Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PARAPHRASE, RESTATEMENT, DAN INTERPRETATION

DALAM KONSELING

Paper

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Dasar Konseling

Dosen Pengampu :

Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M. Pd.

Muslikah, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 7

Agustin Revi Yanti (1301420050)

Alifia Khorunnisa (1301420074)

Mahmudatul Aulia (1301420091)

Assyifa Dwi Lestari (1301420092)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
ABSTRAK

Konselor sebagai pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah dituntut harus


mempunyai sosok kompetensi konselor yang utuh yang mencakup kopetensi akademik dan
profesional sebagai satu keutuhan yang merupakan landasan ilmiah dalam pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling. Kompetensi akademik merupakan landasan bagi
pengembangan kompetensi profesional, yang meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli
yang dilayani, (2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3)
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan (4)
mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan (ABKIN, 2007).

Konseling adalah upaya membantu individu oleh konselor melalui proses interaksi yang
bersifat pribadi antara konselor dan klien agar klien mampu memahami diri dan lingkungannya,
mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga
klien merasa bahagia dan efektif perilakunya. Untuk menjalankan konseling secara optimal
diperlukanya keterampilan dalam konseling oleh konselor. Keterampilan dalam konseling
diantaranya : Teknik Paraphrase, Restatement, dan Interpretation.
BAB 1

PENDAHULUAN

Konseling adalah upaya membantu individu oleh konselor melalui proses interaksi yang
bersifat pribadi antara konselor dan klien agar klien mampu memahami diri dan lingkungannya,
mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga
klien merasa bahagia dan efektif perilakunya.

Dalam pelaksanaannya, akan ada interaksi antara konselor dengan klien secara tatap muka
antara konselor dengan klien. Dengan demikian seorang konselor perlu memiliki ketermpilan-
keterampilan yang didasarkan pada pengetahuan khusus. Keterampilan itu menjadi salah satu
kompetensi konselor.

Keterampilan dasar konselor berguna untuk mewujudkan sikap dasar dalam berkomunikasi
dengan klien agar dalam pelaksanaannya konselor bekerja secara optimal dan efektif, keefektifan
seorang konselor akan membuka peluang dengan hasil adanya hasil positif dalam konseling , jadi
klien dapat berbuat lebih baik sebagaimana tujuan yang ingin dicapai dalam konseling.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Teknik Paraphrase
1. Definisi
Paraprashing (paraphrase) yaitu keterampilan konselor untuk
menggunakan kata-kata dalam menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan
klien. Paraphrase menurut Comier dan Cormier adalah pernyataan (verbal) ulang
dari kata-kata dan pikiran-pikiran konseli yang dikemukakan konseli dengan kata-
kata konselor sendiri. Sedangkan menurut Sugiyo paraphrase pada dasarnya
menyatakan kembali esensi dari pembicaraan klien akan lebih terdorong untuk
menyatakan makna pembicaraannya. Melalui keterampilan ini, klien akan merasa
berada dalam suasana kebersamaan dan pemahaman dengan konselor.
Menurut Hariastuti dan Darminto, Paraphrase yaitu menyatakan kembali
kata-kata atau pikiran-pikiran pokok klien. Parafrase lebih memperhatikan bagian
kognitif dari pesan klien. Dalam paraphrase, konselor menyatakan ide pokok klien
dengan kata-kata sendiri, tidak sekedar menirukan kata-kata yang diucapkan oleh
klien. Konselor hendaknya memnggunakan pilihan kata yang tepat sehingga
membantu menekankan kata atau ide penting yangdiungkapkan klien.
2. Tujuan
Tujuan teknik paraphrase yaitu memberi arahan jalannya wawancara
konseling dan menyatakan kembali ungkapan klien.
3. Manfaat
Paraphrase ini dapat menimbulkan hal-hal seperti ini:
1) Dengan melakukan paraphrase, anda akan menunjukan bahwa anda telah
mendengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan oleh konseli dan itu
membangun empati dengan konseli yang ingin didengar.
2) Bila anda para konselor telah salah paham, anda akan dikoreksi dengan segera.
3) Hal itu mendorong pendengar untuk mendengar secara aktif. Anda seorang
konselor akan tampak tertarik dan konseli akan merespons secara positif minat
anda yang tampak jelas.
4) Dengan melakukan parafrasa, seorang konselor dapat mengingat informasi
yang disampaikan oleh konseli. Sesuatu yang anda utarakan dimasukan ke
ingatan jangka pendek anda tanpa gangguan dan prosedur buku catatan den
pena, karena dengan membuka buku catatan, percakapan akan berakhir.
Ingatlah, “orang jarang terbuka ketika mereka dicatat.
4. Kegiatan yang Dilakukan Konselor dalam Teknik Paraphrase
Menurut Sofyan Willis, 2007: 188
• Dengan teliti mendengarkan pesan utama konseli.
• Menyatakan kembali pada konseli dengan ringkas, sederhana, dan bahasa
yang mudah.
• Mengamati apakah konseli memberi respon yang tegas terhadap pernyataan
konselor atas apa yang diungkapkan konseli.
5. Modalita
• Nampaknya yang Anda kaatkan …,
• Jika Anda berpikiran bahwa Anda…,
• Menurut Anda…,
• Anda mengatakan bahwa Anda.....
6. Contoh
Konseli : “Saya bingung bu. Teman kos saya semuanya menjauhi saya,
saya bertengkar dengan teman sekamar saya, pacar saya
mendiamkan saya bu dan yang lebih parah lagi orang tua sayapun
juga cuek sama saya bu..”
Konselor : “Jika anda berfikiran bahwa semuanya menjauhi anda dari teman
kos anda, anda bertengkar dengan teman sekamar anda, dan orang
tua andapun tidak perhatian dengan anda”

