Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROTOTYPE

Disusun Oleh :
Nama : Rangga Tirta Pramana
NIM : 181011400379

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


PROGRAM STUDI TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN BANTEN
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia yang berkembang pesat menyebabkan kebutuhan alat atau
mesin yang digunakan untuk mempermudah manusia semakin dibutuhkan.
Sebelum alat atau mesin tersebut dibuat maka perlu adanya kegiatan
perancangan alat atau mesin tersebut. Setiap kegiatan merancang mesin perlu
dibuat satu bentuk yang nyata untuk membuktikan hasil rancangan alat atau
mesin yang akan dibuat dalam jumlah banyak atau massal. Satu alat atau mesin
tersebut haruslah dapat mewakili semua komponen yang ada pada alat atau
mesin tersebut sehingga dapat di analisa lebih lanjut dan dapat pula
dikembangkan. Contoh satu alat atau mesin tersebut adalah Prototype.

II. PERUMUSAN MASALAH


Makalah Prototype ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Prototype?
2. Apa saja macam- macam Prototype?
3. Apa saja tahapan dalam Prototyping?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam Prototype?

III. PEMBAHASAN

1. Pengertian

Prototype Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat


yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara
system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan
sebuah prototype disebut prototyping. Prototyping bertujuan menciptakan
prototipe secepat mungkin dan memperoleh umpan balik dari pengguna yang
akan memungkinkan prototipe untuk ditingkatkan.

2. Kegunaan Prototype

Kegunaan atau fungsi dari prototype antara lain sebagai berikut:


• Pembelajaran: prototype digunakan untuk menjawab pertanyaan “Seberapa
besar produk tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan?”
• Komunikasi: prototype akan membuka jalur komunikasi ke level top
managemen, vendors, partner, team tambahan, pelanggan dan sumber finansial.
Penggunaan prototypes visual, 3D dan nyata akan lebih mudah
dikomunikasikan dibandingkan hanya berupa penjelasan detail.

• Integration: digunakan untuk memastikan bahwa komponen dan subsistem


dari produk dapat bekerja seperti yang diharapkan.

• Milestone: cara ini digunakan dalam upaya menjelaskan tujuan nyata,


menampilkan kemajuan, dan pelayanan untuk menekan jadwal.

3. Macam – Macam Prototype

Ada 2 macam prototype antara lain sebagai berikut:

1) Prototipe Evolusioner, adalah prototipe yang secara terus menerus diperbaiki


sampai semua kriteria sistem yang baru yang dibutuhkan pengguna terpenuhi.
Baru prototipe tersebut memasuki proses produksi dan menjadi suatu sistem
yang nyata.

2) Prototipe Requirement, dikembangkan sebagai suatu cara untuk menentukan


kebutuhan fungsional dari sistem baru pada saat para pengguna tidak mampu
mengungkapkan dengan tepat apa yang mereka butuhkan.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan untuk membuat prototype di atas


adalah:

a. Langkah – langkah Prototype Evolusioner


- Identifikasi kebutuhan pengguna
- Mengembangkan Prototipe
- Menentukan apakah prototipe bisa digunakan atau tidak
- Menggunakan prototipenya

b. Langkah – langkah Prototype Requirement


- Identifikasi kebutuhan pengguna
- Mengembangkan prototipe
- Menentukan apakah prototipe bisa digunakan atau tidak
- Memprogram sistem baru
- Menguji sistem baru
- Mempertimbangkan apakah suatu sistem dapat diterima atau tidak.
4. Tipe dari Prototype

1) Prototypes fisik : Prototype fisik adalah proses penggambaran benda nyata


dari suatu produk. Contohnya adalah suatu model yang dapat dilihat dan
dirasakan sama dengan produk sesunguhnya. Prototype fisik diperlukan untuk
mengidentifikasikan kejadian yang tak diduga

2) Prototype Analitis : Prototype analitis merepresentasikan produk yang tidak


nyata semisal model matematis. Dalam prototipe ini aspek tertentu dari suatu
produk cenderung akan dianalisa dibandingkan untuk dibangun.

3) Prototypes Comprehensive : Prototype comprehensive merupakan prototype


yang mengimplementasikan semua atribute produk yang mungkin.

4) Focused Prototypes : Focused prototype hanya mengimplemetasikan satu/


beberapa attribute produk saja.

5. Tahapan – Tahapan Pembuatan Prototype

Tahapan-tahapan dalam Prototyping dalam pembuatan software adalah


sebagai berikut:
1) Pengumpulan kebutuhan.

