Anda di halaman 1dari 4

PENDEKATAN KONSELING

DOSEN PENGAMPUH:
Zakiyyatul imamah, S. Psi., M.Psi.,psikolog
Disusun Oleh :
Yuliana A 411 21 076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS TADULAKO
PENDEKATAN KONSELING

Pendekatan konseling yang kerap disebut di dalam pengertian dan pemahaman mengenai konseling
tadi juga biasa disebut sebagai teori konseling. Pendekatan konseling merupakan dasar bagi praktik
konseling. Pendekatan dalam melakukan konseling dilakukan agar memudahkan seseorang untuk
menentukan arah dan proses konseling.
Pendekatan konseling dilakukan sesuai dengan layanan konseling yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Di Indonesia, proses konseling tidak hanya
menggunakan satu pendekatan saja. Tetapi juga harus mencoba secara kreatif untuk memiliki
bagian-bagian dari pendekatan konseling lainnya secara relevan.

Sementara itu, W.S Winkel dan Sri Hastuti (2010) mengungkapkan pendapatnya tentang
pendekatan konseling sebagai suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir untuk
menjelaskan apa yang terjadi selama proses konseling, perubahan bagaimana yang dituju,
mengapa perubahan itu terjadi, dan apa unsur-unsur yang memegang peranan konseling.

konseling memiliki berbagai macam pendekatan yang dapat membantu konselordalam proses
konseling, pendekatan-pendekatan itu adalah:

A. Pendekatan Psikoanalitik

Corey (2009) mengatakan bahwa psikonalisis merupakan teori pertama yang muncul dalam psikologi
khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotis. Psikonalisis
diciptakan oleh Sigmund Freud pada tahun 1986. Ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur
kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketaksadaran. Sedangkan alam kesadarannya dapat
diumpamakan puncak gunung es yang muncul ditngah laut. Sebagian besar gunung es yang terbenam
itu diibaratkan alam ketaksadaran manusia. Pada kemunculannya, teori freud ini banyak mengundang
kontroversi, eksplorasi, penelitian yang dijadikan landasan berpijak bagi
aliran lain yang muncul kemudian. Mulanya freud menggunakan teori hipnotis untuk menangani
pasiennya. Tetapi teknik ini ternyata tidak dapat digunakan pada semua pasien.
Ada lima teknik dasar dari konseling psikoanalisis yaitu :
1. Asosiasi Bebas
2. Interpretasi
3. Analisis mimpi
4. Analisis resistensi
5. Analisis transferensi

B. Pendekatan Behavioral

Pendekatan behavioral atau perilaku adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang
berakar pada berbagai teori belajar. Konseling model ini menyertakan penerapan yang sistematis
prinsip – prinsip belajar pada pengubahan perilaku kearah cita – cita yang adaptif. Pendekatan
behavioral tidak menguraikan asumsi – asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara langsung.
Setiap orang dipandang memiliki kecenderungan – kecenderungan positif dan negative yang
sama. Manusia pada
dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya. Dalam kegiatan konseling
behavioral tidak ada suatu teknik konseling pun yang selalau harus digunakan, akan tetapi teknik
yang dirasa kurang baik dieliminasi dan diganti dengan teknik yang baru.
Berikut ini adalah beberapa teknik konseling behavioral :
1. Desensitisasi sistematik (systematic desensitization ).
2. Assertive Training
3. Aversion therapy
4. Home Work
C. Pendekatan Eksistensial Humanistik

Psikologi eksistensial humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah
suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih – alih suatu system teknik – teknik
yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Oleh karena itu , pendekatan eksistensial – humanistic
bukan suatu aliran terapi, bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik. Dalam konseling ini,
diagnosis, pengetesan, dan pengukuran – pengukuran eksternal tidak dipandang penting. Dengan
demikian , konseling model ini bisa menjadi sangat konfrontatif. Untuk contoh mengenai bagaimana
seorang terapis yang berorientasi eksistensial bekerja dalam pertemuan terapi, bisa ditunjuk surat
klien yang telah diungkapkan di muka.

D. Pendekatan Client – Centered

Terapi model ini dikembangkan pertama kali oleh Carl R. Rogers dengan sebutan Client Centered
Therapy (Meador dan Rogers, 1973 ) yaitu suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan
cara berdialog antara dengan konseli agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self ( diri konseli
yang ideal ) dengan actual self ( diri konseli sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Pendekatan
client centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara – cara
menghadapi
kenyataan secara lebih penuh. Klien , sebagai orang yang paling mengetahui dirinya adalah orang
yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya. Konselor yang memilih terapi
model ini memang menggunakan teknik – teknik, tetapi menitikberatkan pada sikap – sikap konselor.
Teknik – teknik dasar mencakup mendengarkan aktif, merefleksikan perasaan – perasaan;
menjelaskan, dan “hadir” bagi konseli.

E. Pendekatan Gestalt
Pendekatan Gestalt merupakan bentuk terapi perpaduan antara eksistensial-humanistis dan
fenomenologi, sehingga memfokuskan diri pada pengalaman klien”here and now” dan
memadukannya dengan bagian-bagian kepribadian yang terpecah di masa lalu. Menurut pandangan
Gestalt, untuk mengetahui sesuatu hal kita harus, melihatnya secara keseluruhan, karena bila hanya
melihat pada bagian tertentu saja, kita akan kehilangan karakteristik penting lainnya. Hal ini juga
berlaku pada tingkah laku
manusia. Untuk menjadi pribadi yang sehat, individu harus merasakan dan menerima pengalamannya
secara keseluruhan tanpa berusaha menghilangkan bagian-bagian tertentu. Ini dilakuakn untuk
mencapai keseimbangan. Tetapi, pada individu yang tidak sehat sehingga menagalami
ketidakseimbangan, maka akan muncul ketakutan dan ketegangan sehingga melakukan reaksi
penghindaran dan menyadarinya secara nyata (Gunarsa,1996).

F. Pendekatan Realitas

Pendiri terapi Realitas adalah William Glaser. Terapi Realitas adalah bentuk pengubahan perilaku
karena dalam penerapan institusionalnya, merupakan tipe pengondisisan operan yang tidak ketat.
Menurut terapi ini, akan sangat berguna bila menganggap identitas dalam pengertian “identitas
keberhasilan” lawan “identitas kegagalan”. Dengan kata lain orang membutuhkan identitas dan
mampu mengembangkan “identitas keberhasilan” maupun “identitas kegagalan”. Terapi
realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan dan antideterministik. Tujuan umum konseling realitas
adalah membimbing konseli kearah mempelajari perilaku yang realities dan bertanggung jawab serta
mengembangkan “identitas keberhasilan”. Konselor berkewajiban membantu konseli dalam membuat
pertimbangan – pertimbangan nilai tentang perilakunya sendiri dan dalam merencanakan tindakan
bagi perubahan.

G. Pendekatan Analisis Transaksional

Pendekatan ini dikembangkan Oleh Eric Berne, berlandaskan suatu teori kepribadian
yang berkenaan dengan analisis structural dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka
bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu : orang tua, orang dewasa, dan anak.
Analisis Transaksional adalah psikoterapu transaksional yang dapat digunakan dalam konseling
individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam konseling kelompok.
Sebagian besar metode dan proses terapeutik AT bisa diterapkan ada terapi individual maupun pada
terapi kelompok.
1) Analisis Struktural
2) Permainan peran
3) Percontohan keluarga
4) Analisis scenario

Daftar pustaka
https://deepublishstore.com/blog/pendekatan-konseling/
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1724090098/03Tugas%20pertemuan%203%20psikolo
gi%20konseling%20bu%20dewi%20(mohammad%20auzan).pdf

Anda mungkin juga menyukai