B. Teknik Restatement
1. Definisi
Restatement (pengulangan) adalah keterampilan yang digunakan oleh
konselor untuk mengulang atau menyatakan kembali pernyataan klien yang
dianggap penting.
Pengertian lain dari Sunardi bahwa restatement adalah suatu ulangan dari
pikiran atau perasaan konseli yang penting yang diungkapkan konseli
sebelumnya. Adapun hal-hal yang diulangi adalah isi dari pernyataan konseli atau
disebut juga dengan restatemant of content. Kemampuan konselor untuk
mengulangi isi pesan konseli atau uraian kata-kata pernyataan konseli adalah
suatu permulaan dari proses mendengarkan
Teknik yang digunakan konselor untuk mengulang/ menyatakan kembali
pertanyaan konseli (bagian keseluruhan) yang dianggap penting. Disebut juga
pemantulan isi (reflection of content).
2. Tujuan
Tujuannya Restatement adalah untuk menemukan kembali inti dari
masalah yang disampaikan oleh klien. Tujuan lain adalah sebagai berikut:

• Menyatakan kepada konseli bahwa konselor bersama konseli, bahwa konselor


mencoba mengerti apa yang konseli katakan,
• Untuk merealisasikan komentar konseli dengan mengulang apa yang telah
konseli katakan dalam cara-cara yang lebih tepat.
• Untuk mengecek persepsi konselor sendiri, tujuannya untuk meyakinkan
bahwa konselor mengerti apa yang digambarkan konseli.
3. Cara Melakukan Restatement
Cara yang dapat dilakukan oleh konselor dalam menggunakan restatement adalah:
➢ Pengulangan harus sama persis dengan pernyataan klien, tidak boleh
menambah atau menguranginya.
➢ Pengulanagan apa adanya, tanpa mengubah kata-katanya, kecuali kata ganti
pelaku.
➢ Memilih pesan yang terpenting diantara sejumlah pesan yang ada.
➢ Menggunakan nada dan irama serta intonasi yang berbeda.
4. Hal yang perlu di perhatikan dalam Restatement
Pengulangan harus persis dengan isi pernyataan konseli, tidak boleh
menambah atau mengurangi, Intonasi yang digunakan konselor hendaknya
variatif dengan memperhatikan pernyataan konseli, dengan kata lain bentuk
pengulangan dinyatakan dengan intonasi yang berbeda dan dalam bentuk
pertanyaan.
5. Modalita
Modalita: Menggunakan pengulangan kata atas apa yang dikatakan konseli.
6. Contoh
Konseli : “Bu, saya bingung dengan pacar saya bu, dia tidak pernah sms
saya,telfon jarang, dia jarang memperhatikan saya bu”
Konselor : “Pacarmu jarang perhatian?”

