Anda di halaman 1dari 5

TEORI BIMBINGAN KONSELING

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Konseling sebagai sekumpulan ilmu pengetahuan yang disusun secara logis dan
sistematik, dan dapat diandalkan dalam menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol
tingkah laku guna memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan pengetahuan adalah
suatu yang diketahui berdasarkan pengolahan daya pikir. Pengetahuan secara umum
juga dapat diartikan sebagai pengetahuan sederhana berupa pengetahuan faktual yang
didapat dari pengalaman hidup sehari-hari atau berdasar akal sehat, serta pengetahuan
teoritis berupa teori, hukum, prinsip, dan konsep yang telah diuji ketepatannya dengan
fakta melalui kegiatan penelitian. Sehingga pada akhirnya ilmu tersebut dapat digunakan
dalam kegiatan professional.
Sebagai suatu kegiatan profesional dan ilmiah, pelaksanaan konseling bertitik tolak
dari teori-teori yang dijadikan sebagai acuannya. Teori diartikan sebagai prinsip-prinsip
yang dapat diuji sehingga dapat dijadikan sebagai kerangka untuk melaksanakan
penelitian dan pada umumnya diartikan sebagai suatu pernyataan prinsip-prinsip umum
yang didukung oleh data untuk Menjelaskan suatu fenomena. Teori yang baik yaitu jelas,
yang dapat menjelaskan data secara sederhana dan menghasilkan penelitia yang
bermanfaat. Fungsi teori yaitu memberikan informasi yang spesifik.Lahirnya suatu teori
mempunyai kaitan dasar pribadi, sosiologis, dan filosofis. Suatu teori mencerminkan
kepribadian pelakunya. Teori-teori konseling muncul bersamaan dengan munculnya
konseling itu sendiri sejak permulaan abad 20. Untuk Para calon konselor harus
dicamkan kalau teori-teori yang sudah dikenal luas dibidang konseling ini menyediakan
hanya sebuah dasar,Sehingga calon konselor harus dapat menyesuaikan.

B. Teori Konseling
Teori dapat diartikan sebagai priinsip-prinsip yang dapat diuji sehingga dapat dijadikan
sebagai kerangka untuk pelaksanaan penelitian.Untuk mengatasi haltersebut maka
pendekatan yang dilakukan dalam konseling bukanlah pendekatan atau teori tunggal
(single theory). Akan tetapi memilih bagian-bagian dari bebrapa pendekatan yang
relevan, kemudian secara sintesis-analitik diterapkan kepada kasus yang dihadapi.

1. Teori Psikoanalisis
Terapi Psikoanalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang lebih bersifat
psikologis dengan cara-cara fisik. Teori kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal
yaitu: struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian.
1. Struktur Kepribadian
Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari Id, Ego, dan Super ego.
a). Id
Dalam teori psikonalisa, id merupakan sistem kepribadiaan yang paling dasar yang
didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk menghilangkan ketakenakan dan
mencapai kenikmatan id mempunyai dua cara yaitu
(1) gerakan reflex misalnya bersin, mata berkedip, dsb
(2) Proses primer
yaitu menghilangkan ketegangan dengan cara membayangkan makanan, nocturnal
drean (mimpi basah) yang merupakan penyaluran keinginan seksual.
b). Ego
Freud mengemukakan bahwa Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai
hasil dari hubungan dengan luar.Fungsi dasar dari ego adalah memelihara kelangsungan
hidup individu.
c). Super Ego
Menurut Psikoanalisa, super ego adalah suatu sistem kepribadian yang mengandung
nilai-nilai dan aturan-aturan yang digunakan untuk menilai suatu hal yang menunjukan
pada suatu kebenaran dan kesalahan. Walaupun demikian ketiganya mempunyai
hubungan yang sangat erat dan sulit untuk memisahkannya satu persatu, karena
tingkah-laku seseorang merupakan hasil pengaruh dari sistem aspek tersebut.
2. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan serta
digunakan oleh id, ego, dan super ego. Freud mengukapkan tiga macam kecemasan
yaitu: kecemasan realitas yang bersumber pada ego, kecemasan neurotas yang
bersumber pada id, kecemasan moral yang bersumber pada super ego. Kecemasan
relitas yaitu takut terhadap bahaya-bahaya yang datang dari luar individu. Kecemasan
neurotis adalah kecemasan yang timbul apabila insting tidak terkendalikan, sehingga ego
akan dihukum. Kecemasan moral adalah kecemasan terhadap hati nurani sendiri.
3. Perkembangan Kepribadian
Kepribadiaan berkembang sehubungan dengan empat macam pokok sebagai sumber
ketegangan, yaitu:
a). Proses pertumbuhan fisiologi (kedewasaan)
b). Frustasi
c). Konflik, dan
d). Ancaman
Dalam konseling psikoanalisa ini konselor diharapkan dapat membentuk kembali
struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar membuat sadar dalam diri
klien.
Teknik Konseling
Teknik-teknik terapi psikoanalisa yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran
mendapatkan tilikan intelektual ke dalam perilaku klien, dan memahami makna gejala-
gejala yang nampak, ada lima teknik dasar dalam terapi psikoanalisa yaitu:
1) Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah suatu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan
penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu. Pada
teknik asosiasi bebas ini, konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikirannya
dari pemikiran sehari-sehari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul
dalam kesadarannya.

2) Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas,
analisis mimpi, analisis resistensi, dan analisis transparansi.
3) Analisis mimpi
Dalam analisis mimpi ini, mimpi dipandang sebagai jalan utama menuju ke alam tak
sadar.
4) Analisis Resistensi
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien
mengemukakan bahan yang tidak disadari.
5) Analisis Transferensi
Transferensi merupakan cara kerja dari pertahanan ego dimana implus yang bersifat tak
sadar dialihkan sasarannya dari obyek yang satu ke obyek yang lainnya.

2. Teori Pskilologi individu


a. Konsep dasar
Psikologi individu sering disebut terapi adlerian karena pencipta awalnya adalah Alfred
Adler, salah satu kolega freud yang awalnya termasuk lingkaran gerakan psikoanalisis,
namun keluar karena tidak menyetujui beberapa bagian teori tersebut.Apakah yang
menahan seseorang untuk bergerak secara cepat dan mudah menuju realisasi diri?
Menurut Adler, jawabnya ialah perasaan inferior. Seseorang biasanya mengalami
perasaan tersebut lewat tiga sumber yaitu: (a) ketergantungan biologis dan
ketergantungan umumnya layaknya bayi;(b) gambar diri yang dianggap kecil ketika
dibandingkan dengan sesuatu yang agung, mulia atau besar; dan (c) inferioritas organ
tubuh (bahasa awamnya lemah, minder, dan cacat). Namun, dorongan dalam diri sendiri
umumnya untuk berjuang meraih superioritas dan kesempurnaan. Ketika seseorang
datang untuk menjalani terapi, diasumsikan ia tengah mengalami ketidak nyamanan di
dalam : (a) kerja, (b) persahabatan, atau (c) cinta. Proses
konseling kemudian dilihat sebagai cara terapis yang bekerja sama untuk membantu
klien mengembangkan kesadaran, sikap dan perilaku yang lebih sehat sehingga sanggup
berfungsi lebih penuh di masyarakat.

b. Proses Konseling
Proses konseling Adlerian melibatkan empat tahap:
1. Membangun relasi
Di sesi pertama konselor menetapkan sebuah relasi dengan klien lewat interviu
subjektif/objektif yang di dalamnya klien dibantu merasa nyaman, diterima, dihargai dan
diperhatikan. Melalui komponen objektif interviu, klien diharapkan mengerti apa yang
dibutuhkan secara spesifik dari proses konseling. Klien di minta mendiskusikan
bagaimana hal-hal tertentu berlangsung di setiap wilayah tugas hidupnya.
2. Mendiagnostik
Tahap diagnostic meliputi interviu gaya hidup, prosedur asesmen formal yang melihat
hal-hal seperti konstelasi keluarga, persepsi orang tua, rekoleksi tentang periode awal
hidupnya, dan mimpi yang terus berulang.
3. Fase interpretasi
Yaitu waktu ketika konselor dank lien mengembangkan pemahaman dari interbiu gaya
hidupnya tentang kekeliruan dasar klien dengan menganalisis dan mendiskusikan
keyakinan, tujuan dan gerakan yang dikembangkan klien pada awal kehidupan, dan
menjamin pola dan sikap pikiran, emosi dan perilaku.
4. Tahap pengorientasikan
Mungkin yang paling kritis karena ditahap inilah terapis membantu konseli bergerak dari
pemahaman intelektual menuju perkembangan actual dan ekspresi sikap dan perilaku
yang lebih sehat.
3. Teori Person - Centered
a. Konsep teori Person Centerd Menurut Rogers, konstruk inti konseling berpusat pada
klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri.
b. Tujuan konseling
Terapi terpusat pada klien yang dikembangkan oleh cars R. Rogers pada 1942 bertujuan
untuk membina kepribadian klien secara Integral, berdiri
sendiri, dan mempunyai kemampuan memecahkan masalah sendiri. Untuk mencapai
tujuan itu diperlukan beberapa syarat yakni:
1) kemampuan dan keterampilan teknik konselor
(2) kesiapan klien untuk menerima bimbingan
(3) taraf intelegensi klien memadai.
c. Proses Konseling
Pendekatan yang berpusat pada klien menggunakan sedikit tekhnik, akan tetapi
menekankan sikap konselor.
4. Teori Behavioral
Setiap dari kita memiliki pola-pola perilaku unik, dan sebagian besar dari kita bersikap
dengan cara tertentu bahkan kenapa orang lain berperilaku tertentu.
5. Teori Konseling Gestalt
Frederich Soloman Perls dilahirkan pada tanggal 8 Juli 1893 di kampung (ghetto) orang
Yahudi di Berlin, sebagai anak ketiga dari keluarga Nathan Perls, Ibunya bernama Amelia
Rund. Perls meninggal di Amerika pada tanggal 14 Maret 1970.
A. Konsep-konsep Utama Terapi Gestalt
1. Pandangan Tentang Sifat Manusia
Pandangan Gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenologi.
Ia menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung
jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran.
Terapi di arahkan bukan pada analisis, melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah
demi selangkah dalam terapi sampai klien menjadi cukup kuat untuk menunjang
pertumbuhan pribadinya sendiri.
Untuk itu diperlukan teknik agar seseorang
membukakan diri secara langsung terhadap pengalaman yang berkaitan dengan pikiran,
perasaan dan tindakan sekarang ini. Pandangan teori dan terapi Gestalt terhadap
manusia, sama halnya dengan pandangan eksistensialistik -humanistik, ialah positif
bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah
makhluk yang mampu mengurus diri sendiri. Manusia dilihat sebagai keseluruhan.
2. Saat Sekarang
Bagi Perls, tidak ada yang ada kecuali sekarang, karena masa lampau telah pergi dan
masa depan belum datang, maka saat sekaranglah yang penting. terapi Gestalt adalah
penekanannya pada disini dan sekarang (Here and Now). Dalam pendekatan ini,
kecemasan dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian (Now
and Then).
3. Urusan Yang Tidak Selesai
Dalam pendekatan Gestalt terhadap konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni
mencakup perasaan yang tidak terungkap seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit
hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa di abaikan. Karena tidak terungkap kan
di dalam kesadaran perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan dibawa
pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif
dengan dirinya sendiri dan orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan sampai ia
menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak terungkap itu.
6. Teori Perilaku Emotif Rasional
Banyak pendekatan terapis dan konseling dilekatkan kepada seorang tokoh psikologi
karena memang dia penggagasnya, seperti contoh terapi clint-centered dilekatkan
kepada nama Carsl R. Roger. Hal yang sama terjadi pada terapi perilaku emotif rasional
rasional/ REBT (rational emotive behavior therapy) yang melekat kuat kepada nama
Albert Ellis, penggagasnya pada tahun 1962. RET menolak pandangan aliran pkisoanalisis
berpandangan bahwa peristiwa dan pengalaman individu
menyebabkan terjadinya gangguan emosional. Menurut Ellis bukanlah pengalaman atau
peristiwa eksternal menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung kepada pengertian
yang diberikan terhadap peristiwa atau pengalaman itu. RET bertujuan untuk
memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan
klien yang irrasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan gangguan
emosional yang dapat merusak diri yang optimal. Menghilangkan gangguan emosional
yang dapat merusak diri seperti: benci, takut, rasa bersalah, cemas, was-was, marah
sebagai akibat berpikir irrasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat
menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai
dan kemampuan diri. Konselor berusaha menunjukkan klien kesulitan yang dihadapi
sangat berhubungan dengan keyakinan irrasional, dan menunjukkan bagaimana klien
harus bersikap rasional dan mampu memisahkan keyakinan irrasional dengan rasional.
Setelah klien menyadari gangguan emosi yang bersumber dari pemikiran irrasional,
maka konselor menunjukkan pemikiran klien yang irrasional, serta klien berusaha
mengubah kepada keyakinan menjadi rasional. Konselor berusaha agar klien
menghindarkan diri dari ide-ide irrasional nya, dan konselor berusaha menghubungkan
antara ide tersebut dengan proses penyalahan dan perusakan diri. Proses terakhir
konseling adalah konselor berusaha menantang klien untuk mengembangkan filosofis
kehidupannya yang rasional, dan menolak kehidupan yang irrasional dan fiktif.
7. Pendekatan Eklektik
Eklektisme (eclectism) adalah pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem
metode, teori, atau doktrin, yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana
menerapkannya dalam situasi yang tepat. Eklektiksme berusaha untuk mempelajari
teori-teori yang ada dan menerapkannya dalam situasi yang dipandang tepat.
Pendekatan konseling eklektik berarti konseling yang di dasarkan pada berbagai konsep
dan tidak berorientasi pada satu teori secara eksklusif. Eklektisme berpandangan bahwa
sebuah teori memiliki keterbatasan konsep, prosedur, teknik. Karena itu eklektisme
“dengan sengaja” mempelajari berbagai teori dan menerapkan sesuai keadaan rill klien.
Konseling eklektik dapat pula disebut konseling integratif. Konseling eklektik dapat pula
disebut dengan pendekatan konseling integratif. Perkembangan pendekatan ini dimulai
sejak tahun 1940-an, yaitu ketika F.C. Thorne menyumbangkan pemikirannya dengan
mengumpulkan & mengevaluasi semua metode konseling yang ada. Brammer &
Shostrom (1982) sejak 1960 mengembangkan model konseling yang dinamakan
“actualization counseling” & telah membawa konseling ke dalam kerangka kerja yang
luas, yang tidak terbatas pada satu pendekatan tapi mengupayakan pendekatan yang
integratif dari berbagai pendekatan, dan pada akhir 1960-an hingga 1977, R. Carkhuff
juga telah mengembangkan konseling eklektik, dengan melakukan testing & riset secara
komperhensif, sistematik, & integratif. ahli lain yang turut membantu perkembangan
konseling eklektik di antaranya G.

Anda mungkin juga menyukai