Anda di halaman 1dari 25

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Umum


2.1.1. Konsep Dasar Analisa Sistem
2.1.1.1. Definisi Analisa Sistem
Menurut Lestari dkk. (2015:10) Dalam langkah ini merupakan analisa
terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan
sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seorang sistem analisis akan
menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah
sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user
tersebut. Tahapan ini menghasilkan dokumen user requirement atau bisa
dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem analisis
untuk menterjemahkan kedalam Bahasa pemrograman.

Menurut Sunarya dkk. (2015:4) Pada saat perencanaan telah selesai,


tahap selanjutnya beralih pada analisis dari sistem yang telah ada. Analisis sistem
adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merencanakan
sistem yang baru atau diperbarui. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
mengumumkan penelitian sistem, mengorganisasikan tim proyek, mendefinisikan
kebutuhan informasi, mendefinisikan kriteria kerja sistem, menyiapkan usulan
rancangan, menyetujui atau menolak rancangan proyek.

Berikut adalah beberapa rencana tahap analisis yang akan dilakukan

untuk membangun sistem informasi manajemen :

1. Analisis dan perencanaan perancangan sistem informasi

2. Analisis situasi dan kondisi

3. Analisis sasaran dan masalah

4. Analisis kebutuhan informasi

5. Analisis data

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa analisa sistem sebagai

proses perancangan atau pengembangan suatu sistem. Analisa sistem melakukan


10

spesifikasi terhadap komponen untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah

yang ada sehingga dapat melakukan perbaikan dalam sistem. Seorang yang

melakukan analisa sistem harus menentukan terlebih dahulu seperti apa sistem

yang akan dibangun. Seorang analisa sistem harus memiliki kemampuan yang

spesifik, karena harus sesuai dengan permintaan yang dibutuhkan.

Tujuan Analisa Sistem sebagai berikut :

1. Memahami kinerja dari sebuah sistem yang ada atau sedang berjalan.

2. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam menjalani kebutuhan

pemakai (user) dengan mempelajari bentuk formulir, laporan yang telah

dihasilkan oleh suatu sistem yang sedang berjalan. Untuk mengetahui

informasi apa saja yang dibutuhkan oleh pemakai (user) dari sebuah sistem

yang tidak dapat dihasilkan atau belum terdapat dari sistem yang sedang

berjalan.

2.1.1.2. Pengertian Analisa Masukan

Masukan (input) sistem adalah data yang telah diterima kemudian akan

melalui proses selanjutnya yaitu proses sistem.

2.1.1.3. Pengertian Analisa Proses

Analisa proses merupakan lanjutan dari analisa masukkan. Data yang

telah dihasilkan oleh analisa masukan diterima lalu di dilanjutkan dengan analisa

proses. Analisa proses merupakan bagian yang terpenting, tetapi biasanya proses

dalam suatu sistem tidak dapat dilihat secara keseluruhan. Proses selanjutnya

yaitu Analisa keluaran.


11

2.1.1.4. Pengertian Analisa Keluaran

Analisa keluaran sistem merupakan lanjutan dari analisa proses. Keluaran

pada analisa sistem adalah suatu data yang telah dikeluarkan yang sebelumnya

telah diproses oleh sistem. Analisa keluaran menghasilkan suatu informasi yang

berguna untuk membuat suatu keputusan bagi manajer di masa yang akan datang.

2.1.2. Konsep Dasar Sistem

Untuk mendukung dalam pembuatan laporan penelitian, maka perlu

dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan

ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan penelitian

ini.

2.1.2.1. Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli

bersumber dari buku dan jurnal, di antaranya :

Menurut Hutahaean (2015:2) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yan g saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu.”

Menurut Romney dalam Sidh (2013:21) "Sistem merupakan suatu

rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan,

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan."

Menurut Hall dalam Sidh (2013:21) "Sistem adalah kelompok dari dua

atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi

dengan tujuan yang sama."


12

Menurut Sutopo dkk (2016:24) “Secara umum sistem adalah kumpulan

dari beberapa bagian tertentu yang saling berhubungan secara harmonis untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang mewakili suatu sistem

secara umum adalah masukan (input) pengolahan (processing) dan keluaran

(output).”