C. Teknik Interpretation
1. Definisi
Digunakan oleh konselor yang ingin “membawa” atau ‘ menyampaikan”
ide kepada kelompok. Mungkin sekali interpretasi itu tidak tepat, namun dapat
diarahkan untuk menstimulasi diskusi lebih lanjut dan mendorong/menguatkan
kemampuan individual untuk boleh tidak sepakat dengan konselor. Interpretasi
merupakan suatu teknik menyampaikan arti dari pesan yang disampaikan oleh
konseli. Dalam membuat interpretasi, konselor akan membuka suatu pandangan
baru atau penjelasan mengenai sikap dan tingkah laku interpretasi seperti
mengajukan pertanyaan mengenai hipotesa mengenai hubungan atau mengenai
arti suatu tingkah laku yang harus dipikirkan oleh konseli.
Interpretasi adalah keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor
dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan/diduga dan dimengerti
dengan dikomunikasikan pada klien. Selain itu dalam interpretasi konselor
menggali arti dan makna yang terdapat dibelakang kata-kata klien atau
dibelakang perbuatan/tindakan yang telah diceritakannya.
2. Tujuan
• Membantu konseli memeriksa kembali tingkah laku mereka.
• Membantu klien lebih memahami diri sendiri bilamana kien bersedia
mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka.
• Mengembangkan hubungan menyehatkan melalui dorongan pengungkapan
diri konseli. Mengembangkan hubungan yang baik melalui
pengkomunikasian yang baik dan menyenangkan konseli.
• Mengenali hubungan sebab akibat di antara pesan dan perilaku eksplisit dan
implisit konseli.
• Membantu konseli mengkaji tingkah laku, pemikiran-pemikiran, dari sudut
tinjauan lain dengan penjelasan lain.
• Memotivasi konseli menggantikan pemikiran merusak diri atau tingkah laku
tidak efektif.
3. Jenis-jenis
a) Pengecekan Informasi
Teknik yang dipakai jika terjadi kegagalan dalam menangkap pesan
eksplisit arti konseli.
b) Interpetasi Tunggal
Teknik untuk mengklarifikasi makna tunggal terhadap satu pesan atau
ungkapan konseli.
c) Intrepetasi ganda
Teknik untuk mengklarifikasi makna ganda terhadap pesan atau
ungkapan konseli.
4. Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik interpretasi
• Sebaiknya konselor mengemukakan lebih dahulu kata-kata atau tindakan klien
yang melandasi pemberian interpretasi baru.
• Konselor menawarkan interpretasinya sebagai kemungkinan dengan disertai
permintaan umpan balik, sehingga klien bebas untuk menerima atau
menolaknya.
• Dalam interpretasi, konselor harus menaruh perhatian kepada anggota yang
lain terutama anggota yang pasif atau yang datang dengan latar belakang
keluarga yang tidak mengizinkan seorang anak tidak setuju dengan pendapat
orang tua. Ini akan menempatkan konseli pada posisi yang sulit. Interpretasi
sebaiknya tepat, bilamana keliru konselor harus tahu letak kekeliruannya
kemudian meralatnya.
5. Modalita
• Anda mengatakan tadi bahwa…
• Dari keterangan saudara...
• Dari uraian barusan...
• Sepertinya anda...
• Mencakup semua...
• Dilihat dari prilaku dan perkataan anda, sepertinya...
6. Contoh
a) Pengecekan informasi
Konseli :“Ibu, saya bingung, dengan keadaan saya,
saya berusaha menghemat keuangan, tapi setiap saya
melihat ini…itu…saya jadi ingin memilikinya, ya jadinya
saya membellinya…jadinya saya itu hampir setiap bulan kehabisan
uang…”
Konselor :“Dari keterangan barusan, apakah anda
bermaksud mengatakan kalau anda itu tidak
bisa mengatur keuangan anda sendiri”.
b) Interpetasi tunggal
Konseli : “Ibu, saya bingung. Setiap saya berusaha menghemat uang, tapi
tiba-tiba uang saya habis dan saya ,dan saya tidak tahu
uangnya saya gunakan untuk apa…jadinya saya itu hampir setiap
bulan kehabisan uang…
Konselor : “Dari uaraian barusan,anda bermaksud mengatakan, kalau anda
itu bermasalah dengan manajemen keuangan”.
c) Intrepetasi ganda
Konseli :“Bapak, saya bingung, setiap saya berusaha
menghemat keuangan, tapi tidak tahu uang saya selalu
habis, dan saya tidak tahu uangnya saya gunakan untuk apa…
tapi yang saya ingat teman-teman yang membuat saya menjadi
seperti ini…. jadinya saya itu hampir setiap bulan kehabisan
uang.”
Konselor : “Dari keterangan saudara, anda mengatakan pengeluaran boros
itu selain karena anda itu tidak bias memanajemen kuangan
juga karena teman-teman anda”
BAB 3

