Anda di halaman 1dari 7

Domain Information Science (IS)

Definisi domain dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah ranah,wilayah atau daerah.
Artinya domain bisa disebut ruang lingkup yang membatasi suatu kajian terhadap objek.
Dalam hal ini,domain atau ruang lingkup ilmu informasi terdapat lima domain.
1. Informetrics
Bidang aplikasi statistik untuk berbagai disiplin ilmu telah memberikan nama-
nama yang baru seperti ekonometri, Sociometris dan Informetrics dan lain-lain.
Informetrics dibentuk untuk mengembangkan metode matematika dan statistik
untuk studi dan analisis Karakteristik dari segala macam informasi. Contoh :
teks,gambar digital,video,dan musik. Istilah 'Informetrics' diperkenalkan oleh
Blackert, Siegal dan Nacke pada tahun 1979 tetapi pada tahun 1987 istilah ini
mendapatkan popularitas setelah diadakan Konferensi Informetrics Internasional.
Menurut Tague - Sutclifle, Informetrics adalah studi tentang aspek-aspek kuantitatif
informasi dalam bentuk apapun, bukan hanya catatan atau bibliografi dan kelompok
sosial, bukan hanya ilmuwan. Informetrics adalah studi kuantitatif produksi
informasi, penyimpanan, pencarian, penyebaran, dan pemanfaatan. Informetric
penelitian menyelidiki keberadaan keteraturan empiris dalam kegiatan ini dan upaya
untuk mengembangkan matematika model, dan akhirnya teori, untuk lebih
memahami informasi proses. Pembaca juga dapat menemukan kaitan dua istilah
yang lebih tua yaitu - bibliometrics dan scientometrics-yang sering digunakan secara
sinonim dengan informetrics, atau dianggap sub-bidang dalam informetrics
(Brookes, 1988). Berikut merupakan diagram subjek dan penelitian bidang
Informetrics:


2. Information seeking
Informasi mempunyai banyak pengertian yang berbeda,menurut Buckland
(1991) definisi Informasi dibedakan menjadi 3 macam :
Informasi sebagai proses,contohnya tindakan komunikasi
Informasi sebagai pengetahuan,misalnya peningkatan atau
pengurangan ketidakpastian
Informasi sebagai hal,misal benda yang dapat memberikan informasi.
Sedangkan Belkin (1978) mengungkapkan bahwa informasi adalah segala apa
pun yang dapat mengubah pengetahuan seseorang. Informasi seperti yang kita
anggap, itu termasuk benda-benda apapun di dunia ini yang dapaat menyampaikan
informasi,segala apa pun yang disampaikan orang atau suatu objek untuk sistem
kognitif seseorang. Dan untuk mencari informasi,orang selalu berusaha untuk
mengubah keadaan pengetahuan mereka. Penemuan Informasi atau information
Seeking adalah Proses konstruksi informasi dalam mencari melibatkan informasi
yang cocok dengan informasi yang sudah tahu dan memperluas pengetahuan ini
untuk menciptakan perspektif baru (Kuhlthau, 2004). Model Perilaku Penemuan
Informasi Wilson-Ellis :
a) Kebutuhan Informasi
Kuhlthau (1993) menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul dari suatu
situasi yang tidak pasti dan dipahami sebagai suatu situasi yang tidak pasti dan
dipahami sebagai sesuatu yang memeberikan kontribusi pemahaman maupun
makna bagi seseorang. Wilson (1999) juga mengungkapkan bahwa ketika
seseorang mengalami kondisi membutuhkan informasi, maka orang tersebut harus
menyertai dengan motif untuk mendapatkan informasi, sehingga mendorong
seseorang untuk bertindak dalam bentuk perilaku informasi.
b) Perilaku penemuan Informasi
Perilaku penemuan Informasi (Information Seeking Behaviour) merupakan
upaya menemukan dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan
untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya ini, seseorang dapat saja berinteraksi
dengan sistem informasi hastawi (misalnya, surat kabar, majalah,perpustakaan),
atau yang berbasis komputer (Wilson, 2000). Secara umum, Ellis (1989, dan 1993
dalam Wilson, 1999) menjelaskan bahwa perilaku penemuan informasi terdiri dari
beberapa fitur (ciri) ,yaitu :
1. Starting, terdiri dari aktivitas-aktivitas yang memicu kegiatan pencarian
informasi.
2. Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian sitasi, pengutipan atau bentuk-bentuk
perujukan antar dokumen lainnya.
3. Browsing, merawak, mengembara tetapi dengan agak terarah, di wilayah-
wilayah yang dianggap punya potensi.
4. Differentiating, pemilahan, menggunakan ciri-ciri di dalam sumber informasi
sebagai patokan untuk memeriksa kualitas isi/informasi.
5. Monitoring, memantau perkembangan dengan berkonsentrasi pada beberapa
sumber terpilih.
6. Extracting, secara sistematis menggali di satu sumber untuk mengambil
materi/informasi yang dianggap penting.
c) Hambatan perilaku penemuan informasi
Wilson memasukkan unsur hambatan dalam model perilaku informasi atas
hambatan internal (terkait dengan faktor psikologis, kognitif, demografis,
interpersonal atau terkait dengan peran) dan hambatan eksternal yaitu
hambatan dalam masalah waktu, budaya yang berlaku, dan yang berkaitan
dengan karakteristik sumber informasi.
3. Manajemen informasi
Asal kata manajemen adalah dari kata to manage yang artinya mengelola. Dalam
hal ini yang di manage adalah sumber daya organisasi. Untuk me-manage sumbe
daya organisasi kita harus menggunakan sebuah cara agar tujuan dari pengelolaan
kita bisa tercapai secara efektif dan efisien. Cara inilah yang disebut dengan fungsi
manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari planning and decision
making,organization,leading dan controlling. Urgensi informasi bagi sebuah
organisasi karena informasi merupakan aliran darah dalam tubuh organisasi,
sehingga tanpa informasi maka organisasi akan mati. (Akib, F, 2009). Organisasi yang
tidak memahami kebutuhan akan informasi sebagai sumber daya yang terukur tidak
akan bertahan. (Peters, T, dalam Negara, BS. 2009). Karena itu dibutuhkan
manajemen informasi,dimana Manajemen informasi dapat melindungi kerahasiaan,
integritas dan ketersediaan informasi. (Syafrizal, M., 2007). Manajemen informasi
menjadi sebuah alat yang ampuh untuk mendukung proses pengambilan keputusan
bisnis, dan menjadi demikian krusial bagi daya saing setiap organisasi. (Nelson, C.,
1998). Terminologi dari manajemen informasi mencakup :
Information Systems (IS)
Management Information Systems (MIS)
Computer Information Systems (CIS)
Business Information Systems (BIS)
Information Technology (IT)
Business Information Technology (BIT)
Sehingga mmanajemen informasi merupakan proses menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, dan menampilkan
informasi. (Alter, S., Omitaomu, H., 2002:1). Manajemen informasi adalah
perencanaan, pengadaan, pengolahan, distribusi dan alokasi informasi sebagai
sumber daya untuk mempersiapkan dan memfasilitasi keputusan. (Voss and
Gutschwanger, dalam Degkwitz, A., dan Schirmbacher, P., 2008:655). Melalui bagan
dibawah ini,dapat kita simpulkan tentang apa itu manajemen informasi dan
bagaimana kita bisa mencapai tujuan dalam pengelolaan informasi.


4. Information Retrieval
Information Retrieval adalah bidang di persimpangan ilmu informasi dan
ilmu komputer. Berkutat dengan pengindeksan dan pengambilan informasi dari
sumber informasi heterogen dan sebagian besar-tekstual. Istilah ini diciptakan oleh
Mooers pada tahun 1951, yang menganjurkan bahwa diterapkan ke aspek
intelektual deskripsi informasi dan sistem untuk pencarian (Mooers, 1951). Secara
prinsip, penyimpanan informasi dan penemuan kembali informasi adalah hal yang
sederhana. Misalkan terdapat tempat penyimpanan dokumen-dokumen dan
seseorang (user) merumuskan suatu pertanyaan (request atau query) yang
jawabannya adalah himpunan dokumen yang mengandung informasi yang
diperlukan yang diekspresikan melalui pertanyaan user. User bisa saja memperoleh
dokumen-dokumen yang diperlukannya dengan membaca semua dokumen dalam
tempat penyimpanan, menyimpan dokumen-dokumen yang relevan dan membuang
dokumen lainnya. Hal ini merupakan perfect retrieval, tetapi solusi ini tidak praktis.
Karena user tidak memiliki waktu atau tidak ingin menghabiskan waktunya untuk
membaca seluruh koleksi dokumen, terlepas dari kenyataan bahwa secara fisik user
tidak mungkin dapat melakukannya.
Information Retrieval merupakan bagian dari computer science yang
berhubungan dengan pengambilan informasi dari dokumen-dokumen yang
didasarkan pada isi dan konteks dari dokumen-dokumen itu sendiri. Information
Retrieval merupakan suatu pencarian informasi (biasanya berupa dokumen) yang
didasarkan pada suatu query (inputan user) yang diharapkan dapat memenuhi
keinginan user dari kumpulan dokumen yang ada. Sedangkan, definisi query dalam
Information Retrieval menurut referensi merupakan sebuah formula yang digunakan
untuk mencari informasi yang dibutuhkan oleh user, dalam bentuk yang paling
sederhana, sebuah query merupakan suatu keywords (kata kunci) dan dokumen
yang mengandung keywords merupakan dokumen yang dicari dalam IRS.
Proses yang terjadi di dalam Information Retrieval System terdiri dari 2
bagian utama, yaitu Indexing subsystem, dan Searching subsystem (matching
system). Proses indexing dilakukan untuk membentuk basisdata terhadap koleksi
dokumen yang dimasukkan, atau dengan kata lain, indexing merupakan proses
persiapan yang dilakukan terhadap dokumen sehingga dokumen siap untuk diproses.
Proses indexing sendiri meliputi 2 proses, yaitu document indexing dan term
indexing. Dari term indexing akan dihasilkan koleksi kata yang akan digunakan untuk
meningkatkan performansi pencarian pada tahap selanjutnya.

Tahap-tahap yang terjadi pada proses indexing ialah:

1. Word Token,yaitu mengubah dokumen menjadi kumpulan term dengan
cara menghapus semua karakter dalam tanda baca yang terdapat pada dokumen
dan mengubah kumpulan term menjadi lowercase.

2. Stopword Removal. Proses penghapusan kata-kata yang sering ditampilkan
dalam dokumen seperti: and, or, not dan sebagainya.

3. Stemming. Proses mengubah suatu kata bentukan menjadi kata dasar.

4. Term Weighting. Proses pembobotan setiap term di dalam dokumen.

Contoh-contoh penerapan IRS,yaitu :
Conventional (katalog perpustakaan)
Pencarian dengan kata kunci, judul, penulis, dll.
Text-based (Google, Yahoo, ASK).
Pencarian dengan kata kunci (keyword). Pencarian terbatas menggunakan
query dalam bahasa alami.
Multimedia (Youtube)
Pencarian dengan penampilan visual (bentuk, warna, gerak,)
Sistem jawaban pertanyaan (AskJeeves, Answerbus)
Pencarian dalam bahasa alami (terbatas)
Lainnya: IR lintas-bahasa, music retrieval
5. IR system design
Salah satu aplikasi utama dari informetrics untuk IR sistem adalah ruang
pemeliharaan perencanaan. Meski ruang penyimpanan elektronik sudah berkurang
biaya selama bertahun-tahun, tren tersebut menuju database besar mengandung
banyak jutaan records tetap membuat sebuah pertimbangan penting ini. Tague ( 1988 )
dan fedorowicz ( 1981 ) menunjukkan bagaimana penggunaan model matematika dapat
digunakan dalam desain file untuk memperkirakan ruang persyaratan untuk komponen
yang berbeda dari suatu IR sistem, termasuk ukuran indeks file dan postings file. Tague
dan nicholls ( 1987 ) melaporkan bahwa sesuai estimasi dari sebuah variabel zipf dapat
digunakan untuk menentukan ukuran maksimum dari sebuah daftar posting dalam
sebuah file posting. Pengetahuan seperti itu akan menyediakan sistem pengelolaan
dengan indikasi dari depan ruang persyaratan dan ketika pelaku tambahan mungkin
diperlukan untuk index entri yang baru. Baru-baru ini, huberman & amp; adamic ( 1999 )
memperiksa model untuk pertumbuhan world wide web dan akibat- akibatnya untuk
menemukan informasi di web. Penggunaan informetric adalah sifat dasar dari teks
implisit dalam beberapa hari ini. Setidaknya satu mesin pencari di internet, google
(http://www.google.com), memperhatikan dokumen berdasarkan hubungan antara web
hypertext. Demikian pula, frekuensi terjadinya istilah penelusuran dalam dokumen itu
sering digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan hubungan peringkat sistem
pencarian dalam seluruh teks. Dokumen dengan banyak kejadian dari pencarian istilah
akan disajikan kepada pengguna pertama, didasarkan pada asumsi istilah penelusuran
yang muncul dalam dokumen, makin besar kemungkinan itu adalah untuk informasi
pengguna yang dibutuhkan.

Daftar pustaka :
1.Almind, T.C. and Ingwersen, P. (1997). Informetric analysison the World Wide
Web:methodological approachesto webometrics. Journal of Documentation, 53 (4),
404- 426.
2. Bar-Ilan, Judit. and Peritz, Bluma C. (2009.) A method for measuring the evolution
of a topic on the web: The case of informetrics. Journal of the American Society for
Information Science and Technology, 60(9), 17301740.
3. Bar-Ilan,Judit.(2008). Informetrics at the beginning of the 21stcentury: A review.
Journal of Informetrics, 2(1), 1-52.
Pendit, P.L. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Informasi. Palimpsest. FISIP
Unair.
Griffiths, J. M. (1975). Index term input to IR systems. Journal of Documentation.
31(3), 185-190.
Nuning Kurniasih, S.Sos.M, .Hum., Information Retrieval System 1, 1st publised 2005,
last updated January 2014 Fikom Unpad
Fitriyanti, Masayu. Sistem Temu-kembali Informasi dengan Mengimplementasikan
Operasi Boolean,Sistem Peringkat, Perbaikan Query, dan Pemanfaatan Tesaurus.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Skripsi. 1997.
Pendit, P.L. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Informasi. Palimpsest. FISIP
Unair.
https:///kbbi.web.id/domain
http://blog.its.ac.id/dyah03tc/2007/11/21/pengantar-temu-kembali-informasi-
information-retrieval/

Anda mungkin juga menyukai