Anda di halaman 1dari 19

METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM PERBANKAN SYARIAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Dosen Pengampuh :
Rizky Fatmawati, S.Pd, M. Si

Disusun Oleh :
Sem. V/PS Reg Pagi
Nama :
Khairun Nisa
M Al-Munzir Hsb
Mustika IS Samosir
Pinia Sara
Rahmawati
Rakha Yudistira

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


STAI Syekh. H. Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Binjai
2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi yang berjudul
“Metodologi Siklus Hidup Sistem Perbankan Syariah”

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapatkan


bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu kami ucapkan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah membantu. Dan kami berharap
makalah kami bermanfaat bagi kami sendiri tentunya dan bagi para pembaca.

Penyusun

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan Masalah............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
............................................................................................................................
.2

A. definisi dari metodologi siklus hidup sistem


......................................................................................................................
.2

B. Tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh suatu system dalam aplikasinya
pada suatu perusahaan
................................................................................................................
.4

C. Menempatkan Siklus Hidup Sistem dalam Perspektif


......................................................................................................................
10

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah


data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan
manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya
aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap
perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-
hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan
kepada orang-orang yang bekerja di bidang Teknologi Informasi.

Dalam membangun suatu sistem informasi (dalam hal ini lebih


mengacu kepada pengertian aplikasi perangkat lunak) digunakan metode
Siklus Hidup dan Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle
atau SDLC). SDLC terdiri dari sejumlah tahapan yang dilaksanakan secara
berurutan. Secara umum tahapan dari SDLC adalah Perencanaan, analisis,
rancangan, penerapan dan penggunaan. Namun pada prakteknya hal ini
tidaklah selalu mulus untuk dilaksanakan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi. Terutama
adalah pada faktor manusia yang terlibat. Dari pihak pengembang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari metodologi siklus hidup sistem?
2. Tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh suatu system dalam aplikasinya
pada suatu perusahaan?
3. Menempatkan Siklus Hidup Sistem dalam Perspektif?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari metodologi siklus hidup sistem
2. Mengetahui tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh suatu system dalam
aplikasinya pada suatu perusahaan
3. Mengetahui Menempatkan Siklus Hidup Sistem dalam Perspektif

BAB II

PEMBAHASAN

1
A. Pengertian Metodologi Siklus Hidup Sistem

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan


suatu hal. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan
masalah.1

Siklus hidup system (system life cycle- SLC ) merupakan penerapan


pendekatan system untuk mengembangkan dan menggunakan system
berbasis computer. SLC terdiri dari serangkaian tugas yang mengikuti
langkah-langkah pendekatan system dan dilakukan secara top-down SLC
disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi
pengembangan dan penggunaan system.2

Tahap-tahap Siklus Hidup: Siklus hidup system digambarkan sebagai


suatu pola serupa roda. Empat tahap yang pertama adalah perencanaaan,
analisis, rancangan dan penerapan yang dinamakan siklus hidup
pengembangan system (system development life cycle- SDLC). Tahap
kelima adalah tahap penggunaanya yang berlangsung sampai sudah
waktunya untuk merancang system iitu kembali yang mengakibatkan
siklus itu akan diulangi.

Pengelolaan Siklus Hidup

Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa
informasi, dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan
operasi. Sekerang manajemen siklus hidup sistem mungkin saja tertentang
melewati beberapa tingakat organisasional dan melibatkan manejer di luar
jasa informasi.

1
Ardi, Siklus hidup system, https://ardiiblog.wordpress.com/2013/10/18/siklus-hidup-
sistem/, diakses senin 09 desember 2019
2
Nita Lily Mardiyansah, metodologi siklus hidup sistem,
http://nitalilym.blogspot.com/2015/03/metodologi-siklus-hidup-sistem-sim.html, diakses senin 09
desember 2019

2
Hierarki para manajer dalam Siklus Hiidup Produk :

1. Tanggung Jawab Eksekutif


Ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh
organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan
untuk mengawasi proyek pengembanganya.
2. Komite Pengarah SIM
Jika tujuan komite tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarah,
dan pengendalian yang berkesinambungan, komite ini disebut dengan
komite pengarah. Jika perusahaan membentuk komite pengarah untuk
penggunaan sumber daya komputer perusahaan, digunakan nama
komite pengarah SIM.
Komite pengarah SIM melaksanakan fungsi utama yaitu:
a. Mentapakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer
untuk mencapai tujuan strategi perusahaan.
b. Menjadi pengendali keuangan dengan sebagai badan yang
berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang
berhubungan dengan komputer.
c. Menyelesaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan
prioritas penggunaan komputer.
3. Kepemimpinan Proyek
Komite pengarah SIM jarang terlibat langsung dengan rincian
pekerjaan, tanggung jawab tersebut ada pada tim proyek.Tim Proyek
mencakup semua orang yang ikut serta dalaam pengembangan system
berbasis computer. Suatu tim memiliki belasan anggota, yang terdir
dari pemakai, spesialis informasi dan auditor internal. Kegiatan tim
diarahkan oleh seorang peminmipin proyek yang memberikan
pengarahan sepanjang berlangsungnya proyek.

