quality ISO/IEC 25010 menunjukkan bahwa: (a)
Quality ISO/IEC 25010, Functional suitability berjalan 100% dengan nilai X=1; (b) Performance efficiency dengan
Tes Bakat kecepatan loading sebesar 3,3 detik, PageSpeed 98% (Grade A) dan YSlow 83% (Grade B); (c)
____________________ Usability dengan presentase rata-rata 82,46%; (d) Reliability dengan code coverage 67,86%; (e)
Security pada level 1 (low); (f) Maintainability dengan code duplication 0,21%; dan (g) Portability
yang mampu berjalan tanpa error dari berbagai web browser desktop maupun mobile. Berdasarkan
hasil pengujian dan analisis dapat dikatakan bahwa software yang dikembangkan mempunyai
kualitas produk sesuai dengan standar Software Product Quality ISO/IEC 25010.

Abstract
_________________________________ ____________ _________
Computer-Based Test (CBT) is a solution for the aptitude test evaluation system in education which needs
effectiveness and efficiency. Various systems development approaches are used to produce quality software.
This study aims to: (1) Develop aptitude test software using a Computer-Based Test (CBT) system; and
(2) Analyze software developed based on Software Product Quality ISO/IEC 25010. This research is a
research and development (R&D). The trial subjects in this study were carried out at three high school in
Jepara with a total sample of 63 respondents. The results of this study are: (1) The success of the aptitude
test software developed with the Computer-Based Test (CBT) system model uses the Laravel 5.2 framework
and is implemented using open mode. (2) Analysis of test results using Software Product Quality ISO/IEC
25010 standard show that: (a) Functional suitability runs 100% with a value of X = 1; (b) Performance
efficiency with a loading speed of 3.3 seconds, PageSpeed 98% (Grade A) and YSlow 83% (Grade B); (c)
Usability with an average percentage of 82.46%; (d) Reliability with code coverage of 67.86%; (e) Security
at level 1 (low); (f) Maintainability with code duplication of 0.21%; and (g) Portability capable of running
error-free from various desktop and mobile web browsers. Based on the results of testing and analysis, it
can be said that the software developed has product quality in accordance with Software Product Quality
ISO/IEC 25010 standards.

© 2020 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6811
Gedung E8 Lantai 2, Teknik Elektro UNNES
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-ISSN 2599-297X
E-mail: rdristanto@mail.unnes.ac.id

49
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

PENDAHULUAN berdasarkan nilai rapor SMP dan tes wawancara


Salah satu tujuan pendidikan menengah minat peserta didik oleh guru BK (Bimbingan dan
adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, Konseling). Akan tetapi proses peminatan yang
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan didasarkan dari nilai rapor tidak efektif untuk
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan menentukan bakat yang dimiliki oleh peserta
lebih lanjut. SMA sebagai salah satu pendidikan didik. Berdasarkan buku pedoman peminatan
menengah tidak jauh dari pendidikan yang SMA-SMK Kurikulum 2013, terdapat point
memiliki tolak ukur keberhasilan. Terdapat untuk deteksi potensi menggunakan instrumen tes
beberapa faktor keberhasilan suatu pendidikan psikologis atau tes bakat bagi calon peserta didik
menurut Erlin Leigh Parker (2008) salah satunya tentang bakat yang dimilikinya. Oleh karena itu
yang paling penting adalah dalam hal sangat memungkinkan digunakannya bakat,
Recruitment atau penerimaan peserta didik. Jika terlebih lagi penerapan kurikulum 2013 yang
penggunaan alat penerimaan peserta didik bagus menekankan arah peminatan hendaknya sesuai
(one of the best recruiting tools), maka akan dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta
menghasilkan lulusan yang bagus pula (Erlin didik.
Leigh Parker, 2008). Hasil penerimaan siswa baik Minimnya penggunaan tes bakat pada
apabila dalam proses penerimaan menggunakan proses peminatan di dunia pendidikan adalah
cara dan alat yang tepat. pengembangan instrumen tes yang masih berupa
Proses penerimaan diperlukan untuk buku cetak, sehingga membutuhkan waktu yang
menyeleksi peserta didik sesuai dengan minat dan cukup lama untuk pelaksanaan dan proses
bakat yang dimiliki dari setiap calon peserta didik. penilaiannya. Salah satu alternatif untuk
Menurut Abdurrohim (Wakil Kepala Sekolah mengatasi masalah tersebut adalah dengan
Bidang Kurikulum SMA Negeri Pecangaan menerapkan sistem Computer-Based Test (CBT)
Jepara), proses penerimaan siswa baru terbagi pada instrumen tes bakat untuk proses peminatan
menjadi beberapa tahap, diantaranya tahap di SMA. Kelebihan penggunaan sistem Computer-
pengelompokan nilai, tes kesehatan, dan tes minat Based Test (CBT) adalah pelaksanaan tes dan
(wawancara). Berdasarkan pada aturan proses penilaiannya tidak membutuhkan waktu
penerapan kurikulum 2013 bahwa peminatan di lama karena diproses menggunakan alat bantu
SMA diterapkan mulai dari kelas X, maka pihak komputer.
SMA wajib melaksanakan peminatan dalam Studi yang dilakukan oleh Monirosadat,
proses penerimaan peserta didik baru. Mohamad Jafre, dan Mostafa (2014)
Dalam kemendikbud (2013), proses membandingkan hasil uji Computer-Based Test
peminatan bertujuan untuk membantu peserta (CBT) dan Paper and Pencil Tests (PPT). Dengan
didik menanamkan minat dan pendalaman mata meneliti dampak pengujian berbasis komputer
pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan pada hasil tes, dan mengeksplorasi hubungan
yang ditempuh, pilihan karir dan pilihan studi antara karakterisitik tes tertentu seperti
lanjutan sampai ke perguruan tinggi. Hal ini dapat pengenalan komputer dan sikap terhadap
mempermudah peserta didik dalam penggunaan komputer dengan hasil nilai ujian.
mengembangkan kompetensi sesuai dengan Dua tes setara diberikan kepada peserta pada dua
bidang dan karir pekerjaan yang diminati. kesempatan yang berbeda, dengan menggunakan
Menurut ABKIN (2013), penentuan arah ANOVA, hasil menunjukkan bahwa pengenalan
peminatan hendaknya sesuai dengan kemampuan komputer dan sikap terhadap penggunaan
dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan komputer tidak memiliki pengaruh yang
kecenderungan pilihan masing-masing peserta signifikan terhadap kinerja siswa dalam tes
didik agar proses belajar berjalan dengan baik dan berbasis komputer. Selain itu, sikap peserta tes
kecenderungan berhasil dalam belajar. Oleh lebih menunjukkan ketertarikan pada fitur tes
karena itu, sangatlah penting bagi institusi yang disajikan menggunakan komputer.
pendidikan serta masyarakat untuk mengetahui Studi terkait yang dilakukan oleh Heri
potensi yang dimiliki sejak dini, sehingga peserta (2015) membandingkan keakuratan nilai tes
didik atau individu mempunyai perencanaan karir sebagai hasil dari uji kemampuan berbahasa
yang berkualitas (Istiqomah, 2010) inggris (TOEP) menggunakan Paper and Pencil
Berdasarkan hasil observasi dari salah satu Tests (PPT) dibandingkan dengan Computer-Based
SMA Negeri di Jepara, bahwa proses peminatan Test (CBT). Proses pengumpulan data dilakukan
di SMA belum menggunakan tes minat dan bakat menggunakan tanggapan responden Paper and
dalam penerimaan peserta didik baru. Pencil Tests (PPT) yang didokumentasikan tahun
Abdurrohim (Wakil Kepala Sekolah Bidang 2008-2010 dan data Computer-Based Test (CBT)
Kurikulum SMA Negeri Pecangaan Jepara), TOEP didokumentasikan pada tahun 2013-2014
menjelaskan bahwa proses peminatan dilakukan

