Anda di halaman 1dari 41

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Konsep Dasar Analisa

2.1.1.1 Pengertian Analisa

Menurut Hutabarat dkk (2017:35) Analisis merupakan langkah

awal yang dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan suatu sistem.

Analisis harus menghasilkan beberapa hal yang dapat menunjang

penelitian yang dilakukan, seperti: mencari permasalahan yang ada,

mengumpulkan data, wawancara dan lain-lain.

Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., CA. (2017:38) Analisis

sistem merupakan suatu teknik penelitian terhadap sebuah sistem dengan

menguraikan komponen-komponen pada sistem tersebut dengan tujuan

untuk mempelajari komponen itu sendiri serta keterkaitannya dengan

komponen lain yang membentuk sistem sehingga didapat sebuah

keputusan atau kesimpulan mengenai sistem tersebut baik itu kelemahan

ataupun kelebihan sistem.

Berdasarkan 2 (dua) definisi analisa di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa analisa adalah sekumpulan kegiatan, aktivitas dan

proses yang berhubungan dengan setiap pengamatan yang diperoleh dan

dicatat secara sistematis untuk memecahkan masalah atau memecahkan

10
11

komponen menjadi lebih detail dan digabungkan kembali lalu ditarik

kesimpulan.

2.1.1.2 Prinsip - Prinsip Analisa

Menurut Jaluanto Sunu (2016:18) Prinsip-prinsip Analisa

sistem adalah:

1. Mendefinisikan masalah.

Masalah yang akan dipecahkan dengan sistem diatur berkaitan

dengan lingkungan tempat sistem berinteraksi.

2. Menyatukan sasaran sistem.

Tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai yang berkaitan

dengan keefektifan ditetapkan dan diumumkan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan.

3. Menetapkan batasan sistem (sistems boundaries).

Pembatas antara sistem yang baru dengan lingkungannya harus

diperinci. Hubungan sistem (interface) yang berkaitan dengan

masukan dan keluaran harus di tegaskan.

4. Menetapkan kendala sistem.

Kendala pada sistem dan proses pengembangannya, seperti biaya

dan jangka waktu untuk pengembangan sistem, harus dipastikan.


12

5. Dekomposisi Sistem.

Sistem dipecah ke dalam sub-sistem yang saling terkait dan

berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan antar subsistem

ditentukan sehingga seorang analis sistem mampu melihat sistem

terinci. Subsistem yang berada pada tingkat bawah lah yang

nantinya dirancang dan menjadi bagian sistem yang ditetapkan.

2.1.2 Konsep Dasar Sistem

2.1.2.1 Pengertian Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2015:3) “Sistem adalah suatu

rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling

berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam sub sistem yang lebih kecil

yang mendukung sistem yang lebih besar.”

Sedangkan menurut Muhamad Muslidin dan Oktafianto

(2016:2) “Sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama

membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan

tertentu.”
13

2.1.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem dapat dikatakan sebagai sistem yang baik apabila

memiliki karakteristik-karakteristik tertentu.

Menurut Hutahaean ( 2015:3) karakteristik sistem yaitu:

1. Komponen

Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk

subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang

menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem

secara keseluruhan.

2. Batasan sistem (boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara

sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan

luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang

sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan luar sistem (environment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem

yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar

sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan

dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.


14

4. Penghubung sistem (interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain

disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini

memungkinkan sumber sumber daya mengalir dari satu subsistem

ke subsistem lain. Bentuk keluaran 10 dari satu subsistem akan

menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung

tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang

membentuk satu kesatuan.

5. Masukan sistem (input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem,

yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal

(signal input).

6. Keluaran sistem (output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang

berguna. Keluaran ini dapat menjadi masukan bagi subsistem yang

lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah

informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk

pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi

subsistem lain.

7. Pengolah sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah

masukan menjadi keluaran.


15

8. Sasaran sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat

deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka

operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil

bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Adapun karakteristik sistem menurut Masriadi (2018:81)

Sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat sifat tertentu yang

mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem.

1. Komponen sistem (Components)

Sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi

dan membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa

subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Suatu sistem juga

dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan

suprasistem.

2. Batasan sistem (Boundary)

Batasan sistem (boundary) menunjukkan ruang lingkup (scope)

sistem, merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang

satu dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luar

sistem.

3. Lingkungan luar sistem (Environment)

Lingkungan luar sistem adalah apapun yang ada di luar Batasan

sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan


16

luar sistem dapat bersifat menguntungkan yaitu energi dari

sistem yang harus dijaga, namun ada juga yang bersifat

merugikan sistem.

4. Penghubung sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara suatu

subsistem dengan subsistem yang lain, sehingga

memungkinkan sumber daya dapat mengalir melalui

penghubung sistem.

5. Masukan sistem (Input)

Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam

suatu sistem. Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan

(maintenance input), contohnya program untuk mengoperasikan

komputer, serta dapat berupa masukan sinyal (signal input)

contohnya data yang diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (Output)

Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah

menjadi keluaran yang memiliki kegunaan sebagai informasi

serta untuk pengambilan keputusan dan sisa pembuangan.

7. Pengolahan sistem (Process)

Pengolahan sistem adalah suatu proses yang akan mengolah

input menjadi output dengan melalui suatu tahap pemrosesan.


17

Contohnya seperti pada sistem produksi yang akan mengolah

input (bahan baku) menjadi output berupa barang jadi.

8. Sasaran sistem (Objective)

Sasaran dari suatu sistem merupakan target yang ingin dicapai

oleh suatu sistem dalam jangka waktu yang singkat untuk

mempercepat tercapainya tujuan sistem.

2.1.2.3 Klasifikasi Sistem

Beberapa aspek dari sistem ini membuat pengguna sistem dapat

mengklasifikasikan sistem yang relevan sesuai dengan arah pandang

pengguna sistem. Klasifikasi sistem (Tyoso, 2016:5), terdiri dari:

1. Sistem alamiah

Sistem alamiah (natural system) muncul secara alamiah tanpa

campur tangan manusia.

2. Sistem tiruan

Sistem tiruan (artificial system) diciptakan untuk mendukung tujuan

tertentu.

3. Sistem deterministik

Sistem deterministik (deterministic system), bekerjanya sistem ini

dapat. diramalkan sebelumnya. Masukan untuk sistem ini secara

pasti menentukan jenis keluarannya.


18

4. Sistem probabilistik

Sistem probabilistik (probabilistic system) dapat dilacak hanya

dengan menggunakan nilai distribusi probabilitas, selalu ada nilai

ketidakpastian yang sesungguhnya pada sembarang waktu.

5. Sistem tertutup

Sistem tertutup (closed sistem), pada sistem ini tidak terjadi

pertukaran atau penggunaan sumber daya dengan atau dari

lingkungannya, mengingat sistem ini tidak menggunakan input dari

lingkungannya, maka output dari sistem ini tidak berkaitan dengan

lingkungannya pula.

6. Sistem terbuka

Sistem terbuka (opened sistem) menggunakan sumber daya dari

lingkungannya sehingga keluarannya berkaitan dengan

lingkungannya juga.

2.1.3 Konsep Dasar Informasi

2.1.3.1 Pengetian Informasi

Menurut Bahagia, Dedi S., Hendri A. Dalam jurnal Bahagia, B.,

Satria, D., & Ahmadian, H. (2017) yang berjudul “Perancangan Sistem

Informasi Manajemen Data Korban Bencana Berbasis Mobile Android”

Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (JEMSI) Informasi adalah

data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan


19

kebutuhan seseorang, staf, manajer, atau orang lain di dalam suatu

organisasi.

Menurut Hengki Tamando Sitohang dalam Jurnal Pelita

Nusantara Vol.3 No.1 (2018:7) “Informasi adalah data yang telah diolah

menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerima”.

Menurut Khozin Yuliyana dkk dalam jurnal SENSI Vol.3 No.2

(2017:19) Informasi adalah fakta yang telah diolah dengan cara tertentu

yang menggambarkan suatu kejadian nyata untuk diolah agar dapat

dipahami dan digunakan dalam pengambilan suatu keputusan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa sistem informasi adalah data yang telah diolah menjadi fakta,

menggambarkan kejadian nyata serta berguna sebagai salah satu

penunjang untuk mengambil suatu keputusan.

2.1.3.2 Kualitas Informasi

Menurut Hidayat, A., & Saleh, M. (2018) Kualitas suatu

informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu akurat (accurate) , tepat

waktu (timeliness) dan relevan (relevance), penjelasan tentang kualitas

informasi tersebut akan dipaparkan di bawah ini.

a. Akurat (accuracy) Informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan

dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus

jelas mencerminkan maksudnya.


20

b. Tepat waktu (Time lines) Informasi yang datang kepada penerima

tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai

nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam

mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan

terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

c. Relevan (relevance) Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda.

Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin

produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan

lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan

untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi

akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

2.1.3.3 Karakteristik Informasi

Adapun Karakteristik dari informasi yaitu :

1. Kepadatan Informasi, untuk manajemen tingkat bawah karakteristik

informasinya adalah terperinci dan kurang padat, karena digunakan

untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk manajemen yang

lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang

semakin tersaring, lebih ringkas dan padat.

2. Luas Informasi, manajemen tingkat bawah karakteristik

informasinya adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, karena


21

digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas khusus.

Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya,

mempunyai karakteristik informasi yang semakin luas, karena

manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.

3. Frekuensi Informasi, manajemen tingkat bawah frekuensi informasi

yang diterimanya adalah rutin, karena digunakan oleh manager

bawah yang mempunyai tugas terstruktur dengan pola yang

berulang-ulang dari waktu ke waktu. manajemen yang lebih tinggi

tingkatannya frekuensi informasinya adalah tidak rutin, karena

manajemen tingkat atas berhubungan dengan pengambilan

keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.

4. Akses Informasi, level bawah membutuhkan informasi yang

periodenya berulang-ulang sehingga dapat disediakan oleh bagian

sistem informasi yang 16 memberikan dalam bentuk laporan

periodik.dengan demikian akses informasi tidak dapat secara online

tetapi dapat secara offline. sebaliknya untuk level tinggi, periode

informasi yang dibutuhkan tidak jelas sehingga manajer-manajer

tingkat atas perlu disediakan akses online untuk mengambil

informasi kapanpun mereka membutuhkan.

5. Waktu Informasi, manajemen tingkat bawah, informasi yang

dibutuhkan adalah informasi historis, karena digunakan dalam

pengendalian operasi yang memeriksa tugas rutin yang sudah

terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi waktu informasi lebih ke


22

masa depan berupa informasi prediksi karena digunakan untuk

pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa

depan.

6. Sumber Informasi, karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus

pada pengendalian internal perusahaan. Maka manajer tingkat

bawah lebih memerlukan informasi dengan data yang bersumber

dari internal perusahaan sendiri. Manajer tingkat atas lebih

berorientasi pada masalah perencanaan strategik yang berhubungan

dengan lingkungan luar perusahaan. Karena itu membutuhkan

informasi dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan.

2.1.3.4 Nilai Informasi

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya.

Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi,yaitu sebagai

berikut :

1. Kemudahan dalam memperoleh

Memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh

secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan

menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.


23

2. Sifat luas dan kelengkapannya

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila

mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi

sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak

dapat digunakan secara baik.

3. Ketelitian (accuracy)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila

mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak

bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan

pengambilan keputusan.

4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai

dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting

menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan

penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan

keputusan.

5. Ketepatan waktu

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat

diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga

dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/ usang,

karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.


24

6. Kejelasan (clarity)

Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai

informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format

informasi.

7. Fleksibilitas/ keluwesannya

Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas

tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para

manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

8. Dapat dibuktikan

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat

dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada

validitas data sumber yang diolah.

9. Tidak ada prasangka

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak

menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

10. Dapat diukur

Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur

agar dapat mencapai nilai yang sempurna.


25

2.1.3.5 Struktur Informasi

Struktur informasi adalah hubungan antar data (antar-record),

yang dapat berupa hubungan Hierarkis atau hubungan asosiatif. Antara

lain sebagai berikut :

1. Hubungan Hierarkis adalah hubungan berjenjang yang bersifat

“atasan-bawahan”. Contoh: record tentang gaji atau record tentang

hutang seorang karyawan merupakan “bawahan” dari record

tentang karyawan tersebut.

2. Hubungan Asosiatif adalah hubungan antar data (antar-record) hal

yang terjadi karena kesamaan isi atau nilai dari data (records)

tersebut. Misalnya kesamaan dalam hal tempat kerja.

2.1.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang

lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Penerapan sistem informasi pada prinsipnya lebih rumit, hal tersebut

dapat dipahami dengan baik, dengan melihat perspektif teknologi yang

berada dalam suatu organisasi.

2.1.4.1 Struktur Informasi

Menurut Lucas dalam Djahir dan Pratita (2015:14)

menyatakan bahwa “Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari


26

prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan

menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan

dan pengendalian di dalam organisasi”.

Menurut Achmad Rifai dalam Jurnal “PENERAPAN

METODE WATERFALL DALAM PERANCANGAN SISTEM

INFORMASI UJIAN PADA SMK INDONESIA GLOBAL

BERBASIS WEB” (2019:1) bahwa sistem informasi adalah suatu

jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Menurut Fauzi (2017:18), “Sistem informasi adalah

rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses

menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai”.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan

suatu kombinasi dari orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-

prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur

komunikasi penting, mengolah data menjadi informasi yang berguna

bagi pemakai.

2.1.4.2 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang

disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Adapun

penjelasan dari blok bangunan (Hutahean, 2015:13) yaitu:


27

1. Blok masukkan (input block)

Blok masukan merupakan blok yang bertugas dalam input data

agar masuk ke dalam sistem informasi. Blok masukan bertugas

dalam merekam data yang akan dimasukkan, biasanya berupa

dokumen-dokumen dasar.

2. Blok model (model block)

Blok model terbentuk dari kombinasi prosedur, logika dan

model matematik yang memproses data input dan data yang

tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan

untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran (output block)

Sistem informasi menghasilkan keluaran (output) yaitu

informasi yang berkualitas dan berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi (technology block)

Teknologi digunakan merupakan kotak alat dalam sistem

informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input,

menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran berupa informasi dan

membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh. Blok

teknologi perangkat lunak (software) dan perangkat keras

(hardware) yang dioperasikan oleh teknisi (brainware).


28

5. Blok basis data (database block)

Basis data (database) merupakan media untuk menyimpan data

yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di

perangkat keras komputer dan dapat dipergunakan kembali,

diperlukan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

6. Blok kendali (control block)

Sistem informasi memiliki kontrol kendali untuk

menanggulangi gangguan gangguan terhadap sistem apabila

terlanjur terjadi kesalahan maka dapat langsung diantisipasi

atau diatasi.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Dasar Data

Menurut Indrajani (2015:69), data adalah fakta-fakta mentah

kemudian dikelola sehingga menghasilkan informasi yang penting bagi

sebuah perusahaaan atau organisasi.

2.2.1.1 Pengolahan Data

Menurut Arman (2016:162) Pengolahan (processing) merupakan

proses mengolah data menjadi informasi melalui suatu model, kemudian

penerima menerima informasi tersebut, membuat keputusan dan

melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan tindakan yang lain yang

akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap

sebagai input, diproses kembali melalui suatu model dan seterusnya


29

membentuk suatu siklus yang disebut dengan siklus pengolahan data (data

processing cycles).

2.2.2 Konsep Dasar Surat

2.2.2.1 Definisi Surat

Menurut Suryani, dkk (2015:2), Surat adalah secarik kertas atau

lebih yang berisi percakapan (bahan komunikasi) yang disampaikan oleh

seseorang kepada orang lain, baik atas nama pribadi maupun

organisasi/lembaga/instansi.

Menurut Djoko Purwanto (2016), Surat merupakan alat

komunikasi yang digunakan guna menyampaikan informasi secara tertulis

oleh salah satu pihak yang ditujukan kepada pihak lain, baik yang

berkaitan dengan bisnis maupun kegiatan non bisnis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

surat adalah sebuah alat untuk berkomunikasi secara tertulis dengan

menggunakan persyaratan khusus yang khas sesuai dengan aturan surat-

menyurat.

2.2.2.2 Jenis-jenis Surat

Menurut Suparjati (2016), jenis-jenis surat dapat dibedakan

berdasarkan wujudnya, tujuannya, isinya, kepentingannya,dan lain

sebagainya.
30

Menurut sifat isi surat, surat dapat diklasifikasikan sebagai:

a. Surat dinas, yaitu surat yang berisi persoalan dinas dan dibuat oleh

instansi pemerintah atau swasta;

b. Surat pribadi, yakni surat yang berisi masalah perorangan atau pribadi,

baik itu masalah kekeluargaan maupun masalah hubungan pribadi

dengan dinas;

c. Surat niaga, yakni surat yang berisi persoalan niaga dan dibuat oleh

perusahaan.

2.2.2.3 Pengelolaan Surat

Surat juga merupakan arsip yang paling tinggi intensitas

pengelolaanya sebagai arsip di organisasi atau kantor. Penciptaan arsip

meliputi kegiatan pengurusan surat masuk dan surat keluar, merupakan

kegiatan yang selalu ada dalam suatu organisasi atau kantor.

1. Pengelolaan surat masuk

Pengelolaan surat masuk adalah seluruh kegiatan yang dilakukan sejak

penerimaan surat masuk, pengolahannya atau penyelesaiannya hingga

surat itu disimpan. Menurut (Barthos, 2016:24), kegiatan surat masuk

dilakukan melalui beberapa tahapan yang perlu diketahui yaitu:

a. Penerimaan Surat, kegiatan yang dilakukan dalam penerimaan

surat yaitu: Mengumpulkan dan menghitung surat yang masuk,

memeriksa kebenaran alamatnya yang jika salah surat tersebut

bisa dikembalikan, mencatat bukti penerimaan surat masuk pada


31

kartu atau buku, memisahkan surat berdasarkan alamat yang

diituju, membuka surat (kecuali surat rahasia) dan memeriksa

kelengkapannya.

b. Penyotiran surat, penyotiran surat adalah kegiatan memisahkan

dan mengelompokkan surat-surat menurut jenis dan

golongannya.

c. Pencatatan surat, pencatatan surat masuk dapat dilakukan

dengan menggunakan buku catatan harian atau agenda dan kartu

tertentu.

d. Pengarahan surat, pengarahan surat dapat dilakukan untuk

menentukan arah surat yang akan disampaikan, baik yang akan

disampaikan kepada pimpinan dan yang akan disampaikan

kepada pengolah.

e. Penyimpanan surat, penyimpanan surat dilakukan secara

sistematis

2. Pengelolaan surat Keluar

Setelah melakukan pengelolaan surat masuk, tahap selanjutnya adalah

pengelolaan surat keluar. Pengelolaan surat keluar adalah semua

kegiatan dari pembuat surat hingga pengiriman dan penyimpanan.

Pengiriman surat keluar yang pada prinsipnya harus mengikuti

intruksi dari pimpinan tentang dibuatnya surat. Pada kegiatan

menyusun surat dapat berjalan lancar dan efektif, haruslah melalui


32

tahapan-tahapnya. menurut (Muhidin dan Winata, 2016:76-79),

penulis mencoba mengambil poin pada tahapan dalam pengiriman

surat keluar yaitu:

a. Penyusunan naskah atau pembuatan konsep surat ;

b. Pengetikan surat ;

c. Pelipatan dan penyampulan ;

d. Pembubuhan alamat ;

e. Pencatatan surat ;

f. Pengiriman dan penyimpanan surat.

Dapat disimpulkan bahwa surat keluar adalah surat yang dikirimkan

sebaga jawaban atau tanggapan atas isi surat masuk yang diterima dari

suatu organisasi agar terjalin rangkaian hubungan timbal balik yang

serasi dan menguntungkan kedua belah pihak. Pengelolaan surat

memberikan manfaat untuk organisasi dalam rangka memperlancar

komunikasi melalui media surat dan sebagai bukti otentik. Di

Indonesia menurut (Sugiarto dan Wahyono, 2015:24-26) mengatakan

bahwa ada tiga (3) cara dalam pencatatan dalam pengendalian surat

yaitu dengan mempergunakan buku agenda, kartu kendali dan tata

naskah. Namun demikian, buku agenda sering digunakan dalam

kantor, pemerintahan, perusahaan swasta atau organisasi.


33

2.2.3 Konsep Dasar Administrasi

2.2.3.1 Pengertian Administrasi

Istilah administrasi sering kita dengar terlebih dalam bidang yang

berurusan dengan catat-mencatat, pembukuan, surat-menyurat, pembuatan

agenda, dan sebagainya. Ilmu mengenai administrasi dalam instansi

pemerintahan atau suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menunjang

dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah atau perusahaan. Apabila dalam

suatu instansi pengelolaan administrasinya baik maka instansi tersebut

juga akan dapat berjalan dengan baik.

Henry dalam bukunya Mulyadi yang berjudul Studi Kebijakan

Publik dan Pelayanan Publik Konsep dan Aplikasi Proses Kebijakan

Publik dan Pelayanan Publik (2015 : 34) mendefinisikan Adiministrasi

sebagai berikut :

Administrasi adalah suatu kombinasi yang kompleks antara teori

dan praktik dengan tujuan mempromosi pemahaman terhadap pemerintah

dalam hubungannya dengan masyarakat yang diperintah dan juga

mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan

sosial. Administrasi publik berusaha melembagakan praktik-praktik

manajemen agar sesuai dengan nilai efektifitas dan efisiensi


34

2.2.3.2 Fungsi Administrasi

William H. Newman, menyebut “The work of Administration”

yang dapat di bagi dalam 5 proses yaitu :

a. Perencanaan (Planning) ;

b. Pengorganisasian (Organizing) ;

c. Pengumpulan Sumber ( Assembling resources) ;

d. Pengendalian Kerja (Supervising) ;

e. Pengawasan (Controling).

2.2.4 Konsep Analisis Waterfall

2.2.4.1 Definisi Analisis

Menurut Spradley (Sugiyono, 2015:335) mengatakan bahwa

analisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari suatu pola selain itu analisis

merupakan cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara

sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar

bagian dan hubungannya dengan keseluruhan.

Nasution dalam Sugiyono (2015:334) melakukan analisis adalah

pekerjaan sulit, memerlukan kerja keras. Tidak ada cara tertentu yang

dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus

mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya.

Bahan yang sama bisa diklasifikasikan.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis merupakan

penguraian suatu pokok secara sistematis dalam menentukan bagian,


35

hubungan antar bagian serta hubungannya secara menyeluruh untuk

memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat.

2.2.4.2 Definisi Analisis Waterfall

Disiplin ilmu yang penulis pilih sebagai dasar untuk menentukan

pembuatan aplikasi berdasarkan model pengembangan perangkat lunak

yaitu model air terjun (waterfall). Menurut Sukamto dan Shalahuddin

(2015:28), “Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup

perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis,desain

pengodean,pengujian dan tahap pendukung (support)”.

Adapun metode air terjun menurut Sukamto dan Shalahuddin

(2015:29) yaitu:

1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara insentif untuk

menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami

perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi

kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk

didokumentasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada

desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data,

arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur

pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari


36

tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat

diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain

perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu

didokumentasikan.

3. Pembuatan Kode Program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil

dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang

telah dibuat pada tahap desain.

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logic dan

fungsional serta memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini

dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan

keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung (support) atau Pemeliharaan (maintenance)

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami

perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi

karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat

pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan

baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses

pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan

perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat

lunak baru.
37

2.2.5 Konsep Dasar UML

2.2.5.1 Definisi UML

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:137), “UML merupakan

bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah

sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. UML

hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan.

Menurut Mulyani (2016:48), “UML adalah sebuah teknik

pengembangan sistem yang menggunakan bahasa grafis sebagai alat untuk

pendokumentasian dan melakukan spesifikasi pada sistem”.

Adapun beberapa diagram yang termasuk dalam UML

menurut Sukamtodan Shalahuddin (2015:155). Adalah sebagai berikut :

1. Use Case Diagram

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:155) mengemukakan

bahwa “Use case atau diagram use case merupakan pemodelan

untuk kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat.

Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih

aktor dengan sistem informasi yang dibuat.

Menurut Mulyani (2016:49), ”Use case diagram, yaitu

diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara

sistem dengan aktor”. Sedangkan menurut John Satzinger dalam

Triandini dan Suardika (2012:17), “Use case adalah sebuah

kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam

menanggapi permintaan dari pengguna sistem”.


38

2. Activity Diagram

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:161) “Diagram

aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran

kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau

menu yang ada pada perangkat lunak”.

3. Sequence Diagram

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:165) “Diagram

sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan

dan diterima antar objek”.

Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sekuen

maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use

case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi

menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk

melihat skenario yang ada pada use case.

2.3 Literature Review

2.3.1 Konsep Dasar Literature Review

2.3.1.1 Pengertian Literature Review

Menurut Mariona Llopart and Moised Esteban-Guitart (2016:11),

“the literature reviewed shows that there is plenty of scope for a fruitful

dialogue between the two models because it reveals a shared critical

perspective aimed at social transformation in favour of inclusion and


39

equality education”, (literature yang ditinjau menunjukan bahwa ruang

lingkup untuk dialog yang bermanfaat antara kedua model karena

mengungkapkan kritik bersama perspektif yang ditujukan pada

transformasi sosial yang mendukung inklusi dan persamaan dalam

pendidikan).

Menurut Aveyard (2016:2) “A literature review is the

comprehensive study and interpretation of literature that addresses

specific topic. if your literature review is a preliminary review prior to a

large study, the purpose of the review will be to provide a critical account

of the literature in a particular area in order to demonstrate why a new

research study is required”, (Kajian pustaka adalah studi komprehensif

dan interpretasi sastra yang membahas topik tertentu. Jika kajian pustaka

adalah tinjauan awal sebelum sebuah studi besar, maka tujuan tinjauan

akan memberikan literatur yang kritis tentang pembahasan tertentu untuk

menunjukkan mengapa sebuah studi penelitian baru diperlukan).

Berdasarkan berbagai pengertian dari para ahli, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa literature review adalah tinjauan dari

penelitian sebelumnya menggunakan metode sistematis, eksplisit dan

diulang untuk mengidentifikasi, dan mengevaluasi yang kritis tentang

pembahasan tertentu untuk menunjukkan mengapa sebuah studi penelitian

baru diperlukan.
40

2.3.1.2 Langkah-langkah Literature Review

Dalam melakukan kajian literature review, sebagai salah satu dan

penerapan metode penelitian langkah-langkah yang dilakukan sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian.

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga

banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan

yang pernah dilakukan orang lain.

3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan

terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga

dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan

dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang

sudah ada.

5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area

penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang

dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

2.3.1.3 Daftar Literature Review

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Siddik dan Azrai Sirait.

Tahun 2018 berjudul “Pengembangan Sistem Informasi

Administrasi Akademik Dengan Rancangan Modul Program

Menggunakan Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek”.

menjelaskan tentang pengembangan sistem informasi dengan


41

menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek bermanfaat

untuk pembuatan laporan-laporan yang berfariasi, serta dalam

pengoperasiannya pengguna sistem informasi dapat berinteraksi

dengan komputer lebih mudah karena didukung dengan rancangan

tampilan program yang interaktif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Lis Saumi Ramdhani,

Erika Mutiara dan Rizal Amegia Saputra. Tahun 2019 berjudul

“Penerapan Model Waterfall Pada Sistem Informasi Administrasi

Pendaftaran Sekolah Mengemudi Berbasis Web”. Menjelaskan

Dengan sistem informasi administrasi pendaftaran sekolah

mengemudi menggunakan metode waterfall, mempermudah dalam

proses pembuatan dan percetakan laporan yang relevan menjadi lebih

cepat dan keseluruhan data tersimpan dalam arsip digital (database)

sehingga penyimpanan jauh lebih aman dan mengurangi resiko

kehilangan dan kerusakan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti. Tahun 2019 berjudul

“Perancangan Sistem Informasi Laboratorium Fisika (Silabfis)

Berbasis Web Menggunakan Program Php Dan Myqsl”.

Menjelaskan tentang Perancangan sistem informasi laboratorium

fisika (SILABFIS) berbasis web menggunakan model pengembangan

waterfall. SILABFIS dapat diakses secara online yang diharapkan

dapat berfungsi dengan sukses artinya sistem ini sudah dapat

digunakan.
42

4. Penelitian yang dilakukan oleh Saputra, M Agus. Tahun 2018 berjudul

“Pengaruh Dimensi Sistem Informasi Terhadap Produktivitas

Kerja Administrasi Laboratorium Di Universitas

Muhammadiyah Malang”. Bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas kerja dari unit kerja laboratorium karena dirasa akan

lebih efektif karena dapat memotong atau mempersingkat proses.

Karena dengan Dukungan sistem informasi seperti ini seharusnya data

yang terdapat pada database dapat di jadikan sebagai dasar dan bisa

langsung di proses untuk pelayanan administrasi dan lain-lain.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Amaliyah Malina. Tahun 2016

berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi

Layanan Pasien Berbasis Web Pada Klinik Paradise Surabaya”.

Bertujuan untuk merancang bangun Sistem Informasi Administrasi

Layanan Pasien Berbasis Web pada Klinik Paradise Surabaya

membahas tentang registrasi pasien, antrian pasien, pencatatan

anamnesis, pencatatan diagnosis, pencatatan tindakan, resep obat dan

total pembayaran. Aplikasi ini berbasis web karena aplikasi dapat

dijalankan di semua sistem operasi, tidak perlu install, dan dapat

diakses melalui banyak media seperti komputer, tablet,dan

smartphone. Manfaat dari pembuatan sistem informasi administrasi

layanan pasien berbasis web ini adalah Mempermudah saat pencarian

dan pengolahan data, mengurangi terjadinya duplikasi data dan

meningkatkan kualitas pelayanan.


43

6. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Kesy Garside & Dana

Marsetiya Utama. Tahun 2016. Berjudul “Perancangan Sistem

Informasi Laboratorium Teknik Industri Universitas

Muhammadiyah Malang”. Laboratorium Teknik Industri berfungsi

sebagai sarana pendukung kegiatan pembelajaran di Jurusan Teknik

Industri - Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini

bertujuan merancang sistem informasi laboratorium untuk

memudahkan pengelola laboratorium dalam mengolah dan

menyimpan data serta menyampaikan informasi praktikum kepada

mahasiswa. Sistem informasi laboratorium dirancang menggunakan

model Modified Waterfall dengan bahasa pemrograman yang dipakai

adalah PHP, HTML, CSS, Java Script, dan MySQL untuk database.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Puguh Yudho Trisnato & Handy Lala.

Tahun 2016. Berjudul “Perancangan Sistem Informasi

Laboratorium Komputer Pada Program Studi D-Iii Pmik

Poltekkes Kemenkes Malang”. Untuk meningkatkan kinerja dalam

hal pelayanan terhadap mahasiswa di laboratorium komputer PMIK

membutuhkan sebuah sistem berbasis komputerisasi guna mengatasi

masalah-masalah yang ada. Metode yang digunakan untuk merancang

sistem ini adalah metode Waterfall dan didukung dengan software

Power designer 6 dan database PHP Admin MySql 5.3.2. Sistem

informasi ini akan menanggani beberapa proses, seperti registrasi

dosen dan mahasiswa, pencatatan kegiatan laboratorium, pembuatan

nilai pratikum, dan pembuatan laporan kegiatan dosen di laboratorium


44

secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu

pelayanan terhadap mahasiswa dan meningkatkan kinerja dosen.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Riky Yulistyo & Nia Rahma

Kurnianda. (2018). “Analysis and Design of Information Sistem for

Social Services Administrative of “Semut Adventure” Natural Lover

Community in Kembangan Utara Country State with Web Based

Method”. The community of nature activists “Semut Adventure”

requires information sistem administration of social service activities

conducted in Kembangan Utara Country State. The problems faced

today are difficult to find social activities and managing donations.

Then we try to do analysis and design for a social service

administration sistem to help the community of “Semut Adventure” to

support the performance of the community board of nature activist Ant

Adventure in the process of activities undertaken, so that can be seen

the process of each activity carried out. This sistem can find what

activities we want with ease. This sistem can manage receiving for

donation in the form of goods and money This sistem can find a

regular donor if you want to create activities. Because the regular

donor is recorded through the sistem while they’re registrating.

“Komunitas aktivis alam “Semut Adventure” membutuhkan

administrasi sistem informasi kegiatan pelayanan sosial yang

dilakukan di Negara Bagian Kembangan Utara Masalah yang dihadapi

saat ini adalah sulit untuk menemukan kegiatan sosial dan mengelola

sumbangan. Lalu kami coba lakukan analisis dan desain untuk sistem
45

administrasi layanan sosial untuk membantu komunitas "Semut

Adventure” untuk mendukung kinerja dewan komunitas aktivis alam

Petualangan Ant dalam proses kegiatan yang dilakukan, sehingga

dapat dilihat proses dari setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem ini

dapat menemukan kegiatan apa yang kita inginkan dengan mudah.

Sistem ini dapat mengelola penerimaan untuk sumbangan dalam

bentuk barang dan uang. Sistem ini dapat menemukan donor reguler

jika Anda ingin membuat kegiatan. Karena donor reguler adalah

direkam melalui sistem saat mereka mendaftar”.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Sang-Yun Lee & Myungju Chung.

Tahun 2016. “An Exploratory Study on Construction of Electronic

Government as Platform with Customized Public Services to

Improve Administrative Aspects of Administrative Processes and

Information Sistems”. The proposed sistem can implement

integration process to serve residents through the minimum change at

each of administrative information sistems providing

heterogeneous(or different) services in the government ministries and

related organizations by presenting the sistem model for the

integration of administrative information sistems in the heterogeneous

services as well as the same kind of service. Secondly, the proposed

sistem can save the time and cost by presenting the efficient sistem

structure to increase the flexibility of public service in change and

modify the new service request. Thirdly, it is reasonably foreseeable

that the proposed sistem can increase of residents' satisfaction level

by discovering a new service as a consequence of enabling


46

information sistem integration in the government ministries and

related organizations.

“Sistem yang diusulkan dapat diimplementasikan proses integrasi

untuk melayani masyarakat melalui perubahan minimum pada setiap

informasi administrasi sistem yang menyediakan layanan heterogen

(atau berbeda) di kementerian pemerintah dan organisasi terkait

dengan menghadirkan model sistem untuk integrasi sistem informasi

administrasi dalam layanan heterogen serta jenis yang sama layanan.

Kedua, sistem yang diusulkan dapat menyimpan waktu dan biaya

dengan menghadirkan sistem yang efisien struktur untuk

meningkatkan fleksibilitas layanan publik dan permintaan layanan

baru. Ketiga, itu dapat diperkirakan bahwa sistem yang diusulkan

dapat Tingkatkan tingkat kepuasan masyarakat dengan menemukan

layanan baru sebagai konsekuensi dari memungkinkan informasi

integrasi sistem dalam kementerian pemerintah dan organisasi

terkait.”

10. Penelitian yang dilakukan oleh Adjat Sudradjat. Tahun 2019. “The

Development of Student Grades Information Sistem at SDIT Using

Waterfall Model”. The development of information sistems of

student gradescan help overcome the problems that occur in

Integrated Islamic Elementary Schools (SDIT). Administration Staff

can managethe data ofclasses, homeroom, students and make

reports quickly to the principal about the gradesof SDIT


47

students. Homeroom teachers can quickly and easily input the

grades of students from the class they care for. Parents can

obtain valid reports about the development of student learning

achievements, and SDIT Principalcan receive strategic

information for learning evaluation materials and determine further

policies in learning and teaching activities in schools The use of

the SDIT student gradesinformation sistem accelerates the student

assessment process, so that the level of satisfaction of students,

parents and SDIT Principal towards the presentation of the final

results of the teaching and learning process is better than before.

“Pengembangan sistem informasi nilai siswa dapat membantu

mengatasi masalah yang terjadi pada Sekolah Dasar Islam Terpadu

(SDIT). Administrasi Staf dapat mengelola data kelas, kelas, siswa

dan membuat laporan dengan cepat ke kepala sekolah tentang nilai

siswa SDIT. Guru wali kelas dapat dengan cepat dan mudah

memasukkan nilai siswa dari kelas yang mereka pedulikan. Orang tua

dapat memperoleh laporan yang valid tentang perkembangan prestasi

belajar siswa, dan Kepala Sekolah SDIT dapat menerima informasi

strategis untuk bahan evaluasi pembelajaran dan menentukan

kebijakan lebih lanjut dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Penggunaan sistem informasi nilai siswa SDIT mempercepat proses

penilaian siswa, sehingga tingkat kepuasan siswa, orang tua dan

kepala sekolah SDIT memberikan presentasi hasil akhir dari proses

belajar mengajar yang lebih baik daripada sebelumnya.”


48

11. Penelitian yang dilakukan oleh Sari Rahmadina Anori, Kasman Rukun

& Yasdinul Huda. Tahun 2016. “Design Of Laboratory Information

Sistem Web-Based At SMKN 2 Payakumbuh”. Information sistem.

Development methods carried out by the approach of Object Oriented

Programming (OOP) and designed using sistem modeling tools.

Implementation of this information sistems using web programming

languages PHP, HTML, CSS, and Javascript by using CodeIgniter

framework and MySQL as the database server. The information sistem

can be accessed via web browser by teacher as user of goods in

laboratory, laboran as laboratory activity manager, engineer as

manager of the broken equipment, and the head of the laboratory in

main charge of the laboratory. Web Based Laboratory Information

Sistem of SMKN 2 Payakumbuh can help the administrative

management of the laboratory to booking, use, return and

maintenance of laboratory instruments, manage laboratory activities

and preparing reports, so that making the laboratory functioned more

optimal.

“Sistem informasi ini menggunakan web bahasa pemrograman PHP,

HTML, CSS, dan Javascript dengan menggunakan framework

CodeIgniter dan MySQL sebagai server basis data. Sistem informasi

dapat diakses melalui browser web oleh guru sebagai pengguna

barang di laboratorium, laboran sebagai manajer kegiatan

laboratorium, insinyur sebagai manajer peralatan yang rusak, dan

kepala laboratorium yang menjadi penanggung jawab utama


49

laboratorium. Sistem Informasi Laboratorium Berbasis Web SMKN 2

Payakumbuh dapat membantu administrasi manajemen laboratorium

untuk pemesanan, penggunaan, pengembalian dan pemeliharaan

instrumen laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium dan

menyiapkan laporan, sehingga membuat laboratorium lebih berfungsi

optimal.”

12. Penelitian yang dilakukan oleh Risna Feliana Mutia Mangganti.

Tahun 2018. “Office Information Administration Sistem At

Laboratory Of Bioanthropologi And Paleoanthropologi Gadjah Mada

University”. The results of this study is the creation of administrative

information sistem applications that can be used in the Laboratory of

Bioanthropology and Paleoanthropology. This application covers all

archives management in the Laboratory, starting from incoming and

outgoing data entry process, meeting invitation, document archiving

process, and mail distribution. Included also in the management of

archives such as the grouping of archives (invitations, letters, and

notulensi) so that archives located in the Laboratory of

Bioanthropology and Paleoanthropology can be arranged well. The

sistem is built using PHP programming language by integrating

MySQL as database server.

“Hasil penelitian ini adalah terciptanya aplikasi sistem informasi

administrasi yang dapat digunakan di Laboratorium Bioantropologi

dan Paleoantropologi. Aplikasi ini meliputi semua pengelolaan

kearsipan di Laboratorium, mulai dari proses entri data surat keluar


50

dan masuk, undangan rapat, proses pengarsipan dokumen, dan

distribusi surat. Termasuk juga dalam pengelolaan arsip diantaranya

pengelompokan arsip (undangan, surat, dan notulensi) agar arsip-arsip

yang berada di Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi

dapat tertata dengan baik. Sistem tersebut dibangun menggunakan

bahasa pemrograman PHP dengan mengintegrasikan MySQL sebagai

database server”

Anda mungkin juga menyukai