Anda di halaman 1dari 4

Keterampilan Summary dan Keterampilan Termination

Pengertian Keterampilan Summary

Menurut Supriyo dan Mulawarman, summary atau kesimpulan adalah keterampilan/teknik


yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau meringkas mengenai apa yang telah
dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling.

menurut DYP Sugiharto adalah suatu cara untuk meninjau ulang isi wawancara,
mengumpulkan kembali unsur-unsur umum dan rincian-rinciannya.

Jadi, Summary (ringkasan/kesimpulan) adalah keterampilan atau teknik yang digunakan


konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan klien
pada proses komunikasi konseling.

Tujuan keterampilan Summary

Tujuan keterampilan summary/meringkas antara lain :

a. Menyatukan berbagai unsur-unsur dalam pesan klien. Rangkuman ini dapat menjadi
umpan balik bagi klien terhadap pesan-pesannya yang ambigu atau tidak jelas.

b. Mengidentifikasi tema-tema umum, yang baru jelas setelah beberapa pesan


dikemukakan atau setelah beberapa kali proses konseling.

c. Untuk mengarahkan pembicaraan klien. Kadang-kadang konselor merangkum untuk


mengiterupsi klien yang bercerita secara bertele-tele atau mendongeng. Rangkuman ini
penting untuk mengarahkan pembicaraan dalam konseling.

d. Mencegah langkah yang terburu-buru dalam suatu sesi konseling. rangkuman akan
memberikan nuansa psikologis selama sesi konseling.

e. Mereview kemajuan yang diperoleh selama satu atau beberapa kali wawancara.

Jenis-jenis keterampilan Summary

1. Summary bagian : kesimpulan yang dibuat saat percakapan klien dan konselor
yang dipandang penting. Simpulan ini berisi tentang suatu data/sekelompok data
dalam suatu proses konseling. Untuk kesimpulan tersebut didahului kata-kata
pendahuluan seperti: untuk sementara ini…, sampai saat ini…, sejauh ini…, selama
ini…, dsb.
2. Summary akhir/keseluruhan : kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi
konseling sebagai kesimpulan keseluruhan pembicaraan. Bentuk kesimpulan akhir
didahului oleh kata-kata pendahuluan seperti sebagai kesimpulan akhir…, sebagai
puncak pembicaraan…, sebagai penutup pembicaraan kita…, dari awal hingga akhir
pembicaraan kita…, dsb.

Cara melakukan keterampilan Summary

Menurut M. Surya (2003:113), keterampilan meryimpulkan dapat dilakukan dengan cara-


cara sebagai berikut :

1)   Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan ungkapannya secara


lengkap.

2)   Menunjukan sikap memberikan perhatian dan menyimak dengan penuh perhatian.

3)   Membuat catatan-catatan seperlunya untuk merangkum pembicaraan.

4)   Sesudah klien menyampaikan ungkapannya, konselor memberikan respon dalam


bentuk menyampaikan rangkuman pembicaraan.

Pengertian Keterampilan Termination

Menurut Supriyo dan Mulawarman (2006: 42) menyebutkan bahwa termination atau
pengakhiran ialah keterampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri
komunikasi konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya
maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah berakhir.

Pada tahapan termination ini sebenarnya konselor bersama konseli menetapkan


kesimpulan atas apa yang telah dihasilkan dalam proses konseling tersebut.

Bila perlu, refleksikan kembali bagaimana perasaan konseli setelah proses konseling
dilakukan, dan bagaimana pula pendapat konseli mengenai konselor, suasana yang ada
dalam proses konseling.

Tujuan Keterampilan Termination

Fauzan dkk (2008: 60) mengemukakan tujuan dari termination yaitu:

a.    Memiliki peta kognitif perjalanan konseling, yaitu apa dan bagaimana tahap-tahap
yang telah dilalui dan apa yang merupakan tahap konseling mendatang.

b.    Mencapai pemahaman antara konselor dan konseli mengenai apa yang telah berhasil
dicapai bersama dalam konseling.

c.    Mengkomunikasikan keperluan penyesuaian konseli terhadap pengambilan


tanggungjawabnya seusai konseling.
d.   Memelihara persepsi pantas konseli tentang penerimaan dan pemahaman konselor

Jenis-jenis Keterampilan Termination

Menurut Lutfi Fauzan,Nur Hidayah, dan M.Ramli (2008: 61) menyebutkan bahwa jenis
termination yaitu:

1. Pengakhiran langsung, murni

Menunjuk pada verbalisasi konselor secra tersurat dengan menyebutkan akan diakhiri
pertemuan konseling dalam bentuk kalimat singkat, cukup tegas, dan mengandalkan
kaidah bahasa pragmatik. Contoh: “Karena waktu pertemuan telah habis, kita akhiri
sekian, dan saya mengharap kehadiran Anda untuk bahasan selanjutnya”.

2. Pengakhiran tidak langsung: nonverbal, verbal

Contoh: Respon nonverbal ini misalnya seperti memandang jam dinding/ arloji, menata
meja, mengamasi buku.

Sedangkan respon verbal biasanya ditumpangkan pada teknik lain, misalnya interpretasi:
“telah banyak yang anda ungkap sehingga membuat anda kelelahan, apakah anda
bermaksud mengakhiri dulu pertemuan ini?”

Cara melakukan keterampilan Termination

Brammer (1987) mengemukakan cara-cara mengakhiri konseling, antara lain:

1. Merujuk pada keterbatasan waktu yang telah disepakati bersama.

2. Meringkas atau merangkum

Teknik meringkas isi konseling ini dapat digunakan jika konselor menginginkan ringkasan
faktor-faktor penting yang telah dibicarakan selama proses konseling. Ringkasan
tersehut hendaknva menggantarkan isi pokok dari wawancara konseling.

3. Merujuk pada waktu yang akan datang

Merujuk pada waktu yang akan datang dilakukan jika waktu konseling tidak cukup, bisa
juga jika konselor ingin memelihara hubungan baik dengan konseli, hal ini bisa
ditunjukkan dengan menggunakan pernyataan yang merujuk pada pertemuan berikutnya,
misalnya “ Waktu kita hampir habis, kapan kamu ingin kembali lagi?”.

4. Berdiri.

Berdiri merupakan persyaratan teknik persuasif untuk mengakhiri konseling, maka


konselor dapat berdiri yang mengisyaratkan hahwa konseling telah berakhir, dan hal ini
dapat dilakukan secara lemah lembut sebelum konseli mempunyai kesempatan untuk
pindah kepada topik lain.

5. Gerak isyarat halus

Gerak isyarat halus ini bisa di lakukan dengan melihat jam tangan atau jam dinding

Referensi

Fauzan, Lutfi. Nur Hidayah & M. Ramli. 2008. Teknik-teknik Komunikasi untuk konselor. Malang:
Depdiknas UM UPT BK.

Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: UNNES Press.

Anda mungkin juga menyukai