50
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

pada set 1A, 2A, dan 3A untuk Listening and dilakukan untuk mengatasi flexibility, robustness,
Reading section. Hasil estimasi reliabilitas scalability, serta mengatasi keterbatasan human
menggunakan classical test theory dan nilai fungsi error pada saat menjawab soal. Penelitian
informasi respon item pada Paper and Pencil Tests dilakukan untuk mengetahui validitas
(PPT) kemudian dibandingkan dengan Computer- pengembangan sistem Computer-Based Test (CBT).
Based Test (CBT). Hasil dari penelitian ini Validasi sistem Computer-Based Test (CBT)
menunjukkan bahwa dengan pendekatan classical dilakukan oleh 250 relawan yang terdiri dari
test theory, koefisien reliabilitas antara skor dari pengembang perangkat lunak, mahasiswa, dosen,
hasil Paper and Pencil Tests (PPT) dan Computer- dan insinyur jaringan. Hasil penelitian
Based Test (CBT) yang hampir sama, sedangkan menunjukkan bahwa skor rata-rata kinerja
penggunaan teori respon butir ditemukan bahwa menunjukkan skor yang tinggi dalam hal
meskipun nilai fungsi informasi di Paper and Pencil reliability, robustness, dan flexibility dengan
Tests (PPT) dan Computer-Based Test (CBT) relatif kemudahan penggunaan grafis antarmuka
sama di beberapa subyek, ada kecenderungan pengguna.
untuk peserta dengan kemampuan moderat Dari pemaparan berbagai penelitian
Computer-Based Test (CBT) lebih akurat daripada tentang Computer-Based Test (CBT), analisis yang
Paper and Pencil Tests (PPT), untuk rendah dan dilakukan sebatas pada faktor ekstrinsik dari
tinggi kemampuan peserta, Paper and Pencil Tests penggunaan Computer-Based Test (CBT).
(PPT) cenderung lebih akurat daripada Computer- Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Based Test (CBT). sebelumnya, diperlukan adanya analisis dari
Huilin (2014) melakukan penelitian faktor intrinsik software agar produk yang
tentang model kesetaraan antara tes bahasa dihasilkan memiliki nilai kualitas. Kualitas
menggunakan Computer-Based Test (CBT) dengan software dapat dinilai melalui metode tertentu,
tes bahasa menggunakan Paper and Pencil Tests salah satunya adalah standar Software Product
(PPT). Dalam penelitian ini memaparkan tiga Quality ISO/IEC 25010. Software Product Quality
langkah untuk memvalidasi kesetaraan dari dua ISO/IEC 25010 merupakan standar terbaru yang
jenis tes yaitu menganalisis kemampuan dalam relevan untuk menguji aplikasi berbasis komputer.
menggunakan komputer, menilai dampak Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
kompetensi kognitif audio visual, dan memeriksa Indonesia), bakat merupakan dasar (kepandaian,
perbedaan lainnya dalam konstruksi. Model yang sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir.
diusulkan dalam penelitian ini dapat digunakan Menurut Lucy (2010), Bakat merupakan potensi
sebagai wawasan metodologis untuk membangun yang harus dirangsang terlebih dahulu sehingga
model validasi kesetaraan antara tes bahasa dapat terlihat sebagai suatu kecakapan,
berbasis komputer dengan tes bahasa berbasis pengetahuan, dan keterampilan khusus yang
kertas dan pensil. menjadi bekal hidupnya kelak. Dalam bukunya,
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suttan Surya (2012) menjelaskan bahwa setiap
Leeson (2006) yang bertujuan untuk orang adalah the right person, hal ini dijadikan
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang sebagai landasan tes bakat untuk
berpengaruh terhadap pengguanan Computer- mengembangkan potensi besar kualitas personal.
Based Test (CBT). Hasil penelitian menunjukkan Dijelaskan bahwa bakat merupakan
identifikasi dua faktor yang menyebabkan kemampuan untuk belajar atau mengembangkan
kesulitan dalam aplikasi Computer-Based Test kecakapan dalam suatu area, jika diberikan
(CBT), faktor yang berasal dari "pengguna" dan dengan pendidikan atau pelatihan yang tepat,
"penggunaan teknologi". Penelitian dilakukan maka kemampuan seseorang menjadi luar biasa
dengan pemberian berbagai macam ukuran dan diatas rata-rata yang bisa dicapai kebanyakan
resolusi monitor, penulisan karakter, dan cara orang (Suttan Surya, 2012). Terdapat dua jenis
penyajiannya. Dalam penelitiannya menyatakan bakat yaitu: (1) Bakat umum, merupakan
bahwa jenis kelamin pengguna, kemampuan kemampuan yang berupa potensi dasar yang
untuk memproses informasi, kemampuan untuk bersifat umum, artinya setiap orang memiliki
menggunakan komputer, dan tingkat kecemasan kemampuan ini. (2) Bakat khusus, merupakan
dapat berpengaruh terhadap penggunaan aplikasi kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya
tes berbasis komputer. tidak semua orang memiliki kemampuan khusus
Fagbola, Adebisi, dan Alice (2013) misalnya bakat dalam seni, kepemimpinan,
menyatakan bahwa penggunaan Computer-Based olahraga.
Test (CBT) merupakan solusi yang efektif untuk Alat yang digunakan untuk mengungkap
evaluasi pendidikan secara massal. bakat atau kemampuan khusus yang dimiliki
pengembangan Computer-Based Test (CBT) yang seseorang disebut tes bakat. Tes bakat atau yang

