Anda di halaman 1dari 19

Makalah Membangun Sistem Informasi Manajemen

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

Dosen pengampu : Ade Suparman, S.SI, M.Kom

Disusun oleh :

1. Herawati (A1A220025)
2. Nandang Herlambang (A1A220009)
3. Nita Juliantika (A1A220022)

Jl. Raden Ajeng Kartini No.KM. 3, desa nyimplung, Pasirkareumbi, Kec. Subang,
Kabupaten Subang, Jawa Barat 41285
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Membangun Sistem Informasi". Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................4

C. Tujuan...................................................................................................................................4

BAB II Analisis dan Perancang Sistem.............................................................................................5

1.1 Analisis dan Analisis Sistem.................................................................................................5

1.2 Tugas dan Tanggungjawab Analisis Sistem..........................................................................6

1.3 Perbedaan Tanggungjawab Analisis Sistem Programer........................................................6

1.4 Analisis Sistem Sebagai Pemecah Masalah..........................................................................7

1.5 Kedudukan Analisis Sistem dalam Organisasi......................................................................9

1.6 Persiapan Karir Sebagai Analisis Sistem..............................................................................9

BAB III Siklus Metode dan Teknik Pegembangan Sistem Informasi..............................................13

2.1 Siklus teknik dan metodologi................................................................................................13

2.2 Keterlibatan user dalam pengembangan................................................................................14

BAB IV Pengelolaan Sistem Informasi...........................................................................................16

3.1 Melindungi Data.................................................................................................................16

3.2 Keamanan Data Rahasia.....................................................................................................17

3.3 Pemeriksaan Sistem Informasi............................................................................................18

BAB V Kesimpulan.........................................................................................................................19

Daftar Pustaka.................................................................................................................................20
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Dalam era digitalisasi yang semakin berkembang pesat, sistem informasi menjadi
hal yang sangat vital dalam mendukung berbagai aktivitas organisasi dan perusahaan.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai analisis dan perancangan
sistem informasi, siklus metode dan teknik pengembangan sistem informasi, serta
pengelolaan sistem informasi sangatlah penting. Makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai peran analis sistem dalam
mengembangkan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi,
serta pentingnya kesadaran keamanan informasi dan pemeriksaan sistem informasi
dalam meningkatkan keamanan, keandalan, efisiensi, dan efektivitas sistem
informasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
menjadi panduan yang berguna dalam mengelola sistem informasi dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang didapatkan pada makalah ini, yaitu:
1. Apa itu Analisis dan Perancangan Sistem ?
2. Apa saja Siklus, Metode dan Teknik Pengembangan Sistem Informasi ?
3. Pengelolaan Sistem Infromasi apa saja yang ada?

C. Tujuan
Beberapa tujuan yang didapatkan dari penulisan ini, adalah:
1. Untuk mengetahui dengan jelas apa itu Analisis dan Perancangan Sistem.
2. Mengetahui Siklus, Metode dan Teknik Pengembangan Sistem Informasi.
3. Dapat memahami Pengelolaan Sistem Informasi.
1.
BAB II

Analisis dan Perancang Sistem

1.1 Analisis dan Analisis Sistem


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata analis adalah orang
yang menganalisis atau melakukan analisis. Analis adalah seseorang yang bertugas
melakukan analisis terhadap data atau informasi tertentu. Jadi, pekerjaan utamanya
adalah menganalisis data.
Analis sistem merupakan penjabaran dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam berbagai bagian komponennya yang bertujuan agar bisa mengidentifikasi dan
mengevaluasi berbagai macam masalah atau hambatan yang nantinya akan timbul
pada sistem, sehingga nantinya bisa dilakukan beberapa proses untuk mengatasi hal
tersebut seperti penanggulangan, perbaikan dan juga pengembangan. Nantinya akan
ada orang atau kelompok yang akan melakukan perbaikan atau perancangan suatu
sistem dinamakan dengan sistem analis. Sistem analis merupakan orang atau
kelompok yang melaksanakan pengembangan sistem. Sistem analis menekuni suatu
permasalahan ataupun kebutuhan pada suatu sistem dan sistem analis juga orang yang
bertanggung jawab atas terjadinya proses analisis ataupun perancangan pada sistem
informasi.
Menurut Jogianto (2005 : 129) analis sistem adalah “penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian - bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan - permasalahan, kesempatan -
kesempatan, hambatan - hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat disusulkan perbaikan - perbaikannya.
Analis Sistem memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pengembangan sistem. Menurut Kristanto (2003) Analis Sistem adalah orang yang
mempunyai kemampuan untuk menganalisis sebuah sistem, memilih alternatif
pemecahan masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan
komputer. Jadi, Analis Sistem ini memiliki suatu individu kunci dalam proses
pengembangan sistem. Analis Sistem mempelajari masalah dan kebutuhan dari
organisasi ataupun perusahaan bagaimana data, informasi, manusia, komunikasi, dan
teknologi informasi dapat meningkatkan pencapaian bisnis. Didalam suatu proses
analisa dan perancangan sistem informasi inilah yang dilakukan oleh sistem analisis,
merekalah yang bertanggung jawab atas itu semua.

1.2 Tugas dan Tanggungjawab Analisis Sistem


Analis sistem menggunakan sistem teknologi informasi perusahaan untuk
membantu mencapai dan mencapai beberapa tujuan dan sasaran bisnis strategis.
Mereka mungkin merancang dan mengembangkan sistem baru dengan
mengkonfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak baru, atau menggunakan sistem
yang ada dengan cara baru untuk mencapai hasil tambahan. Tugas mereka antara lain
sebagai berikut:
 Berkonsultasi dengan manajemen dan pengguna untuk menentukan kebutuhan
sistem
 Merancang sistem untuk memenuhi tujuan dan sasaran bisnis
 Menentukan masukan dan memformat keluaran untuk memenuhi kebutuhan
pengguna
 Menggunakan teknik seperti pengambilan sampel, pembuatan model dan analisis
terstruktur, serta prinsip-prinsip akuntansi, untuk memastikan solusinya efisien,
hemat biaya, dan layak secara finansial
 Mengembangkan diagram spesifikasi dan diagram alur untuk diikuti oleh
programmer
 Mengawasi implementasi, mengoordinasikan pengujian dan mengamati inisiasi
sistem untuk memvalidasi kinerja

Beberapa tanggung jawab dari seorang Analis Sistem meliputi:


 Pengambilan data yang efektif dari sumber bisnis.
 Aliran data menuju ke komputer.
 Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer.
 Aliran dari informasi yang berguna kembali ke proses.
 Bisnis dan penggunanya.

1.3 Perbedaan Tanggungjawab Analisis Sistem Programer


Sistem analis adalah orang yang menganalisis sistem dengan mempelajari masalah-
masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai serta
mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan (lebih memahami aspek-aspek bisnis
dan teknologi komputer). Nama lainnya : system designer, business analyst, system
consultant, system engineer, software engineer, sistem analyst programmer,
information system engineer.
Programmer adalah orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi tertentu
berdasarkan rancangan yang dibuat oleh system analis(lebih memahami teknologi
komputer).
Sistem Analis :
a. Tanggungjawab analis sistem tidak hanya pada pembuatan program komputer
saja, tetapi pada sistem secara keseluruhan.
b. Pengetahuan analis sistem harus luas, tidak hanya pada teknologi komputer, tetapi
juga pada bidang aplikasi yang ditanganinya.
c. Pekerjaan analis sistem dalam pembuatan program terbatas pada pemecahan
masalah secara garis besar.
d. Pekerjaan analis sistem melibatkan hubungan banyak orang, tidak terbatas pada
sesama analis sistem, programer tetapi juga pemakai sistem dan manajer.
Programmer :
a. Tanggungjawab pemrogram terbatas pada pembuatan program komputer.
b. Pengetahuan programer cukup terbatas pada teknologi komputer, sistem
komputer, utilitas dan bahasa-bahasa program yang diperlukan.
c. Pekerjaan programer sifatnya teknis dan harus tepat dalam pembuatan instruksi-
instruksi program.
d. Pekerjaan programer tidak menyangkut hubungan dengan banyak orang,terbatas
pada sesama pemrogram dan analis sistem yang mempersiapkan rancang bangun
(spesifikasi) program.

1.4 Analisis Sistem Sebagai Pemecah Masalah


Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem
menjadi komponen-komponennya dengan tujuan untuk mempelajari seberapa baik
komponen tersebut bekerja danberinteraksi dalam mencapai tujuan. Desain sistem
adalah pelengkap teknik pemecahan masalah yangmengumpulkan kembali bagian-
bagian komponen dari suatu sistem dan kemudian memperbaiki sistemtersebut dengan
menambahkan, menghapus dan mengubah potongan tersebut sehingga berubah
dibandingkan sistem awal.
Seorang analis sistem bertanggungjawab untuk mengembangkan sistem informasi
melalui pengumpulan dan pelaksaan analisis data, dengan tujuan untuk memperoeh
solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi/perusahaan.
Organisasi berada dalam lingkungan yang dinamis, dan dinamika itu sering
mendorong terjadinya perubahan pada organisasi.
Proses pemecahan masalah ini pada umumnya terbagi dalam tiga tahapan yaitu :
 Mengidentifikasikan masalah atau situasi yang perlu diperbaiki;
 Menentukan hasil yang akan dicapai; dan
 Menidentifikasikan dan memilih alternative pemecahan masalah yang paling sesuai
dengan masalah atau kondisi yang dihadapi.

Akitvitas pemecahan masalah yang bertujuan untuk mengmbangkan system


informasi manajemen selain dibutuhkan oleh pengguna system (end users) juga
didorong dengan adanya masalah (problem), kesempatan (opportunity) dan
pengarahan (directive).

Masalah adalah kondisi atau situasi yang tidak diharapkan terjadi yang
menyebabkan tergangagunya tujuan, sasaran, target dan penerapan kebijakan
organisasi. Kesempatan (opportunity) adalah pengembangan system yang ada
walaupun system tersebut masih layak dipergunakan. Pengarahan (direktive) adalah
perubahan aktivitas atau prosedur berdasarkan permintaan pihak manajemen,
peraturan pemerintah atau pengaruh-pengaruh eksternal lainnya.

James Watherbe (1984) mengelompokkan masalah, kesempatan dan pengarahan itu


dalam kerangka kerja yang disebutnya PIECES yang terdiri dari enam kategori yaitu :

 Kebutuhan untuk meningkatkan kinerja (performanc)


 Kebutuhkan untuk meningkatkan kualitas infornasi atau data (infomation)
 Kebutuhan untuk meningkatkan bidang ekonomi (economy) atau biaya.
 Kebutuhan untuk meningkatakan pengendalian (control) dan keamanan.
 Kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi (efficiency) sumberdaya manusia dan
mesin.
 Kebutuhan untuk meningkatkan jasa/pelayanan (service) pada pelanggan,
rekanan, pegawai dan pihak-pihak lainnya.
1.5 Kedudukan Analisis Sistem dalam Organisasi
Seorang analis sistem bekerja lebih dari seorang programmer computer. Seorang
analis sistem juga tidak memiliki pekerjaan dengan jawaban yang pasti antara salah
dan benar karena terdapat banyak pilihan pemecahan masalah .
Dalam organisasi analis sistem bekerja pada divisi Sistem Informasi Komputer
yang berfungsi sebagai pusat pengembangan, pusat informasi, pusat database dan
pusat komputer. Seorang analis tidak hanya dapat bekerja di pusat informasi berbasis
komputer dalam suatu perusahaan, ia juga dapat bekerja sebagai pembuat software
pada perusahaan komputer atau bekerja sebagai seorang konsultan.
Walaupun memiliki istilah yang berbede-beda tetapi pada umumnya bagian atau
divisi sistem informasi mempunyai empat kegiatan utama yaitu sebagai: pusat
pengembangan, pusat informasi, pusat database dan pusat computer. Pusat Datbasse
juga disebut sebagai Administrasi data berfungsi melacak dan mengelola sejumlah
data yang disimpan oleh organisasi/perusahaan. Umumnya analis dan programmer
bekerja disatu divisi pengembangan. Analis dan programmer ini kadang kala bekerja
dalam satu tim yang biasa disebut proyek.

1.6 Persiapan Karir Sebagai Analisis Sistem


Seorang sistem analis untuk menunjang pekerjaannya harus memastikan dirinya
menguasai berbagai kompetensi dan kemampuan baik secara teknis dan non-teknis.
Kemampuan atau skill-ser seorang Sistem Analis dapat dibedakan menjadi dua pokok
yaitu, hard skill dan soft skill. Hard skill adalah kemampuan Sistem Analis secara
teknis tentang apa yang ia lakukan sebagai bagian dari divisi IT di suatu perusahaan.
Di sisi lain, soft skill adalah kemampuan seorang Sistem Analis di luar urusan teknis
dan lebih dekat pada relasi sosial dan pembawaan diri. Adapun kemampuan-
kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang Sistem Analis itu antara lain adalah
sebagai berikut :
1) Hard Skill menjadi Sistem Analis
Keterampilan ini merujuk pada hard skill yang dibutuhkan seorang Sistem
Analis dalam melakukan tugas-tugasnya yang melibatkan teknologi. Keterampilan
ini begitu penting untuk mengevaluasi solusi teknologi atau merancang solusi baru
demi memenuhi kebutuhan organisasi. Hal ini dikarenakan para Sistem Analis
diharuskan membantu tim untuk merancang produk sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Seorang Sistem Analis harus memiliki pengetahuan tentang sistem
operasi yang umum, bahasa pemrograman, dan platform perangkat keras. Selain itu,
ada pula beberapa keterampilan teknis yang diperlukan seorang Sistem Analis
seperti berikut:
a. Microsoft Office
Seorang Sistem Analis yang mumpuni tentu saja harus memiliki keterampilan
dasar dalam penguasaan Microsoft Office sebagai basis operasi komputer di
tempat kerjanya. Rangkaian program komputer dalam Microsoft Office
merupakan sistem yang dominan sebagai pusat profesional dan pendidikan di
seluruh dunia. Mempelajari Microsoft Office adalah hal umum dari basis
pengkodean struktural yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
mengisolasi, dan memberikan resolusi bagi pemrograman. Adapun program-
program dalam Microsoft Office yang umum dikenal adalah Microsoft Word,
Excel, PowerPoint, OneNote, Outlook, dan Publisher.
b. SQL
Structured Query Language (SQL) merupakan alat pendukung bagi seorang
Sistem Analis untuk mengarahkan semua sistem dan program manajemen data,
termasuk produk Microsoft Office. Dengan SQL, seorang Sistem Analis dapat
melakukan pemrograman untuk membangun situs web dan menghubungkan
kumpulan data program web. Tak hanya itu, SQL juga dapat mendukung
seorang Sistem Analis untuk menyediakan mesin pencari dan platform yang
kompatibel serta kompleks untuk proses inovasi teknis di suatu perusahaan
maupun institusi.
c. System Administration
System administration merupakan hal umum yang dipakai secara profesional
untuk memantau sistem komputer, termasuk perangkat lunak dan konfigurasi
program. Hal ini juga dipakai untuk mengawasi akses pengguna, dan keamanan
dalam suatu cakupan entah itu di perusahaan, pemerintahan, dan berbagai
instansi. System administration dapat membantu anggota dari suatu instansi
untuk mengakses sistem komputer, memecahkan masalah yang muncul, dan
meningkatkan atau menginstal sistem baru serta menerjemahkan informasi atau
metadata yang relevan di antara program-program yang ada.
d. Bahasa Pemprogaman dan Aplikasi Penguasaan bahasa pemrograman dan
aplikasi juga menjadi kemampuan teknis dari seorang Sistem Analis. Sebagai
Sistem Analis, seseorang juga dituntut untuk dapat memiliki pengetahuan
tentang pemrograman serta keterampilan analitis. Hal ini dapat didukung oleh
penguasaan beberapa program seperti Oracle dan juga bahasa pemrograman
seperti C+ +, Java, Visual Basic. Tak hanya itu, seorang System Analyst yang
mumpuni juga diharapkan dapat menguasai pemodelan Unified Modelling
Language (UML) serta aplikasi analisis seperti SAP Business Software dan
berbagai aplikasi berbasis web lainnya.
2) Soft Skill yang harus dimiliki Sistem Analis
Beberapa soft skill yang harus dikuasai oleh seorang Sistem Analis adalah
sebagai berikut :
a. Berfikir kritis
Untuk melakukan tugas ini dengan baik Sistem Analis harus menggunakan
keterampilan berpikir kritis yang kuat. Dengan begitu ia dapat mengidentifikasi
masalah, mempertimbangkan solusi, mengimplementasi rencana dan
mengevaluasi perbaikan yang ada.
b. Komunikasi
Karena akan sering berkolaborasi dalam berbagai projek dengan kolega dan
manajer, Sistem Analis dituntut dapat mengkomunikasikan informasi teknis
sehingga klien dapat memahami nya. Itu sebabnya kemampuan komunikasi
yang mumpuni menjadi satu skill yang harus dimiliki.
c. Analisis Bisnis
Sistem Analis perlu memiliki kemampuan dalam menganalisa pilihan produk
dan menemukan inovasi sistem yang juga paling ekonomis bagi perusahaan
dengan mempertimbangkan hasil baik jangka pendek maupun panjang.
d. Kreatif
Seorang Sistem Analis harus inovatif. Ia harus bisa mendekati masalah dengan
solusi non-tradisional. Pasalnya semakin banyak teknologi baru yang memasuki
pasar, semakin menantang pula pemecahan masalah yang harus dihadapi Sistem
Analis.
e. Perencanaan
Seorang Sistem Analis juga diharapkan ahli dalam merencanakan berbagai
tahapan dimana sebuah proyek harus dieksekusi. Ia harus mampu membuat
kerangka rencana tentang bagaimana produk itu akan terlihat dan memastikan
semua detail rencana dan tahapan yang berbeda dieksekusi dengan sempurna.

BAB III

Siklus Metode dan Teknik Pegembangan Sistem Informasi

2.1 Siklus teknik dan metodologi


Dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat dewasa ini dimana hampir
semua sektor kehidupan memanfaatkan dan tergantung kepada kemajuan teknologi
khususnya teknologi komputer, para pengembang sistem informasi dituntut untuk
menyajikan software aplikasi sistem informasi yang lebih kompleks dan berkualitas
tinggi untuk mendukung perkembangan dunia usaha yang terus berkembang saat ini.

Tetapi sayangnya di Indonesia tuntutan ini belum sepenuhnya didukung dengan


tersedianya sumber daya manusia yang memadai sehingga lamban dalam
mengantisipasi terhadap perkembangan teknologi baru serta tidak memilikinya metode
dan prosedur yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin semakin
kompleks. Sering kali antara metode, prosedur dan teknologi tidak dapat
diintegrasikan sacara optimal. Kondisi-kondisi seperti ini menghasilkan sistem
informasi yang kurang mendukung peningkatan produktifitas, sehingga memaksa
manajemen dihadapkan kepada dua alternatif keputusan antara memiliki sistem
informasi yang berkualitas atau melakukan efisiensi pengembangan.

Dalam pengembangan sistem informasi kita mengenal adanya siklus sistem


informasi (life sycle). Pada selanjutnya banyak profesional sistem informasi yang
mengatakan bahwa siklus sistem informasi ini sudah tidak dapat dipergunakan lagi dan
diganti kedudukannya dengan diperkenalkannya teknik-teknik dan metode
pengembangan sistem informasi yang baru sedangkan sebagian lagi mengatakan
bahwasiklus sistem informasi masih tetap ada dan keberadaannya dilengkapi dengan
adanya teknik dan metode lainnya. Uraian selanjutnya pada bab ini akan menjelaskan
bagaimana pengertian dari terminologi-terminologi yang digunakan diatas.

A. Siklus
Siklus (Life Cycle) dalam hal ini siklus Sistem Informasi adalah tahapan-
tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem
inforasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan
seberapa luas yang harus di hasilkannya.
B. Teknik
Teknik (Technique) adalah pendekatan bagaimana menggunakan alat-alat dan
peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebih tahapan-tahapan dalam siklus
pengembangan system informasi.
C. Metodologi
Metodologi adalah rincian secara menyeluruh dari siklus pengembangan system
informasi yang mencakup langkah demi langkah tugas dari masing-masing tahapan,
aturan yang harus dijalankan oleh individu dan kelompok dalam melaksanakan
tugas, standar kualitas dan pelaksanaan dari masing- masing tugas, teknik-teknik
pengembangan yang digunakan untuk masing-masing tugas ini berkaitan dengan
teknologi yang digunakan oleh pengembang.

2.2 Keterlibatan user dalam pengembangan


Ada beberapa alasan pentingnya keterlibatan user dalam perancangan dan
pengembangan sistem informasi menurut Laela Dmodaran (1983) yaitu :

1) Kebutuhan user.
User adalah orang dalam perusahaan. Analisi sistem atau ahli system adalah
orang diluar perusahaan. Sistem informasi dikembangkan bukan untuk pembuat
sistem tapi untuk user agar sistem bisa diterapkan, sistem tersebut harus bisa
menyerap kebutuhan user dan yang mengetahui kebutuhan user adalah user sendiri,
sehingga keterlibatannya dalam pengembangan sistem informasi akan
meningkatkan tingkat keberhasilan pengembangan sistem informasi.
2) Pengetahuan akan kondisi lokal.
Pemahaman terhadap lingkungan dimana sistem informasi akan diterapkan perlu
dimiliki oleh Perancang sistem informasi, dan untuk memperoleh pengetahuan
tersebut perancang sistem meminta bantuan user yang menguasai kondisi
lingkungan tempatnya bekerja.
3) Keengganan untuk berubah.
Seringkali user merasa bahwa sistem informasi yang disusun tidak dapat di
pergunakan dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengurangi keengganan
untuk berubah tersebut dapat dikurangi bila user terlibat dalam proses perancangan
dan pengembangan sistem informasi.
4) User merasa terancam.
Banyak user menyadari bahwa penerapan sistem informasi komputer dalam
organisasi mungkin saja mengancam pekerjaannya, atau menjadikan kemampuan
yang dimilikinya tidak relevan dengan kebutuhan organisasi. Keterlibatn user
dalam proses perancangan sistem informasi merupakan salah satu cara menghindari
kondisi yang tidak diharapkan dari dampak penerapan sistem informasi dengan
komputer.
5) Meningkatkan alam demokrasi.
User terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan yang berdampak
terhadap mereka.
BAB IV

Pengelolaan Sistem Informasi


3.1 Melindungi Data
Pengelolaan sistem informasi yang melindungi data merupakan proses yang
dilakukan untuk memastikan bahwa data yang tersimpan dan diproses oleh sistem
informasi aman dari berbagai ancaman, seperti akses yang tidak sah, modifikasi, atau
kerusakan.

Pengelolaan sistem informasi yang melindungi data mencakup berbagai aspek, antara
lain :

1) Identifikasi dan penilaian risiko : Organisasi harus terlebih dahulu


mengidentifikasi dan menilai risiko yang mungkin terjadi terhadap datanya.
Risiko-risiko ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti serangan siber,
kesalahan manusia, atau bencana alam.
2) Implementasi kontrol keamanan : Setelah risiko teridentifikasi, organisasi harus
menerapkan kontrol keamanan yang sesuai untuk mengurangi risiko tersebut.
Kontrol keamanan ini dapat berupa perangkat lunak, perangkat keras, atau
prosedur.
3) Pemantauan dan evaluasi : Organisasi harus terus memantau dan mengevaluasi
kontrol keamanannya untuk memastikan bahwa kontrol tersebut masih efektif.

Berikut adalah beberapa contoh langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk


melindungi data dalam pengelolaan sistem informasi :

1) Menggunakan autentikasi dan otorisasi yang kuat : Autentikasi adalah proses


mengidentifikasi pengguna, sedangkan otorisasi adalah proses memberikan hak
akses kepada pengguna. Organisasi harus menggunakan autentikasi dan otorisasi
yang kuat untuk mencegah akses yang tidak sah ke data.
2) Mengenkripsi data : Enkripsi adalah proses mengubah data menjadi format yang
tidak dapat dibaca tanpa kunci dekripsi. Organisasi harus mengenkripsi data
sensitif, seperti data pribadi, rahasia bisnis, dan informasi klien.
3) Menjaga perangkat lunak dan sistem operasi tetap mutakhir : Perangkat lunak dan
sistem operasi yang sudah usang rentan terhadap kerentanan keamanan.
Organisasi harus memastikan bahwa perangkat lunak dan sistem operasinya selalu
diupdate dengan versi terbaru.
4) Melakukan pelatihan keamanan bagi karyawan : Karyawan harus memahami
pentingnya keamanan data dan cara melindungi data. Organisasi harus melakukan
pelatihan keamanan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran karyawan akan
keamanan data.

3.2 Keamanan Data Rahasia


Keamanan data rahasia adalah proses yang dilakukan untuk melindungi data rahasia
dari ancaman seperti pencurian, kebocoran, dan kerusakan. Data rahasia adalah data
yang memiliki nilai atau kepentingan tinggi bagi organisasi, dan apabila jatuh ke
tangan yang tidak berhak dapat menimbulkan kerugian material atau non-material.

