Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI

EVALUASI DAN SELEKSI SISTEM





OLEH :
1. ANAK AGUNG ISTRI ITA PARAMITHA (1015051006)
2. NI KADEK MEILAN WULANDARI (1015051024)
3. KADEK JENY FEMILA DEVI (1015051030)
4. NI MADE DESI ARISANDI (1015051054)
VA



JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul Evaluasi dan
Seleksi Sistem.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang Evaluasi dan Seleksi Sistem. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir

Singaraja, November 2012

Penulis
















iii

DAFTAR ISI


HALAMAN DEPAN ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan .................................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi dan Seleksi Sistem.................................................. 4
2.2 Cara Mengevaluasi dan Menyeleksi Sistem ........................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23














1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data
(yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia
untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi
perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau
instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari.
Dalam membangun suatu sistem informasi digunakan metode Siklus
Hidup dan Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC).
SDLC terdiri dari sejumlah tahapan yang dilaksanakan secara berurutan.
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan
Sistem) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah suatu proses
pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan
untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi .
SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem
perangkat lunak, yang terdiri dari beberapa tahapan : rencana(planning), analisa
(analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan
pengelolaan (maintenance).

Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.
Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan
dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan
perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak
digunakan, yaitu : siklus hidup sistem tradisional (traditional system life
cycle), siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping),
dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).
SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis
sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang
digunakan meliputi :
2

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem
informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru
bila diperlukan
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah
SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama.
Langkah tersebut adalah
1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang
sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa
saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat
perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan
desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem
informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi
dengan menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah
dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara
sistem yang telah dibuat
Secara umum tahapan dari SDLC adalah perencanaan sistem, analisis
sitem, perancangan sistem secara umum, evaluasi dan seleksi sistem, perancangan
sistem secara terinci, dan implementasi sistem.
3

Dari fase SDLC di atas, kami mendapatkan bagian untuk membahas
Evaluasi dan Seleksi Sistem.

1.2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari evaluasi dan seleksi sistem?
b. Bagaimana cara mengevaluasi dan menyeleksi sistem?

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi dan seleksi sistem.
b. Untuk mengetahui cara mengevaluasi dan menyeleksi sistem.
1.4. Manfaat
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan mengenai System Development Life Cycle
(SDLC) khususnya mengenai Evaluasi dan Seleksi Sistem
b. Bagi Pembaca
Dapat menjadi referensi dalam mengevaluasi dan menyeleksi sistem.
















4

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Evaluasi dan Seleksi Sistem
Evaluasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji kegunaan
(usability) dan fungsi (functionality) dari sistem antarmuka. Proses ini tidak
dilakukan dalam satu fase proses akan tetapi dengan prinsip lifecycle, dengan hasil
evaluasi digunakan untuk memodifikasi atau memperbaiki perancangan.
Evaluasi dan seleksi sistem merupakan proses dimana nilai sistem, biaya
dan keuntungan (cost dan benefit) dibandingkan dan salah satu dipilih untuk
perancangan yang lebih rinci. Fase ini menjadi proses pengoptimasian yang
melihat apakah suatu sistem dapat dikerjakan dan memenuhi permintaan user.
Tujuan dari evaluasi ini adalah:
1. Melihat Seberapa Jauh Sistem Berfungsi
Sistem tidak hanya didukung oleh fungsionalitas yang baik akan tetapi harus
mampu memenuhi kebutuhan user. Desain sistem memungkinkan user
melakukan tugas yang dibutuhkan dengan lebih mudah. Pada tahapan ini
evaluasi yang dilakukan meliputi pengukuran kinerja dari user pada sistem,
untuk melihat keefektifan sistem dalam mendukung tugas.
2. Melihat Efek Interface Bagi User
Kesederhanaan tampilan dan informasi yang cukup merupakan kunci dalam
aspek kemudahan system, usability dan perilaku user. Dalam keseharian kita,
seseorang akan lebih nyaman menggunakan sebuah alat tertentu tanpa banyak
belajar. Hal ini merupakan sebuah aspek penting dalam membangun sistem
antarmuka.
3. Mengidentifikasi Problem Khusus Yang Terjadi Pada Sistem
Bila hasil yang dicapai tidak sesuai keinginan user dan malah timbul
kekacauan antara user, maka hal ini berhubungan dengan usability dan
fungsionalitas dari desain.


