Anda di halaman 1dari 16

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Teori Umum


3.1.1. Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sebuah sistem yang tepat guna akan memberikan dampak positif bagi suatu
perusahaan dalam pencapaian sasaran serta tujuan perusahaan. Menurut Moekijat
dalam Prasojo (2011:152) “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari objek-objek,
unsur-unsur, komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu
sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan
pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”. Pengertian sistem menurut Yakub
dalam bukunya Pengantar Sistem Informasi (2012:1), “Sistem adalah sekelompok
elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan”,
sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:6) “Sistem adalah sekelompok unsur yang
erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, Bonita J.Campbel (1979) dalam Bambang
Hartono (2013:10) mendefinisikan sistem sebagai himpunan bagian-bagian atau
komponen yang saling berkaitan dan secara bersama-sama berfungsi atau bergerak
untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan pengertian sistem menurut para ahli maka dapat disimpulkan


bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau elemen yang saling berhubungan
secara bersama-sama dalam mencapai suatu tujuan dalam pengolahan sistem.

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20) sebuah sistem mempunyai karakteristik


atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai
sistem, sedangkan Jogiyanto (2010:14) berpendapat bahwa suatu sistem memiliki
paling sedikit sepuluh karakteristik suatu sistem. Adapun karakteristik yang
dimaksud sebagai berikut:

1. Komponen Sistem (Component)


Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-
komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem
memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Contoh: supra sistem dan
supra sari.
2. Batas Sistem (Boundary system)
Ruang lingkup sistem merupakan suatu daerah yang membatasi antara
sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya
(ruang lingkup dari sistem tersebut). Batasan sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Enviroment System)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar system.
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian lingkungan luar
tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan
harus dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan
hidup dari sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface System)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut
penghubung sistem sedang berinteraksi. Penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem lain. Bentuk keluaran
dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui
penghubung tersebut. Dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem
yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input System)
Energi yang dimaksudkan ke dalam sistem disebut masukan sistem-sistem
yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan signal (signal
input). Maintenance input adalah energi yang dimaksudkan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk
mendapatkan keluaran. Contoh di dalam suatu unit sistem komputer,
program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan
komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Pengolahan Sistem (Processing system)
Suatu bagian pengolah yang memproses yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan
mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan.
7. Keluaran Sistem (Output system)
Hasil energy diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem
informasi keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat
digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain
yang menjadi input bagi subsistem lain.
8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan(Goals)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
Determinictic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi
sistem tidak ada gunanya, suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Tata Sutabri (2012:22) menyatakan bahwa sistem merupakan suatu bentuk


integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki
sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh
karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya :
1. Sistem Abstrak (Absract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang
ada secara fisik.
2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human
Made System)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
manusia, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan
interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system.
3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic
System)
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang
dapat diprediksi, sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi
masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh
dengan lingkungan luarnya, sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya
campur tangan dari pihak luar, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luar, sistem ini menerima
masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem
yang lainnya, misalnya musyawarah.

3.1.2. Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Secara Etimologi, kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis kuno
Informacion (1387) mengambil istilah dari bahasa Latin yaitu informastionem yang
berarti “Konsep, ide, atau garis besar”. Informasi ini merupakan kata benda dari
informare yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan”.
Definisi informasi menurut McLeod yang dikutip oleh Yakub (2012:8) adalah
“Data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimannya”. Pendapat lain mengatakan, “Informasi adalah sekumpulan fakta
(data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti
bagi si penerima” (Sutarman, 2012:14). Sementara itu, Tata Sutabri (2012:22)
berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah
atau dinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi bisa dikatakan


sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran pengalaman atau instruksi.
Namun istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya dan secara
umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti pengetahuan persepsi
kebenaran, representasi negontropy, stimulus komunikasi dan rangsangan mental.

Mutu Informasi

Novia Anggia (2013:15) mengatakan bahwa kesalahan informasi antara lain


disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.


2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang tidak terolahnya sebagian data.
4. Pemeriksaaan/pencatatan data yang salah.
5. Dokumen induk yang salah.
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan.
7. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja.

Penyebab kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Pengontrolan sistem untuk menemukan kesalahan.


2. Pemeriksaan internal dan eksternal.
3. Penambahan batas ketelitian data.
4. Penginstruksian dari pemakai yang terpogram secara baik dan dapat menilai
adanya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
Siklus Informasi

Siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap


data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang
menghasilkan informasi berikutnya. Data merupakan bentuk yang masih mentah
yang belum dapat berbicara banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data yang
diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima
informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti
menghasilkan tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali.

Gambar 2.1 Contoh Siklus Informasi Diagram

Data yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui


model dan seterusnya membentuk siklus. Menurut John Burch dan Gary
Grudnitski, “Information system theory dan practice”. (John Wiley and Sons, New
York,1986). siklus ini disebut dengan Siklus Informasi (Information Cycle) atau
Siklus Pengolahan Data (Data Processing Cycle).
Nilai Informasi

Menurut Sutarman (2012:14) nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal
yaitu untuk:

1. Memperoleh pemahaman dan manfaat.


2. Mendapatkan pengalaman.
3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam
pemecahan atau proses bisnis tertentu.
4. Mengekstrak inplikasi kritis dan merefleksikan pengalaman masa lampau
yang menyediakan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi.
5. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi
tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitasnya.

Menurut Jogiyanto (1999) yang dikutip oleh Yakub (2012:9) nilai dari
informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya dan suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

Berdasarkan definisi nilai informasi di atas, maka peneliti menyimpulkan


bahwa nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

Nilai suatu Informasi dapat ditentukan bedasarkan sifatnya, berikut sepuluh


sifat yang terdapat dalam nilai infomasi:

1. Kemudahan dalam memperoleh


Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh
secara mudah, informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak
bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat Luas dan Kelengkapannya
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
lingkup/cakupan yang luas dan lengkap, Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi tidak bernilai. Karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan
keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Informasi tidak dapat dimanfaatkan untuk
pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi
tidak bernilai/usang karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan
keputusan.
6. Kejelasan (clarity)
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibility/Keluwesan
Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas yang
tinggi, fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada
saat pengambilan keputusan.
8. Dapat Dibuktikan
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat
dibuktikan kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang
diolah.
9. Tidak ada Prasangka
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak
menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat Diukur
Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat
mencapai nilai yang sempurna.

Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus
akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut
dipaparkan menurut Tata Sutabri (2013:43), di bawah ini:

1. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.
Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya
informasi harus akurat karena biasannya dari sumber informasi sampai
penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan yang dapat
mengubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktu (Timelines)
Tepat waktu informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena
informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan,
terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
3. Relevan (Relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya di mana
relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang
menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal
yaitu manfaat dan biaya.
3.1.3. Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas


orang yang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Menurut Sutarman (2012:13) sistem informasi adalah sistem yang
dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya.
sebuah sistem informasi terdiri dari input (data instruksi) dan output (laporan,
kalkulasi. Abdul kadir (2014:9) mengatakan bahwa “Sistem informasi adalah
kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk
mentrasformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna”.

Mohamad Subhan (2012:18) dalam bukunya yang berjudul Analisa Sistem


Informasi Edisi Revisi memberikan penjelasan bahwa “Sistem informasi
merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta
perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras
memegang peranan yang penting dalam sistem informasi”, sedangkan menurut
pendapat Rudy Tantra (2012:2) mengatakan bahwa “Sistem informasi adalah cara
yang terorganisir untuk mengumpulkan, memasukan dan memproses data dan
menyimpannya, mengelola, mengotrol dan melaporkannya sehingga dapat
mendukung perusahaan atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan”.

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu kumpulan


perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mentrasformasikan, mengolah dan
mengumpulkan data sebagai informasi yang berguna dan untuk mencapai tujuan.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Yakub (2012:20) sistem informasi merupakan sebuah susunan


yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen-komponen tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Blok Masukan (Input Block), input memiliki data yang masuk ke dalam
sistem informasi juga metode-metode untuk menangkap data yang
dimasukkan.
2. Blok Model (Model Block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika
dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data.
3. Blok Keluaran (Output Block), produk dari sistem informasi adalah
keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block), blok teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan, dan mengakses data serta
menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan.
Teknologi terdiri dari tiga bagian utama yaitu: teknisi (brainware),
Perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
5. Basis data (Database Block), basis data merupakan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu sama lainnya dan tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi.
6. Blok Kendali (Control) adalah komponen yang mengendalikan gangguan
terhadap informasi.

Tujuan Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto H.M,(2010:13) tujuan dari sistem informasi adalah


menghasilkan informasi (information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk
yang berguna bagi pemakainya. Tujuan sistem informasi terdiri dari:

1. Kegunaan (Usefulness), sistem harus menghasilkan informasi yang akurat,


tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan
personil operasi di dalam organisasi.
2. Ekonomi (Economic), semua bagian komponen sistem termasuk laporan-
laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang
suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
3. Keandalan (Realibity), keluaran sistem harus mempunyai tingkatan
ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara
afektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat
komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.
4. Pelayanan langganan (Customer Service), sistem harus memberikan
pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem
tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.
5. Kesederhanaan (Simplicity), sistem harus cukup sederhana sehingga
terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya
mudah diikuti.
6. Fleksibilitas (Fleksibility), sistem harus cukup fleksibel untuk menangani
perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam
kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan
oleh organisasi.

Tidak hanya tujuan tetapi sistem informasi memiliki kegunaan yang lebih dalam
melakukan suatu pekerjaan, dibawah ini adalah kegunaan sistem informasi
dilingkungan perusahaan:

1. Meningkatkan aksebilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
bagi pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.
2. Menjamin tersediannya kualitas dan ketrampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
4. Mengindentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung
sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengatifikasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemahaman.
3.1.4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

“Siklus Hidup Pengembangan Sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan


untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah pada tahapan tersebut
dalam proses pengembangan sistem”. (Sutabri Tata, 2013:56)

Siklus hidup sistem informasi dimulai dari fase perencanaan, fase pengembangan
(investigasi, analisis, desain, implementasi) dan dievaluasi secara terus menerus
untuk menetapkan apakah sistem informasi tersebut masih layak diaplikasikan.
Penjelasan mengenai fase-fase dari siklus hidup pengembangan sistem informasi,
yaitu sebagai berikut :

1. Fase Perencanaan
Perencanaan pengembangan sistem informasi bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan
dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu
pelaksanaan, serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang
akan melaksanakan.
2. Fase Pengembangan
Fase pengembangan sistem informasi disebut juga sebagai siklus hidup
pengembangan sistem informasi yang garis besarnya terdiri dari 6 langkah.
Tahapan utama dalam proses pengembangan sistem informasi adalah
sebagai berikut :
a. Investigasi Sistem
Manfaat dai fase pengelidikan/investigasi ini adalah untuk menentukan
masalah-masalah atau kebutuhan yang timbul.
b. Analisis system
Tahap analisisi bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas
dimana sistem yang berjalan dipelajari lebih mendalam, konsepsi, dan
usulan dibuat untuk menjadi landasan bagi sistem baru yang akan
dibangun.
c. Desain Sistem
Pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi ke computer
dilaksanakan. Rencana pembuatan program dilaksanakan dan juga
testing programnya.
d. Implementasi Sistem
Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain
sistem yang ada dalam dokumen desain sistem disetujui dan menguji,
menginstall dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang
diperbaiki.
e. Pemeliharaan Sistem
Disarankan adanya dua tahap review yang harus dilakukan. Pertama kali
tidak terlalu lama setelah penerapan sistem. Review berikutnya dapat
dilakukan kira-kira setekah enam bulan berjalan.
Cara yang ditempuh dalam penerapan tahapan pengembangan sistem
informasi, yaitu sebagai berikut :
f. Waterfall
Setiap tahap harus diselesaikan terlebih dahulu secara penuh sebelum di
teruskan ketahap berikutnya untuk menhindari terjadinya pengulangan
tahapan.

3.1.5. Konsep Dasar Data

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan suatu pemaparan kejadian


yang dialami secara langsung atau dapat dikatakan sebagai pencapaian satu
keputusan dari kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan fakta-fakta yang didapat.
Definisi data menurut Kumorotomo dan Margono (2011:11) adalah fakta yang
tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan
tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan,
sedangkan menurut John J. Longkutay (2012:2) dalam bukunya Pengenalan
Komputer, “Data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari
fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, gambar-gambar,
angka-angka, simbol-simbol yang menunjukan suatu ide, objek, kondisi dan
situasi”. Sementara itu, McLeod dalam bukunya Yakub, (2012:5) mengatakan
bahwa “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu
kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact), dan angka yang secara relative tidak
berarti bagi pemakai”.

Adapun data yang berbentuk nilai sebagai berikut:

1) Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya


tidak tergantung pada masing-masing item secara individual. misalnya
artikel koran, majalah dan lain-lain.
2) Data yang terhormat adalah data dengan suatu format tertentu misalnya data
yang menyatakan tanggal atau jam dan nilai mata uang.
3) Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik,
foto, hasil ronstan dan tanda tangan.
4) Audio adalah data dalam bentuk gambar suara misalnya instrument music,
suara orang, suara binatang, detak jantung dan lain-lain.
5) Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi
dengan suara misalnya suatu kejadian, dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk
film.

Dari poin-poin di atas mengenai data dapat disimpulkan bahwa data merupakan
gambaran, kejadian atau fakta yang berbentuk nilai seperti teks, citra, audio dan
video menunjukan suatu situasi.

3.1.6. Konsep Dasar Basis Data

Definisi Basis Data

Menurut pendapat Yakub (2012:51-53) “Basis data adalah sebagai markas


atau gudang tempat bersarang atau berkumpul dalam suatu database”, sedangkan
menurut Kustiyaningsih (2011:146) “Database adalah struktur penyimpanan data
untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah
database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti Mysql Server”.

Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi,
karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai.
Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database system.
Sistem basis data (database system) adalah suatu sistem informasi yang
mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam
didalam suatu organisasi.

Dengan sistem basis data ini tiap-tiap orang atau bagian dapat memandang database
dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Bagian kredit dapat memandangnya
sebagai data piutang, bagian penjualan dapat memandangnya sebagai data
penjualan, bagian personalia dapat memandangnya sebagai karyawan, bagian
gudang dapat memandangnya sebagai data persediaan. Semua terintegrasi dalam
sebuah data yang umum, berbeda dengan sistem pengolahan data tradisional
sumber data ditangani sendiri-sendiri untuk tiap aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai