http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edukom
Abstract
_________________________________ ____________ _________
Computer-Based Test (CBT) is a solution for the aptitude test evaluation system in education which needs
effectiveness and efficiency. Various systems development approaches are used to produce quality software.
This study aims to: (1) Develop aptitude test software using a Computer-Based Test (CBT) system; and
(2) Analyze software developed based on Software Product Quality ISO/IEC 25010. This research is a
research and development (R&D). The trial subjects in this study were carried out at three high school in
Jepara with a total sample of 63 respondents. The results of this study are: (1) The success of the aptitude
test software developed with the Computer-Based Test (CBT) system model uses the Laravel 5.2 framework
and is implemented using open mode. (2) Analysis of test results using Software Product Quality ISO/IEC
25010 standard show that: (a) Functional suitability runs 100% with a value of X = 1; (b) Performance
efficiency with a loading speed of 3.3 seconds, PageSpeed 98% (Grade A) and YSlow 83% (Grade B); (c)
Usability with an average percentage of 82.46%; (d) Reliability with code coverage of 67.86%; (e) Security
at level 1 (low); (f) Maintainability with code duplication of 0.21%; and (g) Portability capable of running
error-free from various desktop and mobile web browsers. Based on the results of testing and analysis, it
can be said that the software developed has product quality in accordance with Software Product Quality
ISO/IEC 25010 standards.
49
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
50
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
pada set 1A, 2A, dan 3A untuk Listening and dilakukan untuk mengatasi flexibility, robustness,
Reading section. Hasil estimasi reliabilitas scalability, serta mengatasi keterbatasan human
menggunakan classical test theory dan nilai fungsi error pada saat menjawab soal. Penelitian
informasi respon item pada Paper and Pencil Tests dilakukan untuk mengetahui validitas
(PPT) kemudian dibandingkan dengan Computer- pengembangan sistem Computer-Based Test (CBT).
Based Test (CBT). Hasil dari penelitian ini Validasi sistem Computer-Based Test (CBT)
menunjukkan bahwa dengan pendekatan classical dilakukan oleh 250 relawan yang terdiri dari
test theory, koefisien reliabilitas antara skor dari pengembang perangkat lunak, mahasiswa, dosen,
hasil Paper and Pencil Tests (PPT) dan Computer- dan insinyur jaringan. Hasil penelitian
Based Test (CBT) yang hampir sama, sedangkan menunjukkan bahwa skor rata-rata kinerja
penggunaan teori respon butir ditemukan bahwa menunjukkan skor yang tinggi dalam hal
meskipun nilai fungsi informasi di Paper and Pencil reliability, robustness, dan flexibility dengan
Tests (PPT) dan Computer-Based Test (CBT) relatif kemudahan penggunaan grafis antarmuka
sama di beberapa subyek, ada kecenderungan pengguna.
untuk peserta dengan kemampuan moderat Dari pemaparan berbagai penelitian
Computer-Based Test (CBT) lebih akurat daripada tentang Computer-Based Test (CBT), analisis yang
Paper and Pencil Tests (PPT), untuk rendah dan dilakukan sebatas pada faktor ekstrinsik dari
tinggi kemampuan peserta, Paper and Pencil Tests penggunaan Computer-Based Test (CBT).
(PPT) cenderung lebih akurat daripada Computer- Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Based Test (CBT). sebelumnya, diperlukan adanya analisis dari
Huilin (2014) melakukan penelitian faktor intrinsik software agar produk yang
tentang model kesetaraan antara tes bahasa dihasilkan memiliki nilai kualitas. Kualitas
menggunakan Computer-Based Test (CBT) dengan software dapat dinilai melalui metode tertentu,
tes bahasa menggunakan Paper and Pencil Tests salah satunya adalah standar Software Product
(PPT). Dalam penelitian ini memaparkan tiga Quality ISO/IEC 25010. Software Product Quality
langkah untuk memvalidasi kesetaraan dari dua ISO/IEC 25010 merupakan standar terbaru yang
jenis tes yaitu menganalisis kemampuan dalam relevan untuk menguji aplikasi berbasis komputer.
menggunakan komputer, menilai dampak Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
kompetensi kognitif audio visual, dan memeriksa Indonesia), bakat merupakan dasar (kepandaian,
perbedaan lainnya dalam konstruksi. Model yang sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir.
diusulkan dalam penelitian ini dapat digunakan Menurut Lucy (2010), Bakat merupakan potensi
sebagai wawasan metodologis untuk membangun yang harus dirangsang terlebih dahulu sehingga
model validasi kesetaraan antara tes bahasa dapat terlihat sebagai suatu kecakapan,
berbasis komputer dengan tes bahasa berbasis pengetahuan, dan keterampilan khusus yang
kertas dan pensil. menjadi bekal hidupnya kelak. Dalam bukunya,
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suttan Surya (2012) menjelaskan bahwa setiap
Leeson (2006) yang bertujuan untuk orang adalah the right person, hal ini dijadikan
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang sebagai landasan tes bakat untuk
berpengaruh terhadap pengguanan Computer- mengembangkan potensi besar kualitas personal.