Menurut Luwig Von Bertalanfly dalam Maulani dkk. (2016:3) “sistem

merupakan se-perangkat unsur-unsur yang terkait dalam suatu antar relasi diantara

unsur-unsur tersebut dan dengan lingkungan.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah suatu

komponen yang berkumpul untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan

tertentu.

2.1.2.2. Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:3) Di dalam sistem terdapat beberapa

karakteristik atau sifat tertentu, yaitu komponen, batasan sistem (boundary),

lingkungan luar sistem (environment), penghubung sistem (interface), masukkan

sistem (input), keluaran sistem (output), pengolah sistem, sasaran sistem.

Berikut ini adalah penjelasan dari karakteristik sistem :

1. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling

berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-

bagian dari sistem.


13

2. Batasan sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan

suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (Environment)

Lingkungan luar sistem adalah di luar batas dari sistem yang memengaruhi

operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap

dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan di kendalikan, kalau tidak

akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-

sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output)

dari subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lain melalui

penghubung.

5. Masukan sistem (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat

berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat

beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan

keluaran. Contoh dalam sistem komputer program adalah maintenance input

sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.


14

6. Keluaran sistem (output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan klasifikasi menjadi

keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. contoh komputer

menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan

informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolah sistem (Process)

Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan mengubah masukkan

menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi

bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan

keuangan.

8. Sasaran sistem (Goal)

Sasaran sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan

keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.1.2.3. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi sistem sebagai :

1) Sistem Abstrak (Abstract System)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau

ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

2) Sistem Fisik (Physical System)


15

Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.

2. Klasifikasi sistem sebagai :

1) Sistem Alamiah (Natural System)

Sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia.

2) Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

Sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara

manusia dengan mesin (human machine system).

3. Klasifikasi sistem sebagai :

1) Sistem Tertentu (Deterministic System)

Sistem beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diperkirakan,

sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

2) Sistem Tidak Tentu (Probabilistic System)

Sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena

mengandung unsur probabilistic.

4. Klasifikasi sistem sebagai :

1) Sistem Tertutup (Close System)

Sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan

lingkungan luar, sistem bekerja secara otomatis tanpa ada turut ikut

campur dari luar.

2) Sistem Terbuka (Open System)

Sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luar

sistem.
16

2.1.3. Konsep Dasar Informasi

Menurut Sutabri (2016:25) “Sistem pengolahan informasi mengolah data


menjadi informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi
berguna bagi penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila
tidak ada pilihan atau keputusan, maka informasi menjadi tidak diperlukan.
Keputusan dapat berkisar ulang sederhana sampai keputusan strategis jangka
panjang.“

2.1.3.1. Definisi Informasi

Menurut Abidin dalam Sutopo dkk (2016:24) "Informasi adalah data

yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya.

kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses

pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.”

Menurut Kusrini dan Koniyo dalam Sidh (2013:22) "informasi adalah data

yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang

bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber

informasi."

Menurut George H.B & William S.H dalam Maulani dkk. (2016:3)

“informasi adalah data diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan

keputusan."

Menurut Maimunah dkk dalam Sunarya dkk. (2015:80) “informasi adalah

data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi

penerimanya, dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.”

Marc (2015:62) Information may be defined as data that has meaning.


Both data and information relate to knowledge, which can be defined as
17

information regarded as true in its meaning, a sufficiency of which leads to


understanding. The critical use of knowledge to make intelligent decisions might
be called wisdom. (Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang memiliki
makna. Kedua data dan informasi berhubungan dengan pengetahuan, yang dapat
didefinisikan sebagai informasi yang dianggap benar dalam maknanya, kecukupan
yang mengarah pada pemahaman. Penggunaan pengetahuan yang kritis untuk
membuat keputusan cerdas bisa disebut kebijaksanaan).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah melalui suatu

proses dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan

datang.

2.1.3.2. Jenis-Jenis Informasi

Menurut Sunarya dkk. (2015:80) Informasi dalam manajemen

diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek, yang diantaranya adalah :

1. Informasi berdasarkan persyaratan. Suatu Informasi harus memenuhi

persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh manajer dalam rangka

pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan.

