Anda di halaman 1dari 29

6

BAB II

LANDASAN TEORI (jangan lupa kutipan yang sudah direvis

nanti dilampirkan di daftar pustaka )

2.1. Teori Umum

2.2. Konsep Dasar Sistem

2.2.1. Definisi Sistem

Manusia hidup di dunia yang penuh dengan sistem, dan apa yang

kita lihat di sekeliling kita adalah kumpulan dari sistem-sistem.

Berikut ini adalah definisi sistem menurut para ahli :

Hengki Tamando Sitohang (2018:7) dalam jurnal Informatik Pelita

Nusantara, “sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur –

prosedurnya yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk suatu sasaran tertentu”.

Maniah dan Hamidin (2017: 1) dalam bukunya menyatakan bahwa

sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen

berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun

software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai

tujuan/sasaran tertentu yang sama.

Menurut Kresna, dalam jurnal yang berjudul Penerapan Sistem

Manajemen Operasional Pelayanan Pemesanan Menu Makanan Dengan

Witing Line Method (2016:183 kalo bisa yang tahunnya 2017 keatas)

sistem merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling

berinteraksi, saling berhubungan dan saling berketergantungan. antara


7

satu dengan yang lain secara terpadu untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

adalah sekumpulan jaringan, elemen, objek yang saling bekerjasama

dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan yang

telah ditetapkan. Suatu sistem juga dapat terdiri dari beberapa

subsistem, sebagai contoh: sistem akuntansi dapat terdiri dari

subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian,

penggajian dan sebagainya.

2.2.2. Ciri-Ciri Sistem

Menurut Mulyani (2016: 4-7)[4] mengatakan, ada beberapa ciri-ciri

sistem yang bisa kita tarik jika kita melihat pada bahasan mengenai

sistem diatas, ciri-ciri sistem tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem mempunyai komponen-komponen. Komponen-komponen

sistem biasanya berupa subsistem baik berupa fisik maupun abstrak.

Subsistem sebenarnya adalah sebuah sistem, biasanya merupakan

sebuah sistem yang lebih kecil dari sistem yang menjadi

lingkungannya, namun tidak menutup kemungkinan subsistem bisa

lebih kompleks atau lebih besar dari pada sistem yang menjadi

lingkungannya.

2. Komponen Sistem Harus Terintegrasi (Saling Berhubungan).

Dalam melakukan pekerjaannya, komponen-komponen dalam sistem

harus saling terintegrasi satu sama lain. Seperti layaknya


8

sekumpulan pekerja bangunan yang membangun sebuah gedung,

mereka saling terintegrasi satu sama lain ada yang bertindak sesuai

perannya. Sebagai contoh mari kita lihat ilustrasi sistem komputer.

Antara memory dan processor harus saling terintegrasi, bagaimana

data yang akan diproses oleh processor dikirimkan dari memory,

bagaimana data yang sudah diproses oleh processor dikirimkan lagi

ke memory, bagaimana data yang ada di memory bisa ditampilkan di

layar monitor dan lain sebagainya.

3. Sistem Mempunyai Batasan Sistem. Mengingat manusia adalah

makhluk yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka sistem yang

dibuat oleh manusia pun harus mempunyai batasan sistem, yaitu

sebuah batasan-batasan yang bisa memberikan gambaran pemisah

antara lingkup sistem dengan batas luar sistem. Dengan batasan

sistem inilah seseorang bisa menilai kompleksitas suatu sistem.

Semakin sedikit batas sistem maka semakin kompleks sistem

tersebut dan sebaliknya semakin luas batas sistem maka

kompleksitas sistem tersebut akan semakin sempit.

4. Sistem mempunyai tujuan yang Jelas. Selain mempunyai batasan,

sistem juga harus mempunyai tujuan. Tujuan sistem merupakan

target atau hasil akhir yang sudah dirancang oleh pembuat sistem

dimana tujuan ini menjadi titik koordinat komponen-komponen

sistem dalam bekerja sehingga tujuan dari sistem tersebut bisa

dicapai. Tujuan sistem harus fokus, karena tujuan sistem akan

mempengaruhi batasan, komponen-komponen sistem, dan hubungan


9

kerja dari sistem tersebut.

5. Sistem Mempunyai Lingkungan. Lingkungan sistem bisa kita bagi

menjadi 2 (dua), yaitu lingkungan luar sistem (external) dan

lingkungan dalam sistem (internal). Dimana lingkungan luar sistem

adalah lingkungan diluar batas-batas sistem sedangkan, lingkungan

dalam sistem adalah lingkungan yang mewadahi komponen-

komponen (subsistem) yang ada dalam sistem.

6. Sistem Mempunyai Input Proses Output. Untuk mencapai

tujuannya, sistem memerlukan inputan dari pengguna sistem.

inputan tersebut akan dijadikan parameter sebagai bahan baku untuk

pengolahan data. Proses penginputan parameter oleh pengguna

sistem biasanya disebut proses triggering (pemicu sistem). Tanpa

pemicu sistem tidak akan berjalan. Pemicu sistem bisa berupa orang

(manusia), mesin ataupun sistem lain yang terintegrasi.

2.2.3. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri yang dikutip oleh Janu Ilham Saputro, dkk dalam

Jurnal SENSI Vol 3 No.1 (2017:2), “Suatu sistem dapat diartikan

sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau

variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu

sama lain, dan terpadu”.

Menurut Elisabeth Yunaeti Anggraeni (2017:24), sistem

mempunyai karakteristik atau sifat tertentu, antara lain:

1. Komponen Sistem (Component)


10

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, yang saling membentuk suatu komponen sistem.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem

yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.

3. Subsistem

Bagian-bagian dari sistem yang beraktifitas dan berinteraksi satu

sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-

masing.

4. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Suatu sistem yang ada diluar batas sistem yang dipengaruhi oleh

operasi sistem.

5. Penghubung Sistem (Interface)

Media penghubung antara suatu sub sistem dengan sub sistem lain.

Dengan adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber

daya mengalir dari suatu sistem ke sub sistem lainnya.

6. Masukan Sistem (Input)

Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal.

Masukkan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat berinteraksi.

7. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklarifikasi menjadi keluaran yang

berguna dan sisa pembuangan.

8. Pengolahan Sistem (Process)


11

Suatu sisten dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan

mengubah masukkan menjadi keluaran.

9. Sasaran Sistem (Object)

Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil

apabila mengenai sasaran atau tujuan.

2.2.4. Klasifikasi Sistem

Menurut Yosy Arisandy, dkk (2017:57)[5], Klarifikasi sistem dilihat

dari bentuknya bisa dibagi menjadi dua :

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang

berupa penikiran atau ide ide yang tidak tampak secara fisik.

Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia. Sistem alamiah adalah

sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia.

Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan

interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system.

3. Sistem Deterministik dan Sitem Probabilistik. Sistem yang beroperasi

dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem

deterministik. Sedangkan sistemyang bersifat probabilistik adalah

sistem yang kondisi masa depanya tidak dapat diprediksi karena

mengandung unsur probabilistik.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka. Sistem tertutup merupakan

sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan

luarnya, sistemini bekerja otomatis tanpa campur tangan pihak luar.


12

Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan

dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.

2.3. Konsep Dasar Informasi

2.3.1. Definisi Data

Menurut Khozin Yuliana , dkk dalam jurnal SENSI (2018)[7],

mengutip pendapat Mia Andini dkk mendefinisikan “Data sebagai

sekumpulan informasi yang didapat dari adanya pengmatan, dapat berupa

angka, lambang atau sifat”.

Menurut Sugeng Santoso, dkk (2019)[8], “Data adalah sekumpulan

keterangan atau buku yang berisi sesuatu kenyataan yang masih mentah,

berdiri sendiri, belum diorganisasikan dan belum diolah”.

Menurut Martono, dkk dalam Jurnal CCIT (2017:231)[9], “ Data adalah

suatu gambaran dari suatu benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

tidak memiliki makna atau tidak adanya pengaruh bagi pemakai secara

langsung”.

Berdasarkan penjelasan diatas, jadi dapat disimpulkan bahwa, Data

adalah fakta dari kejadian atau kekayaan yang belum diolah dan tidak

berpengaruh langsung pada pemakai.

2.3.2. Definisi Informasi

Secara umum Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang

telah diproses dan diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan sesuatu

yang bisa dipahami dan memberikan manfaat bagi penerimanya. Data dan

fakta adalah bahan baku informasi, tetapi tidak semuanya bisa diolah

menjadi informasi.
13

“Informasi adalah data diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk

pengambilan keputusan”. (George H.B & William S.H dalam Maulani dkk,

2016:3).

2.3.3. Kualitas Informasi

Menurut Eko Budi Setiawan (2016:2)[15], Pengaruh yang dapat

mendukung suatu kualitas informasi ialah sebagai berikut :

a. Kelengkapan (Completeness)

Informasi yang diperoleh dari suatu informasi bisa dikatakan

mempunyai kualitas jika informasi tersebut dihasilkan secara

lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh

pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap

ini mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan pengguna.

b. Relevansi (Relevance)

Dapat dikatakan suatu kualitas informasi tersebut relevan jika

informasi tersebut bermanfaat bagi yang menggunakannya. Jika

suatu kualitas informasi memiliki hubungan, berkaitan atau

berguna secara langsung maka kualitas informasi tersebut dapat

dikatakan relevan.

c. Tepat (Accurate)

Suatu informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut

tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan kesalahan dan

harus jelas memuat isi didalamnya. Sebuah informasi dikatakan

tidak akurat jika terjadi adanya suatu sumber informasi atau data
14

yang mengalami gangguan atau kesengajaan yang dapat

membuat kerusakan atau merubah keaslian data. Output dari

sistem informasi harus menghasilkan informasi yang akurat

karena dapat dijadikan pengambilan sebuah keputusan oleh

penggunannya.

d. Ketepatan Waktu (Timeliness)

Ketepatan waktu untuk suatu informasi sangat berguna agar

informasi yang diterima oleh pengguna tidak terjadi

keterlambatan waktu. Dengan kata lain untuk informasi yang

terlambat menjadikan informasi tersebut sudah tidak memiliki

nilai lagi, dengan informasi yang tepat waktu akan menjadikan

landasan yang mempercepat dalam pengambilan keputusan, dan

akan menjadi terlambat dalam membuat keputusan jika informasi

tersebut diperoleh secara lambat.

e. Format (Format)

Untuk memudahkan pengguna dalam memahami informasi

yang diesediakan oleh sistem informasi yang memuat kualitas

informasi yang baik. Jika informasi yang disajikan dalam bentuk

yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas,

tujuannya untuk memudahkan pengguna.

2.3.4. Komponen-Komponen Informasi

Menurut Maimunah, dkk (2017:25)[19], “Sistem informasi

terdiri dari komponen komponen yang disebut blok bangunan


15

(building blovk), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok

keluaran, blok teknologi, blok baris data dan blok kendali. Sebagai

suatu sistem, keenam blok tersebut masing masing saling berinteraksi

satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai

sasaran”.

Menurut Saputro, dkk dalam Jurnal Sensi (2017:3) [20], Komponen

sistem informasi:

a. Perangkat keras (hardware) yaitu mencakup peranti peranti fisik

seperti komputer dan printer.

b. Perangkat lunak (software) atau program yaitu sekumpulan

instruksi yang memungkinkan perangkat keras dapat memproses

data.

c. Prosedur adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk

mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang

dikehendaki

d. Orang : semua yang bertanggung jawab dalam pengembangan

sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem

informasi.

e. Basis data (database) yaitu sekumpulan tabel, hubungan, dan lain

lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

Jaringan komputer dan komunikasi data yaitu sistem penghubung

yang memungkinkan satu sumber (resources) dipakai secara

bersamaan atau dapat diakses oleh sejunmlah penerima.


16

2.3.5. Nilai Informasi

Pada umumnya, nilai informasi ditentukan oleh 2 hal, yaitu manfaat

dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai

jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk

mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi

ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang

keadaan.

Namun, perlu dipahami bahwa informasi yang digunakan di dalam

suatu sistem informasi pada umumnya digunakan untuk beberapa

kegunaan sehingga sulit untuk membandingkan suatu bagian informasi

pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk mendapatkannya sebab

sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam

manajemen.

Pengukuran nilai informasi pada umumnya dihubungkan dengan

analisis cost effectiveness atau cost benefit. Menurut Tata Sutabri bahwa

nilai informasi ini didasarkan kepada 10 sifat, yaitu (a) mudah diperoleh,

(b) luas dan lengkap, (c) ketelitian, (d) kecocokan, (e) ketepatan waktu,

(f) kejelasan, (g) keluwesan, (h) dapat dibuktikan, (i) tidak ada

prasangka, dan (j) dapat diukur.

2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi didefinisikan sebagai perangkat lunak

yang membantu mengatur dan menganalisis data. Tujuan sistem informasi

adalah mengubah data mentah menjadi informasi bermanfaat yang dapat


17

digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.selain itu,

merupakan seperangkat komponen terpadu untuk mengumpulkan,

menyimpan, dan memproses data dan untuk menyediakan informasi,

pengetahuan, dan produk digital.

“Sistem informasi merupakan perangkat prosedur yang terorganisasi dengan

sistematik, bila dilaksanakan akan menyediakan informasi yang dapat

dimanfaatkan dalam proses pembuatan keputusan.”. (Ida Nuraida dan

Oktavianto dalam buku karya Muslihudin, 2016:11).

2.4.1. Komponen Sistem Informasi

Menurut Maimunah, dkk (2017:25)[19], “Sistem informasi

terdiri dari komponen komponen yang disebut blok bangunan

(building blovk), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok

keluaran, blok teknologi, blok baris data dan blok kendali. Sebagai

suatu sistem, keenam blok tersebut masing masing saling berinteraksi

satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai

sasaran”.

Menurut Saputro, dkk dalam Jurnal Sensi (2017:3) [20], Komponen

sistem informasi:

f. Perangkat keras (hardware) yaitu mencakup peranti peranti fisik

seperti komputer dan printer.

g. Perangkat lunak (software) atau program yaitu sekumpulan

instruksi yang memungkinkan perangkat keras dapat memproses

data.
18

h. Prosedur adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk

mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang

dikehendaki

i. Orang : semua yang bertanggung jawab dalam pengembangan

sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem

informasi.

j. Basis data (database) yaitu sekumpulan tabel, hubungan, dan lain

lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

Jaringan komputer dan komunikasi data yaitu sistem penghubung yang

memungkinkan satu sumber (resources) dipakai secara bersamaan atau

dapat diakses oleh sejunmlah penerima.

2.4.2. Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi

masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang

efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan,

dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Berikut adalah

klasifikasi sistem informasi :

1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi

Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan

level manajerial.

2. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen


19

Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem

informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi

asuransi dan sistem informasi perhotelan.

3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis

Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem

informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi

pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.

2.4.3. Tujuan Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi terdiri dari Kegunaan (Usefulness),

Ekonomi (Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan Langganan

(Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan

Fleksibilitas (Fleksibility).

1. Kegunaan (Usefulness)

Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan

relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil

operasi di dalam organisasi.

2. Ekonomi (Economic)

Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan,

pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu

nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.


20

3. Keandalan (Realibility)

Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi

dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan

pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen

mesin tidak beroperasi secara temporer.

4. Pelayanan Langganan (Customer Service)

Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada

para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para

pelanggannya.

5. Kesederhanaan (Simplicity)

Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya

dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

6. Fleksibilitas (Fleksibility)

Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan

yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana

sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh

organisasi.

