Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEDIA DALAM PELAKSANAAN NEED ASSESSMENT

Tugas Kelompok Mata Kuliah Media Bimbingan dan Konseling Islam

Dosen Pengampu : Nur Aini, M.Pd

Kelompok 6:

M.Taufik Hudaya NIM. D.202004372

Elsa Fatmawati NIM. D.202004371

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI-BOGOR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Media dalam Pelaksanaan
Need Assessment ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Nur
Aini, M.Pd pada mata kuliah Media Bimbingan dan Konseling Islam. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Media dalam Pelaksanaan Need
Assessment bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Aini, M.Pd , selaku Dosen
pengampu mata kuliah Media Bimbingan dan Konseling Islam yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bogor, 7 November 2022


Penulis,

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH..............................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN NEED ASSESSMENT.................................................................................3
B. KARAKTERISTIK NEED ASSESSMENT DALAM BK....................................................3
C. DIMENSI NEED ASSESSMENT DALAM BK....................................................................4
D. JENIS-JENIS NEED ASSESSMENT....................................................................................5
E. LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN NEED ASSESSMENT.......................5
F. FUNGSI NEED ASSESSMENT DALAM BK.......................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
A. KESIMPULAN........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Asesmen merupakan salah satu bagian dari pengukuran. Dalam konteks
bimbingan dan konseling, asesmen yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus
dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakan atau
berlangsung.
Asesmen merupakan merupakan salah satu bagian terpenting dalam seluruh
kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling kelompok maupun konseling
individual). Karena itulah asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan bagian
yang terintegral dengan proses terapi maupun semua kegiatan bimbingan dan
konseling itu sendiri. Asesmen dilakukan untuk menggali dinamika dan faktor
penentu yang mendasari munculnya masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan assesmen
dalam bimbingan dan konseling yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan
bagi konselor untuk menentukan masalah dan memahami latar belakang serta situasi
yang ada pada masalah klien. Asesmen yang dilakukan sebelum, selama, dan setelah
konseling berlangsung memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk menilai keberhasilan sebuah konseling, namun juga dapat digunakan sebagai
sebuah terapi untuk menyelesaikan masalah klien.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Need Assessment?
2. Apa saja Karakteristik Need Assessment dalam BK?
3. Apa saja Dimensi Need Assessment dalam BK?
4. Apa saja Jenis-jenis Need Assessment dalam BK
5. Bagaimana Langkah- langkah dalam melakukan Need Assessment?
6. Apa saja Fungsi Need Assessment dalam BK?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk memahami pengertian Need Assessment
2. Untuk mengetahui Karakteristik Need Assessment dalam BK
3. Untuk mengetahui Dimensi Need Assessment dalam BK

1
4. Untuk mengetahui Jenis-jenis Need Assessment dalam BK
5. Untuk mengetahui Langkah- langkah dalam melakukan Need Assessment
6. Untuk mengetahui Fungsi Need Assessment dalam BK
7.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NEED ASSESSMENT


Menurut Astramovich & Coker (2007) tahap Need Assessment dapat
menyediakan informasi penting bagi konselor sekolah untuk merancang dan
mendefinisikan ulang keseluruhan program dan layanan konseling sekolah yang
ditawarkan di dalamnya.

Menurut Royse, Thyer, Padgett, & Logan (dalam Saputra: 2015) Need
Assessment tidak hanya termasuk mengenali kebutuhan populasi siswa, tetapi juga
kebutuhan stakeholder lainnya, seperti tenaga administrasi, wali murid dan guru.

Alison Roselt (1982) mengatakan bahwa training Need Assessment adalah study
sistematis terhadap suatu perubahan atau suatu inovasi dengan cara mengumpulkan data,
opini dari berbagai sumber guna mengambil keputusan yang efektif.

Roger Kaufman (1999), Need Assessment adalah proses yang kita gunakan untuk
mengidentifikasi kesenjangan antara hasil saat ini dan yang diinginkan, menempatkan
kesenjangan dalam hasil (kebutuhan) dalam urutan prioritas, memilih yang paling
penting untuk ditangani.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Need Assessment yaitu penilaian
kebutuhan untuk mendapatkan informasi mengenai konseli sehingga memudahkan
konselor dalam memilih dan menjalani proses konseling yang sesuai dengan kebutuhan
konseli.

B. KARAKTERISTIK NEED ASSESSMENT DALAM BK


Penilaian terhadap kebutuhan (Needs Assessment) dalam mengembangkan suatu
program pendidikan bukanlah suatu yang final dan sempurna.

Sehubungan dengan hal ini Kaufman (1972 : 29) merumuskan 3 karakteristik


penilaian terhadap kebutuhan (needs assessment) dalam mengembangkan suatu program
sebagai berikut :

1. Data harus menggambarkan dunia nyata peserta didik dan masyarakat, baik kini
maupun masa yang akan datang,

2. Tidak ada penetapan kebutuhan itu yang final dan sempurna; pernyataan mengenai
kebutuhan itu bersifat tentatif dan validitas pernyataan itu seharusnya ditinjau secara
terus menerus,

3. Kebutuhan (diskrepansi/gap) seharusnya diidentifikasi dalam hubungannya dengan


produk atau tingkah laku nyata, bukan dalam hubungannya dengan proses.

3
C. DIMENSI NEED ASSESSMENT DALAM BK
Ada beberapa dimensi yang perlu menjadi perhatian ketika melakukan Needs
Assessment antara lain :

1. Sifat pendidik

Pendidik merupakan faktor yang menentukan dalam proses belajar mengajar. Hal
ini karena peran dan tanggung jawabnya yang sangat besar dalam usaha mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam program. Syaodih N.S (1997 : 191)
menjelaskan bahwa, “sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut
melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan
dan kemampuan profesional”. Sejalan dengan itu, Armstrong & Savage (1983 : 410 –
420) menjelaskan mengenai peran dan tanggung jawab guru atau pendidik, disamping
sebagai pengajar, maka guru juga berperan sebagai pengelola pendidikan dan
pembelajaran, pengevaluasi program, sebagai seorang konselor dan berperan sebagai
seorang anggota organisasi profesi kependidikan. Peran seperti disebutkan diatas
menuntut guru atau pendidik untuk memiliki kelengkapan kependidikan yang dapat
diukur dari latar belakang pendidikan, ketrampilan dan pengalaman, dedikasi, akhlak,
tanggungjawab dan kecintaan terhadap profesinya. Dengan demikian merupakan
suatu yang mutlak jika dalam suatu kegiatan pengembangan program, guru atau
pendidik menjadi salah satu dimensi atau faktor yang harus dipertimbangkan.

2. Sifat pelajar

Dimensi kedua yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan program


adalah peserta didik. Sebagai salah satu faktor penting dalam kegiatan pendidikan,
peserta didik secara individual memiliki perbedaan-perbedaan dalam hal kebutuhan,
perkembangan fisik dan psikis, kemampuan, bakat, minat dan inteligensia. Maka
semua aspek-aspek tersebut harus diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan
dalam proses pengembangan program.

3. Sifat masyarakat

Masyarakat dimana kegiatan pendidikan dan pembelajaran itu berlangsung


adalah komunitas yang akan menerima produk pendidikan tersebut. Produk dari suatu
program pendidikan secara tidak langsung diperuntukkan bagi masyarakat. Oleh
karena itu menurut Syaodih (1997 : 60 – 63), dalam mengembangkan program, aspek-
aspek perkembangan di masyarakat seperti perubahan pola pekerjaan, perubahan
peranan wanita, perubahan kehidupan keluarga dan tuntutan serta kebutuhan
masyarakat lainnya harus menjadi bahan kajian dan bahan pertimbangan bagi para
pengembang.

