4.11-103
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
Akreditasi BAN-PT. Namun dalam pelaksanaannya penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan
masih ditemukan beberapa kendala yaitu dokumen- membuat input dan format output).
dokumen tersebar disemua unit kerja. Hal ini c. Menggunakan Sistem
menyebabkan dokumen tersebut akan sulit terlacak Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah
ketika dibutuhkan untuk keperluan akreditasi dan prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai
pengisian borang. dengan keinginann pelanggan.
d. Mengkodekan Sistem
Jika kendala diatas tidak teratasi dengan baik, dapat Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati
menyebabkan rendahnya tingkat akurasi hasil capaian diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang
yang dilaporkan, sehingga tingkat akurasi penilaiannya sesuai.
juga menjadi rendah. Untuk mengatasi permasalahan e. Menguji Sistem
tersebut, maka diperlukan suatu sistem yang mampu Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak
menghimpun data dan menyajikannya dalam sebuah yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum
rekap capaian kinerja. digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White
Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur
Sistem informasi penjaminan mutu sudah banyak dan lain-lain.
diterapkan dibeberapa perguruan tinggi, namun tidak ada f. Evaluasi Sistem
yang baku, karena sistem informasi penjaminan mutu Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah
tersebut dibuat untuk keperluan internal perguruan jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
tinggi. g. Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima
Pada penelitian ini, pembuatan sistem informasi pelanggan siap untuk digunakan.
penjaminan mutu dikhususkan untuk
mendokumentasikan dokumen-dokumen kegiatan yang Tahap-tahap proses pembuatan prototype tipe kedua
selama ini diarsipkan di unit kerja masing-masing, agar (throwaway prototype) :
dapat mempermudah pada saat pengisian borang 1. Tentukan kebutuhan. Tentukan apa kebutuhan user.
akreditasi. Analis system mewawancarai user untuk
mendapatkan ide tentang apa yang diinginkan oleh
Metode Penelitian user dari system yang akan dikembangkan.
Prototyping model adalah proses pengembangan 2. Buat prototype. Analis system bekerja sama dengan
perangkat lunak yang diawali dengan pengumpulan ahli computer yang lain, dengan memanfaatkan
kebutuhan-kebutuhan dari sistem, yang dilanjutkan satu atau beberapa alat bantu untuk pembuatan
dengan pembuatan prototipe dan evaluasi dari pengguna. prototype, mengembangkan prototype.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam 3. Evaluasi. Analis system memperkenalkan prototype
melakukan prototyping, yaitu throw-away prototyping kepada user, menuntun user untuk mengenali
atau rapidprototyping dan evolutionary prototyping. karakteristik dari prototype. Dari kesempatan uji
coba ini, user akan memberikan pendapatnya pada
Pada proses evolutionary prototyping, sistem analis system. Kalau prototype diterima dilanjutkan
dikembangkan tanpa mengetahui spesifikasi sistem yang ketahap 4. Kalau ada perbaikan maka langkah
benar di awal pengembangan atau kebutuhan sistem berikutnya adalah mengulangi tahap1, 2 dan 3
yang masih abstrak. Verifikasi terhadap sistem tidak dengan pengertian yang lebih baik tentang apa yang
memungkinkan untuk dilakukan karena tidak terdapat diinginkan oleh user.
spsifikasi. Proses validasi dilakukan dengan 4. Program system. Pemrogram memanfaatkan
mendemonstrasikan kecukupan dari sistem. Sedangkan prototype sebagai pedoman untuk mengembangkan
pada proses throw-away prototyping spesifikasi awal system yang operasional.
dari sistem sudah dapat diketahui di awal, sehingga
proses prototypingini ditujukan untuk mengurangi resiko
Gambaran proses pengembangan sistem dengan throw-
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
away prototyping dapat dilihat pada gambar berikut.