5

2.2 Cara Mengevaluasi dan Menyeleksi Sistem
Evaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan system bersumber dari :
1. Nilai sistem
Nilai suatu sistem diukur dengan 3 faktor kelayakan, yaitu:
a. TELOS (feasibility factor)
b. PDM (strategic factor)
c. MURRE (design factor)
2. Analisa biaya dan keuntungan
Mengukur biaya, keuntungan yang tangible dan intangible (masuk akal dan
tidak) dari sistem yang diusulkan.
1. Nilai Sistem
a. Faktor Kelayakan (TELOS)
Sistem yang diusulkan harus layak, yaitu memenuhi kriteria
kelayakan sebagai berikut :
T (echnical)
Sistem yang diusulkan dapat dikembangkan dan
diimplementasikan menggunakan teknologi
yang ada atau jika teknologi baru dibuthkan
E (conomic)
Dana tersedia untuk mendukung biaya yang
diestimasikan dari system yang diusulkan
L (egal)
Jika system yang dibuat ada masalah, maka
kemampuan perusahaan dapat melepaskan
O (perational)
Prosedur yang ada dan kemampuan personal
cukup untuk mengoperasikan system yang
diusulkan atau perlu adanya tambahan prosedur
dan kemampuan.
S (chedule)
Sistem yang diusulkan harus beroperasi dalam
kerangka waktu yang dapat diterima
Perlu diingat, semakin tinggi nilai faktor kelayakan TELOS,
semakin besar pula peluang untuk suatu system dapat mencapai
kesuksesan.


6

Mengukur Resiko Perancangan dan Implementasi Sistem Umum
Faktor
Kelayakan
Skenario Resiko Tertinggi Rate
T(echnical)
Kebutuhan teknologi yang mendukung tidak
tersedia
0.0
E(conomic)
Perusahaan tidak dapat membiayai system
baru
0.0
L(egal)
Sistem baru membuat perusahaan mendapat
masalah dalam hukum
0.0
O(perational)
Sistem baru tidak memenuhi permintaan user,
lingkungan berubah banyak selama waktu
pengembangan system tersebut sehingga
system menjadi tidak dapat beroperasi dengan
benar, atau personal perusahaan tidak
memiliki keahlian untuk mengoperasikan dan
menggunakan system tersebut.
0.0
S(chedule)
Ruang lingkup system yang dijalankan, atau
kompleksitasnya, atau kesesuaian dengan
keahlian tim proyek system menghambat
kesuksesan penyelesaian proyek dalam
kerangka waktu yang sesuai
0.0
Semakin rendah rate (nilai) faktor kelayakan TELOS, semakin
tinggi resiko pengembangan sistem.

Menilai Faktor Kelayakan TELOS
Para penilai (evaluator) terdiri dari : manajer proyek, beberapa
profesionalis sistem, dan minimal satu orang perwakilan user.
a) Menilai Kelayakan Teknik (T)
Jika sistem baru dapat digunakan, dan memakai teknologi yang
terkenal, nilainya dapat berada antara 9.5 atau 10.0. Jika teknologinya
baru bagi perusahaan dan usernya, atau tidak standar (untuk industri
maupun perusahaan), atau teknologi merupakan keluaran pertama
7

vendor atau beberapa vendor terlibat, atau menggunakan sistem
jaringan yang terlalu kompleks, maka satu atau kombinasi dari hal-hal
yang disebutkan dapat mengurangi penilaian (nilai dapat berada antara
6.0 hingga 8.0).
Contoh:
Alternatif perancangan sistem umum yang dievaluasi membutuhkan
teknologi baru yang standar dalam industri dan terbukti dapat berjalan
(nilai 9.0).
b) Menilai Kelayakan Ekonomi (E)
Yang perlu dilihat adalah apakah komitmen manajemen tertinggi
mendukung proyek pengembangan sistem yang lengkap dengan
sumber-sumber yang sesuai. Jika manajemen tertinggi mendukung
sistem, tetapi tidak ada biaya untuk penyelesaiannya, nilai dapat
berada antara 5.0 sampai 8.0, bergantung pada keadaan dan catatan
manajemen tertinggi dalam mendukung proyek sistem sebelumnya.
Jika biaya ada, nilai berada antara 9.0 sampai 10.0.
Contoh :
Dana belum ada, tetapi pihak manajemen tertinggi dapat meyakinkan
tim akan tersedianya dana (nilai 7.0).
c) Menilai Kelayakan Hukum (L)
Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara system yang
sedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan kewajibannya secara legal.
Contoh:
Software yang digunakan adalah software yang original dan tidak
mengancam perusahaan (nilai 9.5)
d) Menilai Kelayakan Operasi (O)
Sistem yang berbasis lokal atau kelompok lebih mudah dioperasikan
dibandingkan dengan sistem yang sangat melebar (enterprisewide),
karena sistem seperti itu lebih kecil dan lebih sederhana dan hanya
terdapat beberapa orang pengendali. Sistem yang enterprisewide yang
menjadi sistem standar yang terkenal, nilainya lebih tinggi dari sistem
8

yang berbasis lokal atau kelompok yang unik atau berpengalaman.
Kuncinya adalah keberadaan (availability) dari user yang terlatih baik
(well- trained) dan sesuai.
Contoh :
Sistem berbasis kelompok yang tidak dikenal oleh beberapa user. Dan
beberapa usernya adalah pegawai baru dan belum dilatih untuk
pekerjaan tersebut (nilai 6.0 ).
e) Menilai Kelayakan Waktu (S)
Pengukuran kesalahan estimasi adalah kunci keberhasilan. Jika sistem
terlihat sederhana, standar berbasis lokal dimana total waktu
pengembangan diukur dalam jam atau hari, maka kesalahan perkiraan
(estimation error) yang dibutuhkan untuk perancangan dan
implementasi menjadi kecil (waktu sebenarnya dikurang dengan waktu
estimasi). Tetapi jika sistem yang entreprisewide membutuhkan total
waktu (jadwal) dalam tahun, probabilitas kesalahan estimasi yang
tinggi semakin besar. Dengan menggunakan tim SWAT, JAD dan tool
CASE, dapat membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
mengembangkan sistem.
Contoh:
Sistem menggunakan tim SWAT dan teknologi CASE, sehingga dapat
menyelesaikan sistem tepat waktu atau dalam waktu yang cepat (nilai
9.5).
Nilai Akhir Faktor Kelayakan TELOS


dengan:
Jumlah : Jumlah dari semua faktor kelayakan
Contoh :
Faktor Skor
Menilai Kelayakan Teknik (T) 9.0
Menilai Kelayakan Ekonomi (E) 7.0
Menilai Kelayakan Hukum (L) 9.5
Total skor = Jumlah / 5

9

Menilai Kelayakan Operasi (O) 6.0
Menilai Kelayakan Waktu (S) 9.5
Jumlah 41.0

Total Skor = Jumlah / 5
Total Skor = 41.0 / 5
Total Skor = 8.2

Kriteria penilaian :
9,5 - 10 = sangat layak
8.0 - 9.4 = layak
6.0 - 7.9 = cukup layak
3.0 5.9 = tidak layak
0 2.9 = sangat tidak layak

Dengan total skor tersebut, berarti alternatif perancangan sistem umum
yang dievaluasi adalah layak, dengan resiko pengembangan sistem yang
cukup rendah.

b. Faktor Strategi PDM
Proyek system informasi yang diusulkan harus mendukung faktor
strategi. Faktor-faktor kritis tersebut meliputi :
P (roductivity)
Pengukuran jumlah output yang dihasilkan
input. Tujuannya untuk mengurangi biaya
tambahan yang tidak bernilai. Dapat pula
diukur dari rasio, seperti total biaya buruh per
minggu dibagi dengan jumlah unit bahan dasar
selama seminggu dibagi dengan jumlah bahan
jadi yang dihasilkan selama seminggu pula.
D (ifferentiation)
Pengukuran seberapa baik sebuah perusahaan
dapat menawarkan hasil (produk) atau jasa
yang berbeda sama sekali dengan perusahaan
10

saingan. Diferensiasi (pembedaan) dicapai
melalui kenaikan kualitas, variasi, penanganan
khusus, pelayananyang lebih cepat, biaya
rendah, harga, dan lain-lain.
M (anagement)
Pengukuran seberapa baik system informasi
menyediakan informasi untuk membantu
manager dalam perencanaan, pengontrolan dan
pengambilan keputusan. Tersedianya laporan
tentang efisiensi produksi setiap harinya
disbanding setiap bulannya atau pengubahan
cetakan computer ke gambaran graf yang
berarti dapat memperbaiki factor strategi
manajemen.
Menentukan potensi sistem untuk menambah dan meningkatkan
nilai sistem informasi selalu berpotensi menjadi sumber yang berharga
bagi suatu organisasi. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh perancang sistem
informasi adalah sebagai berikut:
P(roductivity)
1. Memerinci komunikasi antara kantor dan
operasinya melalui sumber dan jaringan bersama
2. Merancang interface user yang mudah digunakan
dan berarti
3. Mengotomasi proses transaksi dan tugas.
D(ifferentation)
1. Mengotomasi dan memperbaiki rancang produk
dan proses produksi, untuk memberikan
pelanggan produk dan jasa yang lebih murah dan
modern
2. Menyiapkan akses yang baik terhadap data yang
berhubungan dengan produk barang dan jasa
3. Menambah kecepatan respon terhadap kebutuhan
dan permintaan pelanggan
4. Menghasilkan status informasi yang digunakan
untuk pengambilan keputusan.
11

M(anagement)
1. Melaksanakan tugas secara efisien dan pandai
2. Bersaing dengan para kompetitor
3. Inovatif
4. Mengurangi Konflik
5. Beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
yang terjadi di pasar.

Menilai Faktor Strategi PDM
a) Menilai Produktivitas (P)
Produktivitas diukur dari biaya produksi. Untuk mendapatkan
produktivitas yang lebih tinggi, keefektifan dan keefisienan suatu tugas
(proses) harus ditingkatkan.
Contoh:
Sistem yang dievaluasi meliputi jaringan yang terhubung ke database
yang memiliki akses cepat untuk melaksanakan tugas yang efektif
secara efisien. Beberapa tugas berlevel rendah didukung dengan sistem
pakar. Sebagai tambahan, sistem pesan elektronik mengurangi alur
kertas dan membuat semua pegawai terkoordinasi (nilai 9.5).
b) Menilai Diferensiasi (D)
Jika perusahan menggunakan sistem informasi yang membedakan
produk dan jasa, maka penghasilan dapat meningkat. Misalnya, bank
menggunakan teknologi informasi yang bermacam-macam untuk
melayani pelanggan dengan baik, sehingga membuat pelanggan
menjadi setia dan mendapatkan pelanggan-pelanggan baru.
Fleksibilitas dalam pabrik dan kualitas produk bertambah dengan
adanya mesin yang dikontrol komputer. Data perancangan dan
kepabrikan disimpan dalam database dan dikomunikasikan dari satu
mesin ke mesin lainnya untuk mengontrol proses permesinan yang
lengkap.
Contoh:
Perancangan tersedia dengan adanya kontrol inventori yang baik dan
membantu pemesanan pelanggan, tetapi tidak dapat membedakan jasa
12

khususnya dari para competitor (nilai 5.0).
c) Menilai Manajemen (M)
Jika informasi yang dihasilkan sistem memiliki nilai yang tinggi dalam
form dan substance, maka fungsi manajemen dapat ditingkatkan. Salah
satu masalah besar dalam memanage sesuatu adalah ketidakpastian.
Untuk memprediksi, para manajer membutuhkan informasi yang
berkualitas dalam form dan substance. Karena substansi informasi
yang direpresentasikan dalam form yang atraktif mengurangi
ketidakpastian. Dalam menerima informasi tersebut manajer dapat
membuat keputusan dalam bisnisnya.
Contoh:
Suatu system memberikan informasi yang sangat penting dan
berkualitas bagi perusahaan (nilai 9.5).

Nilai Akhir Faktor Strategi PDM


dengan:
Jumlah : Jumlah dari semua faktor strategi
Contoh :
Faktor Skor
Menilai Produktivitas (P) 9.5
Menilai Diferensiasi (D) 5.0
Menilai Manajemen (M) 9.5
Jumlah 24.0

Total Skor = Jumlah / 3
Total Skor = 24.0 / 3
Total Skor = 8.0
Dengan total skor tersebut, berarti alternatif perancangan sistem umum
yang dievaluasi menambah nilai kualitatif sebuah proyek sistem.