51
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

sering dikenal dengan Aptitude Test adalah sebuah kerja dan spesifikasi peralatan di pusat tes. Selain
tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan itu organisasi tersebut juga melatih kemampuan
kemampuan yang dimiliki seseorang di bidang pengawas untuk mengontrol jalannya tes.
keilmuan. Beberapa keuntungan menggunakan tes
Berdasarkan buku karangan Jim Barrett berbasis komputer adalah mengijinkan
(2009) Tes bakat atau Aptitude Test memiliki melakukan tes di saat yang tepat bagi peserta,
sembilan jenis soal, yaitu (1) Visual reasoning test, mengurangi waktu untuk pekerjaan penilaian tes
yaitu kemampuan untuk memahami penalaran dan membuat laporan tertulis, menghilangkan
yang diekspresikan secara visual; (2) Numerical pekerjaan logistik seperti mendistribusikan,
reasoning test, yaitu kemampuan untuk memahami menyimpan dan tes menggunakan kertas, peserta
penalaran yang diekspresikan dengan angka- tes dapat langsung mengetahui hasi tes.
angka; (3) Verbal analysis test, yaitu kemampuan Sedangkan kerugiaannya yaitu adanya
untuk memahami dan menganalisis penalaran ketergantungan dengan peralatan seperti
yang diekspresikan menggunakan kata-kata; (4) komputer, membutuhkan lab komputer yang
Sequential reasoning test, yaitu kemampuan untuk memadai, jika sistem Computer-Based Test
memahami penalaran tentang urutan proses; (5) bermasalah pelaksanaan tes berbasis komputer
Spatial recognition test, yaitu kemampuan untuk akan tertunda, membutuhkan pengetahuan dan
memahami dan mengenal suatu objek; (6) Three- keterampilan komputer bagi peserta tes.
D test, yaitu kemampuan untuk memahami dan Perangkat lunak yang bagus dan sesuai
mengenal objek tiga dimensi; (7) Systems test, yaitu standar telah melalui berbagai macam pengujian,
kemampuan dalam ketepatan dan ketelitian; (8) salah satunya adalah pengujian kualitas perangkat
Vocabulary test, yaitu kemampuan dalam lunak. Pressman (2012) menyatakan bahwa
penggunaan kosa kata; dan (9) Figurework test, perangkat lunak yang cukup bagus sesungguhnya
yaitu kemampuan dalam melakukan perhitungan. memiliki fungsi-fungsi dan fitur-fitur berkualitas
Computer-Based Test (CBT) atau yang sering tinggi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
disebut dengan Tes Berbasis Komputer pengguna, tetapi pada saat yang sama memiliki
merupakan tes yang diselenggarakan dengan juga fungsi-fungsi serta fitur-fitur khusus yang
menggunakan alat bantu komputer. Karakteristik memuat kesalahan (bug) tertentu yang telah
dari tes berbasis komputer sama dengan tes diketahui. Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016)
konvensional yaitu menggunakan satu perangkat sebuah perangkat lunak perlu dijaga kualitasnya
tes untuk peserta dengan panjang tes yang sama bahwa kualitas bergantung kepada kepuasan
(fixed test length). Perbedaan tes berbasis komputer pelanggan (customer) dan pengujian diperlukan
ini terletak pada teknik penyampaian butir soal tidak hanya untuk meminimalisasi kesalahan
yang tidak lagi menggunakan kertas (paperless), secara teknis tetapi juga kesalahan non teknis.
baik naskah soal maupun lembar jawaban. Sistem Dalam pengujian kualitas perangkat lunak
skoring atau penilaian langsung dikerjakan oleh terdapat berbagai macam standar yang harus
komputer. dipenuhi. Salah satu tolok ukur kualitas perangkat
Ada empat bentuk model tes berbasis lunak adalah ISO/IEC 25010, yang dibuat oleh
komputer dan internet menurut Bartram (2001), International Organization for Standardization (ISO)
yaitu: (1) Open Mode (Terbuka) Tes dengan model dan International Electrotechnical Commission (IEC).
terbuka dapat diikuti siapapun dan tanpa Dalam BSI Standart Publication (2011)
pengawasan siapapun. Peserta tes tidak perlu menyatakan pada standar ISO/IEC 25010 terdapat
melakukan registrasi peserta. (2) Controlled Mode delapan karakteristik yaitu Functional suitability,
(Terkontrol) Tes dengan model terkontrol sama Performance Efficiency, Compatibility, Usability,
dengan tes dengan model terbuka yaitu tanpa Reliability, Security, Maintainability, dan Portability.
pengawasan siapapun, tetapi peserta tes sudah Berdasarkan permasalahan tersebut,
terdaftar dengan cara memasukkan username dan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
password. (3) Supervised Mode terdapat supervisor software tes bakat menggunakann sistem Computer-
yang mengidentifikasi peserta tes untuk Based Test (CBT) dan melakukan analisis software
diotentikasi dan memvalidasi kondisi yang dikembangkan berdasarkan Software Product
pengambilan tes. Untuk tes dengan mode ini Quality ISO/IEC 25010.
menuntut administrator meloginkan dan
mengkonfirmasi peserta bahwa tes telah METODE PENELITIAN
diselesaikan dengan benar pada akhir tes. (4) Metode penelitian yang digunakan adalah
Managed Mode biasanya tes dilaksanakan secara metode penelitian dan pengembangan (R&D)
terpusat. Organisasi yang mengatur proses tes dengan dua pendekatan. Pendekatan yang
dapat mendefinisikan dan meyakinkan unjuk pertama untuk mengembagkan perangkat lunak

