Anda di halaman 1dari 39

REVIEW BUKU

JOGIYANTO

Disusun oleh:
Kelompok 6

I Gusti Ngurah Pu Devtian Dicky Diastama (1504505085)


I Made Aris Satia Widiatmika (1504505090)
I Made Agus Hary Setiwan (1504505091)

TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
I. KONSEP DASAR

1.1 Konsep Dasar Sistem


Dalam mendeifinisikan system dapat dibagi menjadi dua kelompok.
Pertama menekankan pada prosedurnya dan yang lain menekankan pada
komponennya. Pendekatan system melalui prosedur mendefinisikan system sebagai
berikut:
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpuI bersama-sama untuk metakukan ,suatu kegiatan
atau untuk menyeIesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jerry FitzGerald, Ardra F.
F'itzGerald, Warren D. Stallings, Jr., Fundamentals of Svstenrs Analvs).

Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel sebagai


berikut ini.
Suatu prosedur adatah suatu urut-urutan operasi kIerikal (tulis menutis),
biasanya metibatkan beberapa orang di dalam satu atau Lebih departemen, yang
diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi
bisnis yang terjadi(uchard F. Neuschel, Manasemerrt bv Svstems, (Edisi kedua;
New York: McGrawHill, 1960), hal. 10, dikutip oleh Cecil Gillespie, Accountins
Svstems. Procedures and Methods, (Edisi ketiga; New Jersey: Prentice-Hall,
1971,), hal. 2.)

Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerald dan warren D. Stallings, Jr., mendefinisikan


prosedur sebagai berikut:
Suatu prosedur adatah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan
instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang
mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya.

(Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerald, Warren D. Stallings, Jr., loc. Cit)


Pendekatan sistem yang tebih menekankan pada elemen atau komponennya
mendefinisikan sistem sebasai berikut.
Sistem adalah kumputan dari etemen-etemen yang berinter-aksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-


komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas
Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat
berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem
saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga
tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah di
dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu
system. Untuk menganalisis dan merencanakan suatu sistem, analis dan perancang
sistem harus mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau
elemen-elemen atau subsistem-subsistem dari sistem tersebut.
Untuk masing-masing subsistem kemungkinan terdapat subsistem yang lebih kecil
lagi atau terdapat elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem tersebut.
Komponen-komponen dari sistem terdiri komponen masukan, pengolah dan
komponen keluaran.
Selain elemen-elemen dari sistem tersebut harus berinteraksi, subsistem dari
sistem harus dapat berintegrasi dengan susbsistem-subsistem lainnya. Integrasi ini
dapat dilakukan dengan diterapkan prosedur-prosedur.
Suatu sistem mempunyai maksud lertentu. Ada yang menyebutkan maksud
dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang
menyebutnya untuk mencapai sebuah sasaran (objective). Goal biasanya
dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas (system) dan sasaran dalam
ruang lingkup yang lebih sempit (subsistem). Seringkali tujuan (goal) dan sasaran
(objective) digunakan bergantian dan tidak dibedakan.

1.1.1 Karakteristik Sistem


Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary),
lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input),
keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).
Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komplnen-komponen sistem
dapat berupa suatu subsistem.
Batas Sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut
Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (enviroment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal
input).
Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra system.
Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi. keluaran.
Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (Goal) atau sasaran (objectiveS).
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil
bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Karakteristik sebuah system dapat digabarkan sebagai berikut

Gambar 1.1 Karakteristik Sistem

1.1.2 Klasifikkasi Sistem


Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya
adalah sebagai berikut ini.
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract systen) dan sistem
fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran
atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem
yang ada secara fisik.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made systent). Sistem alamiah adalah sistem yang
terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia
yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan
human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine
system.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan
tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-
bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat
diramalkan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya
tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak
berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini
bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak
diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak
ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed
system (secara relatip tertutup, tidak benarbenar tertutup). Sistem terbuka
adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya
terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus
mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus
dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatip tertutup karena sistem
tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pcngaruh
yang baik saja.

1.2 Konsep Dasar Informasi


Informasi (infonnatiott) dapat didefinisikan sebagai berikut:
Informasi adalah data yang diol.ah menjadi bentuk yang tebih oerguna dan Iebih
berarti bagi yang menerimanya.( Robert N. Anthony, John Dearden, Management
Control Svstems, (Edisi keempat: Illinois: Richard D. Irwin, 1980), hal. 125-126.)
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari
bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah
sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.
1.2.1 Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suaru model untuk
dihasilkan informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi
menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu
model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut,
membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan
suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut
akan ditangkap sebagai input, diproscs kembali lewat suatu model dan seterusnya
membentuk suatu siklus._ Siklus ini oleh John Burch disebut dengan sikus
informasi (information circle). Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan
data (data processing circle)

Gambar 1.2 Siklus Informasi

1.2.2 Kualitas Informasi


Kualitas dari suatu informasi (quality of infurmation) tergantung dari tiga
hal, yaitu informasi harus akurat (acatrate), tepat pada waktunya (tinteliness) dan
relevan (relevance). John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari
informasi dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar.
Gambar 1.3 Tiga Pilar Kualitas Informasi

