PENDAHULUAN
1.1 Umum
Ditengah pesatnya perkembangan teknologi di dunia ini, system informasi
telah di terapkan dimana – mana. Bahkan di Indonesia sendiri, system informasi
sudah bukan menjadi hal yang baru lagi. Semua aktifitas masyarakat sudah
menggunakan system informasi. Baik di perkantoran besar, sedang, menengah,
bahkan di rumah sekalipun semua orang telah menggunakan system informasi.
Hal ini seolah menjadi tuntutan agar setiap orang di belahan bumi harus
bisa menguasai dan memahami system informasi. Bagaimana tidak, jika kita tidak
terbiasa menggunakan system informasi, kita akan tertinggal jauh dari peradaban
bumi ini.
Perkembangan system informasi yang begitu pesat juga memberikan
dampak tersendiri bagi pemilik perusahaan besar. Semua pengusaha mulai
bersaing merancang ide – ide baru agar usahanya tetap berjalan dan tidak kalah
dalam persaingan. Salah satu contoh kecil yang menerangkan system informasi di
dalamnya adalah penggunaan computer di tempat – tempat kerja. Hal ini jelas
mempermudah proses pengerjaan berbagai tugas yang mereka tangani.
System informasi juga memberikan nilai tambah terhadap proses produksi,
kualitas manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta
keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis.
Peningkatan penggunaan system informasi juga tidak lepas dari perhatian
manajemen dalam perusahaan terhadap betapa pentingnya manajemen informasi.
Penulis meyakini, tidak ada satupun lagi usaha menengah ke atas di
Indonesia ini yang belum menerapkan system informasi di tempat usahanya. Atas
dasar itulah penulis memilih judul :
“ANALISA SISTEM PENGESAHAN STNK VIA ONLINE PADA CPPD
KAB. BEKASI”.
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud penyusunan dalam melaksanakan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk dapat mengetahui system yang digunakan pada proses pengesahan
STNK setiap tahun via online di CPPD Kab. Bekasi.
b. Lebih meningkatkan efesiensi dan efektifitas pada perusahaan.
Selain daripada itu tujuan dari penelitian ini adalah sebagai syarat untuk
memenuhi matakuliah Analisa Perancangan Sistem Informasi (APSI) di semester
III (tiga) jurusan Komputerisasi Akuntansi di Akademi Informatika dan Komputer
Bina Sarana Informatika (AMIK BSI).
2
1.4 Ruang Lingkup
Penelitian yang dilakukan penulis dalam menyusun laporan KKP ini hanya
menganalisa tentang system pengesahan STNK via online di CPPD Kab. Bekasi.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang secara umum,
maksud dan tujuan, metode penelitian, ruang lingkup yang
membatasi permasalahan dan sistematika penulisan yang
merupakan gambaran dari keseluruhan bab.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang konsep dasar dari system yang dan
memberikan penjelasan secara teoritis tentang peralatan rancangan
system yang meliputi Diagram Alir Data (DAD/DFD dan kamus
data yang digunakan dalam penulisan laporan KKP.
BAB III ANALIS SISTEM BERJALAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah singkat berdirinya
perusahaan, struktur organisasi dan fungsinya, prosedur system
berjalan, Diagram Alir Data (DAD), kamus data, spesifikasi
system berjalan yang terdiri dari bentuk dokumen masukan (input)
dan keluaran (output), permasalahan dan alternative pemecahan
masalah.
BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup atau akhir yang berisi tentang
kesimpulan dan saran dari keseluruhan pembahasan system yang
telah dianalisa.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan
tertentu.
5
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energy yang dimasukan ke dalam system. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) yaotu energy yang dimasukan
supaya system tersebut dapat beroperasi dan masukan sinyal (signal input) energy
yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan
untuk subsistem yang lain atau kepada suprasistem.
7. Pengolahan Sistem
Pengolahan system adalah bagian yang bertugas mengolah atau mengubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu system pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari system sangat
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan system dan keluaran yang akan
dihasilkan system dan dikatakan berhasil jika mengenai sasaran dan tujuannya.
6
5. Determinan Sistem (Sistem Tertentu)
System yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, sehingga
keluaran dari system dapat diramalkan. Misalnya system computer yang tingkah
lakunya dapat dipastikan berdasarkan program – program yang dipakai.
6. Probabilistik Sistem (Sistem Tak Tentu)
System yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung kemungkinan (probabilistic). Misalnya system prakiraan ramalan
cuaca.
7. Sistem Tertutup (Closed System)
System yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan
luarnya serta bekerja secara otomatis tanpa campur tangan dari pihak luar.
Misalnya system akuntansi.
8. Sistem Terbuka (Open System)
System yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luar, system
ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran. Misalnya system administrasi
kepegawaian.
8
logika akan bekerja. Model logika dapat digambarkan dengan menggunakan
Diagram Alir Data (DAD) dan data yang ada di dalam Diagram Alir Data dapat
dijelaskan di dalam Kamus Data (Data Dictionary). Berikut ini dijelaskan alat
pendukung dari system yaitu berupa Diagram Alir Data, Kamus Data (Data
Dictionary) dan Teknik Pengkodean.
9
4. Penyimpanan Data (Data Store)
Symbol yang berbentuk persegi panjang dengan ujung terbuka yang
digunakan untuk pengarsipan atau penyimpanan data. Data Store ini biasanya
berkaitan dengan penyimpanan serta komputerisasi, contohnya pita magnetic, file
disket, dan file harddisk. Data Store ini juga berkaitan dengan penyimpanan
folder.
Di dalam pembuatan DAD terdapat beberapa aturan main atau ketentuan
yang baku dan berlaku dalam penggunaan untuk membuat system, yaitu sebagai
berikut :
1. Di dalam DAD tidak boleh menghubungkan antara external entity dengan
external entity lainnya secara langsung.
2. Di dalam DAD tidak boleh menghubungkan antara data store yang satu
dengan data store yang lainnya secara langsung.
3. Di dalam DAD tidak boleh menghubungkan antara data store dengan external
entity secara langsunga atau sebaliknya.
4. Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan ada juga data flow yang
keluar.
Langkah – langkah dalam membuat DAD dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Diagram Konteks
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan
diproses atau dengan kata lain diagram tersebut untuk menggambarkan system
secara umum atau global dari keseluruhan system yang ada.
2. Diagram Nol
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang di dalam
diagram konteks yang penggambarannya secara lebih terperinci.
3. Diagram Detail
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail
lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.
10
2.2.2 Kamus Data (Data Dictionary)
Kamus data disebut juga dengan istilah system data dictionary adalah
katalog fakta tentang data dan kebutuhan – kebutuhan informasi dari suatu system
informasi pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Dengan kamus
data system analisis dapat mendefinisikan data yang mengalir pada system dengan
lengkap.
Fungsi dari kamus data adalah sebagai suatu katalog yang menjelaskan
lebih detail tentang DAD yang mencakup proses, data flow, dan data store. Selain
itu juga untuk menghindari penggunaan kata – kata yang sama, karena kamus data
disusun secara abjad. Adapun kegunaan dari kamus data adalah :
1. Memvalidasi diagram alir data dalam hal kelengkapan dan keakuratan.
2. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file – file.
3. Mengembangkan logika untuk proses – proses DAD.
4. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan –
laporan.
Isi kamus data harus mencerminkan keterangan yang jelas tentang data
yang dicatat. Maka data harus memuat hal – hal sebagai berikut :
1. Nama Arus Data
Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow
diagram, maka nama arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka
yang membaca data flow diagram dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang
suatu arus data tertentu di data flow diagram dapat langsung mencarinya dengan
mudah di kamus data.
2. Alias
Alias atau nama lain dari data yang dituliskan karena data yang sama
mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen yang satu dengan
yang lainnya. Misalnya bagian pembuatan faktur dan pelanggan menyebut bukti
penjualan sebagai faktur, sedangkan bagian gudang menyebutnya sebagai
tembusan pinjaman persediaan. Baik faktur dan tembusan permintaan ini
mempunyai struktur data yang sama, tetapi memiliki alias atau nama lain yang
berbeda.
11
3. Tipe Data atau Bentuk Data
Data yang mengalir dari hasil suatu proses ke proses lainnya dalam bentuk
dokumen dasar atau formulit, dokumen hasil cetakan computer, laporan terarah,
tampilan layar di monitor, variable, parameter dan field – field adalah bentuk data
dari arus data yang mengalir yang perlu dicatat di kamus data.
4. Arus Data
Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data akan
menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya memudahkan
mencari arus data di dalam data flow diagram.
5. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di
kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan – keterangan
tentang arus data tersebut.
6. Periode
Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Periode ini perlu
dicatat di kamus data karena dapat digunakan untuk mendefinisikan kapan input
data harus dimasukkan ke dalam system, kapan proses program harus dilakukan
dan kapan laporan – laporan harus dihasilkan.
7. Volume
Volume yang perlu dicatat di dalam kamus data adalah tentang volume rata –
rata dan volume puncak dari arus data. Volume rata – rata menunjukkan
banyaknya arus data yang mengalir dalam satu periode tertentu, sedangkan
volume puncak menunjukkan volume yang terbanyak.