Pengelolaan sistem informasi keamanan data rahasia harus dilakukan secara


menyeluruh, mencakup semua aspek yang berkaitan dengan data rahasia, mulai dari
pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, hingga penghapusan. Beberapa aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sistem informasi keamanan data
rahasia adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan keamanan data adalah dokumen yang mengatur bagaimana data rahasia
dikelola dan dilindungi. Kebijakan ini harus mencakup hal-hal seperti :
 Definisi data rahasia
 Kriteria data rahasia
 Prosedur pengumpulan dan penyimpanan data rahasia
 Prosedur pengolahan dan akses data rahasia
 Prosedur penghapusan data rahasia
2. Organisasi keamanan informasi
Organisasi keamanan informasi adalah unit atau kelompok yang bertanggung jawab
atas keamanan informasi di organisasi. Organisasi ini harus memiliki sumber daya
yang memadai, baik dari segi manusia, teknologi, maupun anggaran.
3. Teknologi keamanan informasi
Teknologi keamanan informasi adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan untuk melindungi data rahasia. Teknologi ini dapat berupa firewall,
antivirus, enkripsi, dan lain-lain.
4. Kesadaran keamanan informasi
Kesadaran keamanan informasi adalah pemahaman dan komitmen semua pihak
dalam organisasi untuk menjaga keamanan informasi. Kesadaran ini dapat
ditingkatkan melalui pelatihan dan sosialisasi keamanan informasi.

3.3 Pemeriksaan Sistem Informasi


Pemeriksaan sistem informasi (IS) adalah proses sistematis untuk mengumpulkan
dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah sistem informasi (IS) mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien. Pemeriksaan IS dapat dilakukan oleh auditor
internal, auditor eksternal, atau oleh pihak ketiga yang independen.

Pemeriksaan IS dapat memberikan manfaat bagi organisasi, termasuk :

1) Meningkatkan keamanan informasi : Pemeriksaan IS dapat membantu organisasi


mengidentifikasi dan mengurangi risiko keamanan informasi.
2) Meningkatkan keandalan sistem : Pemeriksaan IS dapat membantu organisasi
memastikan bahwa sistem informasi dapat diandalkan untuk memberikan informasi
yang akurat dan tepat waktu.
3) Meningkatkan efisiensi penggunaan sistem : Pemeriksaan IS dapat membantu
organisasi menggunakan sistem informasi secara lebih efisien.
4) Meningkatkan efektivitas sistem : Pemeriksaan IS dapat membantu organisasi
memastikan bahwa sistem informasi mencapai tujuannya secara efektif.

Pemeriksaan IS umumnya terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:

1) Perencanaan : Tahap ini mencakup pendefinisian ruang lingkup pemeriksaan,


tujuan pemeriksaan, dan metode pemeriksaan yang akan digunakan.
2) Pengujian : Tahap ini mencakup pengumpulan bukti untuk mendukung atau
membantah penilaian auditor.
3) Pelaporan : Tahap ini mencakup komunikasi hasil pemeriksaan kepada manajemen.
4) Hasil pemeriksaan IS dapat berupa laporan yang berisi rekomendasi untuk
meningkatkan keamanan, keandalan, efisiensi, dan efektivitas sistem informasi.
BAB V

Kesimpulan

Dalam makalah ini, telah dibahas pentingnya peran analis sistem dalam
mengembangkan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi melalui
pengumpulan dan analisis data. Analisis sistem melibatkan pemecahan masalah dengan
menguraikan sistem menjadi komponen-komponennya untuk mempelajari seberapa baik
komponen tersebut bekerja dan berinteraksi dalam mencapai tujuan. Selain itu, keterlibatan
pengguna dalam pengembangan sistem informasi juga dianggap penting untuk memahami
kebutuhan dan kondisi lokal. Kesadaran keamanan informasi dan pemeriksaan sistem
informasi juga merupakan hal yang krusial dalam meningkatkan keamanan, keandalan,
efisiensi, dan efektivitas sistem informasi. Dengan demikian, pemahaman akan peran
analis sistem, siklus pengembangan sistem informasi, pengelolaan sistem informasi,
kesadaran keamanan informasi, dan pemeriksaan sistem informasi sangat penting dalam
memastikan sistem informasi dapat berjalan dengan baik dan aman.
Daftar Pustaka

https://sisteminformasidakwah.blogspot.com/2008/10/kelas-kpicvii-kelompok-dua-nama-
noraeni.html?m=1

https://id.scribd.com/document/637088776/Untitled

https://www-modernanalyst-com.translate.goog/Resources/Articles/tabid/115/ID/3726/Differences-
Duties-and-Responsibilities-of-Business-Analysts-and-System-Analysts.aspx?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

https://irvananda.blog.binusian.org/2015/03/22/perbedaan-analyst-dan-programmer/

Anda mungkin juga menyukai