Total skor = Jumlah / 3

13

c. Faktor Perancangan MURRE
M (aintainability)
U (sability)
R (eusability)
R (eliability)
E (xtendability)

Mengukur Kualitas Perancangan Sistem
Kualitas perancangan sistem merepresentasikan perancangan
sistem yang berbeda dan penilaian yang sangat baik (excellent). Kualitas
sulit diukur tetapi bergantung langsung paa faktor perancangan MURRE.
Perlu diingat, semakin tinggi nilai faktor MURRE, semakin tinggi kualitas
perancangan sistem.
Menilai Faktor Perancangan MURRE
a) Menilai Maintainability (M)
Dalam me-maintain (memelihara) sistem, perancang sistem harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Membuat kamus data standar.
2. Menggunakan bahasa pemrograman standar.
3. Meng-install arstitektur komputer standar.
4. Menggunakan perancangan secara modul.
5. Menyiapkan dokumentasi yang komprehensif, jelas dan terbaru.
Contoh:
Para profesionalis sistem sangat mendukung pengembangan sistem
yang dapat di-maintain. Mereka menggunakan hardware dan software
standar, membangun modul-modul bebas, dan meyiapkan dokumentasi
yang sangat baik (nilai 9.5).
b) Menilai Kegunaan (U)
Faktor ini lebih ke manusia. Faktor perancangan ini lebih berhubungan
dengan pencapaian kesuksesan atau kegagalan suatu sistem baru. Bagi
user sangat penting mendapatkan sistem yang dapat djgunakan,
sebaliknya jika sistemnya fancy atau susah digunakan maka user
14

akan merasa tidak puas dan hal ini bisa dibilang gagal. Produk dari
sistem yang user inginkan adalah informasi, yang memiliki 2 dimensi
yaitu substance dan form. Substance lebih melihat ke perancangan
output yang relevan, akurat dan sesuai waktu, sedangkan form lebih ke
kognitif user. Output dalam form harus atraktif dan dapat dimengerti.
Misalnya bentuk pelaporan dalam tabel maupun grafik.
Contoh:
Sistem yang dievaluasi merupakan hasil perluasan prototipe layar dan
laporan. Komentar dari user tentang substance dan form output sangat
menyenangkan (nilai 9.0).
c) Menilai Kegunaan Kembali (R)
Ini merupakan kemampuan dari menggunakan software atau
komponen sistem yang sama untuk aplikasi yang lain dimana masih
memiliki kemampuan yang tinggi. Ini merupakan tujuan yang
diinginkan karena dapat mengurangi biaya pengembangan sistem di
masa yang akan datang. Misalnya 50% dari modul software sistem
yang dikembangkan digunakana untuk aplikasi baru berikutnya
sehingga 50% biaya pengembangan software dan waktu yang
dibutuhkan untuk aplikasi baru dapat dihilangkan.
Contoh:
Jumlah yang lebih besar dari modul software yang diharapkan harus
dituliskan kembali. Kemudian beberapa diantaranya dapat digunakan
untuk aplikasi lain karena kebutuhan memenuhi permintaan user yang
unik (nilai 5.5).
d) Menilai Kehandalan (R)
Diukur dari seberapa bergantungnya sebuah sistem dapat menjalankan
fungsinya. Mean Time Between Failures (MTBF) merupakan
pengukuran kuantitatif dari kehandalan dan diekspresikan dalam bulan
atau tahun. MTBF merupakan wkatu rata-rata sistem diharapkan
beroperasi sebelum gagal. Mean Time To Repair (MTTR) merupakan
pengukuran kuantitatif dari kemampuan pemeliharaan (maintain) dan
15

dieskpresikan dalam detik atau menit. Jika MTBF ditingkatkan maka
MTTR diturunkan.
Ada 2 sifat atau karakter untuk meningkatkan kehandalan sistem yaitu:
1. Menghindari Kesalahan (Fault Avoidance)
Mengurangi probabilitas sistem menjadi gagal, hal ini dapat dicapai
dengan menggunakan metodologi modern, teknik pemodelan tool
dan kontrol sistem.
2. Toleransi Kesalahan (Fault Tolerance)
Sistem memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan melaksanakan
proses tugas. Prosedurnya menggunakan software yang redundant
dan elemen hardware dan alat deteksi kesalahan untuk melihat dan
memotong efek kesalahan sehingga sistem dapat memproses tugas
disamping kesalahan dalam satu atau lebih elemen yang terjadi.
Ada 3 kelompok perbaikan dalam sistem toleransi kesalahan :
1. Full recovery, terjadi dalam sistem on-line. Perlu ada operasi yang
lengkap dan berkesinambungan meskipun terjadi kesalahan.
2. Degraded recovery, memungkinkan pemilihan aplikasi untuk
beroperasi, atau sistem total beroperasi di bawah standar hingga
sistem diperbaiki.
3. Safe shutdown, penghentian sistem agar operasi dan tugas berakhir
dengan kehilangan minimal data dan tidak ada kerusakan elemen
hardware.
e) Menilai Perluasan (E)
Perluasan (extendability) memberikan sistem menjadi tinggi dalam
fleksibilitas, sehingga dapat mengubah atau beradaptasi dengan mudah
terhadap perubahan-perubahan permintaan user. Sistem yang
diimplementasikan mungkin bekerja sangat baik untuk waktu yang
pendek, tetapi jika menjadi dead-end, sistem tidak fleksibel tanpa
kemampuan beradaptasi dan berkembang, akan sulit bagi user untuk
mengubah atau menambah. Extendability berhubungan dengan
maintainability. Faktor perancangan ini lebih berhubungan dengan
menumbuhkan potensi sistem dan meningkatkan kemampuan
16

beradaptasi ke lingkungan baru, dimana maintainability lebih menjadi
agar sistem beroperasi sesuai dengan perancangan awal.
Contoh:
Perencanaan software dan hardware menjadikan kemampuan untuk
berkembang dan beradaptasi terhadap perubahan keinginan user tanpa
konversi yang berarti. Karena maintainability bernilai tinggi,
extendability juga bernilai tinggi (nilai 9.5).
Nilai Akhir Faktor Perancangan MURRE


dengan:
Jumlah : Jumlah dari semua faktor perancangan
Contoh :
Faktor Skor
Menilai Maintainability (M) 9.5
Menilai Kegunaan (U) 9.0
Menilai Kegunaan Kembali (R) 5.5
Menilai Kehandalan (R) 8.5
Menilai Perluasan (E) 9.5
Jumlah 42.0

Total Skor = Jumlah / 5
Total Skor = 42.0 / 5
Total Skor = 8.4
Dengan melihat total skor tersebut, berarti alternatif perancangan sistem
umum yang dievaluasi memiliki kualitas perancangan sistem yang baik
dan akan menambah nilai kualitatif proyek sistem.

2. Analisa Biaya dan Keuntungan
Tujuan dari analisa biaya dan keuntungan adalah untuk memberikan
gambaran apakah manfaat yang diperoleh dari sistem baru lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Total skor = Jumlah / 5

17

2.1 Biaya
Biaya berhubungan dengan pengeluaran modal awal, untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem. Biaya yang berulang,
untuk operasi dan pemeliharaan sistem saat diimplementasikan. Biaya
yang merepresentasikan investasi awal pada sistem mengolah sumber dan
mengembangkan sistem dan biaya implementasi. Biaya yang berulang
dalam siklus sistem adalah untuk biaya operasi dan pemeliharaan.
1) Biaya Pengolahan Sumber
Dimulai dari instalasi kecil paket software berbasis PC pada pusat
data, yang berisi banyak mainframe dan beribu2 periferal dan peralatan
penyimpanan.
2) Biaya Pengembangan dan Implementasi Sistem
Meliputi :
a) Biaya pengembangan sistem : perencanaan sistem, analisa dan
fungsi perancangan yang dibuat oleh profesionalis sistem.
b) Biaya instalasi peralatan : masalah terjadi jika instalasi fisik
membutuhkan peralatan khusus, misal derek.
c) Biaya pemrograman : biasanya untuk pemrograman aplikasi yang
dibuat oleh pemrogram bayaran (in-house), berdasarkan pada jam
yang dibutuhkan untuk menulis program ditambah biaya overhead.
d) Biaya training : untuk menyiapkan user terhadap sistem baru.
e) Biaya testing : sebelum menjadi suatu sistem informasi baru, perlu
diadakan sejumlah tes. Ini diperlukan perencanaan dan persiapan
dari data tes yang efektif. Biaya akan meliputi honor dan
konsultan.
f) Biaya konversi : bergantung dari tingkat konversinya. Berapa
banyak aplikasi dari sistem yang ada diubah dan berapa banyak
yang harus ditangani. Faktor yang diperlukan untuk estimasi biaya
konversi :
o Menyiapkan dan mengedit record untuk kelengkapan dan
akurasi
o Menyiapkan prosedur file library
18

