Anda di halaman 1dari 22

Tugas Model dan Sistem Informasi Kesehatan

“System Development Life Cycle”

Disusun Oleh :

1. Fatimatus Zahro (08 / G41192102)


2. Faiqotul Himmah (09 / G41192115)
3. Dhevi Maulida A. (10 / G41192118)
4. Dita Mazifa R. (11 / G41192119)
5. Nita Hajar R. (12 / G41192125)
6. Nur Wulan Maidelia (13 / G41192129)

Kelompok 2
DosenPengampu :

Mudafiq Riyan Pratama, S.Kom., M.Kom

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2019
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “System Development Life Cycle” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliahModel dan Sistem Informasi Kesehatan.Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang seluk beluk SDLC atau
yang disebut dengan System Development Life Cycle.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak Dosen selaku dosen


pengampu mata kuliah Model dan Sistem Informasi Kesehatanyang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.,

Jember, 26 April 2020

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ 2


Daftar Isi.................................................................................................................. 3
Bab 1 Pendahuluan .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 4
Bab 2 Pembahasan .................................................................................................. 5
2.1 Pengertian SDLC ...................................................................................... 5
2.2 Tahapan dalam SDLC .............................................................................. 6
2.3 Pendekatan Pengembangan Sistem ........................................................ 14
2.4 Fungsi SDLC .......................................................................................... 18
2.5 Komponen Pemeliharaan Sistem............................................................ 18
Bab 3 Penutup ....................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 19
Studi Kasus ........................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 22
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknologi sekarang pengembangan dalam bidang
informatikan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan
perkembangan ini, dalam bidang informatika tidak hanya menghasilkan hanya
dalam pengembangan program perangkat lunak saja, melainkan pengambangan
dalam bidang suatu permodelan yang bersifat komplek.
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang haruslah memiliki Teknik
analisa kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, supaya terwujudnya suatu
perangkat lunak yang baik. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan
mengenai permodelan dalam suatu pembangunan suatu Perangkat Lunak
(Software). Terdapat banyak permodelan mengenai pembangunan suatu Perangkat
lunak seperti SDLC.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari SDLC?
2. Apa saja tahapan dalam SDLC?
3. Bagaimana pendekatan pengembangan sistem?
4. Apa saja fungsi dari SDLC?
5. Bagaimana cara pemeliharaan system?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari SDLC
2. Untuk mengetahui tahapan dalam SDLC
3. Untuk mengetahui pendekatan pengembangan sistem
4. Untuk mengetahui fungsi dari SDLC
5. Untuk mengetahui kompnen dalam pemeliharaan sistem
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengertian SDLC
Beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli :
a. Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :
Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan
sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab
mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan
dan pengendalian
b. Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-
sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen
c. Menurut L. James Havery , SIM adalah:
prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang
telah ditentukan.