8. Struktur Data
Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat pada kamus data yang
terdiri dari item – itwm atau elemen – elemen data.
12
2.2.3 Notasi Pada Kamus Data
Dalam kamus data terdapat suatu bentuk untuk mempersingkat arti atau
makna dari symbol yang dijelaskan, disebut notasi. Notasi atau simbo yang
digunakan dalam kamus data dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Notasi Tipe Data
Notasi tipe data adalah suatu bentuk untuk mempersingkat arti atau makna
dari symbol yang dijelaskan. Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi
format masukan dan keluaran suatu data.
13
Tabel II.2 Notasi Struktur Data
Notasi Keterangan
= Terdiri dari
+ Dan atau And
() Pilihan optional
{} Iterasi atau perulangan proses
[] Pilih salah satu pilihan yang ada
| Pemisah pilihan di dalam tanda [ ]
* Keterangan atau catatan
@ Petunjuk (key field)
14
6. Harus Distandarisasi
Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam
organisasi, kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan, salah
pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakaian bagi yang
menggunakan kode tersebut.
7. Hindari Karakter yang Mirip
Karakter – karakter yang hamper serupa baik bentuk maupun bunyi
pengucapannya, sebaiknya tidak digunakan dalam kode.
8. Menghindari Penggunaan Spasi
Penggunaan spasi di dalam kode sebaiknya dihindari karena dapat
menyebabkan kesalahan dalam menggunakannya.
9. Panjang Kode Harus Sama
Masing – masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama.
Ada beberapa macam tipe kode yang dapat digunakan di dalam system
informasi diantaranya, yaitu :
1. Kode Mnemonik (Mnemonic Code)
Merupakan kode yang digunakan untuk tujuan mudah diingat. Kode ini dibuat
dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian karakter dari item yang akan
diwakili dengan kode ini. Umumnya kode mnemonic menggunakan huruf, akan
tetapi dapat juga menggunakan gabungan huruf atau angka, keuntungan kode ini
adalah mudah diingat dan kelemahannya kode dapat terlalu panjang.
Contoh :
JK Jakarta
BD Bandung
2. Kode Urut (Sequential Code)
Merupakan kode yang nilainya urut antara satu kode dengan kode berikutnya.
Keuntungan dari kode ini adalah sangat sederhana, mudah diterapkan, kode dapat
pendek tapi unik, mudah dicari dan baik untuk pengendalian. Kelemahan kode ini
antara lain penambahan kode hanya dapat ditambahkan pada akhir urutan dan
tidak dapat disisipkan, tidak mempunyai dasar logika tentang informasi item yang
diwakilinya dan tidak fleksibel bila terjadi perubahan kode.
15
Contoh :
001 Kas
002 Utang Dagang
3. Kode Blok (Block Code)
Mengklasifikasikan item ke dalam kelompok blok tertentu yang
mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang
diharapkan. Keuntungan kode ini antara lain, nilai dari kode mempunyai arti,
mudah diperluas, kode dapat ditambah dan dibuang sebagian serta proses
pembuatan laporan keuangan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Kelemahan
dari kode ini adalah panjang kode tergantung dari jumlah bloknya dan kurang
mudah diingat.
4. Kode Kelompok (Group Code)
Kode kelompok merupakan kode yang berdasarkan field – field dan tiap – tiap
field kode mempunyai arti tertentu. Keuntungan kode ini antara lain nilai dari
kode mempunyai arti, mudah diperluas, dapat ditambah atau dibuang sebagian
dan dapat menunjukkan jenjang dari data. Kelemahan kode ini adalah kode dapat
menjadi panjang.
5. Kode Desimal (Decimal Code)
Mengklasifikasikan kode atas dasar sepuluh unit angka decimal dimulai dari
angka nol (0) sampai dengan angka sembilan (9) atau sepuluh (10) sampai dengan
(99), tergantung dari banyaknya kelompok.
Contoh :
0600 Akumulasi Penyusutan Kendaraan
0601 Akumulasi Penyusutan Gedung
16
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1 Umum
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang selanjutnya disebut
Samsat merupakan serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi dan
Identifikasi Kendaraan Bermotor (Ranmor), pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan
pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (SWDKLLAJ) secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama
Samsat. Tujuan dari kantor bersama Samsat adalah memberikan pelayanan
registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (Ranmor), pembayaran pajak atas
kendaraan bermotor, dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas dan
angkutan jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan cepat, tepat,
transparan, akuntabel, dan secara informatif.