KESIMPULAN

Keterampilan dasar konseling merupakan suatu hal yang harus dikuasai dan
dimplementasikan konselor dalam melakukan proses konseling. Dengan keterampilan tersebut,
maka akan membantu konselor dalam keefektifan membangun hubungan yang membantu
helping relationship). Teknik konseling yang digunakan dengan baik, akan menghasilkan sesuatu
yang baik, yaitu tercapainya tugas perkembangan dan terselesaikannya permasalah yang dialami
konseli.
Paraprashing (paraphrase) yaitu keterampilan konselor untuk menggunakan kata-kata dalam
menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan klien. Restatement (pengulangan) adalah
keterampilan yang digunakan oleh konselor untuk mengulang atau menyatakan kembali
pernyataan klien yang dianggap penting. Tujuannya restatement adalah untuk Menemukan
kembali inti dari masalah yang disampaikan oleh klien. Sedangkan tujuannya paraprashing
(paraphrase) yaitu memberi arahan jalannya wawancara konseling dan menyatakan kembali
ungkapan klien.

Interpretasi adalah keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor dimana berarti atau
karena tingkah laku klien ditafsirkan/diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien.
Tujuan teknik interpretation yaitu membantu konseli memeriksa kembali tingkah laku mereka
dan membantu klien lebih memahami diri sendiri bilamana kien bersedia mempertimbangkannya
dengan pikiran terbuka.
DAFTAR PUSTAKA

Raka,Joni,T,dkk.2007. Penajaman Teknik Konseling & Psikoterapi. Universitas Negeri Malang:


Program Pasca Sarjana

Sugiharto, DYP & Mulawarman.2007.Buku Ajar Psikologi Konseling.Semarang : Jurusan


bimbingan dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: UNNES PRESS

Latifah, L. RPS Buku ajar Keterampilan Dasar Konseling.

Fauzan,L.dkk.2008.Teknik-Teknik Komunikasi untuk Konselor:UPTBK UM

Astuti, B. (2012). Modul konseling individual. Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Fakultas Ilmu Pendidikan, FIP UNY, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai