Ahmad Riduan
25012 55401 13 001
Politeknik Sekayu
BAB I
System Development Lyfe Cycle Secara Umum
1.1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model
yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain
SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan
synchronize & stabilize.
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa
langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim
yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC
pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah
tersebut adalah
1.
Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang
berjalan
2.
3.
4.
5.
6.
hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang,
kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi
kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah
dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut
perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control,
sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control
dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan
quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem.
Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan
mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi system.
1.2
Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem
dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem
serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem
tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi.
SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem
perangkat lunak, yang terdiri dari tahapan: rencana (planning), analisis (analysis),
desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan
pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari
berbagai
jenis
metodologi
pengembangan
perangkat
lunak.
Perencanaan (Planning)
2.
Analisis (Analysis)
3.
Desain (Design)
4.
Pelaksanaan (Implementation)
5.
Perawatan (Maintenance)
Dalam
tahap
perencanaan,
kita
mengumpulkan
informasi
tentang
kebanyakan
berhubungan
dengan
pengajaran
tentang
cara
menganalisis. Unsur-unsur utama pada analisis yang dilakukan oleh para insinyur
adalah hukum-hukum alam, kaidah-kaidah ekonomi dan pengetahuan umum.
Tahap berikutnya yaitu desain, dapat dikatakan sebagai hasil dari sistem baru.
Tahap desain juga dapat dikatakan sebagai pemecahan yang optimum atas
sejumlah kebutuhan penting dari suatu set pada keadaan khusus atau sebagai
kegiatan kreativitas yang meliputi pembuatan barang baru dan berguna yang
belum pernah ada sebelumnya. Sistem yang tersusun dibentuk dan dioperasikan.
Perawatan dilakukan pada tiap sistem operasional.
Istilah daur hidup (life cycle) pada suatu sistem digunakan untuk
menjelaskan tahap-tahap perkembangan sistem, serta langkah-langkah dalam
proses perkembangannya. Untuk mengetahui proses sistem informasi dan proses
sistem engineering, ktai harus membandingkan daur hidup kedua sistem tersebut.
Dengan mengetahui daur hidup sistem informasi tahun 1960 sampai dengan tahun
1983, kita akan mengetahui perbedaannya. Daur hidup sistem informasi sangat
dekat dengan daur hidup yang terjadi dalam sistem engineering; perencanaan,
analisis, desain, pelaksanaan, dan perawatan. Proses perkembangan sistem
informasi merupakan proses engineering.
Meskipun selama hampir dua puluh tahun putaran sistem informasi, yang
kurang lebih berisi langkah-langkah yang sama, namun pemberian nama dan
dukungan pada langkah-langkah tersebut belum cukup untuk mengembangkan
sistem informasi yang baik. Kekurangan tersebut adalah bahwa pada tiap
perkembangan sistem engineering terdapat beberapa peralatan dan metodologi
yang digunakan secara paralel dengan daur hidup sistem tersebut. Kegagalan
dalam menentukan tuntutan dan peran serta pemakai dalam perkembangan sistem
juga penyebab lain dari kegagalan sistem informasi, demikian juga masalah
sulitnya memperoleh komputer dari produsen, staf yang tidak memenuhi syarat,
batas waktu yang tidak realistis dan manajemen yang tidak memadai.
Tahun 1960
1.
2.
3.
Tes Model
4.
5.
Instalasi keseluruhan
6.
Sistem baru
Tahun 1970
1.
Batasan definisi
2.
Studi pemgamatan
3.
4.
Sistem desain
5.
Rencana pelaksanaan
6.
Pengembangan
7.
Pengujian
8.
Interupsi
9.
Perawatan
Tahun 1980
1.
Pengamatan awal
2.
Studi kelayakan
3.
4.
Permintaan pemakai
5.
6.
Desain konsep
7.
8.
9.
Definis masalah
2.
Studi kelayaka
3.
Analisis
4.
Sistem desain
5.
Desain keseluruhan
6.
Pelaksanaan
7.
Perawatan
tambahan kepada analis sistem, disamping ide tentang daur hidup sistem
informasi.
Dengan seiringnya perkembangan jaman maka sebuah sistem tentu tidak
selamanya dapat digunakan dengan baik. Untuk itu perlu ada perubahan terhadap
sistem tersebut baik dengan cara memperbaiki sistem yang lama ataupun jika
perlu untuk mengganti sistem yang lama. Ada beberapa hal yang mendasari hal
tersebut, antara lain:
a)
sistem yang lama sehingga hasilnya pun tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Contohnya: terdapat kesalahan-kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak yang
menyebabkan data pada suatu perusahaan tidak dapat terjamin kebenarannya,
adanya kesempatan atau peluang anggota dari sistem tersebut untuk melakukan
kecurangan. Permasalahan yang lain juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan
organisasi tersebut. Contohnya: pada sebuah perusahaan perdagangan yang
berkembang yang sebelumnya hanya sebatas dalam kota kini hingga nasional
bahkan internasional. Pertumbuhan organisasi (perusahaan) memaksa sistem yang
dimiliki sebelumnya harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja dari perusahaan
tersebut, misalnya transaksi yang sebelumnya bersifat konvensional kini lebih
modern dengan memanfaatkan internet.
b)
meraih kesempatan dari suatu organisasi atau perusahaan. Misalnya pada tingkat
manajer pada sebuah perusahaan dituntut untuk cepat menghasilkan suatu
kebijakan agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, sehingga
perusahaan tersebut memanfaatkan Sistem Pendukung Keputusan agar kebijakan
yang didapat lebih cepat.
c)
1.3
disebut pendekatan air terjun ( waterfall approach ) dimana setiap tahapan sistem
akan dikerjakan secara berurut menurun dari perencanaan, analisa, desain,
implementasi, dan perawatan ( Aji Supriyanto, 2005: 272 )
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle /
SDLC) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan
utama
dan
langkah-langkah
di
dalam
tahapan
tersebut
untuk
proses
BAB II
Anggota System Development Lyfe Cycle
Anggota tetap komite pengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi.
Sedangkan anggota sementara meliputi manajer yang lebih rendah dan para
konsultan selama keahliannya dibutuhkan.Tugas dan fungsi utama komite
pengarah SIM:
a)
untuk
meningkatkan
efektifitas
manajemen,
meningkatkan
11
BAB III
Tahapan dalam System Development Lyfe Cycle
Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian,
pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat
5 (lima)
tahapan, yaitu :
1) Perencanaan Sistem ( Systems Planning);
2) Analisis Sistem (System Analysis);
3) Perancangan Sistem (System Design);
4) Implementasi Sistem (System Implementation);
5) Penggunaan sistem (System Utilization )
b.
c.
12
dapat tahap-
tahapnya meliputi :
a.
13
f.
g.
14
Economy
(ekonomis),
peningkatan
terhadap
manfaat-manfaat
atau
Control
(pengendalian),
mendeteksi
peningkatan
dan memperbaiki
terhadap
pengendalian
untuk
15
sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem
Yaitu :
a.
b.
Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada, menentukan jenis
penelitian; merencanakan jadual penelitian; Mengatur jadual wawancara;
Mengatur jadual observasi; Mengatur jadual pengambilan sampel; Membuat
penugasan penelitian; Membuat agenda wawancara; Mengumpulkan hasil
penelitian
c.
d.
Meluruskan kesalah-
pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis
sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen; Meminta pendapat-pendapat
dan saran-saran dari pihak manajemen; Meminta persetujuan kepada pihak
manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.
akan
16
c.
d.
e.
f.
untuk memenuhi
kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan gambaran yang jelas dan
17
rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik
lainnya yang terlibat. Tahap perancangan sistem merupakan tahap penentuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis
komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan
digunakan.
Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini tahap-tahapnya
meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
18
b.
c.
d.
e.
f.
g.
19
b.
Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteria kinerja. Studi
ini disebut penelaahan setelah penerapan (post implementation).
c.
alasan
20
BAB IV
System Development Lyfe Cycle Model
4.1
Waterfall Model
4.1.1 Pengertian Waterfall Model
Waterfall model adalah model klasik dalam pembuatan software
engineering. model ini pertama kali di perkenalkan oleh winston royce pada
tahun 1970. model ini sering disebut dengan classic life cycle. model ini
menggunakan pendekatan yang berurutan dan sistematis sehingga proses
pengerjaannya haruslah langkah demi langkah dan harus menunggu
selesainya tahap sebelumnya.
Metode waterfall adalah suatu proses pembuatan situs web secara
terstruktur dan berurutan dimulai dari penentuan masalah, analisa
kebutuhan, perancangan implementasi, untegrasi, uji coba sistem,
penempatan situs web dan pemeliharaan. Pembuatan situs web dengan
metode ini sangat cocok dilakukan pada situs web berskala besar karena
menyangkut manajemen dan sistem yang rumit.
Metode ini membutuhkan pendekatan sistematis dan sekuensial dalam
pengembangan perangkat lunak dan biasanya disebut juga dengan classic
life cycle, dimulai dari tingkat sistem dan kemajuan melalui analisis, desain,
coding, testing dan pemeliharaan.
Tahap tahap pengembangan waterfall model adalah :
1. Analisis dan definisi persyaratan
Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi
dengan user.
2. Perancangan sistem dan perangkat lunak
Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan.
3. Implementasi dan pengujian unit
Perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian
program.
