Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpah rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul”Menguraikan defenisi, konsep ekologi dan kesehatan
lingkungan”.Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidaklepas dari bantuan berbagai
pihak untuk dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih
dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian

Penulis telah berupaya dengan segala kempuan dan pengetahuan yang


dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saran dan usul
guna menyempurnakan makalah ini .Dan semoga dengan selesainya makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluru pembaca dan teman-teman.

Yogyakarta, 25 maret 2018

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud
(1856-1939).Sigmund Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi
lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal di London 23 September
1939.Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya
yaitu penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation) pada tahun 1900.
Istilah psikoanalisa mula-mula hanya digunakan pada hal-hal yang
berhubungan dengan Freud saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis
freud memiliki arti yang sama. Hal ini disebabkan karena murid-murid
freud yang mengembangkan teori psikoanalisis baik yang sejalan maupun
tidak, pada umumnya menggunakan istilah atau menggunakan nama yang
berbeda untuk menunjukkan identitas ajaran mereka. Seperti Carl Gustav
Jung dan Alfred Adler yang menciptakan psikologi analitis (analytical
psychology) dan psikologi individual (individual psychology).Namun
sejak psikoanalisis menjadi mode yang tersebar luas, istilah psikoanalisis
banyak digunakan tidak saja pada hal-hal yang bersangkutan dengan
Freud.Sampai akhir abad ke-19, ilmu kedokteran berpendapat bahwa
semua gangguan psikis berasal dari salah satu kerusakan organis dalam
otak.Belum banyak iluan yang meneliti area afektif yang menyebabkan
gangguan psikis.Psikoanalisis merupakan salah satu factor yang
memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat tentang penyebab
gangguan psikis.
Psikoanalisa juga merupakan suatu metode penyembuhan yang
bersifat psikologis dengan cara-cara fisik.Tokoh utama psikoanalisa ialah
Sigmund Freud. Konsep Freud yang Anti rasionalisme mendasari
tindakannya dengan motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolisme
sebagai konsep primer. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir
dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi
yang di dalam ke arah dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak
sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido mendorong
manusia ke arah pencarian kesenangan, libido terbagi menjadi 2, yaitu eros
sebagai dorongan untuk hidup.

B. Rumusan Masalah

1) Konsep Dasar Psikoanalisa


2) Hakekat Manusia
3) Hakekat Konseling
4) Tujuan Konseling
5) Karakteristik
6) Peran dan Fungsi Konselor
7) Hubungan Konselor dengan Klien
8) Kelebihan dan Keterbatasan

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Landasan Historis / Konsep Dasar Psikoanalisa
b. Mengetahui Hakekat Manusia dalam Pendekatan Konseling
Psikoanalisa
c. Mengetahui Hakekat Konseling dalam Pendekatan Konseling
Psikoanalisa
d. Mengetahui Tujuan Konseling Pendekatan Konseling Psikoanalisa
e. Mengetahui Karakteristik Pendekatan Konseling Psikoanalisa
f. Mengetahui Peran dan Fungsi Konselor dalam Pendekatan Konseling
Psikoanalisa
g. Mengetahui Hubungan Konselor dengan Klien dalam Pendekatan
Konseling Psikoanalisa
h. Mengetahui Tahap Konseling Psikoanalisa
i. Mengetahui Teknik Konseling Psikoanalisa
j. Mengetahui Kelebihan dan Keterbatasan Pendekatan Konseling
Psikoanalisa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
Psikoanalisa merupakan suatu system psikologi. Psikoanalisa merupakan
sistem yang paling lengkap yang tersedia.Psikoanalisa mengandaikan
pengalaman individu baik dimasa kini maupun dimasa lampau, baik situasi
individunya maupun situasi sosialnya.Psikoanalisa pada hakikatnya merupakan
sebuah teori kepribadian. Teori kepribadian menurut Freud, menyangkut
tiga hal
1) Struktur kepribadian
 Id
Id adalah system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap
orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan.id kurang terorganisasi,
buta, menuntut, dan mendesak. Id bersifat tidak logis , amoral, dan
disorong oleh suatu kepentingan: memuaskan kebutuhan –
kebutuhan naluriah,
Id adalah sumber segala dorongan; reservasi naluri-naluri. Dengan
kata lain id adalah aspek biologis yang merupakan system
kepribadian yang asli.
 Ego
Merupakan Bagian rasional dan dasar dari pikiran, yang membuat
keputusan dan berhadapan dengan realitas dunia luar.Ego adalah
aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk
berhubungan dengan dunia kenyataan.
Secara teoretis, ego lebih mudah menghadapi bahaya-bahaya eksternal
daripada bahaya-bahaya internal. Bahaya eksternal dihadapi
dengan cara menghindar, sementara bahaya internal tidaklah
mungkin ditangani dengangan cara demikian. Guna melindungi
organisme yang mudah menjadi rusak sebagai akibat pemenuhan
atau bahkan kesadaran terhadap dorongan-dorongan internal ini,
suatu ego dikembangkan dengan beragam pertahanan.
 Super ego
Merupakan aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai
tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian
individu.Super ego juga merupakan “moral” (conscience), gudang
peraturan dan larangan berkenaan dengan yang harus anda lakukan
dan tidak anda lakukan. Sikap yang dimiliki seseorang dalam super
ego sebagian besar merupakan internalisasi dari sikap orang tuanya