Akurat. berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak


bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya
Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.
Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

1.2.3 Nilai Informasi


Nilai dari informasi (value of infomration) ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efekip dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi
perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem
informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak
memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu
masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar
informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan. Lebih lanjut
sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatun
nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi
biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiventess atau costbertefit.
1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (infomrctiotr systenrs) atau
disebut juga dengan processing systems atau information processing systems atau
information-generating systems. Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A.
Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut:
Sistem informasi adatah suatu sistem di datam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengotahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajeriat dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak Iuar tertentu dengan Iaporan-taporan yang diperlukan
1.3.1 Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi
terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(buildingblock), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok
keluaran (output block), blok teknologi (technologt block), blok basis data
(database block) danblokkendali (controlsblock) 1 Sebagai suatu sistem, keenam
blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya

Gambar 1.4 Komponen SistemInformasi


Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan,
yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua iingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
Blok Teknologi
Teknologi merupakan "kotak alat" (tool-box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimian keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama,
yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui
teknologi dan membuatnya dapat beroperasi.
Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. data di didalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpannya. Basis data diakses atau- dimanipulasi dengan menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Dataiase Management
Systems).
Blok Kendali
Banyak hal yang dapat nrerusak bencana alam, api, temperatur, air, debu,
sistem informasi, seperti misalnya kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan
sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

1.3.2 Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen (Management information system atau sering
dikenal dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam
organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua
tingkatan manajemen. SIM (sistem informasi manajemen) didefinisikan oleh
George M. Scott sebagai berikut:
Suatu SIM adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem
informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun
kebutuhan operasi (G.org. M. Scott, PrinciDles of Management Information
Svstems, (New York: McGraw-Hill, 1986), hal. 66)
Menurut Barry E. Cushing:
Suatu SIM adalan kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya
modaI di datam suatu organisasi yang bertanggung-jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk menhasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di datam kegiatan perencanaan dan pengendalian. (Barry E. Cushing,
Accounting Information Slstems and Business Organizations, (philippines:
Addison Wesley Publishing Company, 1974), hal. 8.)
Menurut Frederick H. Wu:
SIM adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan
informasi untuk mendukung manajemen. (Frederick H. wu, Accounting
Infornration Systems.'I'heorv and Practice, (lntemational Student edition; Tokyo:
McGraw-Hill Japan, 1984), hal. 65.).
Menurut Gordon B. Davis:
SIM adatah sistem manusia / mesin yang mnyediakan informasi untuk mendukung
operasi, manajemen dan fungsi pengarbitan keputusan dari suatu organisas
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dirangkum bahwa MIS adalah :
1. Kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi;
2. Menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen.
Secara teori, komputer tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya
tidaklah mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen
non-komputer dan elemen komputer. Dari definisi yang diberikan oleh Gordon B.
Davis, elemen non-komputer adalah sistem manusia dan elemen komputer adalah
sistem mesin. Lebih lanjut Gordon B davis juga menegaskan bahwa SIM selalu
berhubungan dengan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer
(computer - based information processing).
SIM merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan
semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi. SIM merupakan
kumpulan dari sistem-sistem informasi. MIS tergantung dari besar-kecilnya
organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut ini.
1. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan
informasi dari transaksi keuangan.
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information systems),
menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-
kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management
information system)
4. Sistem informasi personalia (Personnel information system)
5. Sistem informasi distribusi (distribution information system).
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information system).
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information system).
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information system).
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development
information system)
10. Sistem informasi teknik (engineering information systems).
Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi
kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level
management), manajemen tingkat menengah (niddle level nrunagentent) dan
manajemen tingkat atas (top level management). Adolph Matz dan Milton F. Usri
menyebut top level management dengan executive management yang terdiri dari
direktur utama (president), direktur (vice-president) dan eksekutip lainnya di
fungsi-fungsi pemasaran, pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi.
Sedang middle level management terdiri dari manajer-manajer divisi dan manajer-
manajer cabang. Lower level management disebut dengan operating management
meliputi mandor dan pengawas. Robert J. Verzello dan John Reuter III menyebut
top level management dengan strategic level, middle level management dengan
tactical level dan lower level management dengan technical level.