Metode SDLC adalah metode yang menggunakan pendekatan sistem yang


disebut pendekatan air terjun ( waterfall approach ) dimana setiap tahapan sistem
akan dikerjakan secara berurut menurun dari perencanaan, analisa, desain,
implementasi, dan perawatan ( Aji Supriyanto, 2005: 272 )
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle /
SDLC)merupakan suatu bentuk yang digunakanuntuk menggambarkan tahapan
utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebutuntuk
prosespengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem,merupakan proses
evolusioneryang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal
berbasis komputer. SDLC dilakukan dengan pendekatan sistem secarateratur dan
dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebutpendekatan air terjun
(waterfall approach)bagi pengembangan danpenggunaan sistem.
2.2 Tahapan dalam SDLC
Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian,
pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat 5 (lima)
tahapan, yaitu :
a. Perencanaan Sistem ( Systems Planning);
b. Analisis Sistem (System Analysis);
c. Perancangan Sistem (System Design);
d. Implementasi Sistem (System Implementation);
e. Penggunaan sistem (System Utilization )
2.2.1 Tahap Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang
memberikan pedomandalam melakukan langkah selanjutnya. Perencanaan
sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga
kerjadan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem
ini serta untukmendukung operasinya setelah diterapkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri : perencanaan jangka pendek meliputi
periode 1 s.d. 2 tahun dan perencanaan jangka panjang meliputi periode
sampai dengan 5 tahun.
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, bila
tidak adadapat juga dilakukan oleh departemen sistem.
Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses
utama yaitu :
a. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf
perencana sistem
b. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan
dilakukan oleh komite pengarah.
c. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan
oleh analissistem.
Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan sistem ini dapat tahap-
tahapnya meliputi :
a. Menyadari Masalah: kebutuhan adanya proyek Sistem informasi
berbasis komputer biasanyadirasakan oleh manajer perusahaan, non
manajer dan unsur-unsurdalam lingkungan perusahaan.
b. Mendefinisikan masalah: setelah sadar akan adanya masalah,manajer
harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasinya.
c. Menentukan tujuan sistem: manajer dan analis
sistemmengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi
olehsistem untuk memuaskan pemakai.
d. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem: kendala-kendala
inipenting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar
mulaidikerjakan.
e. Membuat studi kelayakan: studi kelayakan adalah suatu
tinjauansekilas pada faktor-faktor utama yang akan
mempengaruhikemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan.Kriteria kelayakan dalam hal ini meliputi kelayakan :
▪ Teknis: tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak
untukmelaksanakan pemrosesan yang diperlukan?
▪ Pengembalian ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan
dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan
biayanya?
▪ Pengembalian non ekonomis: dapatkah sistem yang
diajukandinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak
dapatdiukur dengan uang?
▪ Hukum dan etika: akankah sistem yang diajukan
beroperasidalam batasan hukum dan etika?
▪ Operasional: akankah rancangan sistem seperti itu akan
didukunoleh orang-orang yang menggunakannya?
▪ Jadwal: mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala
waktuyang ditetapkan?
f. Mempersiapkan usulan penelitian sistem: jika sistem dan
proyeklayak, diperlukan penelitian sistem yang menyeluruh. Penelitian
siste (system study) akan memberikan dasar yang terinci untuk
rancangansistem baru. Analis akan menyiapkan usulan penelitian
sistem yan memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu
tidaknyapengeluaran untuk analis.
g. Menyetujui atau menolak penelitian proyek: manajer dan komite
pengarah menimbang pro dan kontra dari proyek dan rancangansistem
yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskanatau tidak.
h. Menetapkan mekanisme pengendalian: sebelum proyek
dimulaiperlu ditetapkan mekanisme pengendaliannya. Jumlah waktu
yangdiperlukan dinyatakan dalam orang-bulan. Setelah proyek jalan
perludimonitor. Berbagai teknik dokumentasi yang dapat digunakan
antaralain: tabel, grafik, diagram jaringan (network diagram: PERT
dan CPM).
Proses pengembangan sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistem yang ada

Permasalahan ;
kesempatan; instruksi

Pengembangan Sistem

Memecahkan masalah;
meraih kesempatan;
memenuhi instruksi

Sistem yang Baru

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan


terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini
berhubungan dengan :
▪ Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem
yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari
throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan
yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata
waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah
dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
▪ Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang
disajikan.
▪ Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungankeuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
▪ Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-
kecurangan yang dan akan terjadi.
▪ Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi
berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah
sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana
sumber daya tersebut
2.2.2 Tahap Analisis Sistem
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagiankomponennya dengan maksud
untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasipermasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yangterjadi dan kebutuhan-
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkanperbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di
dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan
langkah-langkahyang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyeksistem
yang akan dikembangkan ditahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada
analisis sistem ruang lingkup tugasnyalebih terinci.Didalam tahap analisis
sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harusdilakukan oleh Analis
Sistem Yaitu :
a. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah, mengindentifikasikan
penyebab masalah; mengidentifikasikan titik keputusan;
mengidentifikasikan personil-personil kunci.
b. Understand,yaitu memahami kerja dari sistem yang ada, menentukan
jenis penelitian; merencanakan jadual penelitian; Mengatur jadual
wawancara; Mengatur jadual observasi; Mengatur jadual pengambilan
sampel; Membuat penugasan penelitian; Membuat agenda wawancara;
Mengumpulkan hasil penelitian
c. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem, Menganalisis kelemahan Sistem;
Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen.
d. Report,Yaitu membuat laporan hasil analisis yang tujuannya
:Memberi laporan bahwa analisis telah selesai dilakukan; Meluruskan
kesalah-pengertian mengenai apa yangtelah ditemukan dan
dianalisisoleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen;
Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen;
Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan
tindakan selanjutnya.
Adapun Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini tahap-
tahapnya meliputi :
a. Mengumumkan Penelitian Sistem: untuk mengurangi
kekuatiranakan adanya aplikasi komputer baru, kiranya perlu
dikomunikasikandengan cara : alasan perusahaan melaksanakan
proyek; dan bagaimana sistem baru menguntungkan perusahaan dan
para karyawan.
b. Mengorganisasikan tim proyek: sebaiknya pemimpin proyek
adalahspesialis informasi, jangan pemakai.
c. Mendefinisikan kebutuhan pemakai: pengumpulan
informasikebutuhan pemakai dapat dilakukan dengan: wawancara
perorangan,pengamatan, pencarian catatan dan survei. Wawancara
lebih disukai,karena: (1) adanya komunikasi dua arah dan pengamatan
terhadapbahasa tubuh; (2) meningkatkan antusiasme pada proyek baik
daripihak spesialis, maupun pemakai; (3) dapat
menjalinkepercayaanantara pemakai dan spesialis informasi; (4)
memberi kesempatan bagipeserta proyek kalau ada perbedaan
pandangan. Dokumentasinya dapat berupa flowchart, diagram arus
data (data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari
proses dan data. Semua dokumentasi ini yang menjelaskan sistem ini
disebut kamus proyek.
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem: setelah kebutuhan
informasididefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan
secaratepat kriteria kinerja sistem. Contoh, manajer
pemasaranmenetapkan kriteria laporan biaya bulanan sbb: (1) laporan
disiapkandalam kertas dan tampilan; (2) laporan disediakan tidak lebih
dari tiga hari setelah akhir bulan; (3) laporan harus
membandingkanpendapatan dan biaya aktual dengan anggaran.
e. Menyiapkan usulan rancangan: analis sistem
memberikankesempatan bagi manajer untuk membuat
keputusanteruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Manajer harus
menyetujuitahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu
termasuk usulanrancangan.
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek: manajer dan
komitepengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan
menentukanapakah disetujui atau tidak.
2.2.3 Tahap Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem
telahmendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba
waktunyasekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana
membentuk sistem tersebut.Tahap ini disebut dengan perancangan sistem
(system design ).Tahap perancangan sistem ini mempunyai tujuan utama yaitu
untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan
gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepadapemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Tahap perancangan
sistem merupakan tahap penentuan proses dan data yangdiperlukan oleh
sistem baru. Untuk sistem berbasis komputer biasanyadalam rancangan ada
spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini tahap-tahapnya
meliputi :
a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci: analis bekerja
samadengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem
barudengan alat-alat yang telah dijelaskan dalam modul
teknis.Penggambaran dilakukan dari yang besar dan secara
bertahap secararinci dengan pendekatan top-down dan ini biasanya
dilakukan untukrancangan terstruktur(structured design).
b. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem:
analisharus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau
model)peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik
bagi sistemuntuk menyelesaikan pemrosesan.
c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis
bekerjabersama manajer mengevaluasi berbagai alternatif dan
dipilih yangpaling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria
kinerja, dengankendala-kendala yang ada.
d. Memilih konfigurasi yang terbaik: analis mengevaluasi
semuakonfigurasi subsistem dengan menyesuaikan kombinasi
peralatansehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi
tunggal. Setelahdianalisis kemudian direkomendasikan kepada
manajer untukdisetujui. Persetujuan dilakukan oleh Komite
pengarah SIM.
e. Menyetujui usulan penerapan: analisis menyiapkan usulan
penerapan yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang
harusdilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
f. Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan
darisistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.
2.2.4 Tahap Implementasi Sistem
Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah
diseleksi dandipilih. Tiba saatnya , sistem untuk diimplementasikan.
Tahap implementasi systemmerupakan tahap meletakkan sistem supaya
siap untuk dioperasikan. Tahap initermasuk juga kegiatan menulis kode
program jika tidak digunakan paket perangkat
lunak aplikasi.
Implementasi sistem merupakan kegiatan untuk memperoleh dan
mengintegrasikansumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan
suatu sistem yangbekerja.
Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini meliputi :
a. Merencanakan penerapan: sebelum sistem baru digunakan,
manajerdan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan
yangdiperlukan untuk menerapkan rancangan sistem.
b. Mengumumkan penerapan: proyek penerapan diumumkan
kepadapara pegawai dengan cara yang sama seperti penelitian
sistem.Tujuannya untuk menginformasikan pegawai mengenai
keputusanuntuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama
pegawai.
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras: rancangan sistem
disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang
terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok
diberikanrequest for proposal (RFP).
d. Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri
oleh programmer dari dokumen yang disiapkan analis sistem
ataumenggunakan perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten
applicationsoftware).
e. Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua
kegiatanyang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan
database.
f. Menyiapkan fasilitas fisik: fasilitas di sini adalah lantai
yangditinggikan, pengendalian suhu ruangan dan kelembaban
khusus,keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran,
dsb.
g. Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator
pemasukandata, pegawai coding, dan administrasi) dan pemakai harus
dididiktentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan sebaiknya
setelahsiklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang
dipelajarimulai diterapkan.
h. Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke
sistembaru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar: percontohan
(pilot project), serentak, bertahap, dan paralel.