2. Informasi berdasarkan dimensi waktu dibagi menjadi dua, yaitu

1) Informasi masa lalu

Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang

meskipun jarang di pergunakan, namun dalam penyimpanan pada

data storage perlu disusun secara rapi dan teratur.

2) Informasi masa kini

Dari istilahnya sendiri adalah jelas bahwa makna dari informasi

masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi

sekarang.
18

2.1.3.3. Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2016:27) Fungsi Informasi adalah memberikan suatu


dasar kemungkinan untuk menanggapi seleksi kepada pengambilan keputusan.
Fungsi informasi tidak mengarahkan pengambil keputusan mengenai apa yang
harus dilakukan, tetapi mengurangi keanekaragaman dan ketidakpastian sehingga
dapat diambil suatu keputusan yang baik. Suatu fungsi informasi yang penting
lainnya adalah memberikan standar-standar, aturan-aturan ukuran, dan aturan-
aturan keputusan untuk penentuan dan penyebaran tanda-tanda kesalahan dan
umpan balik guna mencapai tujuan kontrol. Dengan kata lain, dengan
menganggap bahwa pengambil keputusan menanam modal dalam suatu proyek,
informasi diperlukan untuk membantu mengontrol pelaksanaan proyek.

2.1.3.4. Siklus Pengolahan Informasi

Menurut Irwansyah dkk. (2014:3) Komputer mengolah data (input)

menjadi informasi (output). Komputer melakukan proses menggunakan instruksi

atau langkah-langkah secara berurutan yang memberitahu komputer bagaimana

melakukan tugas tertentu. Sebuah kumpulan instruksi ini saling terkait untuk

membentuk sebuah informasi baru (output).

Sebuah komputer menyimpan data, informasi dan instruksi di dalam

penyimpanan yang berguna untuk digunakan di masa depan. Rangkaian input,

proses dan output merupakan siklus pengelolaan informasi. Sebagian besar

komputer saling terhubung dan berkomunikasi dengan komputer lain. Sehingga

komunikasi juga telah menjadi elemen penting dari siklus pengolah informasi.

2.1.3.5. Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto dalam Sunarya dkk. (2015:81) kualitas informasi

terkadang juga dipakai untuk menyatakan informasi yang baik, kualitas informasi

seringkali diukur berdasarkan :


19

1. Relevansi yaitu informasi benar-benar memberikan manfaat bagi pemakai.

2. Ketepatan waktu (Timeless) adalah menyatakan usia data yang sesuai

dengan upaya pengambilan keputusan. Artinya, informasi tersebut tidak

usang atau kadaluwarsa ketika sampai ke penerima, sehingga masih ada

waktu untuk menggunakan informasi tersebut sebagai bahan pengambilan

keputusan

3. Akurasi yaitu menyatakan derajat kebenaran terhadap informasi dan

menentukan kehandalannya atau rehabilitas informasi. informasi yang

benar- benar bebas kesalahan dinyatakan sangat akurat.

2.1.3.6. Nilai Informasi

Menurut Suwardjo dalam Fadila Ariesta (2013:5) nilai informasi adalah


kemampuan informasi untuk meningkat kan pengetahuan dan keyakinan pakai
dalam pengambilan keputusan. Informasi akan bermanfaat kalau informasi dapat
dipahami dan digunakan oleh para pemakai serta informasi juga bermanfaat kalau
pemakai mempercayai informasi tersebut. Informasi yang bermanfaat bagi para
pemakai adalah informasi yang mempunyai nilai.

2.1.3.7. Definisi Data

Menurut Hartono dalam Maulani dkk. (2016:3) “Data adalah hasil

pengukuran dan pencatatan data terhadap fakta tentang sesuatu, keadaan, tindakan

atau kejadian.”

Menurut Aris dkk. (2016:74) “Sumber informasi adalah data. Data adalah

kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata.

Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata

(fact and entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda, dan orang

yang betul – betul ada dan terjadi.”


20

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan dari

suatu fakta yang belum bernilai jika belum diolah dan tidak bisa dijadikan sebagai

tolak ukur dalam mengambil keputusan.

