Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TAHAPAN – TAHAPAN PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI
Disususn untuk memenuhi tugas UAS T.A 2017/2018 Semester Genap
Mata Kuliah Pengembangan Sismtem Informasi Pada Program Studi Sistem
Informasi
Institut Saians dan Teknologi Al-Kamal

Disusun Oleh :

Azihi Mahfaza (201626037)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


INSTITU SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
JAKARTA
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Tahapan – Tahapan Pengembangan Sistem Informai.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Uraian Tentang Perencanaan


ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 5 Agustus 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Survei sistem 2
2.2 Analisa sistem 2
2.3 Desain Sistem 4
2.4 Pembuatan Sistem 5
2.5 Implementasi sistem 5
2.6 Pemeliharaan sistem 6
2.7 Metode pengembangan Feature driven development 7
BAB III PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
Daftar Pustaka 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan


tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat
diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem
informasi digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan komponene
mesin serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta berkaitan satu dengan
yang lainya untuk mendukung kebutuhan informasi atau mekanisme bisnis pada
sebuah organisasi.

Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan organisasi


maka diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system develoment life
cycle [SDLC] ) yang harus dilakukan oleh organisasi. SDLC merupakan proses
formal yang harus dilakukan organisasi yang akan membangun sebuah sistem
infrmasi yang berbasi komputer. Termasuk dalam hal ini adalah, size of
organisation, jobs description, relevant experiece, education system yang
terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya, peralatan dan teknis
operasional.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa


masalah yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah maksud dari tahapan – tahapan dalam pengembangan sistem


informasi.
2. Bagaimanakah Urutan dari tahapan – tahapan tersebut.

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka adapun pembuatan makalah ini untuk
mengedukasi pembaca mengenai bagaimanakah tahapan – tahapan pengembangan
sistem informasi itu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Survei Sistem

Menurut Singarimbun (1991, p.3) survei yaitu “penelitian yang


mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok”.

Survei sistem merupakan hal yang harus dilakuka bagi organisasi yang
ingin membuat sistem informasi. Pada tahap ini, organisasi dan konsultan
mendefinisikan tentang sistem yang akan dibuat. Upaya yang dilakukan dalam
tahap ini adalah mengidentifikasi permasalahan, peluang, arahan melalui
investigasi awal dalam melihat kebutuhan organisasi. Mendefinisikan lingkup
kerja dimasing-masing bidang/divisi yang terdapat di organisasi. Penyususnan
proposal meliputi gambaran umum pelaksanaan proyek, jadwal pelaksanaan,
rincian biaya, aplikasi yang dikembangkan, analisis keuntungan, metodologi.
Dalam penyusunan proposal ini dipertimbangkan kelayakan operasional (sistem,
sumber daya, metode traiing, layanan purna jual/pemeliharaan, efesiensi dan
efektifitas), kelayakan teknis (hardware, software, jadawal pelaksanaan proyek,
fisiable, sistem keamanan data) dan kelayakan ekonomis (biaya pembuatan,
implementasi dan keuntungan/benefit). Preliminary ini merupakan tahap awal
saja, belum melakukan identifikasi secara mendalam.

2.2 Analisa Sistem

Menurut Jimmy L. Goal (2008:73) Analisis sistem ialah sebagai


penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya

. Analsis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang


mendekomposisi sebuah sistem menjadi komponen-komponen penyusunannya
dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana komponen sistem tersebut
bekerja dan berinteraksi dengan komponen lainya untuk tujuan tertentu. Tahap
analisis sitem sudah lebih mendalam dalam mengidentifikasi komponen dan
interaksi yang terjadi. Dalam analisis sistem juga dibangun desain sistem yang
akan dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Desain sistem yang merupakan
kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang merangkai kembali komponen-
komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh dengan harapan akan
membentuk perbaikan sistem. Hal ini dipahami sebagai proses memahami sistem
yang ada dengan menganalisis komponen terbentuknya. Dalam tahap ini,
pembentukan sistem informasi dapat melakukan identifikasi terhadap aspek

2
analisis sistem meliputi analisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses
bisnis (business process), aturan/ketentuan sistem (business rules), masalah dan
solusi (business problem and solution), business tools, dan rencana perusahaan
(business plans). Dalam proses ini, biasanya melakukan analisis pendekatan
sistem yang include dengan metodologi pengembangan sistem seperti
menggunakan pendekatan Structured Analysis Design, Information Engineering,
Object-Oriented Analysis, Accelerated Analysis, Requirements Discovery,
Business Process Reengineering, FAST, dll.

a. Analisis Jabatan (Business users)


Analisis ini meliputi analisis jabatan dan pekerjaan yang dilakukan
personel yang menjalankan suatu bisnis, yang dapat dimulai dari staff,
kasi, kabag/manajer sampai direktur. Rahap ini mengidentifikasi jabatan-
jabatan dan pekerjaan dengan sistem yang akan dikembangkan. Struktur
organisasi, uraian tugas masing-masing jabatan, internal kontrol, prosedur
dan pembagian tugas.
b. Proses bisnis (business process)
Business process menggambarkan rangkaian tugas yang harus diselesaikan
menurut aturan tertentu untuk memperoleh suatu tujuan (goal) atau hasil.
Analisis ini meliputi proses pencatatan, bukti transaksi, dokumen
pencatatan, laporan dan metode pengkodean.
c. Ketentuan/aturan yang ada (business rules)
Hal ini meliputi batasan/ketentuan yang dapat menjaga
integritas/keabsahan datya perusahaan utnuk menjamin sistem dapat
berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti pihak mana saja yang bisa
mengakses data-data tertentu. Analisis ini berfungsi sebagai desain dalam
autentifikasi akses terhadap fasilitas dalam aplikasi yang dikembangkan.

2.2.1 Fungsi Analisis Sistem

1. Dapat menidentifikasikan berbagai masalah dari pemakai “user”.


2. Menentukan secara jelas mengenai sasaran yang harus dicapai untuk
dapat memenuhi kebutuhan pemakai.
3. Dapat memilih metode alternatif dalam memecahkan masalah pada
sistem.
4. Dapat merencanakan maupun menerapkan rancangan sistem sesuai
dengan apa yang diinginkan pemakai.

2.2.2 Tahap – Tahap Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem dilakukan setelah tahapan perencanaan dan


sebelum tahapan desain sistem. Tahapan analisis sistem merupakan sebuah
tahapan yang sangatlah penting hal ini dikarenakan apabila terjadi

3
kesalahan dalam melakukan analisis sistem maka akan menyebabkan
kesalahan pada tahap selanjutnya.

Langkah-langkah di Analisis Sistem yaitu:

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus


dilakukan oleh analisis sistem.

1. Identify yaitu mengidentifikasi masalah.


2. Understand yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze yaitu menganalisis sistem.
4. Report yaitu membuat laporan hasil analisis.
2.3 Desain Sistem

Apabila analisis sistem lebih berbicara ‘what?’, sedangkan desain sistem


lebih banyak berbicara tentang ‘how?’. Desain sistem lebih fokus pada bagaimana
sistem itu dibentuk untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis sistem. Manfaat
desain sistem memberikan rancang bangun (blueprint) yang lengkap sebagai
penuntun (guideline) bagi programer dalam mengembangkan aplikasi. Setidaknya
dalam sistem informasi terkomputerisasi terdiri atas harware (input, proses, output
& network), software (sistem operasi, utilitas dan aplikasi), data (struktur data,
keamanan, integritas data), prosedur (dokumentasi, sistem, buku petunjuk,
operasional dan teknis) serta manusia (pengguna sistem informasi). Dalam desain
sistem, beberapa kegiatan yang dilakukan adalah: permodelan sistem, desain basis
data, desain aplikasi, desain perangkat keras/jaringan dan desain jabatan (user).

Beberapa hal yang dilakukan dalam desain sistem adalah:

a. Pemodelan sistem

Ada beberapa metode pemodelan sistem: DFD, IDEF0, ERD, OO dengan


UML dsb, pembahasan detail mengenai hal-hal tersebut akan disampaikan
dalam materi kuliah teknik pemodelan sistem.

b. Desain Basis data

Mencakup model basis data dan teknik implementasi basis data


(client/server)

c. Desain Aplikasi

Mencakup desain form-form + penjelasan dan desain menu aplikasi.

d. Desain Perangkat Keras/Jaringan

Uraikan desain perangkat keras/jaringan yang akan diimplementasikan

4
e. Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna

Uraikan tugas orang yang terlibat dalam penggunaan aplikasi.

2.4 Pembuatan Sistem

Setelah proses perancangan yang cukup pancang, tahap berikutnya adalah


membuat sistem informasi. Pembuatan sistem ini meliputi kegiatan pembuatan
aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat, disertai dengan pembuatan
buku penggunaan aplikasi agar mudah saat melakukan training dan implementasi
sistem. Pada tahap ini diperlukan proses ujicoba aplikasi meliputi : uji performa,
program logic (sintaks), implementasi business rules, faktor manusia, business
process/procedure, efesiensi input dan output.

2.5 Implementasi Sistem

Solichin Abdul Wahab (1997), Pengertian implementasi menurut Solichin


Abdul Wahab adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-
individu, pejabat-pejabat, atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasata yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijakan.

Sebelum melakukan implementasi sistem, diperlukan persiapan yang


memadai dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas
pendukung lainya. Dalam implementasi sistem hal yang penting untuk
diperhatikan adalah :

a. Konversi

Sistem baru akan memberikan hal-hal baru yang butuh penyesuaian.


Konversi ini diperlukan terutama dalam implementasi sistem lama ke
sistem baru, apalagi sebelumnya telah menggunakan aplikasi yang sudah
terkomputerisasi.

b. Pelatihan

Diperlukan pengenalan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang terlibat


dalam menggunakan sistem informasi. Diperlukan sosialisasi kepada
pihak-pihak yang terlibat langsung dalam sistem namun tidak
menggunakan aplikasi sistem secara langsung.

c. Testing Penerimaan

Penyesuaian sistem baru dengan melakukan testing selama periode


tertentu sebagai proses belajar.