Gambar 1.5 Sistem Informasi Managemen di berbagai level

1.3.3 Sistem Informasi Akutansi


Akuntansi merupakan bahasa dari bisnis. Setiap perusahaan menerapkannya
sebagai alat komunikasi. Secara klasik akuntansi merupakan proses pencatatan
(recording), pengelompokkan (classifying), perangkuman (summarizing) dan
pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan. Tujuan akhir dari kegiatan
akuntansi adalah penerbitan laporan-laporan keuangan. Sistem informasi yang
berbasis pada komputer sekarang dikenal dengan istilah sistem informasi akuntansi
atau SIA (accourttittg information system atau AIS). Sistem informasi akuntansi
(SIA) didefinisikan oleh Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin sebagai berikut
ini:
SIA adaLah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi
pengambiIan keputusan dengan orientasi finansiaI yang relevan bagi pihak- pihak
Iuar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adatah managemen)(
Stephen A. Moscove, Mark G. Simkin, Accounting Infomation Systems, Concept
and Practice for Effective Decision Making, (Fiisi kedua; New York: John wiley &
Sons, 1984), hal 6-7).
Menurut Robert G. Murdick, Thomas C. Fuller dan Joel E. Ross:
SIA adalah kumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggung-
jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapatkan dari
transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan
datam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta
petaporan eksternaI kepada pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihak Iuar
Iainnya(Robert G. Murdick,Thonras C. Fuller, Joel E. Ross, Accounting
Infornration Svstems, (New Jersey: Prentice-Hall, 1978), hal. 14).
Menurut Frederick H. Wu:
SIA adatah suatu kesatuan atau suatu komponen di daLam suatu organisasi
yang mengotah transaksi keuangan untuk menyediakan informasi scorekeeping,
attention directing dan decision-making kepada pemakai lntormasi (Frederick H.
Wu Op.Cit Hal 8).

Dari beberapa definisi yang diberikan dapat diambil kesimpulan bahwa data
yang diolah oleh SIA adalah yang bersifat keuangan. SIA hanya terbatas pada
pengolahan data yang bersifat keuangan saja, sehingga informasi yang dihasilkan
oleh SIA hanya informasi keuangan saja. SIM menangani semua data yang masuk
di dalam organisasi dan menghasilkan semua informasi yang dibutuhkan olch
semua tingkatan manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh SIM dapat berupa
informasi keuangan dan informasi yang dihasilkan dari pengolahan data transaksi
yang bukan bersifat keuangan. Pada organisasi kecil yang hanya mengolah data
keuangan saja, SIA (sistem informasi akuntansi) hampir mewakili semua SIM
(sistem informasi manajemen), atau dengan kata lain SIA adalah SIM dan SIM
adalah SIA. Pada organisasi yang besar, SIA merupakan subsistem dari SIM. SIA
merupakan subsistem yang terbesar dari SIM.

1.3.4 Peranan Sisem Informasi Bagi Manajemen


Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan
keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi ekstenal dan informasi
internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi berupa informasi
yang dihasilkan dari operasi PDE (pengolahan data elcktronik) dan informasi non
PDE. Dari studi penelitian secara cmpiris yang dilakukan oleh Cieorge M. Scott
dapat digambarkan sumber-sumber informasi untuk organisasi yang besar scperti
pada gambar berikut ini.

Gambar 1.6 Sumber Informasi pada Organisasi Besar

Dari gambar tampak bahwa hanya sebagian kecil saja informasi yang
bergunl bagi manajer atas yang berasal dari sistem informasi komputer (15-20%).
Sebagian kecil lagi dari informasi internal non PDE (10-1l5%), informasi yang
berasal dari manajemen menengah sebesar 25-35%, lnformasi terbesar untuk
manajemen atas berasal dari informasi eksternal dan intelligence information
system.
intelligence information system merupakan suatu sistem informasi khusus yang
berisi informasi-informasi lingkungan luar organisasi seperti peraturan pemerintah,
trend sosial dan kebudayaan, keadaan perekonomian, keadaan politik, trend
industri, pasar produk, pesaing, perkembangan teknologi dan lain sehagainya yang
mempunyai pengaruh terhadap keberadaan organisasi . Sekitar 30-40% informasi
yang dibutuhkan oleh manajemen menengah berasal dari sistem komputer,30-40%
lainnya bcrasal dari informasi yang disampaikan oleh manajemen bawah, 25-20%
dari informasi non PDE dan sisanya sebesar 10- 15% berasal dari informasi luar
organisasi. Informasi yang dihasilkan olch komputer sebagian besar (55-75%)
dipergunakan oleh manajemen bawah, 25 – 45% dari informasi non PDE dan hanya
proporsi yang kecil saja berasal dari informasi eksternal.
Sistem informasi mempunayi peranan yang penting di dalam menyediakan
informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi dapat mengena dan berguna bagi manajemen, maka analis sistem
haruslah mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang diinginkan oleh
manajemen. Untuk maksud ini, maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu
apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan bagaimana
tipe keputusan yang diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh manajemen.

KEGIATAN MANAJEMEN
Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya di dalam
organisasi. Kegiatan manajemen tingkat atas, menengah dan bawah adalah berbeda.
Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengolahan informasi, karena
informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan. Kebutuhan
informasi yang berbeda ini dapat diketahui dari masing-masing kegiatan
manajemen tersebut. Kegiatan manajemen untuk masing-masing tingkaran dapat
dikategorikan sebagai berikut ini.
1. Perencanaan strategi (strategic planning), merupakan kegiatan manajemen
tingkat atas.
2. Pengendalian manajemen (management control), rnerupakan kegiatan
manajemen tingkat menengah.
3. Pengendalian operasi (operational corttrol), merupakan kegiatan
manajemen tingkat bawah.

Perencanaan Strategi
Perencanaan strategi adaLah proses evaluasi Lingkungan Iuar organisasi,
penetapan tujuan (goal) organisasi dan penentuan strategi – strategi (Fredenck H
Wu. Op. cit., hal. 31). Pada dasarnya perencanaan strategi meliputi hal-hal sebagai
berikut ini :
1. Proses evaluasi lingkungan luar organisasi.
Lingkungan luar organisasi selalu berubah secara konstan dan
perubahanperubahan ini mungkin dapat mengakibatkan perubahan terhadap
strategi – strategi. Manajemen tingkat atas harus dapat bereaksi terhadap
kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh lingkungan Iuar. Selain itu
manajemen tingkat atas harus tanggap terhadap tekanan-tekanan dari
lingkungan luar yang dapat merugikan organisasi dan sedapat mungkin
mcrubah tekanan menjadi kesempatan.
2. Penetapan tujuan.
Tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Tujuan ditetapkan
oleh manajemen tingkat atas di dalam proses perencanaan strategi yang
bersifat jangka panjang (long-range).
3. Penentuan strategi
Manajemen tingkat atas menentukan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan oleh organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan-
tujuannya. lnilah yang disebut dengan strategi. Dengan strategi semua
kemampuan yang berupa sumber-sumber daya dikerahkan supaya tujuan
organisasi dapat diraih. Strategi ini ditentukan oleh manajemen tingkat atas
dan dilakukan oleh manajemen menengah dan tingkat bawah.
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah proses untuk meyakinkan bahwa
organisasi telah menjalankan strategi yang sudah ditetapkan dengan efektip dan
efisien. Pengendalian manajemen merupakan tingkatan taktik (tactical level). yaitu
bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan
strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Proses di dalam pengendalian manajemen
menyangkut komunikasi informal dan formal. Komunikasi informal terjadi dengan
cara memo, pertemuan-pertemuan, berdiskusi dan bahkan dari sinyal ungkapan
wajah. Sebagai tambahan informasi informal, beberapa perusahaan juga
mempunyai proses pengendalian manajemen yang formal, terdiri dari tahapan
pemrograman (programming), penyusunan anggaran (budgeting), pelaksanaan dan
pengukuran (operating and measurentent), serta pelaporan dan analisis (reporting
and analysis).
Pemrograman adalah proses menentukan program-program yang akan
dilakukan oleh organisasi dan memperkirakan sejumlah sumber- daya yang akan
dialokasikan untuk masing-masing program.
Anggaran adalah suatu rencana yang diungkapkan dalam satuan kuantitatip,
biasanya dalam nilai mata uang untuk suatu periode waktu tertentu umumnya satu
tahun.

Pengendalian Operasi
Pengendalian Operasi adalah proses untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap
tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektip dan effisien. Pengendalian operasi
ini merupakan' proses penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian
manajemen.
Dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan-kegiatan dalam manajemen
tingkat atas lebih menjurus ke perencanaan jangka panjang dan penentuan-
penentuan strategi. Lebih bawah tingkatannya, kegiatan manajemen lebih menjurus
ke hal-hal yang sifatnya operasional. George M. Scott menggambarkannya sebagai
berikut ini.
Gambar 1.7 Kegiatan – kegiatan manajemen

TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN


Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen didalam pemilihan
alternatip untuk mencapai sasaran. Kegiatan dilaksanakan setelah keputusan
diambil. Keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat atas sifatnya adalah rutin
dan berulang-ulang yang disebut dengan istilah terprogram (programmed) atau
keputusan tersruktur (structured decision). Terprogram bukan berarti keputusan
yang dibuat oleh komputer melalui suatu program komputer, tetapi berupa suatu
kumpulan prosedur yang dilakukan berulang-ulang. Keputusan pada tingkat yang
lebil tinggi sifatnya lebih tidak terprogram atau lebih tidak terstruktur. Secara
ringkas, keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu
-sebagai berikut ini :
1. Keputusan tidak terprogram (non prograrnmed decision) atau tidak
terstruktur (unstrucfiired decision.
2. Keputusan setengah terprogram (semi prograrnmed decision) atau setengah
terstruktur (semi strucrured decisiort).
3. Keputusan terprogram (programmed decision) atau terstruktur (structured
decision).
Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur sifatnya adalah tidak terjadi berulang-ulang dan
tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan
keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah contoh keputusan tidak terstruktur dan merupakan keputusan yang jarang
dilakukan.
Keputusan Setengah Terstruktur
Keputusan setengah terstruktur sifatnya adalah sebagian yang dapat
diprogram, sehingga masihmembutuhkan pertimbangan-pertimbangan dari si
pengambil keputusan. Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan-perhitungan serta anlisis yang terinci. Contoh dari
keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan membeli sistem komputer yang lebih
canggih.
Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur sifatnya adalah berulang-ulang dan rutin, sehingga
dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manajemen tingkat bawah. Contoh dari keputusan tipe ini misalnya adalah
keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain sebagainya.

Gambar 1.8 Tipe Kepusan Manajemen


TIPE INFORMASI MANAJEMEN
Manajemen membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap
tingkatan manajemen, tipe informasi yang dibutuhkan berbeda. Untuk manajemen
tingkat bawah, tipe informasinya adalah terinci (detail), karena terutama digunakan
untuk pengendalian operasi.