2.2.5 Tahap Penggunaan Sistem


a. Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan sistem
untukmencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.
b. Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi
kriteriakinerja. Studi ini disebut “penelaahan setelah penerapan”
(postimplementation).
c. Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem,
berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus
memberikandukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut
pemeliharaansistem. Ada tiga alasan untuk pemeliharaan
:Memperbaiki kesalahan; Menjaga kemutakhiran sistemdan
Meningkatkan sistem.

2.3 Pendekatan Pengembangan Sistem


Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu:
a. Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan
Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan
Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik
mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada
System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa
pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System
Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di
dalam mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses
pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit
untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan
terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow
diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision
table). Diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain
sebagainya yang memungkinkan Pengembangan Sistem
Informasipengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan
alat-alat dan teknik-teknik tersebut .

2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal


Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan
karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan
kurang terstruktur.Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan
teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang
didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi
tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas,
sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara
untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan
kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-
personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal
sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari
pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan
merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan
sistem pada akhirnya.
b. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir
dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang
strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Melalui
pendekatan struktur,permasalahan yang kompleks dalam organisasi
dapat dipecahkan dan hasil dari produktifitas dan kualitasnya lebih
baik ( bebas kesalahan ).
Keuntungan pendekatan terstruktur :
• Mengurangi kerumitan masalah
• Konsep mengarah pada sistem yang ideal
• Standarisasi
• Orientasi kemassa datang
• Mengurangi ketergantungan pada desainer
Kekurangan:

• SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan


non-fungsional.
• Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
• Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterasi (waterfall)
• Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem
telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan
(kebutuhan-kebutuhan baru).
• Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang
digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat
sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
c. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level
operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai
dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan
naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi
berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari
pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada
tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena
yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu,
informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
d. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai
dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini
dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi.
Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis
kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka
proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input,
basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini
juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-
turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan
istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah
informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh
manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah
didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.
e. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi
tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau
tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan
sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).
f. Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi
untuk masing-masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan
sasaran organisasi secara global.
g. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh,
sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
h. Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang
sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan,
tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)
i. Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak
menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi,
terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.
j. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-
aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk
periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.
2.4 Fungsi SDLC
Dilihat dari berbagai sisi, SDLC memiliki banyak fungsi, antara lain
sebagai sarana komunikasi antara tim pengembang dengan pemegang
kepentingan. SDLC juga berfungsi membagi peranan dan tanggung jawab
yang jelas antara pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer
proyek.Fungsi lain dari SDLC ialah dapat memberikan
gambaran input dan output yang jelas dari satu tahap menuju tahap
selanjutnya.

Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari


setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam fase fase utama dalam
SDLC, yaitu:

a. Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?


b. Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana sistem diterapkan?
c. Perancangan : Bagaimana kerja sistem?
d. Implementasi : Bagaimana Sistem Dipasang/diinstall?

2.5 Komponen Pemeliharaan Sistem


􀂄 Corrective: memperbaiki desain dan errorpada program
􀂄 Adaptive: memodifikasi sistem untukberadaptasi dengan perubahanlingkungan
􀂄 Perfective : Melibatkan sistem untukmenyelesaikan masalah baru atau
mengambil kesempatan (penambahan fitur)
􀂄 Preventive : Menjaga sistem darikemungkinan masalah di masa yang akan
datang
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle /
SDLC) merupakan suatu bentuk pengembangan yang digunakan untuk
menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut
untuk proses pengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem , merupakan
proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal
yang berbasis komputer.
Pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat 5
(lima) tahapan, yaitu : Perencanaan Sistem ( Systems Planning); Analisis Sistem
(System Analysis); Perancangan Sistem (System Design); Implementasi Sistem
(System Implementation); Penggunaan sistem (System Utilization)
System Development life cycle sangat diperlukan oleh para programer di
indonesia untuk mengembangkan suatu applikasi sehinnga terbentuk applikasi
yang dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat luas.
Studi Kasus
Topik : Perancangan SIM Poliklinik POLIJE

Tahapan requirement analysis :


1. Proses Berjalan (as-is system)
Pada Poliklinik Politeknik Negeri Jember sekarang proses penyimpan data
serta pengolahan data menggunakan kertas dan pulpen. Dilihat dari
permasalahan yang ada, dimana proses pendataan atau registrasi pada
pasien memakan waktu yang lama dikarenakan petugas harus menuliskan
data pasien dua kali pada buku registrasi dan di kartu pasien. Untuk waktu
menunggu pasien dimana petugas harus mencari satu per satu nama-nama
pasien. Hal-hal ini akan menyebabkan: penggandaan data pasien,
kehilangan data-data pasien, proses administrasi memakan waktu yang
lama, hal yang tidak dinginkan misalnya: terjadi musibah kebakaran yang
akan membuat data-data akan lenyap seketika.
2. Permasalan yang dihadapi
Dilihat dari permasalahan yang ada bahwa bisa terjadi: kehilangan data-
data pasien, terjadi penggandaan data, harus memeriksa satu persatu data.
Belum dimilikinya sistem informasi untuk poliklinik POLIJE, dalam hal
ini masih melakukan pengelolaan data dengan cara manual menggunakan
kertas dan pulpen sebagai perekam data yang ada. Sehingga akan sulit
untuk melakukan pengolahan data untuk rekam medis pasien.
3. Usulan penyelesaian masalah
Sistem dirancang agar dapat mendukung keseluruhan proses yang ada di
poliklinik POLIJE yang pada akhirnya meningkatkan pelayanan kesehatan
pada pasien. Perancangan aplikasi sistem informasi poliklinik ini dibuat
dengan interface yang mudah dipahami serta menggunakan bahasa
indonesia sehingga akan memperkecil resiko terjadinya kehilangan data
yang masih digunakan secara manual untuk pengelolaan datanya atau hal-
hal yang tidak diinginkan.
4. Proses Bisnis
Dalam proses bisnis, ketika pasien yang akan datang berobat terbagi atas 2
jenis dimana pasien lama dan pasien baru . Pasien baru: dimana kegiatan
yang dia lakukan adalah mendaftar pada petugas rekam medik, setelah itu
petugas rekam medik yang menulis data identitas sang pasien dan menulis
keluhannya kemudian dibawa ke dokter untuk diperiksa. Untuk pasien
lama ketika akan dating berobat biasanya membawa identitas kemudian
menyerahkan kepada petugas rekam medik dan setelah itu petugas
memeriksanya kemudian menulis keluhan apa, setelah itu pasien
menunggu giliran untuk dipanggil sesuaiurutan kemudian diperiksa oleh
dokter. Setelah dokter memeriksa dan menulis hasil dari apa yang dia
periksa, kemudian diberikan resep/obat dan ditanda tangan.
Daftar Pustaka

http://sinformasi.worpress.com/sdlc
http://edomz.wordpress.com/metodepengembangansistemsdlc
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/?s=pendekatan++membangun+sistem
https://salamadian.com/sdlc-system-development-life-cycle/

Anda mungkin juga menyukai