2.1.3.8. Pengolahan Data

Pengolahan data harus dilaksanakan dalam proses yang cepat dan akurat.

Dalam pengolahan data harus dilakukan secara rinci dan teliti. Data harus di

sesuaikan terhadap informasi yang nantinya akan dihasilkan. Pengolahan data

harus menggunakan suatu sistem untuk membantu pekerjaan yang diharuskan

cepat dalam pengerjaan-nya. Data sangat berguna untuk olah menjadi suatu

informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan di masa yang akan

datang. Data tanpa diolah tidak akan berguna, namun setelah diolah menjadi

sebuah informasi akan menjadi lebih berharga.

Menurut Yakub dalam Maulani dkk. (2016:3) “Sistem Informasi dalam

organisasi biasanya terdiri atas berbagai metode pengelolaan data.”

Metode pengolahan data terdiri dari :

1. Metode manual, merupakan pengelolaan data yang semua operasi data

dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat.

2. Metode electromechanical, yang merupakan pengolahan data dengan

menggabungkan semua orang dan mesin.

3. Metode punched card equipment, merupakan pengelolaan data yang

menggunakan semua alat yang disebut sistem merekam unit (unit record

system).
21

4. Metode electronic computer, merupakan pengolahan data dengan

menggunakan komputerisasi. Maulani (2016:3)

2.1.4. Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2016:40) Sistem Informasi Manajemen bukan merupakan


hal baru, yang baru adalah komputerisasi. Sebelum ada komputer, teknik SIM
telah ada untuk memberikan informasi kepada manajer sehingga dapat
merencanakan serta mengandalikan operasi. Sistem Informasi Manajemen
merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Telah
diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di
dalam pengambilan keputusan.

2.1.4.1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2016:40) “Sistem Informasi adalah suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi

harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan

kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

Menurut Indah (2013:125) “Sistem Informasi secara umum adalah

merupakan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan serangkaian proses, berisi

informasi-informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.”

Maka sistem informasi adalah suatu sistem untuk pengolahan

data/transaksi harian yang dilakukan dalam sebuah organisasi untuk pengambilan

keputusan perusahaan di masa yang akan datang.


22

2.1.4.2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2016:40) Sistem informasi terdiri dari komponen-

komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok

masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok

kendali. Sebagai suatu sistem, maka keenam blok tersebut saling bersinergi dan

berinteraksi untuk membentuk suatu kesatuan untuk mencapai target atau sasaran.

Berikut merupakan penjelasan mengenai komponen sistem informasi :

1. Blok Masukan

Suatu input yang mewakili data yang dimasukkan ke dalam sistem

informasi. Input di sini termasuk ke dalam metode dan media untuk

menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-

dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok model terdiri dari prosedur, logika dan model matematis yang akan

memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan

cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sesuai dengan

tujuan.

3. Blok Keluaran

Produk dari suatu sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua

tingkatan manajer dan pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Blok teknologi merupakan tool box dalam suatu sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,


23

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan

keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Blok Basis Data

Basis data atau database merupakan kumpulan data yang saling berkaitan

dan berhubungan satu sama lain, tersimpan pada perangkat keras komputer

dan menggunakan perangkat lunak untuk memanilulasi. Data perlu

disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih

lanjut. Data dalam suatu basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa

supaya informasi yang dihasilkan agar dapat berkualitas. Organisasi basis

data yang baik juga berguna untuk efisiensi dalam kapasitas penyimpanan.

Basis data dimanipulasi menggunakan perangkat lunak yang disebut Data

Base Management System (DBMS).

6. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak suatu sistem informasi seperti bencana

alam, temperatur, air, api, debu, kecurangan dan kegagalan dari sistem itu

sendiri. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah

ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat

diatasi.
24

2.2. Teori Khusus

2.2.1. Definisi Gudang

Menurut Athoillah dkk. (2013:1) Gudang merupakan salah satu bagian


penting dari sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan,
baik barang hasil produksi ataupun bahan baku yang akan di produksi
perusahaan tersebut. Jika dilihat dari segi fungsi dapat diketahui bahwa tingkat
mobilitas barang dalam gudang sangat tinggi setiap harinya, hampir terdapat
ratusan bahkan ribuan barang produksi maupun bahan baku masuk atau keluar
gudang.