2.5. Teori Khusus

2.5.1. Konsep Dasar Penerimaan Siswa Baru

2.5.1.1. Definisi Penerimaan


21

Pengertian penerimaan disini pada dasarnya hanya untuk

memperlancar dan mempermudah dalam proses penerimaan

siswa siswi baru, pendataan dan pembagian kelas seorang

siswa siswi. Sehingga dapat terorganisir, teratur dengan cepat

dan tepat dengan beberapa persyaratan yang telah ditentukan

oleh sekolah. Proses penerimaan siswa baru merupakan salah

satu kewajiban pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setiap

tahun ajaran baru.

2.5.1.2. Definisi Siswa

Menurut Sarwono dalam Martono (2016:422). “Siswa

adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk

mengikuti pelajaran di dunia pendidikan”. Anita Dewi Susanti,

Muhamad Muslihudin, Sri Hartati dalam kutipan nata

(2017:38) dalam jurnal Seminar Nasional Teknologi Informasi

dan Multimedia, Kata siswa/murid diartikan sebagai orang

yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,

keterampilan, pengalaman, dan kepribadian baik sebagai bekal

hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan belajar

sungguh-sungguh . Dari definisi diatas peneliti menyimpulkan

bahwa, Siswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar

untuk mengikuti pelajaran serta penentu terjadi atau tidaknya

proses belajar mengajar di sekolah.

2.5.1.3. Definisi Penerimaan Siswa Baru


22

Menurut Desi Anwar (2016:Vol,1), “Penerimaan

merupakan penyambutan, proses, perbuatan atau sikap

terhadap seseorang”. “Siswa merupakan pelajar pada akademi

atau perguruan tinggi”. “Baru merupakan suatu hal belum ada

sebelumnya”.

2.6. Konsep Analisa Sistem

2.6.1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Whitten dan Bentley dalam Sri Mulyani (2016:38),

menjelaskan bahwa “Analisis sistem adalah sebuah teknik penguraian

sebuah sistem menjadi beberapa komponen-komponen dengan tujuan

untuk mempelajari bagaimana komponen-komponen pembentuk sistem

tersebut saling bekerja dan mencapai tujuan sistem tertentu”.

Menurut Hanif dikutip dari Dimas, Mochammad Al Musadieq, Heru

Susilo, dalam Jurnal Administrasi Bisnis, (2017 : 20), berpendapat bahwa

analisis sistem adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan dipelajari

dan sistem pengganti diusulkan. Tujuan utama dari fase analisis adalah untuk

memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses

dari sistem baru

2.6.2. Tahap Analisa Sistem

Dikutip dari jurnal Aris Martono (2016:185), “Setelah

proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka

data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis agar mendapatkan suatu

hasil akhir yang bermanfaat bagi peneliti”. Dalam metode analisis

sistem dilakukan melalui empat tahap, yaitu:


23

1. Survey terhadap sistem yang berjalan.

2. Analisis terhadap sistem yang berjalan.

3. Identifikasi kebutuhan sistem.

Identifikasi persyaratan sistem.

Didalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang

dilakukan oleh analis sistem adalah sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisa system.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa.

2.7. Konsep Sistem Database

2.7.1. Sistem Database

Database merupakan salah satu komponen yang penting di dalam

sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi

bagi para pemakainya. Penerapan database dalam sistem informasi

disebut dengan sistem database (database system).

Secara umum sebuah sistem database adalah suatu sistem

informasi yang mengintegritaskan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk

beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi.

Database dibentuk dari kumpulan file. File merupakan kumpulan

dari item data yang diatur dalam satu record dimana item-item data


24

tersebut dimanipulasi untuk pemroses tertentu. File dapat juga diartikan

sebagai kumpulan record-record yang sejenis yang mempunyai panjang

elemen yang sama , atribut yang sama namun berbeda-beda nilai

data valuenya.

Berikut adalah istilah-istilah yang ada di dalam database :

1. Table

Table adalah kumpulan data yang terdiri dari record-record yang

disatukan untuk suatu tujuan tertentu.

2. Field

Field adalah jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasan

nilainya.

3. Record

Record adalah kumpulan field-field yang distukan dalam satu baris.

Untuk dapat mengelola data di dalam database, diperlukan bahasa yang

dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query

Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalam

pengolahan semua database yang ada. Didalam SQL terdapat 3 sub bahasa

yaitu :
25

1. DDL (Data Definition Language) yang digunakan untuk

membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.

2. DML (Data Manipulation Language) yang digunakan untuk

menambah, mencari, mengubah dan menghapus baris dan table.

3. DCL (Data Control Language) yang digunakan untuk menangani

masalah security dalam database.

2.7.2. Unified Modelling Language (UML)

UML (Unified Modelling Language) merupakan salah satu

pemodelan yang banyak digunakan untuk membantu pengembang

sistem atau para pemrogram serta calon pengguna sistem/perangkat

lunak dalam menyalurkan idenya. Dengan adanya bahasa pemodelan

visual ini dapat memberikan kemudahan serta kelancaran dalam

membuat suatu perancangan. Adapun pengertian UML menurut para

ahli sebagai berikut:

Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2018 : 137) : “UML merupakan

bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah

sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”.

Munawar (2018 : 49) : “UML (Unified Modelling Language)

adalah salah satu alat bantu yang sangat handal didunia pengembangan

sistem yang berorientasi objek. Hal ini disebabkan karena UML

menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi

pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam

bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan


26

mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan

mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain”.

Tomoyud S. Waruwu (2018 : 36) : “Unified Modelling

Language (UML) adalah sebuah pemodelan visual yang

mendeskipsikan, menggambarkan, membangun serta

mendokumentasikan pengembangan sistem informasi yang memiliki

paradigma berorientasi objek.”. Berdasarkan definisi dari beberapa para

ahli diatas dapat disimpulkan bahwa UML (Unified Modelling

Language) adalah bahasa visual yang digunakan untuk pemodelan

sistem atau perancangan bagi pengembang sistem.

UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan


komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan
teks-teks pendukung (Sukamto & Shalahuddin, 2018:137).

UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi


penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun
kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi
berorientasi objek. Diagram yang terdapat pada UML, (Sukamto &
Shalahuddin, 2018:138).

1. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau Activity Diagram menggambarkan workflow
(aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
menu yang ada pada perangkat lunak (Sukamto & Shalahuddin,
2018:161).

2. Use Case Diagram


Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case
digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam sebuah
27

sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-


fungsi itu (Sukamto & Shalahuddin, 2018:155).

3. Component Diagram
Diagram component atau component diagram dibuat untuk
menunjukkan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan
komponen dalam sebuah sistem. Diagram komponen fokus pada
komponen sistem yang dibutuhkan dan ada didalam sistem (Sukamto &
Shalahuddin, 2018:148).

4. Deployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan
konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi (Sukamto &
Shalahuddin, 2018:154).

2.7.3. Definisi Diagram-Diagram UML (Unified Modelling Language)

Berikut ini adalah defenisi mengenai 5 (lima) diagram UML:

1. Use Case Diagram

Menurut Sri Mulyani (2016 : 245) menyatakan bahwa: “ Use Case

Diagram yaitu diagram yang menggambarkan dan

merepresentasikan aktor, use case dan dependencies suatu proyek

dimana tujuan dari diagram ini adalah menjelaskan konsep hubungan

antara sistem dengan dunia luar”.

2. Sequence Diagram

Menurut (Irmayani & Susyatih, 2017) ”Sequence Diagram

menggambarkan bagaimana sistem merespon kegiatan user.

Sequence Diagram yang dibuat yaitu yang berhubungan langsung


28

dengan kegiatan utama dari sistem informasi anggaran pendapatan

dan belanja desa berbasis objek”.

3. Activity Diagram

Menurut Muhammad Muslihudin dan Oktafianto (2016 :63)

mengungkapkan: “Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram

status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas

lainnya dalam suatu sistem”.

2.7.4. Manfaat UML (Unified Modelling Language)

UML (Unified Modelling Language) biasa digunakan untuk :

1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara

umum, dibuat dengan use case dan actor.

2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan

secara umum.

3. Menggambarkan resentasi struktur static sebuah sistem dalam

bentuk class diagram.

4. Membuat model behaviour yang menggambarkan kebiasaan atau

sifat sebuah sistem.

2.7.5. Konsep Dasar Elisitasi

2.7.5.1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville dan Sawyer, dalam Hanafri dkk

(2017:7), “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang

ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui

komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang

memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.


29

2.7.5.2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Bachtiar dan Atikah (2015:74), Elisitasi dilakukan

melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem yang diusulkan oleh pihak

manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan

metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara

rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru

dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

 M pada MDI artinya Mandory. Maksudnya requirement

tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat

membuat sistem baru.

 D pada MDI artinya Desirable. Maksudnya requirement

tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi

jika requirement tersebut dalam pembentukan sistem, akan

membuat sistem tersebut lebih sempurna.

 I pada MDI artinya Innesential. Maksudnya requirement

tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan

merupakan bagian luar sistem.

3. Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisistasi tahap II dengan cara

mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode


30

MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan

kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

 T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/Teknik

pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang akan

diusulkan.

 O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara

menggunakan requirement tersebut dalam sistem yang akan

dikembangkan.

 E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang

diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam

sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa

option, yaitu:

a. High (H): sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan

pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga

requirement tersebut harus dieliminasi.

b. Middle (M): mampu untuk dikerjakan.

c. Low (L): mudah untuk dikerjakan.

4. Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang

dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan

dikembangkan.

2.7.5.3. Literature Review (mana lagi literatur review nya minimal 10

buah)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erlindayati (2016)


31

Penelitian yang dilakukan oleh Erlindayati berjudul “Perancangan

Sistem Informasi Penerimaan Calon Siswa Baru Pada SMK

Karya Bangsa”. Sistem yang diusulkan pada penelitian ini

mengunakan web agar proses pengolahan data lebih akurat dan tepat.

Karena dalam sistem berjalan saat ini masih menggunakan manual

yaitu dengan pencatatan secara tertulis sehingga dapat menyebabkan

terjadinya kesalahan pada data calon siswa. Penelitian ini dilakukan

untuk merancang sistem yang sedang berjalan yaitu dari sistem

manual menjadi sistem terkomputerisasi yang berbentuk web,

sehingga calon siswa/siswi tersebut dapat mendaftar secara langsung

tanpa harus datang langsung ke sekolah, siswa dapat mendaftar di

rumah atau di warnet terdekat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Sodiq Mustofa dan Djunarko

[ 2017 ]

Penelitian yang telah dijalankan oleh Eko Sodiq Mustofa dan

Djunarko berjudul “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi

Penerimaan Siswa Baru Pada SMK Negeri 3 Klaten Dengan

Netbeans 6.5”. Sistem yang diusulkan pada penelitian ini

mengunakan Netbeans 6.5 untuk mempermudah dan mempercepat

dalam proses penerimaan siswa baru pada SMK Negeri 3 Klaten.

Sistem ini dirancang untuk dijadikan solusi awal dalam memecahkan

masalah yang terjadi dalam pengolahan data penerimaan siswa baru

agar menghasilkan informasi yang mempunyai nilai lebih


32

dibandingkan diolah secara manual. Dengan pembuatan Sistem

Informasi Penerimaan Siswa Baru akan mempermudah dan

mempercepat dalam pembuatan laporan yang dibutuhkan terutama

laporan mengenai data-data yang berkaitan dengan data siswa

khususnya penerimaan siswa baru karena pengembang tidak perlu

merubah secara total struktur sistem yang telah ada dengan

menggunakan konsep pemrogamman berbasis objek.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rohidatun Hulasiah (2018)

Penelitian yang telah dijalankan oleh Siti Rohidatun Hulasiah

berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Siswa

Baru Berbasis Web Pada SMK Ikhlas”. Sistem yang diusulkan

pada penelitian ini mengunakan web dengan progam PHP dan Mysql

untuk membantu bagian penerimaan siswa baru dalam pengolahan

data pendaftaran siswa baru dan sistem ini dirancang untuk dijadikan

solusi awal dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam

pengolahan data pendaftaran siswa baru agar efektif dan efisien.

Walaupun sistem berjalan saat ini sudah menggunakan komputer,

namun ada proses yang masih dikerjakan secara manual dan

penggunaan computer masih sebatas aplikasi Microsoft word,

dan Microsoft Excel. Dengan ini bagian pendaftaran siswa baru tidak

perlu berulang-ulang dalam mengolah data karena menggunakan

sistem berbasis web secara online.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Adisaputra, R., Hernawati, E., & Kusuma,

G. P. (2018).
33

Penelitian yang telah dijalankan oleh Adisaputra, R., Hernawati, E., &

Kusuma, G. P. (2018). “Aplikasi Pendaftaran Dan Penerimaan Siswa

Baru Berbasis Web (Studi Kasus: Smpn 2 Cianjur) Application The

Registrationand Accepting New Students Webbased (Case Study:

Smpn 2 Cianjur). eProceedings of Applied Science, 4(1).” Aplikasi

Pendaftaran dan Penerimaan Siswa Baru merupakan aplikasi yang

mengambil studi kasus di SMPN 2 Cianjur. Aplikasi ini dibuat karena

SMPN 2 Cianjur telah melakukan pencatatan pendaftaran dan penerimaan

Siswa baru yang masih dilakukan secara manual mulai dari pencatatan data

pendaftaran siswa baru, data penerimaan siswa baru, pembayaran registrasi

data siswa baru hingga ditetapkan kelas untuk siswa baru berdasarkan

pilihan kuota. Oleh karena itu, Aplikasi Pendaftaran dan Penerimaan Siswa

Baru sebagai sarana pencatatan data menjadi terkomputerisasi di SMPN 2

Cianjur. Penelitian ini menggunakan metode pengerjaan Waterfall dengan

menggunakan Framework bahasa pemrograman PHP CodeIgniter dan

database MySQL. Kata Kunci : Pendaftaran, Pendaftaran Siswa Baru,

Penerimaan, Penerimaan Siswa Baru, CodeIgniter, Website Abstract.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Syafi Zain,Eka Mala

Sari,Muchamad Arif (2018)

Penelitian yang telah dijalankan oleh Achmad Syafi Zain,Eka Mala

Sari,Muchamad Arif (2018) “PENGEMBANGAN SISTEM

INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS WEB DI

SMA 1 ANNUQAYAH SUMENEP” Saat ini belum banyak sekolah di

Indonesia mengembangkan sistem informasi Penerimaan Siswa Baru (PSB)

pada sistem infomasi berbasis web. Dengan manfaat dan kemudahan

teknologi yang sudah ada, sudah seharusnya pengembangan sistem

informasi penerimaan siswa baru (PSB) ini dikembangkan oleh tiap-tiap


34

sekolah. Sistem PSB di SMA 1 Annuqayah masih menggunakan sistem

manual atau melalui brosur. Dari permasalahan tersebut maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk membantu pihak sekolah dalam proses

penerimaan siswa baru berbasis web agar proses PSB berjalan

efektif.Prosedur Pengembangan dalam penelitian ini, mengacu pada model

pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan produk Sistem

Informasi ini adalah ADDIE, dengan 5 tahapan sebagai berikut yaitu

Analysis (analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan),

Implementation (implementasi) dan tahap Evaluation (evaluasi). Tahap

pengembangan perangkat sistem informasi, dalam penelitian ini adalah

produk berupa sistem informasi penerimaan siswa baru berbasis web di

SMA 1 Annuqayah Sumenep. Penilaian yang diperoleh dari ahli Validasi

oleh ahli desain kinerja diperoleh persentase 97 %, ahli desain sistem

persentase 95 %, hasil persentase desain kinerja 89,3% hasil persentase

desain tampilan 87,6%. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah sistem informasi yang dihasilkan dapat membantu mempermudah

siswa dalam mendaftar dan panitia untuk melaksanakan PSB Online

Anda mungkin juga menyukai