Tahapan-tahapan Model Prototyping :
a. Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama
mendefinisikan format seluruh perangkat lunak,
mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis
besar sistem yang akan dibuat.
b. Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat Gambar 1. Pengembangan Sistem throw-away
perancangan sementara yang berfokus pada prototyping
4.11-104
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
Setelah proses pengembangan aplikasi selesai barulah Perancangan class diagram yang digunakan dalam
masuk kedalam tahanan proses validasi sistem. Dalam pengembangan aplikasi sistem informasi penjaminan
tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem mutu tampak pada gambar 3.
untuk memastikan bahwa input yang diberikan ke dalam
sistem dapat menghasilkan output yang sesuai dengan
kebutuhan user. Jika sudah benar, maka tahapan yang
terakhir adalah proses instalasi aplikasi.
2. Pembahasan
Perancangan Sistem
Pengguna terbagi menjadi 2 level, yaitu : level program
studi dan level fakultas sesuai dengan isian buku borang
akreditasi BAN-PT. Untuk level program studi
melakukan pengisian buku borang 3A sedangkan level
fakultas melakukan pengisian buku borang 3B.
Desain sistem yang akan dibangun terdiri dari use case
diagram dan class diagram.
Gambar 3. Class Diagram
Use case diagram digunakan untuk mendeskripsikan
interaksi antara pengguna dengan sistem yang akan Tahap selanjutnya adalah tahap implementasi yang
dibuat, dengan memberi sebuah narasi tentang merupakan tahapan implementasi desain yang telah
bagaimana sistem tersebut digunakan. dibuat kedalam perangkat lunak.
4.11-105
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
BAN-PT seperti yang terlihat pada gambar 5 dibawah. masing-masing. Selain itu terdapat fasilitas ubah
password untuk keamanan dalam mengakses aplikasi.
Gambar 6. Tampilan Menu Penilaian Menu Pengisian Borang Akreditasi ini digunakan untuk
mencatat semua informasi yang dibutuhkan dalam
Gambar 7 memperlihatkan tampilan menu untuk penyusunan borang. Pengambilan data disesuaikan
Laporan dimana terdapat dua sub menu yaitu Laporang dengan butir isian Borang Akreditasi. Untuk
Borang Akreditasi dan Laporan Hasil Borang yang dapat memudahkan pengisian data, dapat menggunakan form
dicetak dan disimpan dalam bentuk format file doc, xls input data dan import xls jika file sudah tersedia dalam
dan pdf. format tersebut tampak pada gambar 9.
4.11-106
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
3. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan :
1. Semua fungsi menu system informasi penjaminan
mutu untuk borang akreditasi BAN PT berjalan
dengan baik dan berfungsi 100%.
2. Sistem informasi penjaminan mutu ini dapat
mempermudah pengisian dan pengumpulan data
untuk borang akreditasi BAN-PT.
3. Dengan system informasi penjaminan mutu ini
Gambar 10. Tampilan Penilaian Borang Pengelolaan dokumen-dokumen dalam pengisian
borang menjadi lebih mudah dan efektif.
Setelah dilakukan penilaian, maka hasil dapat
dilihat pada menu Hasil Penilaian seperti gambar 11 4. Memberikan kemudahan dalam akses informasi
dibawah. terkait capaian kinerja di setiap unit perguruan
tinggi.
Daftar Pustaka
[1] Brown, Implementing SOA : Total Architecture in
Practice. Addison Wesley Proffesional, United States of
America, 2008
[2] Connoly Thomas M and Carolyn Begg, Database System : A
Practical Approach to Design, Implementation,
and Management. Fourth Edition. Addison Wesley Inc. United
Stated of America, 2005
[3] Jacobson Ivar, et al, The Unifield Modeling Language
Reference Manual. Addison-Wesley, 1999
[4] Kendall & Kendall, System Analysis & Desain, 7e, Pearson
Prentice Hall, New York, 2008
[5] Laudon, K.C dan Laudon, JP, Manajemen Information
system, Pearson Prentice hall, New York, 2006
4.11-107
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
4.11-108