Menurut KBBI dalam Athoillah dkk. (2013:1) gudang adalah rumah atau
bangsal tempat menyimpan barang- barang, sedangkan pergudangan adalah hal
simpan menyimpan barang di gudang. Jika dijabarkan lebih luas pergudangan
adalah segala kegiatan yang melakukan upaya pengelolaan gudang yang
merupakan sarana pendukung kegiatan produksi yang meliputi dari kegiatan
penerimaan, kegiatan penyimpanan, kegiatan pemeliharaan, kegiatan
pendistribusian, kegiatan pengendalian dan kegiatan pemusnahan, serta kegiatan
pelaporan material dan peralatan agar kualitas dan kuantitas barang-barang yang
terdapat dalam gudang terjamin.
Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan gudang adalah fasilitas

dalam penyimpanan barang, baik barang tersebut sebagai aktiva ataupun sebagai

persediaan. Gudang memerlukan admisistrasi yang baik dalam pencatatan, baik

itu dalam pencatatan barang masuk ataupun barang keluar. Perlu adanya laporan

di setiap periode tertentu untuk dapat melaporkan persediaan yang ada di gudang.

2.2.2. Definisi Persediaan

Menurut Prasetyo dalam Tamodia (2013:23) “Persediaan adalah suatu

aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual

dalam satu periode usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan /

proses produksi menunggu masa penggunaan nya pada proses produksi.”

Menurut Rudianto dalam Tamodia (2013:23) “Persediaan adalah sejumlah

barang jadi, bahan baku, bahan dalam proses yang dimiliki perusahaan dagang

dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut”.


25

Kesimpulannya, Persediaan merupakan segala sesuatu dari sumber daya

dalam suatu proses yang bertujuan mengantisipasi segala macam kemungkinan

yang terjadi, baik karena adanya permintaan maupun ada masalah lain. Persediaan

merupakan Barang yang dimiliki dan kemudian dijual atau digunakan dalam

proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan

yang normal.

2.2.3. Definisi Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah setiap barang baik yang bergerak maupun yang tidak

bergerak dengan nilai perolehan per unit sesuai kebijakan akuntansi perusahaan

(berikut dengan seluruh biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap

tersebut) yang dapat dikapitalisasi dan digunakan unit pemakai dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.

2.2.3.1. Definisi Barang Bergerak

Barang bergerak adalah setiap barang kekayaan perusahaan yang menurut

sifat dan penggunanya dapat di pindah-pindah seperti alat pengangkutan, alat-alat

besar, kendaraan, dan berbagai macam peralatan.

2.2.3.2. Definisi Barang Tidak Bergerak

Barang tidak bergerak adalah setiap barang yang menurut sifat dan

penggunaannya tidak dapat dipindah-pindahkan atau menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku ditetapkan sebagai barang tidak bergerak

seperti tanah, bangunan, dan lapangan.


26

2.2.4. Definisi Aktiva Dibiayakan

Aktiva dibiayakan adalah seluruh barang inventaris milik perusahaan yang

nilai perolehan per unit sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan yang tidak

dapat dikapitalisasi dan dibiayakan langsung pada tahun berjalan.

2.2.5. Definisi Lelang

Menurut Iman Soeharto dalam Suciptapura dkk. (2013:3) Lelang


merupakan salah satu cara bagi pengguna barang dan jasa untuk mencari penyedia
barang dan jasa, sedangkan bagi kontraktor atau penyedia jasa mengikuti lelang
merupakan salah satu cara untuk menjaga agar perusahaan tetap memiliki
pekerjaan sehingga adanya arus pemasukan kas, memperoleh laba dan
keuntungan, mendapatkan pengalaman dan teknologi baru, menjaga
kelangsungan kontak dengan pemilik pekerjaan, subkontraktor, serta
mempertahankan ikatan kerja dengan staf dan pekerja yang cakap.

2.2.6. Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

2.2.6.1. Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Anhar dalam Supriyanti dkk. (2017:3) “UML (Unified Modeling

Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”.

Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan

permasalahan – permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih

mudah di pelajari dan dipahami.”

Menurut Ginting dalam Supriyanti dkk. (2017:3) “UML merupakan

Bahasa visual dalam pemodelan yang memungkinkan pengembang sistem

membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang

sebuah sistem dalam format yang standar , mudah dimengerti dan menyediakan

mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain.”


27

Menurut Supriyanti dkk. (2017:3) “UML adalah Bahasa yang digunakan

untuk mendefinisikan, membangun, dan membuat dokumen dari arsitektur

perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi

pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasi pada teknologi yang

berbeda.”

Menurut Wijaya (2017:37) “UML Merupakan sebuah standar bahasa

pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem informasi yang

akan dibangun. UML dapat bersifat platform-independent atau platform-spesific

tergantung pada pilihan perancangan sistem.”

According to Patel (2013:884) Most of the software practitioners believe

in Model-based test case generation. Advantages of this are the early detection of

faults, reducing software development time etc. The most important part of the

testing attempt is the test case generation. As a modeling language, Unified

Modeling Language (UML) is generally used to describe design specification and

analysis by both software practitioners. (Sebagian besar praktisi perangkat lunak

percaya pada generasi uji berbasis model. Keuntungan dari ini adalah deteksi dini

kesalahan, mengurangi waktu pengembangan perangkat lunak, dan lain-lain.

Bagian terpenting dari upaya pengujian adalah generasi uji coba. Sebagai bahasa

pemodelan, Unified Modeling Language (UML) umumnya digunakan untuk

menggambarkan spesifikasi dan analisis desain oleh kedua praktisi perangkat

lunak).

According to Bondavalli et al from Magureanu et al (2013:333) Formal


specification languages are intended to provide precise and complete models of
the proposed software systems. Formal specification for UML models can be
achieved using formal constructs. Various tools can use this rigorous
specification for verifying the UML models. The purpose of using formal
specification and validation constructs is to provide unambiguous descriptions of
28

system structure and functionality and to prove before deployment that the system
will function according to the expected requirements (Bahasa spesifikasi formal
ditujukan untuk menyediakan model sistem perangkat lunak yang tepat dan
lengkap. Spesifikasi formal untuk model UML dapat dicapai dengan
menggunakan konstruksi formal. Berbagai alat dapat menggunakan spesifikasi
yang ketat ini untuk memverifikasi model UML. Tujuan penggunaan spesifikasi
formal dan validasi konstruksi adalah untuk memberikan deskripsi struktur dan
fungsi sistem yang tidak ambigu dan untuk membuktikan sebelum penerapan
bahwa sistem akan berfungsi sesuai dengan persyaratan yang diharapkan).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah suatu bentuk

pemodelan yang menterjemahkan sebuah sistem perangkat lunak dalam

memperbarui sistem atau mengembangkan sistem berbasis object oriented

menjadi suatu bentuk visual sehingga dapat mudah dipahami.

2.2.6.2. Diagram UML (Unified Modeling Language)

1) Use Case Diagram

Menurut Rahardja dkk. (2014:218) “Use case merupakan gambaran dari

proses sistem secara keseluruhan yang melibatkan actor dalam hal penggunaan.”

Menurut Rahardja dkk. (2014:237) “Sebuah use case dapat

menggambarkan hubungan antara use case dengan actor. Secara umum use case

adalah pola perilaku sistem dan ukuran transaksi yang berhubungan yang

dilakukan oleh satu actor.”

Almutairi (2013:270) Use Case diagrams are widely used to model system
behaviour and also to represent user's interaction with the system. Context Aware
Systems (CASs) are dynamic in nature and their response is based on varying
parameters such as time and location. Due to this dynamic nature, such systems
cannot be represented by the existing form of use case diagrams. In this paper the
authors present a set of enhancements to the typical form of use case diagrams to
fully model a CASs. (Use Case diagram digunakan secara luas untuk memodelkan
perilaku sistem dan juga untuk merepresentasikan interaksi pengguna dengan
sistem. Context Aware Systems (CASs) bersifat dinamis dan respons mereka
didasarkan pada berbagai parameter seperti waktu dan lokasi. Karena sifat
dinamis ini, sistem seperti itu tidak dapat diwakili oleh diagram use case yang
29

ada. Dalam tulisan ini, penulis menyajikan seperangkat perangkat tambahan pada
bentuk khas diagram use case untuk memodelkan CASs secara penuh.)
Dari definisi use case di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa use case

adalah suatu diagram yang menggambarkan kegiatan suatu actor yang terjadi

dalam suatu sistem.