4. Sifat pengetahuan

4
Ilmu pengetahuan terus mengalami perkembangan, baik perkembangan dalam
hubungannya dengan ilmu pengetahuan itu sendiri, maupun dalam hubungannya
dengan kebutuhan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan itu. Perubahan dan
perkembangan sudah menjadi ciri pengetahuan (Nature of Knowledge). Oleh karena
itu perubahan dan perkembangan pengetahuan serta tuntutan dan kebutuhan
masyarakat terhadap pengetahuan, juga merupakan dimensi pertimbangan, terutama
dalam penseleksian dalam suatu program (Kaufman 1972 : 30).

D. JENIS-JENIS NEED ASSESSMENT


Jenis-jenis Need Assessment terbagi menjadi dua yakni Instrumen Teknik Tes/
Instrumen Tenik Non Tes.

1. Instrumen Tes
Instrumen Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites
dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik
kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Tes sebagai alat ukur sangat
banyak macamnya dan luas penggunaannya. Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi
dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes
adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat
digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.

2. Instrumen Non Tes


Dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung ataupun tak langsung, angket
ataupun wawancara. Dapat pula dilakukan dengan Sosiometri, teknik non tes
digunakan sebagai pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam
pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini dapat bersifat
lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak. Teknik nontes merupakan
teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik,
sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan
teknis tes. Proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan
teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan
keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat
menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum
baru yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik
penilaian harus disesuaikan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi yang diukur;
2. Aspek yang akan diukur (pengetahuan, keterampilan atau sikap);
3. Kemampuan siswa yang akan diukur;
4. Sarana dan prasarana yang ada.

5
E. LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN NEED ASSESSMENT
Menurut Rosra, Mayasari & Rahmayanthi (2013) terdapat 4 langkah dalam
melakukan Need Assessment:

1. Menyusun instrumen dan unit analisis penilaian kebutuhan. Eksplorasi peta


kebutuhan, masalah, dan konteks membutuhkan instrument asesmen yang
berfungsi sebagai alat bantu. Dalam instrumen ini, konselor merumuskan aspek
dan indikator beserta item pernyataan/ pertanyaan yang akan diukur dan jenis
metode yang akan digunakan untuk mengungkap aspek dimaksud. Metode yang
dapat digunakan, seperti observasi, wawancara, dokumentasi, dan sebagainya.
2. Implementasi penilaian kebutuhan. Pada tahap ini, konselor sesegera mungkin
mengumpulkan data dengan menggunakan instrument yang telah dibuat
sebelumnya dengan tujuan memperoleh gambaran kebutuhan dan konteks
lingkungan yang akan dirumuskan ke dalam program lebih lanjut.
3. Analisis hasil penilaian kebutuhan. Setelah data terkumpul, konselor mengolah,
menganalisis, dan menginterpretasi hasil penilaian yang diungkap dengan tujuan
kebutuhan, masalah, dan konteks program dapat teridentifikasi dengan tepat.
4. Pemetaan kebutuhan/ permasalahan. Setelah hasil analisis dan identifikasi
masalah terungkap, petugas BK dan konselor membuat peta kebutuhan/ masalah
yang dilengkapi dengan analisis faktorÊfaktor penyebab yang memunculkan
kebutuhan/ permasalahan.