1. Dinamika kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energy psikis itu
didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena
julah energy terbatas, maka terjadi semacam persaingan dalam
menggunakan energy tersebut.
2. Perkembangan kepribadian
Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok
sebagai sumber ketegangan, yaitu: proses pertumbuhan fisiologis
(kedewasaan), Fermustasi, Konflik, dan Ancaman.
Perekembangan kepribadian anak mempunyai tingkatan yang berbeda-
beda dari sejak lahir sampai berumur 5 tahun, adalah merupakan periode
dasar yang masih belum stabil, maju meningkat pada masa pemuda dan
menuju ketenangan pada masa dewasa.Fase-fase perkembangan tersebut
adalah:
1) Fase oral (0-1 tahun) pada fase ini mulut merupakan daerah pokok
dari pada aktivitas dinamis
2) Fase anal (1-3 tahun) pada fase ini kateksis dan anti kateksis berpusat
pada anal (pembuangan kotoran)
3) Fase Phallis (3-5 tahun) pada fase ini alat kelamin merupkan daerah
erogen terpenting
4) Fase latent (5-13 tahun) pada fase ini implus-implus cenderung untuk
ada dalam keadaan tertekan
5) Fase pubertas (12-20 tahun) Pada fase ini menonjol dan membawa
aktivitas dinamis kembali.
6) Fase geital (20-keatas) Pada fase ini individu telah berubah dari
mengejar kenikmatan, menjadi orang dewasa yang telah
disosialisasikan dengan realitas.
B. Hakekat Manusia
 Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak.
 Sebagian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak di
sadari.
 Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah di peroleh
sejak lahir, terutama kecenderungan mengembangkan dirinya.
 Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan
untuk meredakan ketegangang, menolak dan kesakitan dan mencari
kenikmatan.

C. Hakekat Konseling
Freud dalam pendapatnya menyatakan bahwa konseling merupakan proses
membantu individu untuk menyadari ketidaksadarannya, dengan kata lain
agar individu mengetahui ego dan memiliki ego yang kuat, yaitu
menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu sebagai pihak
mampumemilih secara rasional dan menjadi mediator antara Id dan
Superego.Seperti diketahui secara umum hakikat konseling adalah
mengubah perilaku. Dalam pendekatan psikonanalisa hakikat konseling
adalah sebagai proses re-edukasi terhadap ego menjadi lebih realistik dan
rasional. Freud menganggap bahwa seseorang yang telah dapat menyadari
dengan sendirinya akan dapat mengembangkan tingkah laku yang sesuai
yakni tingkah laku yang sesuai dan dapat diterima secara sosial. Dalam
proses konseling belajar yakni mengenali bahwa dalam dirinya ada
resistensi emosional yang kuat. Proses konseling mementingkan faktor
afektif serta penekanannya terletak pada faktor interpersonal.
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam proses konseling,
yaitu:
1) Kontrak dan mengatur teknik. Didalam kontrak dan mengatur teknik
ini lebih mengarah bagaiamanseorang konselor mampu membuat
kesepakatan-kesepakatan dengan klien, baik dari sisi batasan waktu
untuk memulai dan mengakhiri, cara menghadapai klien serta
bagaimana konselor mampu membuat kondisi klien nyaman namun
tidak menyebabkan kecanduan (addict).
2) Fase pembukaan analitik Dalam fase ini merupakan fase dimana
seorang konselor dituntutuntuk mampu mengungkapkan
permasalahnnya, sehingga dalam analisisnya konselor mampu
membedakan klien yang menunjukkan gejala histeria atau obsesi klien
D. Tujuan Konseling
Tujuan konseling pendekatan psikoanalisis adalah untuk membentuk kembali
struktur kepribadian konseli dengan jalan mengembalikan hal yang tidak
disadari menjadi sadar kembali. Proses konseling dititik beratkan pada usaha
konselor agar konseli dapat menghayati, memahami dan mengenal
pengalaman-pengalaman masa kecilnya terutama antara umur 2-5 tahun.
Pengalaman-pengalaman tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis, dan
ditafsirkan dengan tujuan agar kepribadian konseli dapat direkontruksi
kembali.
Jadi penekanan konseling adalah pada aspek afektif sebagai pokok pangkal
munculnya ketidaksadaran manusia. Sudah barang tentu tilikan kognitif tetap
diperhatikan, akan tetapi tidak sepenting aspek afektif.

E. Karakteristik
 Anti rasionalisme
 Mendasari tindakannya dengan motivasi yang tak sadar, konflik dan
simbolisme
 Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-
dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke
arah dorongan tadi. Libido atau eros mendorong manusia ke arah
pencarian kesenangan, sebagai lawan lawan dari Thanatos
 Semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.
 Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa dan tidak merupakan
proses mental yang berciri biasa.
F. Peran dan Fungsi Konselor
 Konselor bersikap anonim, artinya konselor berusaha tak dikenal oleh
konseli.
 Sedikit bicara tentang dirinya dan jarang sekali menunjukkan reaksi
pribadinya.
 Konselor membuat suatu hubungan kerja dengan konseli.
 Konselor mendengarkan dan kemudian memberikan tafsiran terhadap
pernyataan konseling.
 Konselor memberikan perhatian terhadap keadaan resistensi konseli yaitu
suatu keadaan dimana konseli melindungi suatu perasaan, trauma, dan
kegagalan konseli terhadap konselor
 Mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam
ketidaksadaran konseli yang dilindungi dengan cara transferensi.
G. Hubungan Konselor Dengan Klien
Kontertrafensi (istilah yang mengacu pada kebutuhan konflik yang belum
terpecahkan dan reaksi irasional yang konselor miliki kearah yang sedang
ditanganinya).
Apabila konselor berhasil mengelola secara positif transferensi klien dan
mengontrol kemungkinan adanya kontertraferensinya.
Konselor netral/anonim dan klien mengembangkan proyeksi kepada
konselor.Pusatnya pada mengurangi resistensi dan mengembangkan
tranferensi.

H. Tahap Konseling
1. Tahap pembukaan Tahap ini terjadi pada permulaan interview hingga
masalah klien di tetapakan.
2. Pengembangan tranferensi

Perkembangan dan analisis transferensi merupakan inti dalam


psikoanalisis.Pada fase ini perasaan klien mulai di tunjukan kepada
konselor, yang di anggap sebagai orang yang telah menguasainya di masa
lalunya.

3. Bekerja melalui transferens


Tahap ini mencakup mendalami pemecahan dan pengertian klien sebagi
orang yang terus melakukan transferensi.Tahap ini dapat tumpang tindih
dengan tahap sebelumnya, hanya saja transferensi terus berlangsung, dan
konselor berusaha memahami tentang dinamika kepribadian kliennya.
4. Resolusi transferensi
Tujuan pada tahap ini adalah memecahkan perilaku neoretik klien yang di
tunjukan kepada konselor sepanjang hubungan konseling.Konselor juga
mulai mengembangan hubungan yang dapat meningkatkan kemandirian
pada klien dan menghindari adanya ketergantungan klien kepada
konselornya.
Jika klien dan konselor berkeyakinan bahwa transferensi bekerja terus,
konseling dapat di akhiri untuk menghindari klien melawan konselor.Jika
hubungan konseling tidak di akhiri maka konselor dapat mengikuti
transferensi itu untuk mengembangkan secara objektif sehingga tercapai
otonomi klien.
I. Teknik Konseling
1) Asosiasi Bebas
Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor
memerintahkan klien untuk menjernihkanpkirannya dari pemikiran sehari-
hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam
kesadarannya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu
melalui perasaan ataupemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa
sensor.Metode ini adalah metode mengungkapkan pengalaman masa
lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi
traumatik dimasa lalu, klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri
sendiri.
2) Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas,
analisi mimpi, analisis ristensi dan analisis transpsransi. Prosedurnya
terdiri atas penetapan analisi, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang
makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi asosiasi bebas, resistensi
dan hubungan terapeutik itu sendiri.Fungsi interpretasi adalah membiarkan
ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan
hal-hal yang tersembunyi.

Rambu-rambu Interpretasi:

 Interpretasi disajikan padasaat gejala yang diinterpretasikan terhubung erat


denganhal-hal yang disadari klien
 Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yang dalam (dialami
oleh situasi emosional klien).
 Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan
emosi atau konflik.
3) Analisis Mimpi
Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak
disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-
masalah yang belum terpecahkan,menurut kami (pemakalah) “aspek yang
membuat klien mimpi itu dikarenakan adanya sistem imunitas pencernaan
otak yang membuat orang itu bermimpi dan bisa saja orang itu
berimajinasi tinggi sehingga terkontaminasi oleh masalah-masalah
pribadinya sehingga terbawa mimpi”.
4) Analisis dan interpretasi transferensi
Transferensi (pemindahan). Transferensi muncul dengansendirinya dalam
proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang
tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa
kinidan mereaksikepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya
atau ayahnya atau siapapun.Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut:
 Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman-pengalaman tak
sadar dan pengaruh masa lampau terhadap kehidupan sekarang.
 Memungkinkan klien menembus konflik lampau yang dipertahankan
hingga sekarang dan menghambat perkembangan emosinya.
5) Analisis dan Interpretasi resistensi
Resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong
seseoranguntuk mempertahankan terhadap kecemasan.Interpretasi
konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk
menyadari alasan timbulnya resistensi.

J. Kelebihan dan Keterbatasan


 Kelebihan
 Menggunakan interview sebagai terapi
 Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian
 Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
 Adanya penyesuaian antara teori dan teknik

 Keterbatasan
 Terlalu banyak menekankan pada masa kanak-kanak dan menganggap
kehidupan seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu
 Terlalu meminimalkan rasionalitas
 Perilaku hanya ditentukan oleh energy psikis
 Penyembuhan dalam psikoanalisanterlalu rasional
 Penelitian kurang banyak medukung data
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikoanalisa berkembang dari ilmu kedokteran dan konsepnya dipakai
tidak haya dalam bidang psikologi tetapi juga bidang lain di luar psikologi.
Teori Psikoanalisa dari freud dapat berfungsi sebagai 3 macam teori, yaitu
teori kepribadian, sebagai teknik analisa kepribadian, sebagai metode
terapi ( penyembuan).
B. Saran
Pada dasarnya psikoanalisa yaitu pendekatan yang membahas kepribadian.
Dalam tiga aspek yaitu: Struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego,
superego. Aspek kedua yaitu dinamika kepribadian, serta yang ketiga
perkembangan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA

Breman, james F. 2006. Sejarah dan sisem psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafndo
Persada.

Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Bertens, K. (2009). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Moore dan Fine.(1968). a Glossary of Psychoanalytic Terms and


Concepts.halaman 7

(Inggris) Ciccarelli, S. K., White, N. J. (200). Psychology. New Jersey: Pearson.

(Inggris) Alwisol.(2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UPT Penerbitan


Universitas Muhammadiyah.

Kramer, G.P., et all. (2010). Introduction to Clinical Psychology (7th ed). New
Jersey: Pearson.
TUGAS KEPERAWATAN JIWA

KONSEP TEORI PSIKOANALISA

DISUSUN OELH:

1. NADZIR AFENDY KP 1601161


2. RAYMONDUS LABA KP 1601168
3. ROSALIA OI SIUBERA KP 1601172
4. SENTIA ELISABETH P. LEMBA KP 1601175
5. TEROTJI M. RENJAAN Kp 1601189

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA


YOGYAKARTA

2017/2018

Anda mungkin juga menyukai