Based Test (CBT). Hasil penelitian menunjukkan Dijelaskan bahwa bakat merupakan
identifikasi dua faktor yang menyebabkan kemampuan untuk belajar atau mengembangkan
kesulitan dalam aplikasi Computer-Based Test kecakapan dalam suatu area, jika diberikan
(CBT), faktor yang berasal dari "pengguna" dan dengan pendidikan atau pelatihan yang tepat,
"penggunaan teknologi". Penelitian dilakukan maka kemampuan seseorang menjadi luar biasa
dengan pemberian berbagai macam ukuran dan diatas rata-rata yang bisa dicapai kebanyakan
resolusi monitor, penulisan karakter, dan cara orang (Suttan Surya, 2012). Terdapat dua jenis
penyajiannya. Dalam penelitiannya menyatakan bakat yaitu: (1) Bakat umum, merupakan
bahwa jenis kelamin pengguna, kemampuan kemampuan yang berupa potensi dasar yang
untuk memproses informasi, kemampuan untuk bersifat umum, artinya setiap orang memiliki
menggunakan komputer, dan tingkat kecemasan kemampuan ini. (2) Bakat khusus, merupakan
dapat berpengaruh terhadap penggunaan aplikasi kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya
tes berbasis komputer. tidak semua orang memiliki kemampuan khusus
Fagbola, Adebisi, dan Alice (2013) misalnya bakat dalam seni, kepemimpinan,
menyatakan bahwa penggunaan Computer-Based olahraga.
Test (CBT) merupakan solusi yang efektif untuk Alat yang digunakan untuk mengungkap
evaluasi pendidikan secara massal. bakat atau kemampuan khusus yang dimiliki
pengembangan Computer-Based Test (CBT) yang seseorang disebut tes bakat. Tes bakat atau yang
51
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
sering dikenal dengan Aptitude Test adalah sebuah kerja dan spesifikasi peralatan di pusat tes. Selain
tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan itu organisasi tersebut juga melatih kemampuan
kemampuan yang dimiliki seseorang di bidang pengawas untuk mengontrol jalannya tes.
keilmuan. Beberapa keuntungan menggunakan tes
Berdasarkan buku karangan Jim Barrett berbasis komputer adalah mengijinkan
(2009) Tes bakat atau Aptitude Test memiliki melakukan tes di saat yang tepat bagi peserta,
sembilan jenis soal, yaitu (1) Visual reasoning test, mengurangi waktu untuk pekerjaan penilaian tes
yaitu kemampuan untuk memahami penalaran dan membuat laporan tertulis, menghilangkan
yang diekspresikan secara visual; (2) Numerical pekerjaan logistik seperti mendistribusikan,
reasoning test, yaitu kemampuan untuk memahami menyimpan dan tes menggunakan kertas, peserta
penalaran yang diekspresikan dengan angka- tes dapat langsung mengetahui hasi tes.
angka; (3) Verbal analysis test, yaitu kemampuan Sedangkan kerugiaannya yaitu adanya
untuk memahami dan menganalisis penalaran ketergantungan dengan peralatan seperti
yang diekspresikan menggunakan kata-kata; (4) komputer, membutuhkan lab komputer yang
Sequential reasoning test, yaitu kemampuan untuk memadai, jika sistem Computer-Based Test
memahami penalaran tentang urutan proses; (5) bermasalah pelaksanaan tes berbasis komputer
Spatial recognition test, yaitu kemampuan untuk akan tertunda, membutuhkan pengetahuan dan
memahami dan mengenal suatu objek; (6) Three- keterampilan komputer bagi peserta tes.
