Anda di halaman 1dari 6

NAMA: HENNI WULANDARI SAPUTRI

NIM: 50400120058
KELAS: MDB/6
TUGAS PERTEMUAN KE 13

DAUR PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Membangun sebuah sistem seperti hanya mengolah sebuah siklus


kehidupan, dimana ada awal kita menerapkan sistem sampai bagaimana kita
meremajakan lagi memperbaharui sistem lamanya dengan sistem baru. Penerapan
SIM dalam sebuah organisasi baik organisasi pemerintah maupun perusahaan
perusahaan swasta itu juga memiliki suatu dampak daur hidup, kita perlu
memahami ini supaya kita bisa menggunakan semua sistem secara tepat sesuai
kebutuhan organisasi supaya kita bisa gunakan sistem itu secara efektif.

Daur hidup pengembangan sistem atau siklus hidup pengembangan


sistem (juga dikenal dengan istilah bahasa Inggris: systems development life
cycle, disingkat SDLC) adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem
serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem
tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi.

Sebuah daur merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem


perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana (planning), analisis
(analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan
pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.
Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan
dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan
perangkat lunak.
Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan,
yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup
menggunakan purwarupa (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem
orientasi objek (object-oriented system life cycle).

Daur hidup pengembangan sistem juga dikenal dengan nama-nama lain,


seperti daur/siklus hidup pengembangan perangkat lunak (software development
life cycle) dan daur/siklus hidup sistem (systems life cycle).

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai


serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem
informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam tahap
yaitu:

1. Perencanaan Sistem Pada tahapan ini dibentuk struktur kerja strategis yang luas,
pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pemakai informasi, proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan
prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan,
sumber daya baru direncanakan untuk, dan disediakan untuk mendukung
pengembangan sistem. Pada tahap ini direncanakan dari aspek teknis (sarana
prasarana yang dipergunakan untuk mengembangkan sistem), aspek ekonomi
(anggaran yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem), dan aspek sumber
daya manusia (siapa yang akan mengembangkan; manajemen puncak, analis, dan
programmer, dan siapa sasaran dari sistem yang dikembangkan).

2. Analisis Sistem Pada tahapan ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan
evaluasi komponen dan hubungan timbale balik yang terkait dalam
pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala
sistem, ditambah identifikasi biaya, keuntungan. Ruang lingkup analisis sistem
ditentukan pada tahap ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan
bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah
dan menentukan kebutuhan pemakai. Selain itu analis juga akan menguji
kelayakan sistem dari aspek ekonomi, teknis dan SDM sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh sistem.

3. Perencanaan Sistem Secara Umum/Konseptual Tahapan ini dibentuk alternative


perancangan konseptual untuk perluasan pandangan kebutuhan pemakai
(berdasarkan umur, status, profesi, gender pengguna). Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan
terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Pada tahap ini analis sistem mulai
merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan dan output yang akan
dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Sistem dibuat desain antarmuka
(interface), hak dan wewenang pengguna, content sistem, dikonsep bagaimana
sistem nantinya akan bekerja.

4. Evaluasi dan Seleksi Sistem. Pada tahap ini, nilai kualitas sistem dan
biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan
diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Karena akhir tahap
perancangan sistem menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Evaluasi
dilaksanakan tidak hanya pada tahap ini tetapi juga dilaksanakan disetiap tahapan
SDLC. Semua aspek sistem di evaluasi: teknis, ekonomi, laporan uji kelayakan,
dsb.

5. Perancangan Sistem Pada tahap ini menyediakan spesifikasi untuk perancangan


sesuai konseptual. Semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detil.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan
laporan-laporan yang dicetak. Semua output ditinjau ulang dan disetujui oleh
pemakai dan didokumentasikan. Akhir tahap ini laporan rancangan sistem secara
detil dihasilkan. Tahap ini sistem yang msh dalam bentuk konsep diwujudkan
dalam bentuk desain. Siapa pengguna dan apa hak dan wewenang pengguna.
Semua kebutuhan yang sudah dikumpulkan disusun satu persatu. Semua
komponen baik manajemen, analis dan programen bekerja sama mewujudkan
konsep tersebut.
6. Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem Tahap ini sistem siap untuk dibuat
dan diinstalasi, beberapa tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk
implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang dibuat pada tahap ini ada
dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau program
dan evaluation review technique (PERT) chart dan penjadwalan proyek serta
teknik manajemen. Evaluasi dibutuhkan pada tahap ini untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan sistem dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan maka
akan dilakukan perbaikan sampai sistem tersebut berjalan sesuai dengan rencana.
Setelah itu sistem akan diinstalasi dan dilakukan perawatan agar sistem dapat
bekerja dengan optimal.

TAHAP INVESTIGASI DALAM DAUR PENGEMBANGAN SIM

1. Investigasi

Ketika kita ingin menerapkan sistem investigasi maka banyak


pertanyaan yang dikaji, misalnya apakah perusahaan kita betul betul sudah
membutuhkan sim didalam meningkatkan efektivitas efesiensi dan
produktivitas. Dalam tahap investigasi ini juga mencakup studi kelayakan
yang di ajukan untuk menjawab dan memberi solusi berbagai masalah
yang di hadapi.
2. Analisis
bagaimana kita menganalisis hasil investigasi.

3. Desain
sebagaimana kita melakukan perancangan desain sistem mana
yang cocok untuk mengetahui setelah melakukan investigasi dan analisis.

4. Implementasi
sebagaimana kita menerapkan

5. Pemeliharaan
sebagaimana kita memelihara agar sistem tetap berjalan sesuai
dengan keinginan

LIMA ASPEK KELAYAKAN SIM

Kelayakan tekhnologi
Perkembangan tekhnologi di bidang SIM ini bergerak
dengan cepat oleh karena itu kita perlu melihat yang mana di
perlukan. Teknologi yang perlu kita perhatikan yaitu perangkat
keras yang perlu di perhatikan dalam membangun SIM misalnya
seberapa banyak komputer yang kita perlukan kemudian
bagaimana membangun jaringan kita apakah menggunakan wifi
atau yang lainnya.
Suatu studi kelayakan (Feasibility study) adalah suatu studi
yang akan digunakan untuk menentukan kemungkinan apakah
pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau dihentikan.
Studi kelayakan disebut juga dengan istilahHigh point review.

Pada bidang pendidikan, kebutuhan akan teknologi


informasi (TI) semakin meningkat, karena dengan terdapatnya TI
dapat memudahkan proses pembelajaran. Pada penelitian ini
memiliki tujuan untuk memperoleh informasi tentang hasil
kelayakan untuk penerapan model sistem informasi manajemen
(SIM) penilaian autentik berbasis aplikasi web pada jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. Penilaian autentik sendiri
merupakan salah satu komponen pada contextual teaching and
learning (CTL). Secara substansi, penilaian autentik merupakan
penilaian akademik para peserta didik yang memiliki 3 aspek
penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan) dan memiliki 4
jenis penilaian (kinerja, tertulis, projek dan portfolio). Untuk
metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
deskriptif, dimana untuk menghitung kelayakan penerapan model
SIM penilaian autentik berbasis aplikasi web ini menggunakan
metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT) yang memiliki 4 konstruk variabel bebas (performance
expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating
condition) dan memiliki 1 konstruk variabel terikat yaitu
behaviroal intention. Dari hasil perhitungan statistik dengan
menggunakan metode regresi linier, menunjukan bahwa seluruh
konstruk dapat menerima atau terdapat pengaruh positif dengan
behavior intention dengan memperoleh penilaian uji T sebesar
0,581.

Anda mungkin juga menyukai