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh


perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem
yang akan dibuat.

2) Membangun prototyping.

Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang


berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input
dan format output).

3) Evaluasi protoptyping.

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun
sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4
akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 ,
dan 3.
4) Menggunakan prototype.

Prototype yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Di sisi manajemen, terdapat beberapa masalah potensial yang terkait dengan


prototyping, seperti:

• Waktu, membangun prototype membutuhkan waktu, sehingga seringkali


prototype dipakai jika waktunya cepat. Hingga muncul istilah rapid prototyping.
• Rencana, sebagian manajer proyek tidak memiliki pengalaman untuk
menyatukan proses prototyping dengan keseluruhan rencana perancangan.
• Fitur Non-Fungsional, seringkali fitur sistem yang paling penting merupakan
fitur non-fungsional seperti safety dan reliability, tidak disertakan dalam
prototyping.
• Kontrak, proses desain kadang dibatasi oleh kontrak antara desainer dengan
customer yang mempengaruhi aspek teknik dan manajerial.

6. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

a. Kelebihan Prototype
- Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
- Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pelanggan
- Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
- Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
- Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya.

b. Kekurangan Prototype

- Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang
ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga
belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.

- Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga


menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk
membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa
program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
- Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Prototype juga menimbulkan masalah antara lain:

1. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi,


kualitas, kemudahan dipelihara/dikembangkan, dan kecocokan dengan
lingkungan yang sebenarnya. Jika klien merasa cocok dengan prototype yang
disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka developer harus kerja
keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas
yang seharusnya.

2. Developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena harus


membuat prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem operasi yang tidak
sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih
sederhana. Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama
oleh klien dan developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat untuk
mendefinisikan kebutuhan software.

Potensi kegagalan prototyping antara lain:

 Terburu-buru dalam membuat prototype dapat menyebabkan pengembang


mengambil jalan pintas (shortcut) dalam mendefinisikan masalah, membuat
evaluasi alternatif dan dokumentasi.

 Pengguna mungkin sangat terkesan terhadap prototipe, sehingga


mempunyai harapan yang tidak realistis terhadap sistem produksi

 Prototipe evolusioner mungkin tidak seefisien seperti sistem yang


diprogram dengan suatu bahasa pemrograman

 Interaksi antara komputer dan manusia yang difasilitasi oleh prototyping


tools tertentu tidak bisa mencerminkan teknik mendesain yang baik

Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri


sebagai berikut:
1. Resiko tinggi Yaitu untuk maslaha-masalah yang tidak terstruktur dengan
baik, ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan
data yang tidak menentu.

2. Interaksi pemakai penting . Sistem harus menyediakan dialog on-line antara


pelanggan dan komputer.

3. Perlunya penyelesaian yang cepat.

4. Perilaku pemakai yang sulit ditebak

5. Sitem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian


masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir

6. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek


IV. PENUTUP

1. KESIMPULAN

a. Pengertian Prototype

Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat yang


memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system
berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah
prototype disebut prototyping.

b. Kegunaan Prototype

- Pembelajaran
- Komunikasi
- Integration
- Milestone

c. Macam – Macam Prototype


1) Prototipe Evolusioner
2) Prototipe Requirement

d. Tipe dari Prototype


1) Prototype fisik
2) Prototype analitis
3) Prototype comprehensive
4) Focused prototype

e. Tahapan – Tahapan Prototyping


1) Pengumpulan kebutuhan
2) Membangun prototyping
3) Evaluasi protoptyping
4) Menggunakan prototype
f. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

1) Kelebihan Prototype
- Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
- Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pelanggan
- Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
- Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
- Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya.

2) Kekurangan Prototype

- Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang
ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga
belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.

- Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga


menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk
membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa
program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.

- Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak


mencerminkan teknik perancangan yang baik.

2. SARAN

Dalam melakukan kegiatan perancangan suatu alat atau mesin perlu dibuat
prototype dari rancangan tersebut agar dapat diketahui kinerja alat atau mesin
tersebut sehingga dapat diperbaiki dan dikembangkan. Sebaiknya dalam
membuat prototype harus mempertimbangkan tahapan – tahapan dalam
pembuatan prototyping denhgan benar agar didapat prototype yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.informaticse.com/2012/02/metode-prototyping.html (Diakses pada


tanggal 12 Mei 2013)

Anda mungkin juga menyukai