52
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

dengan model waterfall (Pressman 2010). (SMA) pada saat penerimaan peserta didik baru.
Pendekatan kedua menggunakan model Subjek uji coba dilakukan pada 63 responden
pendekatan Dick and Carey untuk memperoleh yang terbagi menjadi 20 siswa dan 1 admin dari
penguatan hasil penelitian terkait bidang tiap sekolah. Teknik analisis data dilakukan
pendidikan yang dilakukan (Borg and Gall, untuk mengetahui tingkat kualitas software yang
2003). Model pengembangan software tes bakat telah dikembangkan berdasarkan karakteristik
dapat dilihat pada Gambar 1. Software Product Quality ISO/IEC 25010 pada
Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik dan Sub-karakteristik


Software Product Quality ISO/IEC 25010
Karakteristik Sub-karakteristik
Functional Functional completeness
suitability Functional correctness
Functional appropriateness
Performance Time behaviour
efficiency Resource utilization
Capacity
Compatibility Co-existence
Interoperability
Usability Appropriateness recognizability
Learnability
Operability
User error protection
User interface aesthetics
Accessibility
Reliability Maturity
Availability
Fault tolerance
Recoverability
Security Confidentiality
Integrity
Non-repudiation
Accountability
Authenticity
Maintainability Modularity
Reusability
Analysability
Modifiability
Testability
Portability Adaptability
Gambar 1. Model pengembangan software tes Installability
bakat Replaceability

Model pengembangan software tes bakat A. Analisis Faktor Fuctional Suitability


dapat diuraikan menjadi lima tahapan yaitu; (1) Pengujian Functional Suitability
Tahap Identifikasi; (2) Tahap Perencanaan; (3) menggunakan skala Guttman. Skala Guttman
Tahap Desain; (4) Tahap Implementasi; dan (5) digunakan untuk mendapatkan jawaban yang
Tahap Pengujian. Pada tahap desain tegas seperti “Ya” dan “Tidak” (Sugiyono, 2011).
pengembangan software dibagi menjadi tiga Hasil pengujian functional suitability dihitung
tahapan yaitu; (1) Desain pengembangan menggunakan rumus dari matriks feature
arsitektur software dengan Computer-Based Test completeness (Acharya dan Sinha, 2013). Matriks
(CBT); (2) Desain pengembangan instrumen tes feature completeness adalah matriks untuk
bakat; (3) Desain pengembangan sistem evaluasi mengukur sejauh mana fitur yang ada di desain
menggunakan Algoritma C4.5. Evaluasi dapat benar-benar diimplementasikan. Rumus
pengembangan software dilakukan dengan dari matriks feature completeness sebagai berikut:
pengujian ahli dan uji coba lapangan. Pengujian 𝐼
ahli dilakukan dengan menguji fungsi dan kerja 𝑋= ()
𝑃
program secara menyeluruh. Uji coba lapangan Keterangan:
dilakukan pegujian kepada pengguna (peserta tes P = Jumlah fitur yang dirancang
dan admin) di tiga Sekolah Menengah Atas I = Jumlah fitur yang diimplementasikan

53
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

Dalam pengujian ini P adalah jumlah E. Analisis Faktor Reliability


semua fungsi berdasarkan analisis kebutuhan, Analisis Reliability menggunakan plugin
sedangkan I merupakan jumlah fungsi yang PHPUnit dan XDebug PHPStorm untuk mengukur
benar-benar berhasil diimplementasikan ke code coverage dari perangkat lunak. Hasil
perangkat lunak. Interpretasi pengukuran yang pengukuran tersebut kemudian dihitung untuk
digunakan berasal dari matriks feature completeness mendapatkan skor dari pengujian Reliability
yaitu nilai yang mendekati 1 mengindikasikan menggunakan rumus:
banyaknya fitur yang berhasil
diimplementasikan. Dalam pengujian ini 𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑚𝑖𝑛⁡(0.75 × 𝑡 + 32.5,100) ()
perangkat lunak dikatakan baik dalam aspek
Functional Suitability jika nilai X mendekati 1. Keterangan:
t = Presentase jumlah baris dari total baris kode
B. Analisis Faktor Performance Efficiency
Analisis Performance Efficiency dilakukan Interpretasi kualitas perangkat lunak pada
dengan menggunakan software GTMetrix. Aturan aspek Reliability dapat dilihat pada Tabel 4.
YSlow dan PageSpeed Insight dipakai untuk
menentukan skor Performance Efficiency dari Tabel 4. Kategori Penilaian Reliability
Code TQI
software. Semakin tinggi skor maka semakin baik Grade Interpretasi
Coverage Score
kualitas Performance Efficiency dari software ≥ 76.7% ≥ 90% A Sangat Baik
tersebut. Kategori penilaian Performance Efficiency ≥ 63.3% ≥ 80% B Baik
terlihat pada Tabel 2. ≥ 50% ≥ 70% C Cukup Baik
≥ 23.3% ≥ 50% D Cukup
≥ 10% ≥ 40% E Lemah
Tabel 2. Kategori Penilaian Performance Efficiency < 10% < 40% F Sangat Lemah
Grade Skor
A 90 ≤ Skor ≤ 100 F. Analisis Faktor Security
B 80 ≤ Skor < 90 Analisis Security menggunakan software
C 70 ≤ Skor < 80 aplikasi Acunetix Web Vulnerability Scanner.
D 60 ≤ Skor < 70 Berdasarkan data hasil pengujian dari aplikasi
E 50 ≤ Skor < 60
Acunetix Web Vulnerability Scanner dapat
F 0 ≤ Skor < 50
ditentukan seberapa tingkat keamanan dari
software yang dikembangkan.
C. Analisis Faktor Compatibility
Analisis data untuk Compatibility tidak
G. Analisis Faktor Maintainability
dilakukan karena karena lingkungan perangkat
Analisis data untuk aspek Maintainability
lunak hanya digunakan oleh aplikasi tes bakat.
menggunakan pengukuran berdasarkan hasil dari
Aplikasi tes bakat tidak berbagi informasi atau
pengujian code duplication dari source code
resource dengan produk, sistem atau komponen
perangkat lunak. Pengujian code duplication
yang lain.
menggunakan tool PHP Copy/Paste Detector. Hasil
D. Analisis Faktor Usability dari pengujian code duplication digunakan rumus:
Analisis Usability dilakukan dengan 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑑 = min(−30 × 𝑙𝑜𝑔10(𝐶) + 60, 100) ()
menghitung hasil pengukuran kuesioner dari Keterangan:
responden atau pengguna aplikasi menggunakan C = Presentase pengukuran code duplication
5 skala Likert. Dari data kuesioner yang telah
diolah dapat ditentukan seberapa layak software Interpretasi kualitas perangkat lunak pada
tes bakat untuk digunakan dengan ketentuan aspek Maintainability berdasarkan pengukuran
kategori penilaian usability pada Tabel 3. code duplication dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Penilaian Maintainability


Tabel 3. Kategori Penilaian Usability Code TQI
Grade Skor Grade Interpretasi
Duplication Skord
0% ─ 20% Sangat Tidak Layak ≥ 76.7% ≥ 90% A Sangat Baik
21% ─ 40% Tidak Layak ≥ 63.3% ≥ 80% B Baik
41% ─ 60% Cukup Layak ≥ 50% ≥ 70% C Cukup Baik
61% ─ 80% Layak ≥ 23.3% ≥ 50% D Cukup
81% ─ 100% Sangat Layak ≥ 10% ≥ 40% E Lemah
< 10% < 40% F Sangat Lemah

54
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

H. Analisis Faktor Portability peserta. (4) Halaman login hanya digunakan oleh
Analisis aspek Portability menggunakan administrator sekolah.
cross browsing compatibility testing pada desktop
dan mobile untuk menguji kualitas perangkat B. Perencanaan
lunak berjalan baik pada browser berbeda. Perencanaan penjadwalan proses
Menurut Schach (2008) Software aplikasi pengembangan software tes bakat dilakukan
memenuhi aspek Portability jika dapat berjalan dengan tujuan agar penelitian dapat berjalan
baik pada berbagai browser baik desktop maupun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
mobile. Tahap pererncanaan digunakan sebagai
pedoman waktu dalam proses pengembangan
HASIL DAN PEMBAHASAN software tes bakat.
Software tes bakat menggunakan sistem
Computer-Based Test (CBT) dikembangkan C. Desain
berdasarkan waterfall model, sedangkan pengujian Berdasarkan identifikasi kebutuhan,
dan analisisnya dilakukan menggunakan metode model arsitektur software Computer-Based Test
Dick and Carey. Hasil pengembangan software tes (CBT) yang diterapkan menggunakan open mode.
bakat menggunakan sistem Computer-Based Test Pemilihan arsitektur software dengan open mode
(CBT) dijelaskan berdasarkan tahapan berdasarkan kebutuhan peserta tes yang dapat
pengembangan sebagai berikut: menjalankan software tes bakat dan mengikuti
rangkaian tes tanpa harus mendaftar terlebih
A. Identifikasi dahulu sebagai peserta tes. Software yang
Berdasarkan hasil observasi di SMA, dikembangkan sebatas untuk mengetahui hasil
spesifikasi fungsional software tes bakat yang potensi berdasarkan instrumen tes bakat yang
dibutuhkan adalah: (1) Software tes bakat dapat telah dikembangkan sebelumnya dengan
digunakan kapan saja dan dapat diakses di mana sembilan karakteristik tes yang berbeda. Desain
saja oleh pengguna. (2) Pengguna yang dapat model sistem Computer-Based Test (CBT)
mengakses software tes bakat adalah administrator digambarkan dengan bahasa pemodelan UML
dan peserta tes. (3) Peserta tes dapat (Unified Modeling Language) menggunakan use case
menggunakan software dan mengikuti rangkaian diagram pada Gambar 2.
tes tanpa harus terdaftar sebelumnya sebagai

Gambar 2. Use case diagram software tes bakat

55
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

D. Implementasi penyimpanan data dari software. View memiliki


Software tes bakat menggunakan sistem fungsi untuk menampilkan data. Sedangkan
Computer-Based Test (CBT) dikembangkan dengan Controller memiliki fungsi mengolah data yang
framework Laravel 5.2 untuk pengkodean. didapatkan oleh Model dan memberikan pada
Kelebihan dari Framework Laravel 5.2 adalah View untuk ditampilkan. Hasil software tes bakat
Model-View-Controller (MVC) pattern yang menggunakan sistem Computer-Based Test (CBT)
memiliki 3 komponen yaitu Model, View dan yang telah dikembangkan dapat dilihat pada
Controller. Model memiliki fungsi mengenai Gambar 3.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3. Hasil implementasi software tes bakat (a) halaman input identitas (b) halaman menu tes
bakat (c) halaman soal tes bakat (d) halaman hasil tes bakat

E. Pengujian
Pengembangan software tes bakat 1. Pengujian Aspek Functional Suitability
menggunakan sistem Computer-Based Test (CBT) Pengujian aspek Functional Suitability
dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat dilakukan oleh 5 orang ahli yang terdiri dari 3
kualitas software berdasarkan standar Software dosen dan 2 guru yang ahli di bidang psikologi
Product Quality ISO/IEC 25010. Pengujian software pendidikan dan aplikasi berbasis web. Instrumen
dibagi menjadi dua bagian: uji coba ahli dan uji yang digunakan telah memenuhi sub-
coba lapangan. Uji coba ahli dilakukan untuk karakteristik functional completeness, functional
mengetahui aspek Functional Suitability yang appropriateness, dan functional correctness.
melibatkan lima orang ahli di bidang psikologi Berdasarkan pengujian aspek Functional
pendidikan dan aplikasi berbasis web. Suitability ada sebuah temuan menarik tentang
Selanjutnya pengujian dilakukan dengan menguji karakteristik soal tes bakat yang mirip tetapi
setiap fungsi dan performa software secara mengungkap kemampuan yang berbeda. Selain
keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk itu, pembobotan pada sistem evaluasi yang
mengurangi tingkat kesalahan pada software saat menyebabkan prediksi hasil tes bakat menjadi
digunakan. Uji coba lapangan dilakukan untuk kurang akurat. Secara fungsional, seluruh fungsi
mengetahui aspek Usability yang melibatkan 60 tombol serta hasil penskoran dari soal tes bakat
siswa dan 3 admin pada tiga Sekolah Menengah dapat berjalan 100% tanpa adanya kesalahan.
Atas (SMA) di Jepara. Hasil pengujian software Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
tes bakat berdasarkan standar Software Product matriks feature completeness, diperoleh hasil nilai
Quality ISO/IEC 25010 sebagai berikut: X=1 yang menunjukkan bahwa software tes bakat

56
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

yang diuji coba telah memenuhi aspek Functional PageSpeed Score sebesar 98% dengan grade
Suitability. A, YSlow Score memiliki rata-rata sebesar 83%
dengan grade B, dan rata-rata waktu respon
2. Pengujian Aspek Performance efficiency adalah 3,3 detik. Hasil kualitas pengujian aspek
Pengujian aspek Performance Efficiency performance efficiency sangat bergantung pada
menggunakan tool GTMetrix secara online, standar kualitas penyedia layanan server. Berdasarkan
penilaian yang diberikan yaitu dari rentang hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan
Grade A hingga F. Hasil pengujian aspek bahwa aplikasi tes bakat telah memenuhi aspek
Performance Efficiency pada Tabel 6. Performance Efficiency.

Tabel 6. Hasil Pengujian Performance Efficiency


Fully Loaded Total Page PageSpeed YSlow
Halaman Web
Time (s) Size (KB) Score Score
Halaman Utama 3.5 598 A (94%) B (80%)
Login Administrator 3.1 159 A (99%) B (85%)
Halaman Administrator 3.7 161 A (99%) B (84%)
Halaman Input Identitas 2.6 177 A (98%) B (84%)
Halaman Tes Bakat 3.4 179 A (98%) B (83%)
Halaman Hasil Tes 3.7 178 A (98%) B (83%)
Halaman Kontak 2.9 207 A (97%) B (84%)
Rata-Rata 3,3 237 A (98%) B (83%)

3. Pengujian Aspek Usability Perhitungan dilakukan menggunakan tabel r


Pengujian aspek Usability menggunakan product moment nilai N = 21 dan taraf
angket USE Questionaire dengan jumlah butir soal signifikansi 1% sehingga menghasilkan nilai r
30 yang diukur menggunakan 5 skala likert. hitung > r tabel yang berarti instrumen pengujian
Angket USE Questionaire diberikan kepada 63 usability dengan menggunakan USE Questionaire
responden dari tiga Sekolah Menengah Atas adalah reliabel.
(SMA) di Jepara yang terdiri dari 20 siswa dan 1 Berdasarkan pengamatan selama
admin pada tiap sekolah. Hasil pengujian aspek pengujian aspek usability, ada beberapa aspek
Usability terlihat pada Tabel 7. yang dapat mempengaruhi hasil pengujian yaitu
Hasil rata-rata presentase pengujian usability kemampuan pengguna dalam menggunakan
dari tiga sekolah adalah sebesar 82,46% yang perangkat komputer dan kecepatan akses
berarti software tes bakat sangat layak untuk internet. Dari hasil perhitungan dapat
digunakan. Hasil pengujian aspek Usability juga disimpulkan bahwa software tes bakat telah
dihitung nilai konsistensinya menggunakan tool memenuhi aspek Usability.
SPSS dengan perhitungan Alpha Cronbach.

Tabel 7. Hasil Pengujian Usabilitty


Nama Sekolah Skor Total P Skor Alpha Cronbach r tabel
SMA N 1 Pecangaan 2615 83,02% 0,879 0,549
SMA N 1 Welahan 2532 80,38% 0,952 0,549
SMA N 1 Jepara 2645 83,97% 0,897 0,549

4. Pengujian Aspek Reliability penilaian aspek Reliability skor tersebut


Pengujian aspek Reliability menggunakan menunjukkan Grade B dengan kategori Baik.
tool PHPUnit untuk menganalisis code coverage dari Sehingga dapat disimpulkan bahwa software tes
source code aplikasi. Hasil ananlisis code coverage bakat telah memenuhi aspek Reliability.
ditunjukkan pada Gambar 4. Hasil pengujian aspek reliability ini sangat
Hasil analisis code coverage dari source code tergantung dari kemampuan dan ketelitian
aplikasi adalah 67,86%. Hasil tersebut kemudian pengembang software dalam melakukan coding
dihitung menggunakan rumus dari TIOBE program, karena setiap code program yang ditulis
Quality Indicator sehingga menghasilkan skor harus berfungsi pada code program yang lain.
sebesar 83,40%. Berdasarkan tabel kategori

57
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

Gambar 4. Hasil pengujian reliability

5. Pengujian Aspek Security Dari hasil pengujian aspek Security yang


Pengujian aspek Security menggunakan dilakukan pada software tes bakat, didapatkan
aplikasi Acunetix Web Vulnerability Scanner 9.5. hasil tingkat keamanan sistem yang berada pada
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui Level 1: Low. Berdasarkan Acunetix User
tingkat kerentanan keamanan dari sebuah Manual Book (2017), menyatakan bahwa tingkat
aplikasi. Hasil pengujian aspek Security dapat keamanan yang berada pada level 1 atau low
dilihat pada Gambar 5. menandakan kerentanan berasal dari kurangnya
enkripsi lalu lintas data atau pengungkapan jalur
direktori.

Gambar 5. Hasil pengujian security

6. Pengujian Aspek Maintainability Hasil tersebut kemudian dihitung menggunakan


Pengujian aspek Maintainability rumus dari TIOBE Quality Indicator sehingga
menggunakan tool PHP Copy/Paste Detector untuk menghasilkan skor sebesar 80,33%. Berdasarkan
menganalisis code duplication dari source code tabel kategori penilaian aspek Maintainability skor
aplikasi. Hasil analisis code duplication 80,33% menunjukkan grade B dengan kategori
ditunjukkan pada Gambar 6. Baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa software
Hasil analisis code duplication dari source tes bakat telah memenuhi aspek Maintainability.
code software tes bakat menunjukkan skor 0,21%.

Gambar 6. Hasil pengujian maintainability

58
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

7. Pengujian Aspek Portability dengan rata-rata waktu untuk memuat halaman


Pengujian aspek Portability dilakukan website 3,3 detik serta pengukuran performa
dengan menggunakan empat jenis web browser PageSpeed sebesar 98% dengan grade A dan
yang berbeda baik pada desktop maupun mobile. pengukuran performa YSlow sebesar 83% dengan
Hasil pengujian dari aspek Portability dapat grade B; (3) Usability dengan rata-rata presentase
dilihat pada Tabel 8. sebesar 82,46%; kriteria sangat layak; (4)
Reliability dengan hasil code coverage sebesar
Tabel 8. Hasil Pengujian Portabilitty 67,86% sehingga nilai TIOBE Quality Indicator
Perangkat Web Browser Hasil Pengujian sebesar 83,40% dengan grade B dan kategori baik;
Desktop Google Chrome Berjalan Baik (5) Security dengan tingkat kerentanan terhadap
Mozilla Firefox Berjalan Baik serangan pada level 1 atau low yang berarti
Opera Berjalan Baik software memiliki tingkat keamanan yang tinggi;
Safari Berjalan Baik
(6) Maintainability dengan hasil code duplication
Mobile Google Chrome Berjalan Baik
Mozilla Firefox Berjalan Baik
sebesar 0,21% sehingga nilai TIOBE Quality
Opera Berjalan Baik Indicator sebesar 80,33% dengan grade B dan
Safari Berjalan Baik kategori baik; (7) Portability yang menyatakan
software berhasil dijalankan tanpa adanya error
Berdasarkan pengujian aspek Portability pada web browser yang berbeda baik pada desktop
yang telah dilakukan pada empat jenis web browser maupun mobile. Berdasarkan hasil pengujian dan
yang berbeda baik pada desktop maupun mobile, analisis dapat dikatakan bahwa software yang
dapat disimpulkan bahwa software tes bakat dapat dikembangkan mempunyai kualitas produk
berjalan dengan baik tanpa adanya error sehingga sesuai dengan standar Software Product Quality
memenuhi aspek Portability. ISO/IEC 25010.
Hasil pengujian aspek portability pada
aplikasi berbasis web sangat berpengaruh pada DAFTAR PUSTAKA
add-ons atau program ekstensi yang digunakan ABKIN. (2013). Panduan Khusus Bimbingan dan
dalam mengembangkan software. Selama Konseling: Pelayanan Arah Peminatan
program ekstensi yang digunakan tidak Peserta Didik. Jakarta.
bertentangan dengan kebijakan aplikasi web Acharya, A. & Sinha, D. (2013). Assessing the
browser, maka dapat dipastikan program itu Quality of M-Learning Systems using
dapat berjalan dengan baik. ISO/IEC 25010. International Journal of
Berdasarkan serangkaian hasil pengujian Advanced Computer Research.
dari software tes bakat berdasarkan standar Acunetix. (2017). Acunetix User Manual Book.
Software Product Quality ISO/IEC 25010, dapat Retrieved from https://www.acunetix.
dikatakan bahwa software yang dikembangkan com/resources/wvsmanual.pdf
telah memenuhi standar produk yang berkualitas Barrett, J. (2009). Aptitude, Personality and
dilihat dari aspek Functional suitability, Motivation Tests_ Analyse Your Talents and
Performance Efficiency, Usability, Reliability, Personality and Plan Your Career (Testing
Security, Maintainability, dan Portability. Series). London: Kogan Page
Bartram, D. & Hambleton, R. K. (2001).
SIMPULAN Computer-Based Testing and the Internet.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, University of Massachusetts at Amherst, USA.
dapat disimpulkan bahwa software tes bakat Borg, W.R. & Gall M.D. (2003). Education
memiliki beberapa spesifikasi yang disesuaikan Research and Introduction. New York:
dengan kebutuhan di sekolah yaitu: (1) Model Longman Inc.
sistem Computer-Based Test (CBT) yang diterapkan BSI Standart Publication. (2011). Systems and
menggunakan open mode; (2) Instrumen tes bakat software engineering-Systems and software
yang digunakan berdasarkan Jim Barrett Aptitude Quality Requirements and Evaluation
Test; (3) Sistem evaluasi pada tes bakat (SQuaRE)-System and software quality models
menggunakan Algoritma C4.5 dengan acuan ISO/IEC 25010. Switzerland.
kriteria nilai tes bakat tertinggi sebagai nilai split. Chen, H. (2014). A Proposal on the Validation Model
Software tes bakat telah diuji dan memenuhi of Equivalence between PBLT and CBLT.
standar Software Product Quality ISO/IEC 25010 Journal of Education and Learning; Vol.
pada aspek: (1) Functional suitability yang 3: Page 17 – 25, ISSN 1927-5250
menyatakan bahwa setiap fungsi software berjalan Fagbola T. M., Adigun A. A., Oke A. O. (2013).
Computer-Based Test (CBT) System for
100% dengan nilai X = 1; (2) Performance efficiency
University Academic Enterprise Examination.

59
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)

International Journal of Scientific &


Technology Research Volume 2: Page
336-342, ISSN 2277-8616
Istiqomah, E. (2010). Minat dan Bakat.
Psychology Management Consultant
(PMC). Banjarmasin: LPM Universitas
Lambung Mangkurat.
Leeson, H. V. (2006). The Mode Effect: A Literature
Review of Human and Technological Issues in
Computerized Testing. International Journal
of Testing: Page 1 – 24
Lucy, B. (2010). Mendidik Sesuai Minat dan Bakat
Anak (Painting Your Children's future).
Jakarta: PT. Tangga Pustaka.
Monirosadat, H., Mohamad, J. Z., & Abidin, M.
B. (2014). Comparability of Test Results of
Computer Based Tests (CBT) and Paper and
Pencil Tests (PPT) among English Language
Learners in Iran. Procedia - Social and
Behavioral Sciences 98 (2014): Page 659 –
667
Parker, E. L. (2008). Factors that contribute to a
successful secondary vocational education
program in the state of Mississippi. ProQuest
Education Journal.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. (2013). Permendikbud
Nomor 69 Tentang Kurikulum SMA-MA.
Jakarta: Permendikbud RI
Pressman, R. S. (2010). Software Engineering: a
practitioner’s approach, seventh edition. New
York: McGraw-Hill.
Pressman, R. S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak
– Buku Satu: Pendekatan Praktisi (7th ed).
Yogyakarta: Andi.
Retnawati, H. (2015). The Comparison of Accuracy
Scores on the Paper and Pencil Testing vs.
Computer Based Testing. TOJET: The
Turkish Online Journal of Educational
Technology Volume 14: Page 135 – 142
Rosa, A., & Shalahuddin, M. (2016). Rekayasa
Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorien-tasi
Objek. Bandung: Informatika.
Schach, S. R. (2008). Object-Oriented Software
Engineering. New York: McGraw Hill.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian.
Bandung: CV Alfabeta.
Suttan, S., & Hariwijaya, M. (2012). Tes Bakat
dan Kepribadian. Yogyakarta: PT. Citra Aji
Parama.

60

Anda mungkin juga menyukai