5
2.6 Pemeliharaan Sistem

Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “


operations Management ” pemeliharaan adalah : “ all activities involved in
keeping a system’s equipment in working order ”. Artinya: pemeliharaan adalah
segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar
bekerja dengan baik.

Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan


pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan
perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai
dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.

Kurang diperhatikannya Pemeliharaan (maintenance) diantaranya


disebabkan oleh banyaknya dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas
Pemeliharaan (maintenance) Namun bagi kegiatan operasi perusahaan,
maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk
melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi.

Setelah terbentuk sistem dan diimplementasikan, diperlukan proses


pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan ini mencangkup seluruh proses yang
diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran dan penyempurnaan sistem
yang telah dioperasikan. Tahap ini meliputi kegiatan pemantauan dan kontrol
pengoperasian, antisipasi gangguan kecil (bug), melakukan penyempurnaan yang
mungkin terlewatkan, dan antisipasi faktor-faktor eksternal (virus,
kehilangan/kerusakan data, cheating, dll).

Beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Pemantauan Pengoperasian

Libatkan tim pengembang untuk memantau secara langsung pada waktu-


waktu tertentu mengenai bagaimana pihak-pihak pengguna
mengoperasikan sistem yang dibuat.

2. Antisispasi ganguan kecil (bug)

Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi yang baru
dikembangkan.

3. Lakukan penyempurnaan
4. Antisipasi faktor – faktor luar seperti virus, hacking, cracking.

6
2.7 Metode Pengembangan Feature Driven Development

Menurut Palmer (2001), FDD adalah proses yang didesain dan


dilaksanakan untuk menyajikan (deliver) hasil kerja secara berulang-ulang dalam
waktu tertentu dan dapat diukur. FDD adalah pendekatan yang mengacu
pembuatan sistem menggunakan metode yang mudah dimengerti dan mudah.

2.7.1 Nilai – nilai utama FDD


1. Hasil nyata daripada menghabiskan proses yang rumit dan banyak
tenaga sumberdaya.
2. Sistem untuk membangun sistem diperlukan.
3. Praktik lebih baik.
4. Langkah – langkah yang jelas sangat berharga untuk semua anggota
tim.
5. Proses yang baik berada di latar belakang.

2.7.2 Pemera utama FDD


1. Project manager adalah seseorang yang diberikan tanggung jawab
untuk memimpin tim proyek di dalam mengelola, merancang,
mengeksekusi dan menutup proyek sesuai dengan tujuan dari proyek
yang telah ditetapkan.
2. Chief Architect berperan sebagai penanggung jawab desain sistem
secara keseluruhan, menjalankan workshop desain, dan mengarahkan
proyek terkait kendala teknis.
3. Development Manager berperan sebagai pemimpin pengembangan
dari hari-ke-hari, mengatasi konflik sumberdaya, biasanya juga
dikombinasikan dengan Project Manager dan Chief Architect.
4. Chief Programmer adalah developer yang berpengalaman memimpin
grup kecil dari sekumpulan developer individual.
5. Class Owner adalah developer individual yang mendesain,
mengkodekan dan menguji dan mendokumentasikan fitur.
6. Domain Expert yaitu user, klien, sponsor dll.

2.7.3 Tahap – tahap FDD


1. Mengembangkan model keseluruhan.
2. Membuat dafar fitur.
3. Perencanaan dengan fitur.
4. Mendesain dan membagun berdasarkan fitur yang akan dibuat.
5. Metodologi pelacakan proyek.
6. Krakteristik.

2.7.4 Kelebihan FDD


1. User dapat menggambarkan dengan mudah bentuk system.

7
2. Dapat di organisasikan atau diatur ke dallamkelompok bisnis yang
hirarki.
3. Desain dank ode lebih mudah diperiksa secara efektif.
4. Merancang proyek, penjadwalan dan jalur diarahkan oleh feature.

2.7.5 Kekurangan FDD


1. Jumlah pekerja dalam project tersebut. FDD memerlukan jumlah
pekerja/personel yang cukup banyak, yang dipecah-pecah ke dalam
masingmasing bagian.
2. Masalah class ownership dari feature dalam FDD. Dalam FDD dikenal
dengan class ownership, dimana tiap feature akan ditangani oleh tiap
Class owners.
3. FDD hanya membatasi penambahan feature kurangdari 10 % dari total
waktu, biaya, cakupan, dan kualitas apabila feature tersebut dikemukan
setelah proses Build Feature List.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam suatu proses pengembangan sistem diperlukan beberapa tahapan


dan metode dalam melakukan-Nya agar tujuan atau target yang telah ditetapkan
tercapai, serta tidak melenceng dari waktu yang telah ditetapkan dan juga agar
biaya yang diapakai tidak terlalu membengkak dari rencana anggaran biaya yang
telah ditenetukan. Oleh karena itu setiap pengembang wajib mengetahui tahapan –
tahapan tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mahfaza, Azihi.2017: Makalah feature driven development. Jakarta : Tugas


Penegembangan sistem informasi.

10

Anda mungkin juga menyukai