4. Integrasi dan pengujian system
21
22
23
24
awal
pengembangan
yang
berakibat
pada
tahapan
selanjutnya.
8. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga
tidak dapat mengakomodasi ketidak pastian pada saat awal
pengembangan.
9. Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan
dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap
sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
25
Iterative/Incremental Model
4.2.1 Pengertian Iterative/Incremental Model
Model incremental adalah menggabungkan elemen-elemen model
sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi
prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam
model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender.
Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang
kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.
26
1.
2.
3.
4.
Code
setelah
melakukan
proses
desain
selanjutnya
ada
pengkodean.
5.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
pengembangan /
dan
mendapatkan
pengalaman
yang
dapat
8.
Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris
kode) dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari
fungsional system
2.
3.
4.3
Spiral Model
4.3.1 Pengertian Spiral model
Spiral Model adalah suatu model tentang tahapan pembuatan suatu
perangkat lunak, spiral model ini adalah salah satu dari model revolusioner,
model spiral merangkai sifat interatif yaitu sifat yang ditandai yang
memungkinkan untuk mengembangkan versi dari suatu perangkat lunak
secara bertahap untuk menghasilkan perangkat lunak yang lebih lengkap
atau lebih sempurna dan terkontrol.
Model Spiral memiliki beberapa tahapan dalam proses pembuatan
perangkat lunak. Prosesnya antara lain yaitu Proses Komunikasi Pelanggan,
kemudian Proses Perencanaan, kemudian Proses Analisis Resiko, kemudian
Proses Perekayasaan, kemudian Proses Konstruksi dan Peluncuran,
kemudian Evaluasi Pelanggan dan akan berulang kembali jika pelanggan
menginginkan pengembangan untuk perangkat lunak yang dia inginkan.
28
Rekayasa
(engineering):
pembuatan
prototipe
atau
Evaluasi:
Pelanggan/pemakai/pengguna
biasanya
29
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
30
2.
4.4
V Model
4.4.1 Pengertian V model
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai
perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model
waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka
dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini
digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap
pengujiannya.
3.
4.
melakukan
coding.
Tahap
ini
menghasilkan
Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul
yang sudah dibentuk.
32
2.
3.
4.
5.
6.
berpartisipasi
dalam
change
control
board
yang
33
2.
3.
4.
5.
6.
4.5
34
Model ini merupakan model yang paling sederhana dalam bentuk. Hal
ini membutuhkan sedikit perencanaan, banyak program dan banyak dana.
Model ini dikonseptualisasikan sekitar big bang alam semesta. Sebagai
ilmuwan mengatakan bahwa setelah banyak big bang dari galaksi, planet
dan bintang berevolusi hanya sebagai acara. Demikian juga, jika kita
mengumpulkan banyak program dan dana, Anda dapat mencapai produk
perangkat lunak terbaik.
2.
35
diimplementasikan.
Model ini
memerlukan
perencanaan yang sangat sedikit atau tidak ada. Tidak ada prosedur formal
yang diperlukan sebelum memulai proyek apapun sehingga model ini
mudah untuk dikelola. Big bang model sangat ideal untuk proyek-proyek
berulang atau kecil dengan risiko minimal.
4.6
Agile Model
4.6.1 Pengertian Agile Model
Agile
Development
Methods
adalah
sekelompok
metodologi
36
2.
2.
3.
37
4.
5.
2.
Agile tidak akan berjalan dengan baik jika komitmen tim kurang.
3.
4.
4.7
RAD Model
4.7.1 Pengertian RAD Model
Rapid Application Development adalah seperangkat strategi yang
terintegrasi yang ada dalam suatu kerangka kerja meneyeluruh yang disebut
Information Engineering (IE).
RAD (Rapid Application Development) adalah sistem pemrograman
yang memungkinkan programmer membuat program dengan cepat. Secara
umum, Sistem RAD menyediakan sejumlah alat-bantu untuk membuat
antarmuka pengguna grafis (graphical user interfaces) yang biasanya
membutuhkan usaha dan waktu yang lama untuk membuatnya. Dua sistem
RAD yang paling populer untuk Windows adalah Visual Basic dan Delphi.
RAD Mempunyai 4 Unsur Penting : Manajemen, Manusia,
Metodologi, dan Peralatan.
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur.
RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk
menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi.
38
2.
3.
39
5.
2.
Model RAD SDLC harus dipilih hanya jika ahli domain tersedia
dengan pengetahuan bisnis yang relevan.
3.
4.
Pengembangan
aplikasi
cepat
(RAD)
adalah
metodologi
40
Membeli
sistem
yang
baru
memungkinkan
untuk
lebih
3.
4.
5.
6.
7.
Mampu
meminimalkan
kesalahan-kesalahan
dengan
9.
41
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
42