D test, yaitu kemampuan untuk memahami dan Perangkat lunak yang bagus dan sesuai
mengenal objek tiga dimensi; (7) Systems test, yaitu standar telah melalui berbagai macam pengujian,
kemampuan dalam ketepatan dan ketelitian; (8) salah satunya adalah pengujian kualitas perangkat
Vocabulary test, yaitu kemampuan dalam lunak. Pressman (2012) menyatakan bahwa
penggunaan kosa kata; dan (9) Figurework test, perangkat lunak yang cukup bagus sesungguhnya
yaitu kemampuan dalam melakukan perhitungan. memiliki fungsi-fungsi dan fitur-fitur berkualitas
Computer-Based Test (CBT) atau yang sering tinggi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
disebut dengan Tes Berbasis Komputer pengguna, tetapi pada saat yang sama memiliki
merupakan tes yang diselenggarakan dengan juga fungsi-fungsi serta fitur-fitur khusus yang
menggunakan alat bantu komputer. Karakteristik memuat kesalahan (bug) tertentu yang telah
dari tes berbasis komputer sama dengan tes diketahui. Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016)
konvensional yaitu menggunakan satu perangkat sebuah perangkat lunak perlu dijaga kualitasnya
tes untuk peserta dengan panjang tes yang sama bahwa kualitas bergantung kepada kepuasan
(fixed test length). Perbedaan tes berbasis komputer pelanggan (customer) dan pengujian diperlukan
ini terletak pada teknik penyampaian butir soal tidak hanya untuk meminimalisasi kesalahan
yang tidak lagi menggunakan kertas (paperless), secara teknis tetapi juga kesalahan non teknis.
baik naskah soal maupun lembar jawaban. Sistem Dalam pengujian kualitas perangkat lunak
skoring atau penilaian langsung dikerjakan oleh terdapat berbagai macam standar yang harus
komputer. dipenuhi. Salah satu tolok ukur kualitas perangkat
Ada empat bentuk model tes berbasis lunak adalah ISO/IEC 25010, yang dibuat oleh
komputer dan internet menurut Bartram (2001), International Organization for Standardization (ISO)
yaitu: (1) Open Mode (Terbuka) Tes dengan model dan International Electrotechnical Commission (IEC).
terbuka dapat diikuti siapapun dan tanpa Dalam BSI Standart Publication (2011)
pengawasan siapapun. Peserta tes tidak perlu menyatakan pada standar ISO/IEC 25010 terdapat
melakukan registrasi peserta. (2) Controlled Mode delapan karakteristik yaitu Functional suitability,
(Terkontrol) Tes dengan model terkontrol sama Performance Efficiency, Compatibility, Usability,
dengan tes dengan model terbuka yaitu tanpa Reliability, Security, Maintainability, dan Portability.
pengawasan siapapun, tetapi peserta tes sudah Berdasarkan permasalahan tersebut,
terdaftar dengan cara memasukkan username dan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
password. (3) Supervised Mode terdapat supervisor software tes bakat menggunakann sistem Computer-
yang mengidentifikasi peserta tes untuk Based Test (CBT) dan melakukan analisis software
diotentikasi dan memvalidasi kondisi yang dikembangkan berdasarkan Software Product
pengambilan tes. Untuk tes dengan mode ini Quality ISO/IEC 25010.
menuntut administrator meloginkan dan
mengkonfirmasi peserta bahwa tes telah METODE PENELITIAN
diselesaikan dengan benar pada akhir tes. (4) Metode penelitian yang digunakan adalah
Managed Mode biasanya tes dilaksanakan secara metode penelitian dan pengembangan (R&D)
terpusat. Organisasi yang mengatur proses tes dengan dua pendekatan. Pendekatan yang
dapat mendefinisikan dan meyakinkan unjuk pertama untuk mengembagkan perangkat lunak
52
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
dengan model waterfall (Pressman 2010). (SMA) pada saat penerimaan peserta didik baru.
Pendekatan kedua menggunakan model Subjek uji coba dilakukan pada 63 responden
pendekatan Dick and Carey untuk memperoleh yang terbagi menjadi 20 siswa dan 1 admin dari
penguatan hasil penelitian terkait bidang tiap sekolah. Teknik analisis data dilakukan
pendidikan yang dilakukan (Borg and Gall, untuk mengetahui tingkat kualitas software yang
2003). Model pengembangan software tes bakat telah dikembangkan berdasarkan karakteristik
dapat dilihat pada Gambar 1. Software Product Quality ISO/IEC 25010 pada
Tabel 1.
53
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
54
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
H. Analisis Faktor Portability peserta. (4) Halaman login hanya digunakan oleh
Analisis aspek Portability menggunakan administrator sekolah.
cross browsing compatibility testing pada desktop
dan mobile untuk menguji kualitas perangkat B. Perencanaan
lunak berjalan baik pada browser berbeda. Perencanaan penjadwalan proses
Menurut Schach (2008) Software aplikasi pengembangan software tes bakat dilakukan
memenuhi aspek Portability jika dapat berjalan dengan tujuan agar penelitian dapat berjalan
baik pada berbagai browser baik desktop maupun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
mobile. Tahap pererncanaan digunakan sebagai
pedoman waktu dalam proses pengembangan
HASIL DAN PEMBAHASAN software tes bakat.
Software tes bakat menggunakan sistem
Computer-Based Test (CBT) dikembangkan C. Desain
berdasarkan waterfall model, sedangkan pengujian Berdasarkan identifikasi kebutuhan,
dan analisisnya dilakukan menggunakan metode model arsitektur software Computer-Based Test
Dick and Carey. Hasil pengembangan software tes (CBT) yang diterapkan menggunakan open mode.
bakat menggunakan sistem Computer-Based Test Pemilihan arsitektur software dengan open mode
(CBT) dijelaskan berdasarkan tahapan berdasarkan kebutuhan peserta tes yang dapat
pengembangan sebagai berikut: menjalankan software tes bakat dan mengikuti
rangkaian tes tanpa harus mendaftar terlebih
A. Identifikasi dahulu sebagai peserta tes. Software yang
Berdasarkan hasil observasi di SMA, dikembangkan sebatas untuk mengetahui hasil
spesifikasi fungsional software tes bakat yang potensi berdasarkan instrumen tes bakat yang
dibutuhkan adalah: (1) Software tes bakat dapat telah dikembangkan sebelumnya dengan
digunakan kapan saja dan dapat diakses di mana sembilan karakteristik tes yang berbeda. Desain
saja oleh pengguna. (2) Pengguna yang dapat model sistem Computer-Based Test (CBT)
mengakses software tes bakat adalah administrator digambarkan dengan bahasa pemodelan UML
dan peserta tes. (3) Peserta tes dapat (Unified Modeling Language) menggunakan use case
menggunakan software dan mengikuti rangkaian diagram pada Gambar 2.
tes tanpa harus terdaftar sebelumnya sebagai
55
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3. Hasil implementasi software tes bakat (a) halaman input identitas (b) halaman menu tes
bakat (c) halaman soal tes bakat (d) halaman hasil tes bakat
E. Pengujian
Pengembangan software tes bakat 1. Pengujian Aspek Functional Suitability
menggunakan sistem Computer-Based Test (CBT) Pengujian aspek Functional Suitability
dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat dilakukan oleh 5 orang ahli yang terdiri dari 3
kualitas software berdasarkan standar Software dosen dan 2 guru yang ahli di bidang psikologi
Product Quality ISO/IEC 25010. Pengujian software pendidikan dan aplikasi berbasis web. Instrumen
dibagi menjadi dua bagian: uji coba ahli dan uji yang digunakan telah memenuhi sub-
coba lapangan. Uji coba ahli dilakukan untuk karakteristik functional completeness, functional
mengetahui aspek Functional Suitability yang appropriateness, dan functional correctness.
melibatkan lima orang ahli di bidang psikologi Berdasarkan pengujian aspek Functional
pendidikan dan aplikasi berbasis web. Suitability ada sebuah temuan menarik tentang
Selanjutnya pengujian dilakukan dengan menguji karakteristik soal tes bakat yang mirip tetapi
setiap fungsi dan performa software secara mengungkap kemampuan yang berbeda. Selain
keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk itu, pembobotan pada sistem evaluasi yang
mengurangi tingkat kesalahan pada software saat menyebabkan prediksi hasil tes bakat menjadi
digunakan. Uji coba lapangan dilakukan untuk kurang akurat. Secara fungsional, seluruh fungsi
mengetahui aspek Usability yang melibatkan 60 tombol serta hasil penskoran dari soal tes bakat
siswa dan 3 admin pada tiga Sekolah Menengah dapat berjalan 100% tanpa adanya kesalahan.
Atas (SMA) di Jepara. Hasil pengujian software Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
tes bakat berdasarkan standar Software Product matriks feature completeness, diperoleh hasil nilai
Quality ISO/IEC 25010 sebagai berikut: X=1 yang menunjukkan bahwa software tes bakat
56
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
yang diuji coba telah memenuhi aspek Functional PageSpeed Score sebesar 98% dengan grade
Suitability. A, YSlow Score memiliki rata-rata sebesar 83%
dengan grade B, dan rata-rata waktu respon
2. Pengujian Aspek Performance efficiency adalah 3,3 detik. Hasil kualitas pengujian aspek
Pengujian aspek Performance Efficiency performance efficiency sangat bergantung pada
menggunakan tool GTMetrix secara online, standar kualitas penyedia layanan server. Berdasarkan
penilaian yang diberikan yaitu dari rentang hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan
Grade A hingga F. Hasil pengujian aspek bahwa aplikasi tes bakat telah memenuhi aspek
Performance Efficiency pada Tabel 6. Performance Efficiency.
57
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
58
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
59
Riska Dami Ristanto, Kurniawati, Arif Dwinanto dan Nawassyarif / Edu Komputika 7 (2) (2020)
60