3
B. Tahap-tahap Siklus Hidup

1. Tahap Perencanaan

Keuntungan dari Merencanakan Proyek CBIS :


a. Menentukan lingkup dari proyek
b. Mengenali berbagai area permasalahan potensial
c. Mengatur urutan tugas
d. Memberikan dasar untuk pengendalian
Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan :
1) Menyadari Masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh
manajer perusahaan, non manajer dan elemen-elemen
dalam lingkungan perusahaan.
2) Mendefinisikan Masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus
memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi
permasalahan itu. Manajer hanya mencari untuk
mengidentifikasi dimana sebenarnya letak permasalahan
dan apa kemungkinan penyebabnya.
3) Menentukan tujuan
Manajer dan analisis sistem mengembangkan suatu daftar
tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk
memuaskan pemakai.
4) Mengidentifikasi Kendala-kendala Sistem
Kendala-kendala sistem penting diidentifikasi sebelum
sistem benar-benar mulai dikerjakan.
5) Membuat Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-
faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem
untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
6) Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem
Penelitian sistem (system study) akan memberikan dasar
yang terinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa

4
yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem
tersebut melakukannya. Analisis akan menyiapkan ususlan
penelitian sistem yang memberikan dasar bagi manajer
untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk
analisis.
7) Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra
dari proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta
menentukan apakah perlu keputusan diteruskan/hentikan.
8) Menetapkan Mekanisme Pengendalian
Komite pengarah SIM menetapakn pengendalian proyek
dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan.

2. Tahap Analisis
a. Mengumumkan Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru
yang mempengaruhi kerja para pegawainya
b. Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem
dikumpulkan. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu
berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan
mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin
proyek dan bukannya spesialis informasi
c. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan
terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi
(wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei)
d. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa
yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja system
e. Menyiapkan Usulan Rancangan

5
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua
kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap
rancangan dan kungan bagi keputusan tersebut termasuk di
dalam usulan rancangan.
f. Menerima atau Menolak Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan
rancangan dan menentukan apakah akan memberikan
persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin
diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali
atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju
ke tahap rancangan.

3. Tahap Rancangan
Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :
a. Menyiapkan Rancangan Sistem yang Terinci
Beberapa alat memudahkan analisis untuk menyiapkan
dokumentasi secara top-down, dimulai dengan gambaran besar
dan secara bertahap mengarah lebih terinci. Ini merupakan ciri
rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan
bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.
b. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
c. Mengidentifikasi konfigurasi peralatan komputer yang akan
memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan
pemrosesan.
d. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
e. Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem
menjadi satu konfigurasi tunggal.
f. Memilih Konfigurasi yang Terbaik
g. Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem

6
menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisis
membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
h. Menyiapkan Usulan Penerapan
i. Analisis menyiapkan usulan penerapan (implementation
proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang
harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
j. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
k. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi
biayanya, penerapan akan disetujui.

4. Tahap Penerapan
Adapun tahapannya yaitu :
a. Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik
pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem
dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat
rinci.
b. Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan
cara yang sama pada penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk
menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan
untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
c. Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis
perangkat keras yang terdapat pada konfigurasi sistem yang
disetujui
d. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri
perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan
dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik
awal

7
e. Menyiapkan database;
Pengelola database (database administrator – DBA)
bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag berhubungan
dengan data, dan mencakup persiapan database
f. Menyiapkan fasilitas fisik
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan
fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau
perombakan
g. Mendidik peserta dan pemakai;
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak
orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka
disebut dengan peserta, yang meliputi operator entry data,
pegawai coding, dan pegawai administrasi lainnya.
h. Menyiapkan usulan cutover;
Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai
menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh
pekerjaan pengembangan hampir selesai , tim proyek
merekomendasikan kepada manajer agar
dilaksanakan cutover (dalam memo atau laporan lisan)
i. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui
atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen
menyetujui maka manajemen menentukan tanggal cutover
j. Masuk ke sistem baru.
Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
1) Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang
diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
2) Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling
sederhana yakni beralih dari sistem lama ke sistem baru
pada saat yang ditentukan.
3) Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan
bagian per bagian pada suatu waktu.

8
4) Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama
dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara
menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling
baik terhadap kegagalan tetapi yang paling mahal, karena
kedua sumber daya harus dipertahankan

5. Tahap Penggunaan
Tahap penggunaan teridiri 3 langkah :
a. Menggunakan Sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang
diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
b. Audit Sistem
Penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik
sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi semacam ini
disebut dengan penelaahan setelah penerapan
(postimplementation review). Hasil audit dilaporkan kepada
CIO, Komite pengarah SIM dan pemakai.
c. Memelihara Sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi
dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang
diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem (system
maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksanakan untuk tiga
alasan :
1) Memperbaiki kesalahan
2) Menjaga kemutakhiran sistem
3) Meningkatkan sistem3

d. Menyiapkan usulan rekayasa ulang


Ketika para pemakai dan spesialis informasi bahwa system itu
tidak dapat digunakan, suatu usulan dibuat kekomite pengarah
SIM bahwa system itu perlu direkayasa ulang dengan

3
Fujiandria, metodologi siklus hidup sistem (sim),
http://fujiandria.blogspot.com/2015/03/metodologi-siklus-hidup-sistem-sim.html, Diakses
Tanggal 09 Desember 2019

9
menggunakan rekayasa ulang proses bisnis (Business process
reengineering – BPR).

e. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang system


Komite pengarah SIM menentukan apakah suatu siklus hidup
system baru perlu. Jika perlu, dibuat keputusan tentang kapan
tahap perencanaan akan dimulai. Siklus hidup yang baru dapat
mengikuti pola rancang ulang proses bisnis. Sistem yang ada
sekarang digunakan hingga saat cutover ke system yang
direkayasa ulang.

C. Menempatkan Siklus Hidup Sistem dalam Perspektif


1. Prototyping
Prototipe adalah memberikan ide bagi pembuat maupun
pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk
lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut
dengan prototyping. Ada 2 jenis prototipe:
a. Prototipe jenis I, sesungguhnya akan menjadi sistem
operasional.
b. Prototipe jenis II, suatu model yang dapat dibuang yang
berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Pengembangan Prototipe jenis I:
1) Mengidentifikasi kebutuhan pemakai
2) Mengembangkan Prototipe
3) Menentukan apakah prototipe dapat diterima
4) Menggunakan prototipe
Pengembangan Prototipe jenis II:
1) Mengidentifikasi kebutuhan pemakai
2) Mengembangkan Prototipe
3) Menentukan apakah prototipe dapat diterima
4) Mengkodekan sistem operasional
5) Menguji sistem operasional

10
6) Menentukan jika sistem operasional dapat diterima
7) Menggunakan sistem operasional

Prototyping dan Siklus Hidup Pengembangan Sistem


Bagi sistem berskala kecil, prototyping dapat menggantikan
siklus hidup pengembangan sistem. Namun, bagi sistem berskala
besar, prototyping dipadukan dengan SDLC.
Daya Tarik Prototyping
Beberapa alasan pemakai maupun spesialis informasi
menyukai prototyping :
1. Komunikasi anatara analisis sistem dan pemakai membaik
2. Analisis dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pemakai
3. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem
4. Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit
waktu dan usaha dalam mengembangkan sistem
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui
apa yang diharapkannya.
Potensi Kegagalan Prototyping:
1. Ketergesaan untuk membuat prototipe mungkin menghasilkan
jalan pintas dalam definisi permasalahan, evaluasi alternative
dan dokumentasi.
2. Pemakai mungkin begitu tertarik dengan prototipe sehingga
mereka mengharapkan sesuatu yang tidak realistis dari sistem
operasional.
3. Prototipe jenis I mungkin tidak seefisien sistem yang
dikodekan dalam bahasa pemrograman.
4. Hubungan komputer-manusia yang disediakan oleh
peralatan prototyping tertentu mungkin tidak mencerminkan
teknik perancangan yang baik.

11
Penerapan yang Berprospek Baik untuk Prototyping.
Prototyping bekerja paling baik pada penerapan-penerapan yang berciri
sebagai berikut :
a. Risiko tinggi
b. Interaksi pemakai penting
c. Jumlah pemakai banyak
d. Penyelesaian yang cepat diperlukan
e. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
f. Sistem yang inovatif
g. Perilaku pemakai yang sukar ditebak

2. Rapid Application Development


Metodologi yang memiliki tujuan yang sana seperti prototyping,
yaitu memberikan respon yang cepat pada kebutuhan pemakai, tetapi
dalam lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD adalah seperangkat
strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam
satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut information engineering.
Unsur-unsur Penting RAD:
a. Manajemen.
Manajemen khususnya manajemen puncak, harus merupakan
orang yang suka bereksperimen, yang suka melakukan hal yang
baru atau orang yang cepat belajar menggunakan metodologi
baru.

b. Manusia.
Daripada menggunakan satu tim tunggal untuk mengerjakan
semua kegiatan SLC, RAD menyadari efisensi yang dapat
dicapai melalui penggunaan beberapa tim yang terspesialisasi.
Anggota tim-tim adalah para ahli metodologi dan peralatan
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus
mereka.

12
c. Metodologi.
Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri
dari empat tahap : (1) perencanaan kebutuhan, (2) rancangan
pemakai, (3) kontruksi, (4) cutover.
d. Peralatan.
Peralatan RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa
pemrograman generasi keempat dan peralatan CASE yang
memudahkan prototyping dan pembuatan kode.
3. CASE
CASE merupakan singkatan dari computer aided software
engineering yang merupakan kategori perangkat lunak yang bertujuan
menglihkan sebagian beban kerja pengembangan sistem dari manusia
ke komputer. Tingkat kemampuan peralatan tertentu dapat dinyatakan
melalui tempatnya didalam SLC. Empat kategori telah didefinisikan :
a. Peralatan CASE tingkat atas dapat digunakan oleh eksekutif
perusahaan saat mereka membuat perencanaan strategis.
b. Peralatan CASE tingkat menengah dapat digunakan selama
tahap analisis dan rancangan untuk mendokumentasikan
proses dan data dari sistem yang telah ada maupun sistem
baru.
c. Peralatan CASE tingkat bawah digunakan selama tahap
penerapan dan penggunaan untuk membantu programmer
mengembangkan, menguji dan menjaga kode.
d. Peralatan CASE terintegrasi menawarkan cakupan kombinasi
dari peralatan CASE tingkat atas, menengah dan bawah.

Menempatkan SLC, Prototype dan RAD dalam Perspektif


Siklus hidup sistem, prototyping dan RAD semuanya merupakan
metodologi.Tiga metodologi ini merupakan cara-cara yang dianjurkan
dalam menerapkan sistem berbasis komputerr.SLC merupakan aplikasi
dari pendekatan sistem untuk masalah penerapan sistem komputer, dan
berisikan semua elemen pendekatan sistem dasar, dimulai dari identifikasi
masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem.

13
Prototyping merupakan bentuk pendek dari pendekatan sistem
yang berfokus pada definisi dan pemuasan kebutuhan pemakai.Prototyping
dapat berada di dalam SLC. Kenyatannya, selama proses pengembangan
satu sistem tunggal mungkin diperlukan banyak usaha prototyping.
RAD merupakan pendekatan alternatif untuk tahap rancangan dan
penerapan dari SLC.Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya
menghasilkan sistem untuk digunakan, yang terutama dicapai melalui
penggunaan peralatan berbasis komputer dan tim-tim proyek yang
terspesialisasi.4

4
Triaisma, metodologi siklus hidup sistem, Http://Triaisma-
Unipma.Blogspot.Com/2017/11/Metodologi-Siklus-Hidup-Sistem.Html, Diakses Tanggal 09
Desember 2019

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Siklus Hidup Sistem adalah (system life cycle) adalah metode
pengembangan sistem informasi yang paling tua. Metodologi siklus hidup
adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem, membagi
pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang fomal.

Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :


1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Prototipe adalah memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai
potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya.
Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut dengan prototyping.
Rapid Application Development (RAD) digunakan untuk menggunakan
proses pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang
sangat singkat.
CASE merupakan singkatan dari computer aided software
engineering yang merupakan kategori perangkat lunak yang bertujuan
menglihkan sebagian beban kerja pengembangan sistem dari manusia ke
komputer. Tingkat kemampuan peralatan tertentu dapat dinyatakan melalui
tempatnya didalam SLC.

B. Saran

Penulis menyarankan bahwa siklus hidup system harus dengan


perencanaan yang matang karena tanpa perencanaan tersebut maka suatu
system tidaklah dapat berjalan sesuai rencana.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ardi, Siklus hidup system, https://ardiiblog.wordpress.com/2013/10/18/siklus-


hidup-sistem/, diakses senin 09 desember 2019

Fujiandria, metodologi siklus hidup sistem (sim),


http://fujiandria.blogspot.com/2015/03/metodologi-siklus-hidup-sistem-
sim.html, Diakses Tanggal 09 Desember 2019

Nita Lily Mardiyansah, metodologi siklus hidup sistem,


http://nitalilym.blogspot.com/2015/03/metodologi-siklus-hidup-sistem-
sim.html, diakses senin 09 desember 2019
Triaisma, metodologi siklus hidup sistem, Http://Triaisma-
Unipma.Blogspot.Com/2017/11/Metodologi-Siklus-Hidup-Sistem.Html,
Diakses Tanggal 09 Desember 2019

16

Anda mungkin juga menyukai