o Menyiapkan dan menjalankan operasi secara paralel.
3) Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Biaya ini diperlukan setelah sistem diimplementasikan. Elemen-
elemen biaya operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :
a) Biaya staf : penggajian semua pegawai dari sistem informasi dan
kemungkinan konsultan. Terdiri dari : chief information officer
(CIO), systems analysts, systems designers, accountants,
programmers, system engineers, computer operators, data
prepares, database administrators, security officers, technicians,
managers, clerical personnel.
b) Biaya persediaan : jika sistem beroperasi, maka dibutuhkan
persediaan, yait: printer paper, ribbons, magnetic tape, magnetic
disks, dan lain sebagainya.
c) Biaya pemeliharaan hardware : dilakukan oleh perusahaan sendiri,
orang vendor atau kombinasinya.
d) Biaya pemeliharaan software : terjadi saat melakukan debug
sistem, adaptasi dengan kebutuhan baru, perbaikan sistem yang
berhubungan dengan user, dan meningkatkan operasi sistem.
e) Biaya listrik dan lampu : terjadi kalau peralatan dipasang dan
digunakan.
f) Biaya asuransi : untuk kebakaran, perusakan, atau DDD
(disappearance, dishonesty, destruction).
g) Biaya telekomunikasi : untuk hubungan telekom, meliputi leased
line, multiplexer, peralatan komunikasi digital, switch dan lain
sebagainya. Juga meliputi biaya perpindahan dan instalasi.
h) Biaya gedung : untuk sewa, pemeliharaan dan furniture.
i) Biaya keamanan : kemungkinan adanya badai, kebakaran, gempa
bumi, banjir menyebabkan manajemen membutuhkan tempat/
lokasi cadangan (hot-site back up) untuk meyakinkan atau
merecover data dan menjalankan operasi.

2.2 Keuntungan
19

Keuntungan dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Tangible benefit (keuntungan yang nyata, masuk akal)
Contoh : keuntungan bersih yang didapat suatu perusahaan adalah
Rp. 10.000.000,00 kemudian perusahaan tersebut menggunakan
sistem baru dan keuntungan bersih yang didapat adalah Rp.
15.000.000,00.
2. Intangible benefit (sulit diukur)
Keuntungan ini biasanya berhubungan dengan factor manusia.
Contohnya : otomatisasi sistem manual, suatu supermarket yang
menggunakan mesin kasir memberikan kenyamanan baik kepada
pembeli maupun pegawai. Selain itu dapat juga meningkatkan citra
supermarket.

2.3 Mengukur Biaya dan Keuntungan
1. Metode Net Present Value (NPV)
Metode ini merupakan model yang memperhitungkan pola cash
flows keseluruhan dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu,
berdasarkan discount rate tertentu.
Terdapat beberapa dasar pengertian yang perlu dipahami terlebih
dahulu, yaitu :
- Discount rate : bilangan yang dipergunakan untuk mendiscount
penerimaan yang akan didapat pada tahun mendatang menjadi nilai
sekarang.
Untuk menghitung discount rate :


d = discount rate
i = interest rate
t = tahun
- Cash flow : merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan masuk
sebagai akibat dari aktivitas dari perusahaan dengan kata lain
adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan
20

dan aliran kas keluar perusahaan serta beberapa saldonya setiap
periode.
- Net Investment (Outlay) : merupakan sejumlah dana yang
digunakan untuk investasi
- Present Value (PV) : nilai sekarang dari penerimaan (uang) yang
akan didapat pada tahun mendatang
NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
( )
( )
o
n
t
t
t t
K
i
C B
NPV
+

=

=1
1

B
t
= benefit th ke-t
C
t
= cost th ke-t
i = interest rate yang ditentukan
t = tahun
K
o
= investasi awal tahun ke-0 (sebelum proyek dimulai)
Arti Perhitungan NPV
Bila... Berarti... Maka...
NPV
> 0
investasi yang
dilakukan memberikan
manfaat bagi
perusahaan
proyek bisa dijalankan
NPV
< 0
investasi yang
dilakukan akan
mengakibatkan
kerugian bagi
perusahaan
proyek ditolak
NPV
= 0
investasi yang
dilakukan tidak
mengakibatkan
perusahaan untung
ataupun merugi
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan tidak berpengaruh pada
keuangan perusahaan. Keputusan harus
ditetapkan dengan menggunakan kriteria
lain misalnya dampak investasi terhadap
positioning perusahaan.