F. FUNGSI NEED ASSESSMENT DALAM BK


Hood dan Jhonson (1993) menjelaskan ada beberapa fungsi asesmen, diantaranya:
1. Menstimulasi klien maupun konselor mengenai berbagai permasalahan
2. Menjelaskan masalah yang senyatanya
3. Memberi alternatif solusi untuk masalah
4. Menyediakan metode untuk memperbandingkan alternatif sehingga dapat diambil
keputusan
5. Memungkinkan evaluasi efektifitas konseling
Selain itu, assesment juga diperlukan untuk memperoleh informasi yang
membedakan apa ini (what is) dengan apa yang diinginkan (what is desired) sesuai
dengan kebutuhan dan hasil konseling.
Asesmen tidak dilakukan secara objektif karena akan berpengaruh pada pelayanan
konseling oleh seorang konselor. Hal ini akan berakibat tidak baik pada diri klien bahkan
terhadap konselor itu sendiri untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Asesmen
dalam bimbingan dan konseling adalah asesmen yang berbasis individu dan
berkelanjutan. Semua indikator bukan diukur dengan soal seperti dalam pembelajaran,
tetapi diukur secara kualitatif, kemudian hasilnya akan dianalisis untuk mengetahui
kemampuan klien dalam mengambil keputusan pada akhir konseling, dalam
melaksanakan keputusan-keputusan setelah konseling serta melihat kendala atau masalah
yang dihadapi oleh klien dalam proses konseling maupun kendala dalam melaksanakan
keputusan yang telah ditetapkan.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Need Assessment yaitu penilaian kebutuhan untuk mendapatkan informasi
mengenai konseli sehingga memudahkan konselor dalam memilih dan menjalani
proses konseling yang sesuai dengan kebutuhan konseli.

Kaufman (1972 : 29) merumuskan 3 karakteristik penilaian terhadap


kebutuhan (needs assessment) dalam mengembangkan suatu program sebagai
berikut : Data harus menggambarkan dunia nyata peserta didik dan masyarakat, baik
kini maupun masa yang akan datang, Tidak ada penetapan kebutuhan itu yang final
dan sempurna; pernyataan mengenai kebutuhan itu bersifat tentatif dan validitas
pernyataan itu seharusnya ditinjau secara terus menerus, Kebutuhan (diskrepansi/gap)
seharusnya diidentifikasi dalam hubungannya dengan produk atau tingkah laku nyata,
bukan dalam hubungannya dengan proses.

Beberapa dimensi yang perlu menjadi perhatian ketika melakukan Needs


Assessment antara lain, Sifat Pendidik, Sifat Pelajar, Sifat Masyarakat, Sifat
Pengetahuan.

Jenis-jenis Need Assessment terbagi menjadi dua yakni Instrumen Teknik Tes/
Instrumen Tenik Non Tes.

Menurut Rosra, Mayasari & Rahmayanthi (2013) terdapat 4 langkah dalam


melakukan Need Assessment yaitu, Menyusun instrumen dan unit analisis penilaian
kebutuhan, Implementasi penilaian kebutuhan, Analisis hasil penilaian kebutuhan, dan
Pemetaan kebutuhan/ permasalahan.

Hood dan Jhonson (1993) menjelaskan ada beberapa fungsi asesmen, diantaranya,
Menstimulasi klien maupun konselor mengenai berbagai permasalahan,Menjelaskan
masalah yang senyatanya,Memberi alternatif solusi untuk masalah,Menyediakan metode
untuk memperbandingkan alternatif sehingga dapat diambil keputusan,Memungkinkan
evaluasi efektifitas konseling.

7
DAFTAR PUSTAKA
Astramovich, R.L. & Coker, J.K. (2007). Program Evaluation: The Accountability Bridge
Model for Counselors. Journal of Counseling & Development, Vol. 85. Hlm. 162-172.
Rosra, M., Mayasari, S. & Rahmayanthi, R. 2013. Kinerja Konselor Sekolah dalam
Penyusunan Program BK pada Konselor Sekolah Se-Kabupaten Lampung Tengah Tahun
Akademik 2012/2013. -.
Hood, AB, & Johnson, RW, 1993. Penilaian dalam Konseling: Panduan Penggunaan
Prosedur Penilaian Psikologis . Asosiasi Konseling Amerika.

Kaufman, Roger A. (1972). Educational System Planning. New Jersey : Prentice Hall Inc.,
Engleewood Cliffs

iii

Anda mungkin juga menyukai