Kantor bersama Samsat merupakan wadah bagi Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang membidangi lalu lintas diwakili oleh Dirlantas Polda,
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak
Provinsi diwakili oleh Dinas Pendapatan (Dispenda), dan Badan Usaha dalam
menyelenggarakan Samsat (PT. Jasa Raharja). Ketiga instansi di atas selanjutnya
disebut sebagai Tim Pembina Samsat yang memiliki fungsi pelayanan masing-
masing, yaitu sebagai berikut:
1. Dirlantas Polda
Registrasi dan Identifikasi kendaraan bermotor (regident ranmor) adalah
fungsi Kepolisian untuk memberikan legitimasi asal usul dan kelaikan,
kepemilikan serta pengoperasian Ranmor, fungsi kontrol, forensik Kepolisian dan
pelayanan kepada masyarakat melalui verifikasi, pencatatan dan pendataan,
penomoran, penerbitan dan pemberian bukti registrasi dan identifikasi Ranmor,
pengarsipan serta pemberian informasi. Termasuk di dalam layanan registrasi dan
identifikasi ranmor ini adalah :
a. Registrasi Ranmor baru
17
b. Registrasi perubahan identitas Ranmor dan pemilik
c. Registrasi perpanjangan Ranmor dan/atau
d. Registrasi pengesahan Ranmor
e. Pemblokiran dokumen Regident Ranmor yang terkait tindak pidana
f. Penggantian dokumen Regident Ranmor
g. Penghapusan nomor registrasi Ranmor
2. Pelayanan Dispenda
Menerima dan mengelola Pembayaran pajak atas kendaraan bermotor yang
meliputi :
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Hasil penerimaan PKB paling sedikit 10% (sepuluh persen), termasuk yang
dibagihasilkan kepada kabupaten/kota, dialokasikan untuk pembangunan dan/atau
pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum.
3. PT. Jasa Raharja
Menerima dan mengelola pembayaran sumbangan wajib dana kecelakaan lalu
lintas dan angkutan jalan yang terdiri dari :
a. Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
merupakan sumbangan tahunan yang wajib dibayar oleh pemilik Ranmor
sebagai dana untuk pertanggungan wajib kecelakaan lalu lintas jalan.
b. Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (DPWKP) merupakan
dana yang terhimpun dari iuran-iuran, terkecuali jumlah yang akan
ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan untuk pembayaran ganti rugi akibat kecelakaan
penumpang angkutan umum.
18
Wajib Dana Kecelakaan lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Tim pembina Samsat
Provinsi Jawa Barat memiliki tiga komitmen yakni:
1. Pelaksanaan operasional Samsat yang berkualitas.
2. Terbangunnya sinergitas unsur pembina dan penyelenggara Samsat.
3. Implementasi dinamisme dan standar operasional prosedur pelayanan Samsat.
Sampai saat ini Provinsi Jawa Barat memiliki 40 titik pelayanan Samsat
yang terdiri dari 34 kantor Samsat, 2 Samsat drive thru, 3 Samsat outlet, dan 1
Samsat corner yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat. Selain itu, tim
Pembina Samsat Jawa Barat pada tahun 2014 meluncurkan Samsat pertama di
Indonesia yang bekerjasama dengan bank BJB yang merupakan bank persepsi
provinsi Jawa Barat. Tim pembina Samsat Jawa Barat telah bekerjasama dengan 4
bank, yaitu BJB, BCA, BNI, dan BRI guna melayani pembayaran pajak kendaraan
bermotor tahunan yang dapat dilakukan di mesin-mesin ATM 4 bank diatas di
seluruh Indonesia.
Dengan banyaknya pilihan pelayanan yang disediakan oleh tim pembina
Samsat Jawa Barat bagi wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban regident
ranmor, membayar PKB dan BBNKB, serta membayar iuran SWDKLLJ dan
DPWKP setiap tahunnya sehingga tidak ada lagi alasan bagi wajib pajak untuk
tidak melaksanakan kewajibannya. Karena hasil penerimaan PKB paling sedikit
10% (sepuluh persen), termasuk yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota,
dialokasikan untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan
moda dan sarana transportasi umum.
19
3.2.2 Struktur Organisasi Dan Fungsi
Struktur organisasi merupakan pembagian kelompok kerja dalam suatu
organisasi agar sasaran atau tujuan perusahaan dapat tercapai. Gambaran struktur
organisasi pada CPPD Kab. Bekasi dapat dilihat sebagai berikut :
Kepala Cabang
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kepala Subbagian Tata Usaha
20
Secara umum tugas kepala kantor dan masing – masing seksi CPPD Kab.
Bekasi adalah sebagai berikut :
1. Kepala Cabang
a. Tugas Pokok
Memimpin, mengorganisir, membina, dan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan tugas pokok yang mempunyai fungsi sebagai :
1) Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
pelayanan pendapatan;
2) Penyelenggaraan sebagian tugas teknis operasional Dinas sesuai
urusan pemerintahan Daerah Provinsi bidang pelayanan
pendapatan;
3) Penyelenggaraan koordinasi, bimbingan dan fasilitasi di bidang
pelayanan pendapatan; dan
4) Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi
pelaksana urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang
pelayanan pendapatan.
b. Rincian Tugas
1) Menyelenggarakan perumusan rencana kerja Cabang Pelayanan
Dispenda Provinsi;
2) Menyelenggarakan kordinasi, memimpin dan pengendalian
pelaksaan tugas pokok dan Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi;
3) Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pelayanan,
pengendalian, evaluasi, pelaporan dan kordinasi pendapatan
daerah;
4) Menyelenggarakan sebagai tugas teknis operasional dinas sesuai
urusan Pemerintahan Daerah Provinsi di bidang pelayanan
pendapatan;
5) Menyelenggarakan kordinasi, bimbingan dan fasilitasi pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi di bidang pelayanan pendapatan;
6) Menyelenggarakan pengendalian, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang
pelayanan pendapatan;
21
7) Menyelenggarakan kordinasi dan kerjasama dengan Instansi
terkait, masyarakat, swasta serta lembaga dalam negeri lainnya di
bidang pelayanan pendapatan;
8) Menyelenggarakan pengusulan penyediaan, pembinaan dan
evaluasi SDM pelayanan pendapatan;
9) Menyelenggarakan pelayanan pendapatan Daerah;
10) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan teknis operasional;
11) Menyelenggarakan kordinasi dengan unit kerja terkait; dan
12) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
2. Kepala Subbagian Tata Usaha
a. Tugas Pokok
Membantu Kepala Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi dalam
pengelolaan kesekretariatan Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi,
mengendalikan pelaksanaan kegiatan Subbagian Tata Usaha,
menyusun bahan kebijakan teknis, bahan kordinasi dan bimbingan,
melaksanakan pengelolaan dan pengendalian aspek kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, umum dan kehumasan serta penyusunan
rencana kerja yang mempunyai fungsi alam;
1) Pelaksanaan kordinasi dan penyusunan rencana program;
2) Pelaksanaan penata usahaan keuangan serta pengelolaan
kepegawaian, perlengkapan, umum dan kehumasan;
3) Pelaksanaan fasilitasi aspek ketata usahaan; dan
4) Pengendalian dan pelaporan kegiatan Subbagian Tata Usaha.
b. Rincian Tugas
1) Melaksanakan penyusunan program kerja Cabang Pelayanan Dinas
Provinsi dan Subbagian Tata Usaha;
2) Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan kepegawaian
dan umum;
3) Melaksanakan pengelolaan kehumasan;
4) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
22
5) Melaksanakan penata usahaan keuangan;
6) Melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
7) Melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
8) Melaksanakan fasilitasi kelembagaan dan ketatalaksanaan Cabang
Pelayanan Dinas Provinsi;
9) Melaksanakan penyusunan bahan telaah staf sebagian sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
10) Melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait;
11) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja Cabang
Pelayanan Dinas Provinsi dan Kegiatan Subbagian Tata Usaha; dan
12) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
3. Kasi Penerimaan dan Penagihan
a. Tugas Pokok
Membantu Kepala Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi dalam
penerimaan dan penagihan,mengendalikan melaksanaan kegiatan seksi
penerimaan dan penagihan,menyusun banyak petunjuk teknis,bahan
koordinasi, bimbingan dan pengendalian aspek penerimaan dan
penagihan serta memfasilitasi pelaksanaan penerimaan dan penagihan
pajak daerah, retribusi daerah dan lain – lain Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang sah yang mempunyai fungsi dalam :
1) Pelaksanaan dan menyusun bahan petunjuk teknis penerimaaan dan
penagihan pajak Daerah,serta lain-lain PAD; dan
2) Pelaksanaan fasilitasi urusan pemerintah daerah provinsi aspek
penerimaan dan penagihan
3) Pelaksanaan penerimaaan dan penagihsn pajak Daerah dan
Retribusi Daerah,serta lain-lainPAD yang sah
4) Melakukan pengendalian,pemantauan,serta pelaporan kegiatan
seksi penerimaan dan penagihan.
b. Uraian Tugas
1) Melaksanakan penyusun rencana kerja seksi penerimaan dan
penagihan.
23
2) Melakasanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan
penerimaan dan penagihan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak
Rokok, RPKD dan lain-lain PAD yang sah.
3) Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan seksi
penerimaan dan penagihan.
4) Melasanakan pelayanan penerimaan,penagihan,keberatan dan
banding PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak Rokok, RPKD dan
lain-lain PAD yang sah.
5) Melaksanakan kordinasi, penagihan, penerimaan, pelaporan,
pengendalian dan evaluasi, PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak
Rokok, RPKD dan lain-lain PAD yang sah.
6) Melaksanakan Penyuluhan PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, Pajak
Rokok, RPKD dan lain-lain PAD yang sah.
7) Melaksanakan Penyuluhan bahan telaahan staf sebagai bahan
kebijakan teknis operasional.
8) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
4. Kasi Pendataan dan Penetapan
a. Tugas Pokok
Membantu Kepala Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi dalam
pendataan dan penetapan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Seksi
Pendataan dan Penetapan, menyusun bahan petunjuk teknis, bahan
kordinasi, bimbingan dan pengendalian aspek pendataan dan
penetapan serta memfasilitasi pelaksanaan pendataan dan penetapan
pajak daerah, retribusi daerah dan lain – lain Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang sah yang mempunyai fungsi dalam;
1) Pelaksanaan dan penyusunan bahan petunjuk teknis pendataan dan
penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta lain – lain
PAD;
2) Pelasanaan fasilitasi urusan pemerintah daerah provinsi aspek
pendataan dan penetapan;
3) Pelaksanaan pendataan dan penetapan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah serta lain – lain PAD yang sah; dan
24
4) Melakukan pengendalian, pemantauan serta pelaporan kegiatan
Seksi Pendataan dan Penetapan.
b. Rincian Tugas
1) Melaksanakan penyusunan program kerja Cabang Pelayanan Dinas
Provinsi dan Subbagian Tata Usaha;
2) Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan kepegawaian
dan umum;
3) Melaksanakan pengelolaan kehumasan;
4) Melaksanakan pengelolaan administrasi Kepegawaian;
5) Melaksankan penata usahaan keuangan;
6) Melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
7) Melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
8) Melaksanakan fasilitasi kelembagaan dan ketatalaksanaan Cabang
Pelayanan Dinas Provinsi;
9) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staff sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
10) Melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait;
11) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja Cabang
Pelayanan Dinas Provinsi dan Kegiatan Subbagian Tata Usaha; dan
12) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
25
3.3 Prosedur Sistem Berjalan
Ada 3 cara untuk melakukan pembayaran pajak dengan E – Samsat.
Pertama, wajib pajak mengirim pesan via SMS Gateway untuk mengetahui
jumlah tagihan. Kedua, wajib pajak langsung melakukan pembayaran ke ATM
tanpa mengetahui jumlah tagihan. Ketiga, wajib pajak menggunakan aplikasi BJB
DJ untuk mengetahui jumlah tagihan dan pembayaran tanpa melakukan transaksi
via ATM. Disini penulis akan menguraikan prosedur system berjalan
menggunakan via SMS.
1. Gunakan SMS Gateway
Wajib pajak gunakan SMS Gateway untuk mengetahui jumlah tagihan dan
kode bayar. Dengan format “esamsat [spasi] no.rangka [spasi] NIK/KTP kirim ke
0811 211 9211”. Tunggu SMS balasan.
2. Kunjungi ATM Terdekat
Setelah mendapatkan balasan dan kode bayar, segera lakukan pembayaran.
Pastikan nama pemilik rekening sama dengan yang tertera di STNK.
3. Menukarkan Struk Pembayaran
Tukarkan struk pembayaran dengan SKPD di semua kantor layanan Samsat
terdekat dengan melampirkan STNK untuk pengesahan dan KTP.
26
3.4 Diagram Alir Data (DAD) Sistem Akuntansi Berjalan
Pembahasan mengenai system berjalan pada Cabang Pelayanan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bekasi divisualisasikan dalam bentuk Diagram
Alir Data sebagai berikut :
DIAGRAM KONTEKS
data_wajib_pjk
fdkll data_wajib_pjk
Wajib Pajak BANK
kd_byr kd_byr
Sistem Pengesahan
SKPD STNK Via Online
lap_bkt_byran
lap_bkt_byran
Gambar III.2
Diagram Konteks Sistem Berjalan
Keterangan :
Data_wajib_pjk : Data Wajib Pajak
Kd_byr : Kode Bayar
SKPD : Surat Keterangan Pendapatan Daerah
27
DIAGRAM NOL
data_wajib_pjk 1.0
data_wajib_pjk
kd_bayar
Wajib Pajak kd_bayar BANK
bukti_pembayaran Pembayaran
d3 bukti pembayaran
3.0
Pengesahan data_skpd
SKPD
STNK
4.0
Kasi lap_bulanan Pembuatan lap_bulanan
Pendataan &
Laporan
Penetapan
Gambar III.3
Diagram Nol Sistem Berjalan
Keterangan :
STNK : Surat Tanda Nomor Kendaraan
KTP : Kartu Tanda Penduduk
Lap_bulanan : Laporan Bulanan
Data_skpd : Data Surat Keterangan Pendapatan Daerah
28
DIAGRAM DETAIL
3.1
Loket E – data_skpd Pengelolaan
Samsat SKPD
data_skpd_valid
data_wajib_skpd
3.2
Stempel
SKPD
skpd_tercetak
Wajib Pajak
Gambar III.4
Keterangan :
Data_skpd : Data Surat Keterangan Pendapatan Daerah
29
3.5 Kamus Data Sistem Akuntansi Berjalan
3.5.1 Kamus Data Dokumen Masukan
Bukti Pembayaran
Nama Arus Data : Bukti Pembayaran
Alias :-
Bentuk Data : Cetakan komputer
Arus Data : Wajib Pajak + Proses 1.0 + Loket E-Samsat
Penjelasan : Untuk bukti pengecekan data wajib pajak
Periode : Setiap pengesahan STNK
Volume : 2 lembar
Struktur Data : Header + Isi + Footer
Header : Nm_bank + ATM_id + Lokasi + Tgl_byr
Isi : Kd_byr + NTB + NIK + Nopol + Nama + Alamat + Merk
+ Noka + Progresif + Jml + Adm_bank + Total
Footer : Pesan
30
Surat Tanda Nomor Kendaraan
Nama Arus Data : Surat Tanda Nomor Kendaraan
Alias : STNK
Bentuk Data : Cetakan computer
Arus Data : Wajib Pajak + Proses 1.0 + Loket E – Samsat
Penjelasan : Untuk bukti pengecekan data wajib pajak
Periode : Setiap pengesahan STNK
Volume : 1 lembar
Struktur Data : Header + Isi + Footer
Header : Judul
Judul : Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
Isi : No.reg + Nm_pemilik + Alamat + Merk + Type + Jenis +
Model + Thn_buat + Isi_silinder + No.ka + No.sin +
Warna + Bhn_bakar + Warna_TNKB + Thn_reg +
No.BPKB + Kd_lokasi + No.urut_daftar
Footer : Masa_berlaku
31
No.BPKB + Bhn_bakar + Warna_TNKB +
Kepemilikan_ke + No.reg_lama + Kd_NJKB + No.urut +
NIK + No.HP + Jml_bayar + Ditetapkan_tgl +
Penaksir_pajak + Kasir
Footer : Masa_berlaku + Stempel + Tertanda + NIP_tertanda
32
2. Kartu Tanda Penduduk
Nama Dokumen : Kartu Tanda Penduduk
Fungsi : Sebagai bukti pengecekan
Sumber : Wajib Pajak
Tujuan : Untuk CPPD Kab. Bekasi
Media : Kartu
Frekuensi : Setiap wajib pajak
Jumlah : 1 lembar
Bentuk : Lampiran A2
33
Bentuk : Lampiran A1
3.6.3 Spesifikasi File
Terdiri dari file – file guna untuk menyimpan atau proses pengeolahan
data.
1. Nama file : Data Wajib Pajak
Akronim : wajibpajak.orc
Fungsi file : Menyimpan data WP
Tipe File : File Master
Panjang Record : 211 karakter
Akses file : Sequential
Organisasi : Index Sequential
Media File : Harddisk
Record Key : NOREG
Software : Oracle
Tabel III.3
Spesifikasi File Data Wajib Pajak
Field Akronim Tipe Size Ket
No. Registrasi NOREG varchar 10 Primary Key
Nama Pemilik NAMA varchar 20
Alamat ALAMAT varchar 40
Merk/Type MERK varchar 25
Jenis/Model JENIS varchar 15
Tahun Pembuatan THN_BUAT char 10
Warna KB WRN_KB char 10
Isi Silinder SILINDER varchar 10
No. Rangka NOKA char 17
No. Mesin NOSIN char 12
Bahan Bakar BHN_BAKAR varchar 10
Warna TNKB WRN_TNKB char 10
Kepemilikan Ke KEPEMILIKAN int 2
No.Registrasi NOREG_LAMA varchar 10
34
Lama
3 2 2 3 0 7 2 0 1 7 1 6 1 6
Keterangan :
32 : Kode Jawa Barat
23 : Tanggal masa berlaku SKPD tahun lama
07 : Bulan masa berlaku SKPD tahun lama
2017 : Tahun masa berlaku SKPD tahun lama
1616 : No. Urut di SKPD
35
3.6.6 Tabel Keputusan
Tabel keputusan adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menyelesaikan logika di dalam program yang terdiri dari baris dan kolom. Contoh
tabel keputusan :
Tabel III.4
Aturan
Kondisi & Tindakan
1 2 3 4
Apakah wajib pajak? Y T Y T
Apakah berkas lengkap? Y T T Y
a. Diperpanjang Y
b. Tidak diperpanjang T T T
36
3.6.7 Bagan HIPO
HIPPO berfungsi untuk menyediakan suatu struktur guna memahami
fungsi dari system. Contoh HIPO :
Gambar III.5
0.0
Menu
Utama
1.2 3.2
3.2
Lap.
Menu Kode
Bulanan
1.0 3.0
37
3.6.8 Flowchart
Gambar III.6
.
START
Pilih Menu :
1. Menu File
2. Menu Pengesahan
3. Menu Laporan
4. Menu Utility
Y
Menu File File Master
Menu Y
Pengesahan
Pengesahan
Menu Y
Laporan
Laporan
Menu Y
Utility
Utility
T
38
END
3.7 Spesifikasi Sistem Komputer
Sistem akan berhasil diterapkan jika sumber daya manusianya sudah benar
– benar siap dan menguasai apa yang dalam system tersebut (Brainware). Namun
demikian aspek teknis juga tidak kalah penting dan juga harus benar – benar
diperhatikan, seperti perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).
Jadi ketiga aspek tersebut harus tersedia dan unsur prasarana atau peralatan
pendukung yang dibutuhkan juga harus sesuai dengan kebutuhan spesifikasi
system yang ada, dan harus memiliki aspek tepat waktu, tepat guna dan tepat
sasaran. Untuk itu penulis menguraikan perangkat computer yang tersedia pada
system yang ada. Adapun spesifikasi yang ada sebagai berikut :
39
3.8 Permasalahan
Dalam pengurusan permohonan pengesahan STNK, tidak selalu berjalan
lancar. Kadang – kadang sering timbul kendala – kendala atau hambatan –
hambatan baik yang datang dari dalam kantor pelayanan samsat sendiri maupun
dari luar yang disebabkan oleh Wajib Pajak itu sendiri.
Berikut ini beberapa kendala yang sering timbul dalam pengesahan STNK
:
1. System kadang masih eror ketika transaksi via ATM maupun pendaftaran via
SMS.
2. Pemahaman petugas samsat tentang E – Samsat masih minim.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pembayaran pajak melalui E –
Samsat.
3.9 Pemecahan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang ada perlu dibuatkan sebuah solusi yang
dapat mengatasinya. Penulis mempunyai beberapa pemecahan masalah yang dapat
dipertimbangkan dalam pengurusan Pengesahan STNK, yaitu :
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagai akhir dari bab penulisan kuliah kerja praktek ini, penulis memberi
kesimpulan bahwa sistem prosedur pengesahan STNK via Onlne pada CPPD Kab.
Bekasi telah dilaksanakan dengan baik sebagai mana mestinya. Karena
pentingnya pajak bagi pembangunan dan juga pentingnya SKPD bagi Wajib Pajak
supaya taat pada peraturan Negara.
4.2 Saran
Dari kesimpulan yang penulis kemukakan di atas, maka untuk itu penulis
mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu
system kerja yang optimal. Adapun saran dari penulis adalah sebagai
berikut :
1. Dalam menumbuhkan, membina, dan menumbuhkan kepatuhan Wajib
Pajak pada Kantor Cabang Pelayanan Pendapatan Daerah Kab. Bekasi
petugas pajak dapat meningkatkan pelayanannya menjadi lebih baik,
agar Wajib Pajak merasa nyaman untuk berkonsultasi seputar masalah
E – Samsat, supaya masyarakat melaksanakan kewajiban membayar
pajak.
2. Petugas Samsat mengadakan sosialisasi seputar E – Samsat kepada
masyarakat, dapat menggunakan spanduk yang lebih menarik agar
masyarakat lebih mengerti dan lebih paham tentang pembayaran pajak
online.
41
DAFTAR PUSTAKA
http://jabarprov.go.id
42
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
43
Nama : Darnisah Nasution
NIM : 11161817
Kelas : 11.3A.24 KA
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Simarrobu, 05 Oktober 1997
Agama : Islam
Alamat : Cikarang Selatan
Pembimbing : Yuli Komalasari, MKom
Instansi : Cabang Pelayanan Pendapatan Kabupaten Bekasi
44
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Dokumen Masukan
A1
45
A2
A3
Dokumen Keluaran
A1
46