Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN METODE

PROTOTYPE
PADA PERANCANGAN ANALISIS
SISTEM INFORMASI
1. Albertus Rano Setiawan(2014101027)
2. Hendrian(2014100981)
3. Jessica Felicia Miserere(2014101039)
4. Tiara Insansani(2014100997)
5. Yeremia Putra Wibowo(2014101202)
6. Zaskia Rosa Indah(2014)

Metode Prototype

Suatu proses yang terdapat di dalam

pengembangan system informasi seringkali


menggunakan pendekatan prototype(prototyping.)
Metode ini sangat baik digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah seperti
kesalahpahaman yang terjadi diantara klien dan
system analis yang timbul karena klien tidak dapat
mengukapkan kebutuhan nya secara jelas.

Apa yang disebut dengan Prototyping ?

Prototyping adalah suatu proses pengembangan yang

sangat cepat dan pengujian terhadap model kerja


prototype dari aplikasi yang baru melalui proses interaksi
berulang-ulang yang biasa digunakan oelh para ahli
system informasi dan juga ahli system bisnis.
Proses ini disebut juga sebagai desain aplikasi yang cepat
(Rapid Application Design atau RAD) karena
menyederhanakan dan mempercepat suatu proses design
system.

Kelebihan Prototype

Adanya komunikasi yang baik antara pengembang


dan klien.
Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam
menentukan kebutuhan klien.
Klien berperan aktif dalam pengembangan sistem.
Lebih menghemat waktu dalam pengembangan
sistem.

Kekurangan Prototype

Kualitas sistem yang kurang baik karena hanya mengedepankan

aspek kenyamanan klien.


Pengembang terkadang menggunakan implementasi yang
sembarangan karena biasanya tim pengembang hanya ingin cepat
selesai dalam menyelesaikan suatu proyek.
Tidak mencerminkan proses perancangan yang baik antara
hubungan klien dengan komputer yang tersedia.
Terkadang, klien pun tidak pernah menyadari bahwa perangkat
lunak yang digunakan belum mendapatkan kualitas perangkat
lunak yang baik secara keseluruhan dan juga belum tentu dapat
bertahan dalam waktu jangka panjang.

Penerapan-penerapan Prototype
Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri

seperti berikut:
Resiko tinggi, yaitu untuk masalah-masalah yang tidak terstruktur dengan
baik, akan ada perubahan-perubahan yang besar dari waktu ke waktu dan juga
akan ada persyaratan data yang tidak teratur.
Interaksi pemakai penting. Sistem juga harus menyediakan sebuah dialog
online antara klien dengan komputer.
Diperlukannya penyelesaian yang cepat.
Perilaku klien yang sulit untuk ditebak.
Sistem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan sebuah cara penyelesaian
masalah dan penggunaan terhadap perangkat keras yang mutakhir.
Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek.

Tahap Dalam Metode Prototype

Tahap-tahap dalam proses pembuatan system


dengan menerapkan metode prototype

1. Tahap Pengumpulan Kebutuhan Sistem


2. Tahap Desain Sistem
3. Tahap Membangun Prototyping
4. Tahap Evaluasi Prototyping
5. Tahap Mengkodekan Sistem
6. Tahap Pengujian Sistem
7. Tahap Evaluasi Sistem
8. Tahap Menggunakan Sistem

STUDI KASUS
CV Khatulistiwa merupakan sebuah perusahaan manufaktur
pengolahan produk makanan yang berpusat di kota Semarang, Jawa
Tengah. Perusahaan ini memiliki kantor cabang yaitu gudang
distribusi yang bertempat di beberapa kota di provinsi Jawa Tengah
dan Jawa Barat, dimana pemasaran oleh kantor cabang dilakukan
dengan cara pendistribusian ke tiap kioskios penjualan yang
berafiliasi dengan CV Khatulistiwa. Tugas pokok dari kantor cabang
ialah mengatur distribusi per wilayah kantor cabang, dan menerima
feedback langsung dari customer yang menjadi distributor dari
kantor cabang untuk cakupan wilayah yang lebih kecil. Selanjutnya
feedback yang di terima oleh kantor cabang akan di laporkan ke
kantor pusat untuk dimintai keputusan. Pihak CV Khatulistiwa
meminta kepada sistem analis untuk membuatkan aplikasi ECommerce untuk meningkatkan hubungannya dengan pelanggan
yang dalam hal ini adalah para distributor dalam meningkatkan
pendapatan.

STUDI KASUS
Pembahasan Studi Kasus ini, proses pembuatan aplikasi Ecommerce menggunakan metode prototype meliputi:
1. Tahap Identifikasi kebutuhan
Tahap identifikasi merupakan tahapan dimana peneliti melakukan
studi literatur dan studi terhadap objek penelitian yaitu cv
khatulistiwa. Pada studi literatur dilakukan terhadap teori yang
mendukung penelitian yang berasal dari berbagai referensi seperti
buku, jurnal penelitian, serta internet. Pada studi literatur ini, teori
yang digunakan berhubungan dengan e-commerce , bahasa
pemrograman PHP, dan MySQL, kemudian studi dilakukan dengan
observasi untuk melihat objek yang akan diteliti dengan cara
melihat proses bisnis pada CV Khatulistiwa.

STUDI KASUS
2. Tahap Pengembangan Aplikasi (Prototyping)
Metodologi Prototyping. Metode ini merupakan metode pengembangan
kegiatan yang berorientasi pada produk. Dalam metode ini, terdapat tujuh
tahap pengembangan perangkat lunak yaitu:
a) Object identification
Tahap ini adalah tahap awal dimana pada perusahaan tempat penelitian
ini dilakukan yaitu CV Khatulistiwa. Pada tahap ini dilakukan identifikasi
masalah dan kebutuhan user dengan pendefinisian ukuran ukuran yang
pasti dari produk yang akan dibuat sesuai dengan keinginan user.
b) Risk identification
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian area secara lebih mendetail
dengan mempertegas permasalahan dan batasan batasan sukses dari
indikator produk yang akan di buat.
c) Construction
Pada tahap ini, coding dilakukan untuk menghasilkan sebuah aplikasi ecommerce dengan menggunakan framework PHP CI yang dihubungkan
dengan database MySQL.

STUDI KASUS
d) Evaluation
Pada tahap ini di lakukan uji coba dan evaluasi pada produk
prototipe oleh user dan akan diberikan feedback oleh user apabila di
butuhkan untuk pengembangan produk selanjutnya.
e) Looping process
Pada tahap ini produk prototipe akan di kembangkan terus menerus
hingga mencapai hasil yang paling mendekati keinginan user dengan
acuan sebagai berikut :
1) Di dapat informasi yang cukup terkait kebutuhan user
sehingga pengembangan dapat di lakukan
2) Apabila terdapat suatu masalah yang sulit diatasi, dapat
ditemukan solusi yang paling mendekati atau setara dengan tetap
mempertimbangkan manfaat dan kegunaan produk.
3) Di dapat sebuah produk prototipe yang paling mendekati
kebutuhan user yang akan di jadikan acuan untuk produk yang akan di
kembangkan.

STUDI KASUS
f) Building real product
Tahap ini adalah tahap akhir dari pembuatan produk
dimana produk yang
akan di ciptakan adalah produk
final yang akan di gunakan oleh user.
3. Tahap implementasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan kesimpulan dan saran
setelah proses pembuatan produk akhir dan pengujian telah
dilakukan. Aplikasi yang dibuat telah di ujicoba oleh user dan
tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan penelitian yang
dilakukan, serta memberikan saran sesuai hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai