menurut DYP Sugiharto adalah suatu cara untuk meninjau ulang isi wawancara,
mengumpulkan kembali unsur-unsur umum dan rincian-rinciannya.
a. Menyatukan berbagai unsur-unsur dalam pesan klien. Rangkuman ini dapat menjadi
umpan balik bagi klien terhadap pesan-pesannya yang ambigu atau tidak jelas.
d. Mencegah langkah yang terburu-buru dalam suatu sesi konseling. rangkuman akan
memberikan nuansa psikologis selama sesi konseling.
e. Mereview kemajuan yang diperoleh selama satu atau beberapa kali wawancara.
1. Summary bagian : kesimpulan yang dibuat saat percakapan klien dan konselor
yang dipandang penting. Simpulan ini berisi tentang suatu data/sekelompok data
dalam suatu proses konseling. Untuk kesimpulan tersebut didahului kata-kata
pendahuluan seperti: untuk sementara ini…, sampai saat ini…, sejauh ini…, selama
ini…, dsb.
2. Summary akhir/keseluruhan : kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi
konseling sebagai kesimpulan keseluruhan pembicaraan. Bentuk kesimpulan akhir
didahului oleh kata-kata pendahuluan seperti sebagai kesimpulan akhir…, sebagai
puncak pembicaraan…, sebagai penutup pembicaraan kita…, dari awal hingga akhir
pembicaraan kita…, dsb.
Menurut Supriyo dan Mulawarman (2006: 42) menyebutkan bahwa termination atau
pengakhiran ialah keterampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri
komunikasi konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya
maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah berakhir.
Bila perlu, refleksikan kembali bagaimana perasaan konseli setelah proses konseling
dilakukan, dan bagaimana pula pendapat konseli mengenai konselor, suasana yang ada
dalam proses konseling.
a. Memiliki peta kognitif perjalanan konseling, yaitu apa dan bagaimana tahap-tahap
yang telah dilalui dan apa yang merupakan tahap konseling mendatang.
b. Mencapai pemahaman antara konselor dan konseli mengenai apa yang telah berhasil
dicapai bersama dalam konseling.
Menurut Lutfi Fauzan,Nur Hidayah, dan M.Ramli (2008: 61) menyebutkan bahwa jenis
termination yaitu:
Menunjuk pada verbalisasi konselor secra tersurat dengan menyebutkan akan diakhiri
pertemuan konseling dalam bentuk kalimat singkat, cukup tegas, dan mengandalkan
kaidah bahasa pragmatik. Contoh: “Karena waktu pertemuan telah habis, kita akhiri
sekian, dan saya mengharap kehadiran Anda untuk bahasan selanjutnya”.
Contoh: Respon nonverbal ini misalnya seperti memandang jam dinding/ arloji, menata
meja, mengamasi buku.
Sedangkan respon verbal biasanya ditumpangkan pada teknik lain, misalnya interpretasi:
“telah banyak yang anda ungkap sehingga membuat anda kelelahan, apakah anda
bermaksud mengakhiri dulu pertemuan ini?”
Teknik meringkas isi konseling ini dapat digunakan jika konselor menginginkan ringkasan
faktor-faktor penting yang telah dibicarakan selama proses konseling. Ringkasan
tersehut hendaknva menggantarkan isi pokok dari wawancara konseling.
Merujuk pada waktu yang akan datang dilakukan jika waktu konseling tidak cukup, bisa
juga jika konselor ingin memelihara hubungan baik dengan konseli, hal ini bisa
ditunjukkan dengan menggunakan pernyataan yang merujuk pada pertemuan berikutnya,
misalnya “ Waktu kita hampir habis, kapan kamu ingin kembali lagi?”.
4. Berdiri.
Gerak isyarat halus ini bisa di lakukan dengan melihat jam tangan atau jam dinding
Referensi
Fauzan, Lutfi. Nur Hidayah & M. Ramli. 2008. Teknik-teknik Komunikasi untuk konselor. Malang:
Depdiknas UM UPT BK.
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: UNNES Press.