2) Sequence Diagram

Menurut Yuliani (2017:28) Sequence Diagram menggambarkan interaksi


antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan
sebagainya. berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence
diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-
objek yang terkait). Sequence diagram dapat digunakan untuk menggambarkan
skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari
sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
3) Activity Diagram

Menurut Pressman dalam Dewi (2016:196) “Activity Diagram

menggambarkan aliran kontrol dari aktivitas ke aktivitas, aktivitas yang

berkembang menjadi pengeksekusian aksi mandiri. Activity diagram juga

menampilkan decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir.”

According to Patel (2013:884) UML becomes the sources of Test cases


which are usually generated from the requirement, and UML activity diagram
illustrates the sequential control flows of activities that make it possible to
generate test cases for activity diagrams. (UML menjadi sumber uji kasus yang
biasanya dihasilkan dari kebutuhan, dan Activity Diagram UML menggambarkan
aliran kontrol sekuensial aktivitas yang memungkinkan menghasilkan kasus uji
untuk Activity Diagram).
4) Class Diagram

Menurut Yuliani dkk (2017:29) “Class diagram adalah diagram yang

digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam

sistem/perangkat lunak yang sedang kita gunakan. Class diagram juga

memberikan gambaran (diagram statis) tentang sistem/perangkat lunak dan

relasi-relasi yang ada di dalamnya.”


30

Menurut Arhami dalam Salafuddin dkk. (2017:20) “Class diagram

digunakan untuk menggambarkan struktur objek dari sistem yang memuat objek-

objek yang terdapat di dalam sistem beserta relasi antar objek.”

Rumpe (2014:6) Class Diagrams is an abstraction of the real system that


mainly deals with structure. Besides class diagrams, there are also object
diagrams that deal with structure. Whereas class diagrams define and constrain
potential structures of a system, an object diagram defines an actual structure of
objects in a system in a certain situation. Therefore, object diagrams operate on
the instance level. This makes it easy to generate code out of an object diagram,
e.g. a code that builds up the object structure. (Class Diagram adalah abstraksi
dari sistem sebenarnya yang terutama berhubungan dengan struktur Selain class
diagram, ada juga diagram objek yang berhubungan dengan struktur. Sedangkan
class diagram menentukan dan membatasi struktur potensial suatu sistem, sebuah
diagram objek mendefinisikan struktur sebenarnya objek dalam suatu sistem
dalam situasi tertentu. Oleh karena itu, diagram objek beroperasi pada tingkat
contoh. Hal ini memudahkan untuk menghasilkan kode dari diagram objek,
misalnya sebuah kode yang membangun struktur objek).

2.3. Konsep Dasar Literature Review

2.3.1. Definisi Literature Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153) “Penelitian sebelumnya literature review

merupakan survey literature tentang penemuan- penemuan yang dilakukan oleh

peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik

penelitian”.

2.3.2. Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi

yang se arah dengan penelitian yang akan dibahas dalam kkp ini, antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni pada tahun 2016 dengan judul

Analisa Sistem Persediaan pada PT. Andalan Darma Mulia. Dalam

penelitian ini terdapat kesimpulan bahwa sistem dalam mengelola dan


31

menjalankan kegiatan operasional nya masih manual dalam pelaksanaan

sistem persediaan bahan baku dan barang jadi. Sedangkan informasi yang

tepat sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Dalam penelitian

dikemukakan bahwa masalah yang sering terjadi dalam sistem persediaan

bagian warehouse adalah kesulitan dalam mendapatkan informasi

persediaan bahan secara update, sering terjadi human eror seperti

kesalahan input data sehingga berdampak kepada kuantitas laporan

persediaan barang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Pamor Astomo tahun 2014 dengan judul

Analisa Sistem Informasi Penyimpanan Dokumen Lelang Pada Biro

Pelelangan Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero). Tujuan penelitian

adalah pengembangan sistem yang lama menjadi yang baru dan agar dapat

memahami sejauh mana komputer biasa membantu di dalam

menyelesaikan masalah efisiensi waktu, ketepatan dan kecepatan dalam

memberikan informasi kepada para pihak yang membutuhkan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan

masih terdapat kekurangan pada sistem yang berjalan yaitu sistem

pengolahan data biro pelelangan masih berjalan semi komputerisasi dan

belum maksimal karena masih ada kegiatan pencatatan dan mencetak

laporan. penyimpanan data dan pengarsipan pun cukup banyak sehingga

belum ada integrasi data. peneliti menyatakan bahwa perlu adanya

perancangan sistem agar sistem dapat berjalan secara online sehingga akan

diperoleh sistem yang cepat, tepat, dan akurat dalam pengambilan

keputusan.
32

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmat Gunawan pada tahun 2013

dengan judul Analisa Sistem Informasi Proses Masuk Dan Keluar Barang

Pada Unit Warehouse (Pergudangan) di PT. Angkasapura II (Persero).

Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui sistem pendataan barang masuk

dan keluar yang sedang berjalan pada Unit Warehouse (pergudangan) di

Bandara Soekarno-Hatta. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh

peneliti terdapat kesimpulan bahwa sistem masuk keluar barang yang ada

di Unit Warehouse barang masuk dan barang keluar pencatatan dan

membuat rekapannya memerlukan sistem yang benar-benar handal dan

dapat berfungsi semaksimal mungkin untuk memberikan informasi serta

memenuhi kebutuhan. Kekurangan yang dihadapi yaitu Pelaporan pada

Unit Warehouse sudah menggunakan komputer tetapi masih banyak

transaksi dilakukan secara manual memungkinkan terjadi kesalahan.

Pengecekan Unit Warehouse barang habis pakai dan aktiva tetap sudah

baik tetapi masih kurang efisien karena pelaporan, pengiriman, dan

permintaan masih menggunakan catatan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Gita Kurnia tahun 2015 dengan judul

Analisa Sistem Informasi Persediaan Barang Pada CV. SEMAR JAYA.

Tujuan penelitian adalah Mengusulkan sistem informasi manajemen

persediaan barang secara update agar mampu mendapatkan informasi yang

tepat waktu dalam segi pengolahan data, akurat dalam segi informasi yang

lengkap dan relevan dalam segi informasi yang dihasilkan sesuai dengan

kebutuhan. Kekurangan pada sistem yang masih berjalan yaitu Staff

administrasi kesulitan dalam mendapatkan informasi persediaan barang


33

secara update, karena proses pencarian dan pencatatan untuk data

persediaan menggunakan Microsoft Office Excel. Admin harus mencari

satu persatu untuk mengetahui data persediaan barang dan harus

menghafal semua nama barang dengan penulisan yang benar sesuai

dengan pengetikan di Microsoft Office Excel. Hal yang sering terjadi yaitu

pemesanan barang yang berlebihan dan sering terjadi kekurangan barang.

Persediaan barang yang kurang terintegrasi dan kesalahan input data

menimbulkan kesalahan dalam laporan persediaan barang yang terlalu

banyak (over stock) atau sebaliknya persediaan barang terlalu

sedikit (under stock).

5. Penelitian yang dilakukan oleh Yunny Nur’aeni tahun 2015 yang berjudul

Analisa Sistem Inventory RAW Material Pada PT.Indonesia Synthetic

Textile Mills Tangerang. Tujuan penelitian adalah Membantu dalam

mengidentifikasi masalah yang ada pada sistem yang berjalan di PT.

Indonesia Synthetic Textile Mills dan mengurangi terjadinya kesalahan

pengolahan data sehingga laporan yang dihasilkan lebih cepat dan akurat.

Kekurangan pada sistem yang berjalan yaitu Sistem masih belum

terkomputerisasi, Kurang aktual persediaan bahan baku di gudang dengan

data yang ada, Keterlambatan supplier pada saat pengiriman barang.

Anda mungkin juga menyukai