Anda di halaman 1dari 25

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Konsep dan Teori tentang Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Infomasi Akuntansi bertitik tolak dari suatu landasan yang terdiri dari berbagai
konsep, yaitu konsep mengenai akuntansi itu sendiri, konsep sistem, konsep informasi.1
Berdasarkan hal itu maka di bawah ini akan di uraikan mengenai konsep-konsep tersebut.

1. Konsep Sistem
Pada bagian ini akan di bahas beberapa definisi tentang sistem sebagai dasar teori bagi
penulis. Definisi sistem menurut Marshall B Romney, Paul John Steinbart dalam bukunya yang
berjuul Accounting Information System yang telah disadur dalam Bahasa Indonesia,
menyebutkan bahawa: “Sistem merupakan rangkain dua atau lebih komponen-komponen yang
saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.
Definisi sistem menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul “Analisis dan Desain
Sistem Informasi” menyebutkan bahwa: “Sistem sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua
atau lebih komputer atau subsitem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.
Sistem merupakan sebagai suatu kelompok yang terdiri atas komponen-komponen (fungsi,
manusia, aktifitas, dan lain-lain) yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk
mencapai satu atau lebih tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya2.
Pengertian sistem menurut Mulyadi adalah “Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan3”.
Sedangkan menurut Romney “Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-
komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan4”.
a. Karakteristik Sistem
Model umum sebuah sistem adalah input, proses dan output. Hal ini merupakan konsep
sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa
masukan dan keluaran. Selain itu pula sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat–sifat
tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa diartikan sebagai suatu sistem. Adapun
karakteristik sistem terdiri dari :

1
Nunuy,Afiah. Akuntansi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintahan Daerah. Buku
1, Edisi 2. (Jakarta : Penerbit Prenada Media Group. 2009), h..30
2
Wilkinson, Joseph Williams. Sistem Akunting dan Informasi. Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh Agus
Maulana. (Jakarta. Binarupa aksana, 1993), h.18
3
Mulyadi. Sistem Informasi Akuntansi. (Jakarta:Salemba Empat:2008) h.5.
4
Marshal B Romney, dkk. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi Sembilan. diterjemahkan:Deny
Arnos Kwary dan Dewi Fitriasari (Jakarta:Salemba Empat:2004). h.2
1) Komponen Sistem (Components) Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen-
komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu
kesatuan.
2) Batasan Sistem (Boundary) Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara
satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3) Lingkungan Luar Sistem (Environment) Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup
atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.
4) Penghubung Sistem (Interface) Sebagai media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem lainnya.
5) Masukan Sistem (Input) Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem.
6) Keluaran Sistem (Output) Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7) Pengolahan Sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai satu bagian pengolahan
yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8) Sasaran Sistem (Objectives) Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sassaran
(objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuan.

b. Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen
lainnya, karena sistem memiliki sasaran berbeda–beda untuk setiap kasus yang terjadi
yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari
bebarapa sudut pandangan, antara lain :
1) Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Phisical System) Sistem abstrak
adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik,
misal sistem teologi, yaitu sistem yang berupa tentang pemikiran hubungan antara
manusia dan Tuhan. Sedangkan sistem fisik adalah kebalikan dari sistem abstrak yaitu
sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem pemasaran, sistem
produksi, sistem pembelian, sistem administrasi dan lain sebagainya.
2) Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh
manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, pergantian
musim, dll. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan
interaksi manusia dengan mesin atau yang disebut human machine system, karena
menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3) Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat
diprediksi. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat
dipastikan atau diprediksi berdasarkan program–program komputer yang dijalankan.
Sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probalitas, contoh laporan perkiraan cuaca.
4) Sistem Tertutup (Close System) dan Sistem Terbuka (Open System). Sistem tertutup
merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak berpengaruh dengan lingkungan
luarnya, sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak
luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luarnya, sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran
untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.

c. Daur Hidup Sistem


Siklus hidup sistem terdiri serangkaian tugas yang mengikuti langkah-langkah pendekatan
sistem dan mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top down. Pembangunan
sistem hanyalah salah satu dari serangkaian daur hidup suatu sistem. Beberapa fase atau
tahapan daur hidup sistem adalah:
1) Mengenali adanya kebutuhan
Sebelum segala sesuatu terjadi, diawali dengan timbulnya kebutuhan atau problem
yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan terjadi sebagai hasil
perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari
sistem yang ada. Semua kebutuhan ini harus didefinisikan dengan jelas, tanpa ada
kejelasan dari kebutuhan yang ada maka pembangunan sistem akan kehilangan arah
dan efektifitas.
2) Pembangunan sistem
Suatu proses seperangkat proses prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa
kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan
tersebut.
3) Pemasangan Sistem
Setelah tahap pembangunan selesai, sistem kemudian akan dioperasikan. Pemasangan
sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem, dimana peralihan dari
tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang
sebenarnya, yang merupakan langkah dari suatu pembangunan sistem.
4) Pengoperasian Sistem
Program–program komputer dan prosedur–prosedur pengoperasian yang membentuk
suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjuk oleh
sistem informasi, mengenai perubahan–perubahan itu dapat disebabkan oleh
pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan kebijakan ataupun kemajuan
teknologi. Untuk mengatasi perubahan tersebut sistem harus diperbaiki atau
diperbaharui.
5) Sistem Menjadi Usang
Dengan perubahan yang terjadi begitu drastis, sehingga tidak dapat diatasi hanya
dengan melakukan perbaikan–perbaikan pada sistem berjalan. Tibalah saatnya dimana
keuntungan ekonomis dan teknis yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan
dan sistem yang baru harus dibangun untuk menggantikannya.

2. Konsep Informasi
Informasi merupakan data yang sudah dimanifestasikan dalam bentuk tertentu, sehingga
bagi yang memerlukannya merupakan sesuatu yang berguna, mempunyai atau diharapkan akan
mempunyai nilai nyata sebagai sarana dalam proses pengolahan data menjadi informasi.
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum
atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata.
Maka seacara sederhananya, informasi dapat diartikan sebagai data yang telah diolah. Beberapa
ahlipun menguraikan pengertian informasi berdasarkan versinya masing-masing, diantaranya:
Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku Jogiyanto ”Informasi adalah data
yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya5”
James O’Brien “Informasi adalah data yang ditempatkan dalam konteks yang berarti dan
berguna untuk pemakai terkahir”
Romney dan Steinbart “Information is data that have been organized and processed to
provide meaning to a user” ( informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk
memberikan arti)6.

5
H.M. Jogiyanto. Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik
Aplikasi Bisnis. (Yogyakarta:ANDI:2005), h.8
6
Marshal B Romney, dkk, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, 9th edition, diterjemahkan:Deny Arnos
Kwary dan Dewi Fitriasari (Jakarta:Salemba Empat, 2007), h.11
Mc Leod dan Schell “Informasi adalah data yang dio;ah menjadi bentuk yang berguna
bagi pemakainya. Biasanya informasi memberitahu user apa yang belum diketahui
sebelumnya”.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang telah
diproses sehingga memiliki arti dan berguna untuk pemakai terkahir.
Krismiaji dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” menyatakan
bahwa“Informasi adalah data yang telah di organisasi, dan telah memiliki kegunaan dan
manfaat”. Sedangkan Jogiyanto dalam bukunya “Analisis dan desain Sistem Informasi”
menyatakan bahawa ”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya”
Berdasarkan kedua definisi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa informasi
adalah data yang telah di organisasi, dan telah memiliki kegunaan sehingga data yang diolah
menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti lagi bagi yang menerimanya.
Dengan demikian, berdasarkan kajian telaah teori diatas bahwa penekanan informasi
adalah bagaimana informasi yang dihasilkan dapat berguna bagi para pemakainya. Untuk
mencapai derajat kegunaan tersebut maka informasi harus memliki beberapa sifat yang harus
di milikinya. Salah satunya Romney dan Steinbeart mengungkapkan ada tujuh sifat/karakter
informasi itu berguna atau tidak. Hal tersebut meliputi:
a. Relevan artinya informasi dinilai relevan apabila dapat mengurangi ketidakpastian,
meningkatkan kemampuan pengambil keputusan untuk memprediksi atau harapan.
b. Akurat artinya informasi dinilai akurat apabila informasi tersebut terbebas dari kesalahan
atau bias, serta mewakili aktivitas secara tepat.
c. Lengkap artinya Informasi dinilai lengkap apabila tidak mengabaikan aspek penting dari
aktivitas yang sedang diukur.
d. Tepat waktu artinya informasi dinilai tepat waktu apabila informasi tersebut dihasilkan
tepat pada saat dibutuhkan.
e. Dapat dimengerti artinya informasi apabila disajikan dalam bentuk yang dapat digunakan
oleh pemakainya.
f. Dapat diverifikasi artinya apabila dua orang yang memiliki pengetahuan yang sama
secara terpisah menghasilkan informasi yang sama, maka berarti informasi tersebut
dinilai dapat diverifikasi.
g. Dapat diakses artinya informasi harus dapat diakses pada saat dibutuhkan dan dalam
bentuk yang dapat digunakan.
3. Konsep Sistem Informasi
Menurut O’Brien, “Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-
orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan ,
mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi7”.
Menurut Kenneth C.Laudon et al,“Sistem Informasi itu adalah sebuah himpunan
komponen-komponen yang saling berkaitan yang mengumpulkan, mengeluarkan, memproses,
menyimpan, mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi”.
Menurut James A Hall “Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para
pemakai8”.
Menurut dalam buku Jogiyanto “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi
organisasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan9”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan Sistem Informasi adalah
mengorganisasikan sumber daya manusia, perangkat keras dan piranti lunak komputer yang
saling berinteraksi untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi pemakainya.
Tujuan dari sistem informasi adalah menyajikan informasi untuk mengambil keputusan
pada perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, kegiatan operasi subsistem suatu
perusahaan, sehingga dapat diambil kesimpulan sistem informasi memberi suatu cara untuk
memandang suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan sebagai bagian dari lingkungan
eksternal yang lebih luas.
Wilkonson menekankan fungsi sistem informasi dalam transformasi data menjadi
informasi yang akan digunakan dalam mendukung pengambilan keputusan oleh organisasi,
dengan mengetengahkan dimensi pelaksana, data, proses, dan teknologi informasi. Sistem
informasi berfungsi untuk mendukung aktivitas-aktivitas yang dijalankan system bisnis
(organisasi). Konsekuensinya, sistem informasi dalam hal ini dipandang sebagai subsistem dari
sistem bisnis (organisasi). Sistem info rmasi mengumpulkan informasi yang diinginkan

7
James A O’Brien,. Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi1. Terjemahan
Dewi dan Deny. (Jakarta: Salemba Empat, 2006).h.5
8
James A Hall. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 4. Terjemahan Dewi Fitriasari. (Jakarta:Salemba
Empat,2010), h.6.
9
H.M, Jogiyanto, Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik
Aplikasi Bisnis. (Yogyakarta:ANDI.2005),h.11.
untukpengambilan keputusan.Perubahanlatar belakang bisniskomprehensif dengan munculnya
komputerdan internet, untuk itu struktur bisnis memerlukanpembahan informasi, dan daya
saing sebagai faktor utamabagi kehidupanorganisasi.
Informasi diperlukan untuk menghadapi tantangan perubahan teknologi informasi dan
sebagai alatstrategis organisasi. Karakteristik yang menonjol dari kerangka sistem informasi
diantaranya dimensi sumberdaya, meliputi: data, pelaksana atau personalia, perlengkapan,
peralatan, dan dana; dimensi tugas, meliputi: pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen
data, pengendalian data, pengadaaan informasi; dimensi tujuan, meliputi: dukungan terhadap
pengambilan keputusan, dukungan terhadap operasi harian, dukungan terhadap kewajiban
kepengurusan; dimensi pemakai informasi, meliputi: manajer, pegawai, pemilik dan pemakai
eksternal lainnya; dimensi tahapan, meliputi: masukan, pemrosesan, keluaran.10
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok
bangunan (Building Block) yang terdiri dari:

a. Blok Masukan (Input Block)


Masukan adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi beserta metode dan
media yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data tersebut ke dalam
sistem. Masukan disini terdiri dari transaksi, permintaan, pertanyaan, perintah, dan
pesan. Umumnya masukan harus mengikuti aturan dan bentuk tertentu mengenai isi,
identifikasi, otorisasi, tata letak, dan pengolahannya. Cara untuk memasukkan masukan
ke dalam sistem dapat berupa tulisan tangan, formulir kertas, pengenalan karakteristik
fisik seperti sidik jari, papan ketik (keyboard) dan lain-lain.
b. Blok Model (Model Block)
Blok model terdiri dari logico-mathematical models yang mengolah masukkan dan data
yang disimpan, dengan berbagai macam cara, untuk memproduksi hasil yang
dikehendaki atau keluaran. Logico-mathematical model dapat mengkombinasi unsur-
unsur data untuk menyediakan jawaban atas suatu pertanyaan, atau dapat meringkas atau
menggabungkan data menjadi suatu laporan ringkas. Blok ini terdiri dari kombinasi
prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data
yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.

10
Nunuy,Afiah. Akuntansi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintahan Daerah. Buku
1, Edisi 2. (Jakarta : Penerbit Prenada Media Group. 2009),h.36.
c. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan serta semua pemakai
sistem. Keluaran sistem merupakan faktor utama yang menentukan blok-blok lain suatu
sistem informasi. Jika suatu sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai
informasi, perancangan blok masukan, model, teknologi, basis data, dan pengendalian
tidak ada manfaatnya. Keluaran sistem informasi dapat berupa laporan keuangan, faktur,
surat order pembelian, cek, laporan dan lain sebagainya. Media yang dipakai untuk
menyajikan keluaran sistem informasi dapat berupa layar monitor, mesin pencetak
(printer), alat pendengar (audio), atau microfilm. Umumnya keluaran sistem akuntansi
berupa hasil cetak mesin cetak dan tayangan pada monitor komputer.
d. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi ibarat mesin untuk menjalankan sistem informasi. Teknologi merupakan “tool
box” dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan
membantu pengendalian diri system secara keseluruhan teknologi terdiri dari tiga bagian
yaitu brainware, software dan hardware.
e. Blok Basis (Database Block)
Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan untuk melayani
kebutuhan pemakai informasi. Basis data secara fisik berupa media untuk menyimpan
data, seperti kartu buku besar, pita magnetik, disk, dll. Basis data dapat dipandang dari
sudut pandang logis yang bersangkutan dengan bagaimana struktur penyimpanan data
sehingga menjamin ketepatan, ketelitian, dan relevansi pengambilan informasi untuk
memenuhi kebutuhan pemakai. Basis data merupakan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya.
f. Blok Kendali (Control Block)
Semua sistem informasi harus dilindungi dari bencana dan ancaman. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakini bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila telanjur kesalahan-kesalahan dapat langsung
diatasi.
4. Konsep Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi digunakan untuk mengolah data. Data yang diolah sistem
informasi akuntansi adalah yang bersifat keuangan. Sistem informasi akuntansi hanya terbatas
pada pengolahan data yang bersiddat keungan saja, sehinga informasi yang dihasilkan olehs
istem informasi akuntansi hanya informasi keuangan saja.
Dikutip dari Jones dan Rama “The Accounting Information System is a subsystem of an
MIS that Provides accounting and financial information, as well as other information obtained
in the routine processing of accounting transaction”. (Sistem Informasi Akuntansi adalah
sebuah subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan, bersama informasi yang lainnya yang diperoleh dalam proses transaksi akuntansi
yang rutin)11.
Sedangkan Romney dan Steinbeart mendefinisikan Sistem Informasi Akuntansi adalah
“ An Accounting Information System is a that collect, records, stores, and processes data to
produce information for decision makers”. (Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data menjadi informasi untuk
pengambilan keputusan12.
Dari kedua pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah sub sitem dari sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk mengumpulkan,
mencatat, menyimpan, dan mengolah data-data dalam proses transaksi akuntansi yang rutin
untuk menghasilkan informasi akuntansi dan keuangan yang berguna bagi manajemen dalam
pengambilan keputuasan.
Kemudian juga Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke
dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.
Romney & Paul menyatakan “Sistem Informasi Akuntansi merupakan serangkaian dari satu
atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, yang
terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi informasi”.
Sedangkan Menurut Bodnar dan Hopwood, yang di terjemahkan oleh Amir Abadi
Yusuf menyatakan bahwa, “Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya
ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan”13.

11
Dasartha Rama, dkk. Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Wibowo, (Jakarta:Salemba Empat.2008),
h.5
12
Marshal B Romney, dkk.. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi Sembilan. diterjemahkan:Deny
Arnos Kwary dan Dewi Fitriasari (Jakarta : Salemba Empat:2007). h.2
13
George,Bodnar dan Williams, Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, terjemahan oleh Amir Abadi
Yusuf (Yogyakarta:ANDI,2006), h.332.
Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam buku Jogiyanto “Sistem
informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan informasi pengambil keputusan dengan orientasi finansial yang relevan
bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan.14”
Sedangkan menurut Wilkinson dalam buku terjemahan Agus Maulana”Sistem
informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka sumber daya (data, materials, equipment,
suppliers, personal, and funds) untuk menkonversi input berupa data ekonomik menjadi
keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu
entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan15”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan Sistem Informasi Akuntansi
adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan (formulir-formulir, catatan-catatan,
prosedur-prosedur dan alat-alat) yang digunakan untuk mengelola data dan melaporkan
informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.
Adapaun Menurut Romney dan Steinbart komponen-komponen dalam Sistem
Informasi Akuntansi anatara lain adalah16 :
1) Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi.
2) Prosedur, baik manual maupun terkomputerisasi yang melibatkan pengumpulan,
pemrosesan, dan penyimpanan data tentang aktivitas perusahaan.
3) Data mengenai proses bisnis perusahaan.
4) Software yang digunakan untuk memproses data perusahaan.
5) Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer dan alat jaringan komunikasi
6) Internal control dan keamanan data , yaitu yang menyimoan data dalam sistem
informasi akuntansi.

Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA memenuhi tiga
fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu :
1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan
tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak

14
H.M.Jogiyanto, Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik
Aplikasi Bisnis. (Yogyakarta:ANDI:2005),h.17.
15
Wilkinson, Josep Williams Sistem Akunting dan Informasi. Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh Agus
Maulana.( Jakarta:Binarupa aksana, 1993), h.14.
16
Marshal B Romney, dkk. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi Sembilan. diterjemahkan:Deny
Arnos Kwary dan Dewi Fitriasari (Jakarta : Salemba Empat:2007), h.2.
manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau
ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat
keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi,
termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat
dibutuhkan, akurat, dan andal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu kesatuan
struktur interaksi komponen-komponen yang terdiri dari manusia, prosedur, data, software dan
teknologi informasi yang bertugas mengubah data menjadi informasi akuntansi dimana
informasi akuntansi ini dapat berguna dalam pengambilan keputusan bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan.
a. Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut pendapat Sanyoto dan Hendarti, tujuan dan kegunaan Sistem Informasi
Akuntansi adalah17:
1) Untuk melakukan pencatatan (recording) transaksi dengan biaya-biaya klerikal
seminimal mungkin dan menyediakan informasi (information value added
mechanism) bagi pihak intern untuk pengelolaan kegiataan usaha (managers) serta
para pihak terkait (stockholders/stackholders).
2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem dimana sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian dan struktur informasinya.
3) Untuk menerapkan implementasi sistem pengendalian intern memperbaiki
kinerja dan tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban (akuntabilitas)
4) Menjaga atau meningkatkan perlindungan kekayaan perusahaan.
Sedangkan menurut Jones dan Rama bahwa tujuan dan kegunaan Sistem Informasi
Akuntansi adalah18:

17
Sanyoto.Gondidiyoto dan Hendarti,. Audit Sistem Informasi. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2006), h.
109.
18
Dasartha,Rama, dkk Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahkan Wibowo, (Jakarta:Salemba Empat.2008),
h. 6-7.
1. Producing External Report adalah perusahaan menjalankan ‘proses bisnisnya
menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan, yang
kemudian akan digunakan oleh para stakeholder.
2. Supporting Routine adalah manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi
untuk menangani aktivitas rutin dalam proses bisnis perusahaaan.
3. Decision Support adalah informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
non-rutin pada seluruh tingkat organisasi, termasuk mengetahui produk mana yang
terjual dengan baik dan konsumen mana yang paling banyak melakukan transaksi
pembelian. Informasi ini penting bagi perencanaan produk baru, untuk
memutuskan produk mana yang harus selalu tersedia, dan bagaimana cara
memasarkannya pada konsumen.
4. Planning dan control adalah sistem informasi juga dibutuhkan untuk aktivitas
perencanaan dan pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh,
informasi mengenai anggaran dan biaya disimpan oleh sistem perusahaan dan
laporan-laporan oyang dihasilkan, digunakan untuk membandingkan anggaran
dengan jumlah yang sesungguhnya.
5. Implementing Internal Control adalah penerapan pengenalian internal, termasuk
didalamnya kebijakan, prosedur dan sistem informasi, digunakan untuk melindungi
asset perusahaan dari kerugian atau pencurian dan untuk memelihara keakurasian
data keuangan perusahaan. Hal tersebut memungkinkan untuk membangun sebuah
control ke dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi untuk
membantau mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Romney dan Steinbart, sebuah Sistem Informasi Akuntansi yang dirancang
dengan baik dapat melakukan hal-hal berikut ini19:
1) Meningkatkan kinerja dan menurunkan biaya dari barang dan jasa.
2) Meningkatkan efisiensi.
3) Meningkatkan pengambilan keputusan.
4) Membagi pengetahuan.
Sedangkan menurut Azhar Susanto, Sistem Informasi Akuntansi memiliki 3 (tiga)
peran atau fungsi yaitu sebagai berikut20:
1) Mendukung aktivitas organisasi atau perusahaan sehari-hari

19
Marshal B Romney, dkk.. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi Sembilan. diterjemahkan:Deny
Arnos Kwary dan Dewi Fitriasari (Jakarta : Salemba Empat:2007), h.9-8
20
Azhar Susanto, Sistem Informasi Akuntansi; (Bandung; La Midzan2008), h.8-9
Suatu organisasi atau perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan tersebut harus
terus beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwanya
disebut sebagai transaksi seperti: melakukan pembelian, penyimpanan, proses
produksi dan penjualan.
2) Mendukung proses pengambilan keputusan
Tujuan yang sama pentingnya dari tujauan sistem informasi akuntansi adalah untuk
memberikan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.
Keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan perncanaan dan pengendalian
aktivitas perusahaan.
3) Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada
pihak eksternal
Setiap perusahaan harus memenuhi tanggug jawab hukum. Salah satu tanggung
jawab penting adalah keharusannya memberi informasi kepada pemakai yang ada
di luar perusahaan atau stakeholders yang meliputi: pemasok, pelanggan,
pemegang saham, kreditor, investor, serikat kerja, analis keuangan, fiskus, atau
bahkan publik secara umum.

B. Standar Akuntansi Keuangan


1) Tingkat Kepatuhan.
Kepatuhan berasal ari kata patuh, menurut kamus umum Bahasa Indonesia, patuh artinya
suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat,
tunduk pada ajaran atau peraturan. Kepatuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kearangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan, bahwa ketetapan waktu merupakan karakteristik yang harus dipenuhi agar
laporan keuangan yang disajikan relevan. Semakin cepat informasi diungkapkan, maka akan
semakin relevan informasi tersebut bagi para pengguna laporan keuangan.
Seperti yang dikemukakan Taylor dalam saleh terdapat dua perspektif dasar kepatuhan
pada hukum, yaitu instrumental dan normative21. Perspektif instrumental berarti individu
dengan kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan yang berhubungan dengan
perilaku. Perspektif normative berhubungan dengan moral dan berlawanan dengan kepentingan
pribadi. Seseorang lebih cenderung patuh pada hukum yang dianggap sesuai dan konsisten

21
Saleh Rachmat, dan Susilowati, Studi Empiris Ketpatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal bisnis strtaegi Vol,13 2004. hal 67-80
dengan norma-norma mereka. Komitmen normative melalui moralitas personal berarti patuh
pada hukum karena dianggap suatu keharusan, sedangkan komitemen normative melalui
legitimasi berarti patuh pada peraturan karena otoritas penyusunan hukum yang memiliki hak
untuk mendikte perilaku. Teori kepatuhan dapat membuat seseorang lebih patuh pada peraturan
yang berlaku, sama seperti perusahaan yang berusaha tepat waktu dalam menyampaikan
laporan keuangannya karena selain sebagai kewajiban, juga bermanfaat bagi para pengguna
laporan keuangan.
Menurut Mahmudi, hal penting dalam penyajian laporan keuangan adalah terkait dengan
kepatuahn terhadap berbagai regulasi, prisnip dan standar akuntansi yang menjadi pedoman
dan landasan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.22
Menurut Agoes kepatuhan sebagai pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan
aturan yang telah ditetapkan otoritas berwenang sudah ditaati oleh personel diorganisasi
tersebut23. Menurut Robert et al Kepatuhan dapat diorganisir melalui antara lain kode etik dan
ketaatan atas aturan akuntansi, yang akan memberikan pengaruh serta mengendalikan perilaku
manajemen. Sedangkan audit kepatuhan (compliance audit) harus dilakukan terhadap24:
a) Kebijakan dan Prosedur.
Hal ini dilakukan untuk membuktikan adanya kepatuhan terhadap kelengkapan transaksi
yang dilakukan dalam perusahaan, pelaksanaan transaksi tersebut sejak transaksi dimulai
sampai dengan selesai.
b) Kepatuhan terhadap Perundang-Undangan
Dalam setiap aspek operasional perusahaan atau bagian organisasi perusahaan harus
memenuhi setiap peraturan perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan, dan
peraturan lembaga yang berwenang.

Suwardjono menyatakan, terdapat tiga istilah penting dalam penyajian laporan yang terkait
dengan kepatuhan25, diantaranya:
1) Prinsip akuntansi
2) Standar akuntansi
3) Prinsip akuntansiu berterima umum

22
Mahmudi. Manajemen Keuangan Daerah. (Jakarta: Erlangga. 2011), h.99 .
23
Agoes. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Akuntan Publik. Edisi 3. (Jakarta:Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.2009), h.42.
24
Agoes. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Akuntan Publik. 2009, h. 245.
25
Suwardjono, Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi III. (Yogyakarta: BPFE, 2005),
h.99.
Tiga istilah penting dalam penyajian laporan keuangan yang terkait dengan kepatuhan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Prinsip akuntansi
Prinsip akuntansi merupakan ideology, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah,
prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun
praktis
2. Standar akuntansi
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metoda, teknik akuntansi yang sengaja dipilih
atas dasar kerangka konseptual oleh badan penyusun standar atau pihak yang
berwenang untuk diberlakukan dalam satu lingkungan/negara dan dituangkan dalam
bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut.
Standar akuntansi ditetapkan untuk menjadi pedoman uatama dalam memperlakukan
(pendefinisian, pengukuran, pengakuan, penilaian, penyajian) suatu objek elemen, atau
pos pelaporan.
3. Prinsip Akuntansi berterima umum (PABU)
Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) merupakan suatu kerangka pedoaman yang
terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara
resmi (Berkekuatan yuridis), teoritis, dan praktis.
2) Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan di Indonesia disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
yang berada di bawah naungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).26 Standar Akuntansi Keuangan
merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun laporan keuangan yang akan diterima
oleh umum.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan
yaitu:
a) Pengukuran atau penilaian Pengukuran (measurement) atau penilaian (evaluation) adalah
penentuan jumlah rupiah (cost) suatu transaksi yang harus dicatat. Standar akuntansi
memberikan pedoman dasar dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan
berapa jumlah rupiah yang harus diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu
transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos laporan
keuangan. Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah (cost)
yang dicatat pertama kali pada saat suatu transaksi terjadi. Penilaian lebih berhubungan

26
Sofyan Syafri Harahap. Teori akuntansi. (Jakarta. Rajawali Pers: 2008),h.32
dengan masalah berapakah jumlah rupiah yang harus ditetapkan untuk tiap pos laporan
pada tanggal laporan.
b) Definisi elemen dan pos laporan keuangan Standar akuntansi memberikan batasan
(definisi) pengertian istilah atau nama-nama yang digunakan dalam laporan keuangan agar
tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusunan dan kesalahan interpretasi oleh
pemakai. Dengan batasan tersebut setiap transaksi akan dimasukkan ke dalam elemen dan
pos yang tepat. Elemen laporan keuangan terdiri atas aktiva, utang, modal, pendapatan
(revenue), biaya (expense), untung (gain), rugi (loss), dan laba (net income). Pos laporan
merupakan rincian dari tiap elemen tersebut. Batasan tersebut diperlukan karena laporan
keuangan banyak menggunakan istilah atau nama-nama yang digunakan sehari-hari yang
sudah terlanjur mempunyai arti umum. Hal ini sering menimbulkan salah arti di pihak
pemakai karena pemakai cenderung mengartikan istilah dengan pengertian umum yang
sering kali berbeda dengan.arti yang dimaksudkan dalam laporan keuangan. Karena itu
pemakai laporan hendaknya mengartikan istilah sesuai dengan pengertian yang didefinisi
dalam prinsip akuntansi.
c) Pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau tidak. Prinsip
akuntansi mengatur tentang pengakuan ini dengan memberikan beberapa kriteria
pengakuan yaitu syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi agar suatu transaksi dapat
diakui. Pengungkapan atau penyajian Pengungkapan bersangkutan dengan masalah
bagaimana suatu informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan.

3) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)


SAK Entitas tanpa Akuntabilitas Publik disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan pada tanggal 19 Mei 2009. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas
publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika entitas telah mengajukan pernyataan
pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal
atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal atau entitas menguasai aset
dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. Entitas
yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas
berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
a. Manfaat dan Tujuan
SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan memiliki prinsip going concern yakni
menginginkan usahanya terus berkembang. Untuk mengembangkan usaha perlu banyak upaya
yang harus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa usaha
yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam akuntansi wujud pertanggungjawaban
tersebut dilakukan dengan menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan standar, akan
membantu manajemen perusahaan untuk memperoleh berbagai kemudahan, misalnya: untuk
menentukan kebijakan perusahaan di masa yang datang; dapat memperoleh pinjaman dana dari
pihak ketiga, dan sebagainya.
Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan menyulitkan bagi
penggunanya yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yang mayoritas
adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil dan menengah. ETAP sebagaimana kepanjangan
yang telah diuraikan di atas merupakan unit kegiatan yang melakukan aktifitas tetapi sahamnya
tidak dimiliki oleh masyarakat atau dengan kata lain unit usaha yang dimiliki oleh orang
perorang atau sekelompok orang, dimana kegiatan dan modalnya masih terbatas. Jenis kegiatan
seperti ini di Indonesia menempati angka sekitar 80%. Oleh sebab itu perlu adanya perhatian
khusus dari semua pihak yang berkepentingan dalam hal penyajian laporan keuangan.

b. Karakteristik SAK ETAP


Berikut ini merupakan karakteristik SAK ETAP
1) Stand alone accounting standard (tidak mengacu ke SAK Umum)
2) Mayoritas menggunakan historical cost concepts
3) Hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan Usaha Kecil dan Menengah.
4) Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum
a) Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang paling sederhana
b) Penyerdehanaan pengakuan dan pengukuran
c) Pengurangan pengungkapan.
5) Tidak akan berubah selama beberapa tahun.
c. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP
Dalam SAK ETAP laporan keuangan entitas lengkap meliputi:
1) Neraca
a) Informasi yang di sajikan dalam neraca
Dalam SAKA ETAP neraca menyajikan asset, kewajiban an ekuitas (modal) entitas
pada suatu saattertentu yang merupakan akhir periode pelaporan (misalnya akhir
bulan atau akhir tahun). Neraca minimal mencakup pos-pos:
1) Kas dan setara kas
2) Piutang usaha dan piutang lainnya.
3) Persediaan
4) Property investasi
5) Asset tetap
6) Aset tidak berwujud.
7) Utang usaha dan utang lainnya
8) Asset dan kewajiban pajak
9) Kewajiban diestimasi
10) Ekuitas.
b) Klasifikasi asset dan kewajiban
Entitas harus menyajikan asset lancer dan asset tidak lancer, kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca,
kecauali jika penyajian berasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan
lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka smua asset dan kewajiban
harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.
c) Asset lancer
Entitas mengklasifikasikan asset sebagai asset lancer jika:
1) Diperkirakan akan direalisasi atau memiliki untuk dijual atau digunakan, dalam
jangka waktu siklus oprasi normal entitas.
2) Dimilki untuk diperdagangkan.
3) Diharapakan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.
4) Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaanya dari pertukaran atau
digunakan untuk menyelesaikan keawajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
d) Kewajiban jangka pendek
Entitas mengklasifikasikan kewajiban s ebagai kewajiban jangka pendek jika:
1) Diperkirakan akan diselesaikan dalm jangka waktu siklus normal operasi entitas.
2) Dimiliki untuk iperdagangkan.

2) Laporan Laba Rugi


Dalam SAKA ETAP Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas
untuk suatu periode tertentu yang merupakan kinerja keuangannya selama periode tersebut.
a. Informasi dmisajikan dalam laporan laba rugi.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos:
1) Pendapatan
2) Beban keuangan
3) Bagian dari laba atau rugi investasi yang menggunakan metode ekuitas.
4) Bebana pajak
5) Laba atau rugi neto.
Engitas menyajikan suatu analisis beban dalam suatu klasifikasi berdasrkan sifat tau
fungsi bebna dalam entitas, mana yang memberikan informasi yang lebih andal dan
relevan.
Analisi menggunakan sifat beban.
Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan
sifatnya contoh (penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan
kerja dan biaya iklan). Dan tidak dialokasikan kembali anatara berbagai fungsi dalam
entitas.
Analisis menggunakan fungsi beban.
Berdasarkan metode ini, bahan dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai bagian dari
biaya penjualan atau, sebagai contoh biaya aktivitas distribusi atau aktivitas
administrasi. Sekurang kurangnya, entitas harus mengungkapkan biaya
penjualannya sesuaimetode ini terpisah dari beban lainnya.

3) Laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba.
Dalam SAK ETAP Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas adalah:
a. Laba atau rugi untuk periode
b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas.
c. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan yang diakui sesuai kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan.
d. Untuk apat komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan
akhir periode diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari:
1) Laba tau rugi
2) Pendaptan dan beban yang diakui langsung dalam entitas.
3) Jumlah investasi, deviden dan distribusi lainnya kepemilik ekuitas, yang
menunjukan secar terpisah modal saham, transaksi saham treasury, dan deviden
serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam
entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

Sedangkan entitas menyajiakan dalam laporan laba rugi an saldo laba pos-pos berikut
sebagai tambahan atas informasi yang disyaratkan dalam laporan laba rugi:
a. Salo laba pada awal periode pelaporan.
b. Devein diumumkan dan di bayarkan atau tertuang selama periode.
c. Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode lalu.
d. Penyajian kembali salol aba setelah peruabhan kebijkan kuntansi
e. Saldo laba pada akhir periode pelaporan.

4) Laporan Arus Kas.


Dalam SAK ETAP Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas
untuk satu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi,
dan aktivitas pendanaan.
a. Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendaptan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal ari
transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi pentapam laba rugi.
Contoh arus kas dari kativitas operasi adalah:
1) Penerimaan kas ari penjualan brang dan jasa.
2) Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendaptan lain.
3) Pembayaran kas kepada pemasok brang dan jasa.
4) Pembayran kas kepada dan atas nama karyawan.
5) Pembayran kas agtau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi
secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
6) Penerimaan dan pembayaran kas dan investasi, pinjaman dan kontrak lainnya
yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dan persediaan yang
dimaksudkan untuk jual beli.
Beberapa transaksi seperti penjulan peraltan pabrik, apat menimbulkan
keuntungan atau kerugian yang dimasukan dalam penghitungan laba atau rugi.
Tetapi, arus kas yang menyangkut transaksi tersebut merupakan arus kas dari
aktivitas investasi.
b. Aktivitas investasi.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan
dengan sumber daya yang bertujuanuntuk menghasilkan pendapatan dan arus kas
masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
1) Pembayran kas untuk memperoleh asset tetap (termasuk asset tetap yang
dibangun sendiri), asset tidak berwujud dan asset jangka panjanglainnya.
2) Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud dan asset jangka
panjang \lainnya.
3) Pembayran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan
bunga dalam joint venture (selain pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan
sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk diperagangkan).
4) Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan
bunga dari joint venture (selain penerimaan dari efek yang klasifikasikan
sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk diperagangkan).
5) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.
6) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka an pinjaman yang
,iberikan kepada pihak lain.
c. Aktivitas pendanaan.
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
1) Peneriman kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain.
2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham entitas.
3) Penerimaan kas dari pnerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek
atau jangka panjang lainnya.
4) Pelunasan pinjaman.
5) Pembayaran kas oleh lesse untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan.
5) Catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tamabahan informasi yang
daisajikandalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan
naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos
yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan harus:
a. Menyajikan informasi tentang asar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi tertentu yang digunakan.
b. Mengungkapakan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak
disajikan dalam laporan keuangan.
c. Memberikan informasi tmabahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,
tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
Dalam ringkasan kebijakan akuntansi yangg signifikan harus diungkapkan:
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
b. Kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Entitas harus mengungkapkan pertimbangan secara terpisah dari hal-hal yang
melibatakan estimasi dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan atau catatan
atas laporan keuangan lainnya yang digunakan manejemn dalam proses penerpan kebijkan
akuntansi dan mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan.
Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang
informasi mengenai asumsi pokok tentang masa depan dan sumber-sumber pokok lain
untuk mengestimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang mempunyai resiko
signifikan yang menyebabkan adanya suatu penyesuaian yang material terhadap jumlah
tercatat asset dan kewajiban dalam laporan keuangan tahun berikutnya. Terkait asset dan
kewajiban tersebut, catatan atas laporan keuangan harus memasukan rincaian tentang:
a. Sifat, dan
b. Jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

C. Kualitas Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi yang ada yang dijadikan
sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi
dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya, laporan
keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi.
Nordiawan mengungkapkan supaya berguna maka laporan keuangan harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut:27
1) Relevan, dimana informasi harus mampu digunakan untuk tujuan prediktif, harus mampu
memberikan tata umpan mbalik dan informasi harus tepat waktu sehingga keputusan yang
kan di ambil lebih tepat.
2) Reliability (andal) yaitu dapat diyakini kebenarannya dan dapat diandalkan dengan cara
bahwa data-data laporan keungan dapat diuji kebenarannya. Dan informasi yang
terkandung didalamnya tersirat suatu niat baik untuk menyajikan laporan keuangan yang
jujur serta informasi yang terkandung adalah tidak memihak atau tidak menguntungkan
pihak lain.
3) Laporan keuangan bersifar konsisten dan dapat diperbandingkan. Penyajian dan kalsifikasi
pos-pos dalam laporan keungan antar periode harus konsisten. Pemakai juga dapat
memperbandingkan laporan keungan anatr periode untuk diidentifikasi kecenderungan
posisi keungan dan kinerja dalam suatu organisasi.
4) Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam laporan keungan dapat difahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaiakan dengan batas
pemahaman para penggunanaya.

Karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh laporan keuangan. 28 Sehingga Laporan
keuangan yang berkualitas harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan
keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi
yang relevan:
a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), yakni informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu;

27
Dedi Nordiawan dkk, Akuntansi Pemerintahan , (Jakarta : Salemba Empat. 2008) h.131.
28
Peraturan Pemerintah No. 24. 2005. Standar Akuntansi Pemerintahan, Edisi Kesatu. (Bandung:
Fokusmedia.)
b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value), yakni informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan
kejadian masa kini;
c) Tepat waktu, yakni informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan;
d) Lengkap, yakni informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat
dicegah.
2) Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi
mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka
penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal
memenuhi karakteristik:
a) Penyajian jujur, informasi menggambarkan dengan jujur transaksi seta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan;
b) Dapat diverifikasi (verifiability), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,
hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh;
c) Netralitas, informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
3) Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umunya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan
bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan
akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode
terjadinya perubahan.
4) Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.
Sedangkan dalam SAK bahwa laporan keuangan yang baik harus memuat dapat
dipahami, relevan, materialitas, keandalan, pemnyajian jujur, subtansi mengungguli
bentuk, netralitas, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan.

Anda mungkin juga menyukai