Gambar 1.10. Manajemen tingkat atas membutuhkan informasi yang lebih tersaring

1.4. Konsep Dasar Organisasi Sis-I'entin Formasi


Organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi antara orang
dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sama.
Tujuan organisasi secara kcseluruhan tidak mungkin dijalankan oleh satu orang
tertentu saja. Organisasi dapat diibaratkan sebagai kesatuan anggota tubuh manusia
yang bekerja bersama-sama sehingga fungsi tubuh manusia dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
Salah satu aspek pengorganisaian adalah menetapkan departemen
departemen. Istilah departemen (departnrcnt) sebenarnya dimaksudkan untuk suatu
area yang terpisah atau cabang dari suatu perusahaan Sedang departemen di dalam
suatu perusahaan menunjukkan hubungan dari suatu jenjang' Jenjang
departemenisasi dapat berupa dari yang tertinggi yaitu dari kantor atau biro sampai
bagian, cabang, seksi, unit dan sub unit

1.4.1. Bagan Organisasi


Bagan organisasi (organization chart) menunjukkan bagaimana
departemen- departemen di dalam organisasi di kordirdinasikan bersama-sama
melalui suatu jalur wewenang dan tanggung-jawab. Bagian organisasai adalah
pengambaran secara grafik yang mengagbarkan struktur kerja dari suatu struktur
organisasi.

Gambar 1.11. Bagan Organisasi

1.4.2. Deskripsi Tugas


Deskripsi tugas (job description) merupakan suatu rincian yang
menunjukkan posisi, tanggung-jawab, wewcnang, fungsi dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh seorang personil di dalam suatu organisasi. Deskripsi tugas
perlu dibuat supaya masing-masing personil mengertik edudukannya di dalam
organisasi
1.4.2. Organisasi Sistem informasi

Gambar 1.13. Controller membawahi akuntasi dan PDE

Pengaturan seperti ini mempunyai beberapa keuntungan berikut


1. Perubahan dari sistem manual ke sistem komputer dengan diterapkannya
departemen PDE tidak terlalu mengejutkan dan mudah diterima karena bukan
merupakan departemen yang terpisah.

2. Peranan dan fungsi pengolahan akuntansi dan pelaporan keuangan terpusat


dengan PDE sehingga fungsi dari akuntansi yang bertanggung-jawab terhadap
pengolahan transaksi serta penyediaan informasi keuangan kepada manajer
fungsi yang lainnya dan kepada pihak luar lebih efektif.

3. Karena keberhasilan aplikasi komputer di dalam kegiatan akuntansi seperti


misalnya penggajian, piutang dagang dan pengendalian persediaan merupakan
tanggung-jawab akuntan sedang akuntan terlibat langsung di dalamnya, maka
diharapkan pengembangan aplikasi tersebut dapat lebih mengena' Di beberapa
organisasi, fungsi sistem informasi atau PDE diorganisasikan secara terpisah
dari fungsi akuntansi dan di bawah tanggung-jawab manajer tersendiri, yaitu
manajer PDE atau manajer sistem informasi.
Gambar 1.14. Fungsi PDE tidak dibawah controller.

Alasan bahwa departemen sistem informasi atau disebut dengan departemen


PDE berdiri sendiri tidak dibawah controller adalah karena departemcn PDE
Sebagai service departemen tidak hanyna mengolah data akuntansi saja tetapi juga
mengolah data non-akuntansi (ingat sistem informasi manajemen ,sedang S IA
hanya subsistem dari SIM).

Gambar 1.15. Organisasi dapartement PDE yang kecil.

Departemen ini hanya terdiri dari beberapa fungsi saja, yaitu analis sistem
(system analyst), beberapa pembuat program Qtrogrirutrir) dan beberapa orang
yang memasukkan data (data entry operator)
Gambar 1.16. Organisasi dapartement PDE yang besar.
II TINJAUAN UMUM
PENGEMBANGASNI SISTEM

2. 1. Perlunya Pengembangan Sistem


Pengembangan sistem (systents developmtent) dapat berarti menyusun
suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan
atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau
diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini.
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problemes) yang timbul di sistem yang
lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:
a. Ketidakberesan.
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama
tidak dapat beroperasi sesuai dongan yang diharapkan. Ketidakberesan ini
dapat berupa:
- kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta
kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
- kesalahan-kesalahaynang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan
kebenaran dari data kurang terjamin.
- tidak efisiennya operasi.
- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajenen yang telah ditetapkan.

b. Pertumbuhan organisasi.
Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem
yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan inlormasi
yang semakin luas volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan
prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya perubahan ini, maka
menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi, sehingga sistem yang
lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang
dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities).
Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras
komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat
berkembang.

3. Adanya instruksi-instruksi (directives).


Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya
instruksiinstruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah.
Berikut ini dapat digunakan sebagai indikator adanya permasalahan
permasalahan dan kesempatan-kesempatan yang dapat diraih, sehingga
menyebabkan sistem yang lama harus diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti
keseluruhannya.

Indikator-indikator ini diantaranya adalah sebagai berikut:


- keluhan dari langganan;
- pengiriman barang yang sering tertunda;
- pembayaran gaji yang terlambat;
- Iaporan yang tidak tepat waktunya;
- isi laporan yang sering salah;
- tanggung jawab yang tidak jelas;
- waktu kerja yang berlebihan;
- ketidak beresan kas;
- produktivitas tenaga kerja yang rendah;
- banyaknya pekerja yang menganggur;
- kegiatan yang tumpang tindih;
- tanggapan yang lambat terhadap langganan;
- kehilangan kesempatan kompetisi pasar;
- kesalahan-kesalahan manual yang tinggi;
- persediaan barang yang terlalu tinggi;
- pemesanan kembali barang yang tidak efisien;
- biaya operasi yang tinggi;
- file-file yang kurang teratur;
- keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran;
- bertumpuknya back-order ( tertundanya pengiriman karena kurangnya
persediaan barang);
- investasi yang tidak efisien;
- peramalan penjualan dan produksi tidak tepat;
- kapasitas produksi yang menganggur (idle capacities);
- pekerjaan manajer yang terlalu teknis;

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan


terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. peningkatan-peningkatan ini
berhubungan dengan PIECES (merupakan singkatan untuk memudahkan
mengingatnya), yaitu sebagai berikut ini Performance (kinerja), peningkatan
terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif.
Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Information (informasi),
peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.

- Econonty(ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau


keuntungan- keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
- Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-
kecurangan yang dan akan terjadi.

- Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi.

- Sewices (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh


Sistem

2.2. Prinsip Pengembangan Sistem


Sewaktu Anda melakukan proses pengembangan sistem, beberapa prinsip
harus tidak boleh dilupakan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut ini :

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.


Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan
informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat
mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu Anda
mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.


Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal
yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir. Sistem
yang dikembangkan ini merupakan investasi modal yang bcsar. Seperti halnya
dengan invetasi modal lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, maka setiap
investas modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini.

a. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.


Bila alternativ yang ada diabaikan dan sudah terlanjur menanamkan dana ke
suatu proyek investasi tertentu, maka investor akan kehilangan kesempatan untuk
menanamkan dananya ke investasi yang lain.
b. Investasi yang terbaik harus bernilai.
Belum tentu alternatip terbaik merupakan investasi yang menguntungkan.
Investasti terbaik ini memang menguntungkan dibanding kan dengan alternatip
Yang lainnya, tetapi untuk investastier baik ini sendiri harus juga diukur.

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.


Manusia merupakan faktor utama. yang menentukan berhasil tidaknya suatu
sistem, baik dalam proscs pengembangannya penerapannya, maupun dalam proses
operasinya.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses


pengembangan system.
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan
melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya.
Pengalaman menunjukkan bahwa tanpa adanya perencanaan dan koordinasi kerja
yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil dengan
memuaskan.

5. Proses pengembangan sistem tidak harus uurut.


Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan
langkah-langkahyang harus dilakukan dan langkah-langkah ini dapat saja tidak
harus urut, tetapi dapat dilakukan secara bersama-sama. Ingatlah waktu adalah
uang.

6. Jangan takut membatalkan proyek.


Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek
yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau
membatalkannya memang harus dievaluas di dengan cermat.

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.


Kegagalan untuk membuat suatu dokumentasi kerja adalah salah hal yang
sering terjadi dan merupakan kesalahan kritis yang dibuat oleh analis sistem.
Siklus hidup pengembangan sitem dengan langkah-langkah utamanya yang
akan digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembanga Sistem

2.4. Pendekatan Pengembangan Sistem


Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu
sebagai berikut.
2.4.1. Pendekatan Klasik Lawan Pendekatan Terstruktur
Pendekatan klasik (classical approach) merupakan lawan dari pendekatan
terstuktur (structured approach). Metodologi pendekatan klasik mengembangkan
sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan di systems life circle. Pendekatan ini
menekankan bahwa pengembangan sistem akan berhasil apabila mengikuti tahapan
di systems life circle.
2.4.1.1 Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik disebut juga dengan pendekatan tradisional atau
pendekatan konvensional adalah pendekatan didalam pengmbangan sistem yang
mengikuti tahapan-tahapan di systems life circle tanpa dibekali dengan alat – alat
dan teknik – teknik yang memadai. Permasalahan yang dapat timbul didalam
pendekatan klasik adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit.
2. Biaya perawatan atau pemeliharan sistem akan menjadi lebih mahal.
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar.
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin.
5. Masalah dalam penerapan sistem.

2.4.1.2 Pendekatan Terstuktur


Karena terdapat banyak permasalahan pada pendekatan klasik, maka
kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih baik mulai terasa
dibutuhkan. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem
yang baru yang dilengkapi dengan beberapa alat dan teknik agar pembuatannya
berhasil. Pendekatan terstuktur muncul mulai tahun 1970 yang dilengkapi dengan
alat – alat (tools) dan teknik – teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan
didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Melalui
pendekatan terstuktur, permsalahan – permasalahan yang komplek di organisasi
dapat dipecahkan dan hasil dari sitem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih
memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya
sesuai dengan anggaran biaya pengembangannya, dapat meningkatkan
produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik.

2.4.2. Pendekatan Sepotong Lawan Pendekatan Sistem


Pendekatan sepotong merupakan pendekatan pengembangan sistem yang
menekankan pada suatu kegiatan atau aplikasi tertentu saja. Pada pendekatan ini,
kegiatan atau aplikasi yang dipilih, dikembangkan tanpa memperhatikan posisinya
di sistem informasi atau tanpa memperhatikan sasaran keseluruhan dari organisasi.
Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran
keseluruhan dari organisasi tidak hanya menekankan pada sasaran dari sistem
informasi itu saja.
2.43. Pendekatan Bawah-Naik Lawan Pendekatan Atas-Turun
Pendekatan bawah-naik (bottortt-up approach) dimulai dari level bawah
organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini
dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik
ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi
tersebut. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik.
Pendekatan bawah-naik bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga
dengan isttlah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan
diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti
datanya.
Pendekatan atas-turun (top-down approach) dimulai dengan mendefinisikan
sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini
adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Pendekatan atas-turun bila
digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah decisiort analysis,
karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah
didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

2.4.4. Pendekatans Sistem Meyeluruh Lawan Pendekatan Moduler


Pendekatan sistem - menyeluruh (total system upproach) merupakan
pendekatan yang mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh. Pendekatan
ini kurang mengena untuk sistem uang komplek, karena akan menjadi sulit untuk
dikembangkan. Pendekatan ini juga merupakanc iri-ciri dari pendekatan klasik.
Pendekatan moduler (modular approach) berusaha memecah sistem yang
rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang sederhana, sehingga sistem akan
lebih mudah dipahami dan dikembangkan. Akibat lebih lanjut adalah sistem akan
dapat dikembangkan tepat pada waktu yang telah direncakan, mudah dipahami oleh
pemakai sistem dan mudah untuk dipelihara.

2.4.5. Pendekatan Lompatan Jauh Lawan Pendekatan Berkembang


Pendekatan lompatan jauh (great loop approach) menerapkan perubahan
menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih. Perubahan ini banyak
mengandung resiko, karena teknologi komputer begitu cepat berkembang dan
untuk tahun-tahun mendatang sudah menjadi usang. Pendekatan ini juga terlalu
mahal, karena memerlukan investasi seketika untuk semua teknologi yang
digunakan dan pendekatan ini juga sulit untuk dikembangkan karena terlalu
komplek.
Pendekatan berkembang (evolutionary approach) menerapkan tekologi
canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja pada saat itu dan akan
terus dikembangkan untuk periode-pcriode berikutnya mengikuti kebutuhannya
sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Pendekatan berkembang
menyebabkan investasi tidak terlalu mahal dan dapat mengikuti perkembangan
teknologi yang cepat, sehingga teknologi yang digunakan tidak cepat menjadi
usang.

2.5. METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM


Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-
konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu
ilmu pengetahuan seni atau disiplin yang lainnya. Sedangkan metode adalahs suatu
cara teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi pengembangan
sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur. konsep-konsep
pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi. Dalam pengembangan sistem informasi,
perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman
bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Dengan
mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang diberikan oleh suatu metodologi,
maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil.
Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah ini dikenal dengan istilah
algoritma (algorithm).
Metodologi ini diklasifikasikan sebagai prescriptive methodologies. Lebih
lanjut klasifikasi dari metodologi yang ada dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok, yaitu metodologi pemecahan fungsional (functional decomposition
methodologies), metodologi orientasi data (data oriented methodologies) dan
prescriptive methodologies. Ketiga kelompok metodologi ini akan diuraikan lebih
lanjut sebagai berikut ini.
l. Fuctional Decomposition Methodologies.
Metodologi ini menekankan padap pemecahan dari sistem ke dalam sub
sistem – subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami,
dirancang dan di terapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah:
- HIPO (Hierarchy plus Input-porcess-Ourput).
- Stepwise refinemen (SR) atau Iterative stepwise refinement (ISR).
- Information-hiding.

2. Data Oriented Methodologies.


Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Metodologi ini dapat dikelompokkan kembali ke dalam dua kelas, yaitu:
a. Data-flow oriented methodologies.
Metodologi ini secara umum didasarkan pada pemecahan dari sistem kedalam
modul – modul berdasarkan dari tipe elemen data dan tingkah - laku logika modul
tersebut di dalam sistem. Dengan motodologi ini, sistem secara logika dapat
digambarkan secara logika dan arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam
modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam methodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques).
- Composite Design.
- Structured Systems analysis and design (SSAD).

b. Data structure oriented methodologies.


Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Struktur
ini kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur dari sistemnva. Hubungan
fungsi antar modul atau elemen - elemen sistem kemudian dijelaskan dari
strukturnya dari sistemnya. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jakson's systems development)
- W/O (Warnier/Orr)
3. Presciptive Methodologies.
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
- ISDOS (Information System Design and Optimization Systern)
ISDOS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan.
Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem
informasi. ISDOS mempunyai 2 komponen, yairu PSL dan PSA. PSL merupakan
komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan
pemakai dalam bentuk machine - readable form. PSL dirancang sehingga output
yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA.
- PLEXSYS.
Kegunaan dari PLEXSYS adalah untuk melakukan transformasi suatu
statemen bahasa komputer tingkat tinggi ke suatu executable code untuk suatu
konfigurasi perangkat keras yang diinginkan.
- PRIDE.
PRIDE ditawarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu M.
Bryce & Associates PRIDE merupakan suatu perangkat lunak terpadu yang baik
untuk analisis/disain sistem terstruktur, manajemen data, manajemen proyek dan
pendokumentasian PRIDE juga menyediakan alat CAD (Computer Aided Design)
untuk pengembangan sistem.
- SDM/70
SDM/70 merupakan suatu perangkat lunak berisi dengan kumpulan
metode, estimasi, dokumentasi dan petunjuk administrasi guna membantu pemakai
untuk mengembangkan dan merawat sistem secara efektif.
- SPECTRUM
Perangkat lunak ini mempunyai beberapa versi untuk keperluan yang
berbeda, semacam SPECTRUM-1 (untuk life cycle konvensional), SPECTRUM-2
(untuk sistem manajemen proyek terstruktur) dan SPECTRUM-3 (untuk On Line
interactive estimator).
- SRES dan SREM.
SRES (Software Requircment Engineering System) dikembangkan oleh
TRW untuk SDS (Software Development Systems) dari angkatan udara Amerika
Serikat (U.S Air Force). Metodologi yang mendasari perangkat lunak ini disebut
dengan SREM (Software Requirement Engineering Methodology). Sistem ini
pertama kali diterapkan di Texas Instruments Advanced Scientic Computer pada
tahun 1976. SRES mempunvai beberapa konsep vang sama dengan ISDOS.

2.6. Alat Dan Teknik Dalam Pengembangan Sistem


Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan oleh
metodologi pemgembangan sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat dan
teknik untuk melaksanakannya. Alat - alat yang digunakan dalam suatu metodologi
umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik. Penggunaan diagram atau
gambar ini dipandang lebih mengena dan lebih mudah dimengerti seperti kata suatu
ungkapan "suatu gambar bernilai ribuan kata" (a picture is worth a thousand
words).
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah
sebagai berikut ini.
a. HIPO diagram, digunakan di metodologi HIPO dan di metodologi yang
lainnya.
b. Data flow diagram, digunakan di metodologi structured system analysis and
design.
c. Structured chart, digunakan di metodologi structured system analysis and
design.
d. SADT diagram, digunakan di metodologi SADT.
e. Warnier/Orr diagram, digunakan di metodologi Warnier/Orr.
f. Jakson's diagram, digunakan di metodologi Jackson System Development

Teknik yang tersedia untuk pengembangan sistem biasanya tidak khusus


untuk suatu metodologi tertentu, tetapi dapat digunakan di semua metodologi yang
ada. Teknik-teknik yang dapat digunakan adalah:
a. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Citical Path Method) dan PERT
(Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan
untuk penjadualan proyek.
b. Teknik menemukan fakta (fact finding techniques), yaitu teknik vang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta
dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik-teknik ini
diantaranyaa dalah:
- wawancara (interview).
- observasi (observation).
- daftar pertanyaan (questionaires).
- pengumpulan sampel (sampling).
c. Teknik analisis biaya/manfaat.
d. Teknik untuk menjalankan rapat.
e. Teknik inspeksi/walkthrough.

2.7. ANALIS SISTEM DAN PEMROGRAM


Analis sistem (systems analyst) adalah orang yang menganalisis sistem
(mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan
pemakai sistem) untuk mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan. Sebutan
lain untuk analis sistem ini adalah analis informasi (information analyst), analis
bisnis (bussiness analyst), perancang sistem (System designer), konsultan sistem
(system consultant) dan ahli teknik sistem (system engineer). Pemrogram
(Progammer) adalah orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi
tertentu berdasarkan rancang bangun yang telah dibuat oleh analis sistem.

Tabel 2.1. Tugas dan tanggung jawab pemrogram disbanding kan dengan analis
sistem.
2.8. Pengetahuan Dan Keahlian Yang Diperlukan Analis Sistem
Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian yang
khusus. Beberapa analis sistem setuju bahwa pengetahuan - pengetahuan dan
keahlian berikut ini sangat diperlukan baqi seorang analis sistem yang baik.

l. Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data teknologi


komputer dan pemrograman komputer.
2. Pengetahuan tentang bisnis secara umum.
3. Pengetahuan tentang metode kuantitatif.
4. Keahlian pemecahan masalah.
5. Keahlian komunikasi antar personil.
6. Keahlian membina hubungan antar personil.

2.9. Team Pengembangan Sistem


Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana
kemungkinan hanya ada seorang analis sistem yang merangkap sebagai pemrogram
(analis/pemrogram) atau seorang pemrogram yang merangkap sebagai analis sistem
(pemrogram/analis). Akan tetapi untuk proyek pengembangan sistem yang besar
atau komplek, pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk
team. Anggota dari team pengembangan sistem ini tergantung dari besar kecilnya
ruang lingkup proyek yang akan ditangani. Team ini secara umum dapat terdiri dari
personil personil sebagai berikut ini.
1. Manajer analisis sistem.
2. Ketua analis sistem.
3. Analis sistem senior.
4. Analis sistem.
5. Analis sistemj unior.
6. Pemrogram aplikasi senior.
7. Pemrogram aplikasi.
8. Pemrogram aplikasi junior.

Anda mungkin juga menyukai