21

2. Metode Payback
Metode ini mengukur berapa lama waktu yang dubutuhkan untuk
mengembalikan investasi semula, melalui proceed yang dihasilkan
dalam setiap periode. Untuk itu metode ini sering disebut metode yang
paling sederhana, karena tidak memperhitungkan konsep nilai waktu
uang (time value of money), sehingga cash flows tidak dikaitkan
dengan discount rate tertentu.
3. Contoh soal:
Proyek A dan B membutuhkan investasi masing-masing sebesar Rp.
10.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan
sebagai berikut.
Tahun

Pola Cash Flows
Proyek A Proyek B
1
2
3
4
Rp 5.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 2.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 4.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 4.000.000,00

- Metode NPV
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1000000
08 . 0 1
2000000
08 . 0 1
3000000
08 . 0 1
5000000
08 . 0 1
5000000
4
1
4 3 2 1

|
|
.
|

\
|
+
+
+
+
+
+
+
=

= t
A
NPV
159 2.767.880, Rp. =
A
NPV
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1000000
08 . 0 1
4000000
08 . 0 1
3000000
08 . 0 1
4000000
08 . 0 1
3000000
4
1
4 3 2 1

|
|
.
|

\
|
+
+
+
+
+
+
+
=

= t
B
NPV
193 1.528.749, Rp. =
B
NPV
Berdasarkan metode NPV, maka proyek yang seharusnya dipilih
adalah proyek A karena NPV>0 dan NPV
A
> NPV
B
.



- Metode Payback
Dari data tersebut di atas, maka payback period dapat dihitung :
22

Proyek A = 2 tahun
Proyek B = 3 tahun
Metode payback tersebut dapat juga dimodifikasi agar agar tidak
timbul kelemahan, yaitu dengan jalan memperhitungkan konsep
nilai waktu uang (time value of money), sehingga pola cash
flows dikalikan dengan discount ratenya. Metode ini disebut
metode Payback period yang didiskontokan.
Contoh soal:
Dari soal di atas, apabila ke dua proyek tersebut diperhitungkan
dengan discount rate 8 %, maka Payback period yang
didiskontokan adalah :
Penyelesaian:
Proyek A.
PV Proceed tahun 1 = Rp5.000.000,00 X 0,926 = Rp 4,630.000,00
2 = Rp5.000.000,00 X 0,857 = Rp 4,285.000,00
3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2,382.000,00
4 = Rp2.000.000,00 X 0,735 = Rp 1,470.000,00
Proyek B.
PV Proceed tahun 1 = Rp3.000.000,00 X 0,926 = Rp 2,778.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00
3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2,382.000,00
4 = Rp4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.940.000,00
Dari data tersebut di atas, maka payback period yang didiskontokan
adalah :
Proyek A = 2 tahun; 5,5 bulan
Proyek B = 3 tahun; 6 bulan






23

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Evaluasi dan seleksi sistem merupakan proses dimana nilai sistem,
biaya dan keuntungan (cost dan benefit) dibandingkan dan salah satu
dipilih untuk perancangan yang lebih rinci. Fase ini menjadi proses
pengoptimasian yang melihat apakah suatu sistem dapat dikerjakan dan
memenuhi permintaan user.
Evaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan system
bersumber dari :
1. Nilai sistem
Nilai suatu sistem diukur dengan 3 faktor kelayakan, yaitu:
a. TELOS (feasibility factor)
b. PDM (strategic factor)
a. MURRE (design factor)
2. Analisa biaya dan keuntungan
Mengukur biaya, keuntungan yang tangible dan intangible (masuk
akal dan tidak) dari sistem yang diusulkan.













24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Evaluasi Sistem dan Seleksi.
http://dewiar.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/404/M7Evaluasi+dan+Seleks
i+Sistem.pdf. diakses tanggal 8 November 2012.

Anda mungkin juga menyukai