Anda di halaman 1dari 12

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling

Kelompok
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah “Bimbingan dan Konseling Kelompok”

Dosen Pengampu:
Drs. R. Arlizon, M.Pd.
Donal, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Maisa Nabila Harista 2105126519
Mustahib Ahmad 2105126518
Puji Lestari 2105125088
Regita Cahyaningsih 2105113133

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
Pekanbaru
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya lah pemakalah
dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berujudul Aspek-Aspek
Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Bimbingan dan
Konseling Kelompok” Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Unversitas Riau.
Ucapan terimakasih tim pemakalah sampaikan kepada dosn pengampu mata
kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok, yaitu Drs. R. Arlizon, M.Pd. dan Donal,
S.Pd.,M.Pd. karena atas pemberian tugas makalah ini bisa memberikan pengetahuan
serta ilmu yang lebih banyak tentang aspek-aspek operasional yang terdapat dalam
bimbingan dan konseling kelompok.
Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan pemakalah berharap ketidaksempurnaan tersebut bisa menjadi
bahan perbaikan di masa yang akan datang.

Pekanbaru, 30 September 2022

Tim Pemakalah

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Pendahuluan ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................. 1
1.4 Sistematika Penulisan Makalah ...................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Aspek Teknis Operasional Bimbingan dan Konseling Kelompok ................. 3
BAB IV ......................................................................................................................... 8
PENUTUP ..................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan disekolah
adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan layanan
yang diselenggarakan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan. Sedangkan menurut
Prayitno dan Amti (2004 : 309) bimbingan kelompok merupakan layanan
bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Sehingga dengan
dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok, siswa dapat memperoleh
pengalaman, pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan perilaku sosial
siswa di sekolah.
Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada
individu-individu melalui kelompok. Alasan kenapa menggunakan layanan
bimbingan kelompok adalah karena tidak dapat dipungkiri, pengaruh teman
sebaya kepada seorang anak begitu tinggi. Bahkan, sering kali lebih tinggi
dibandingkan dengan pengaruh kedua orang tuanya atau guru-gurunya.
Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik secara
mendalam akan medorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan,
keaktifan dan sikap yang menunjang diwujudkannya dalam tingkah laku yang
lebih efektif, siswa sebagai anggota kelompok saling berinteraksi, saling
mengungkapkan pendapatnya membahas topik yang ada dalam bimbingan
kelompok sehingga keaktifan dari siswa sangat dibutuhkan dalam melaksanakan
kegiatan bimbingan kelompok.
Melalui layanan bimbingan kelompok keaktifan siswa dapat terbina dan
berkembang. Dengan layanan bimbingan kelompok diharapkan siswa dapat
mengikuti diskusi dengan baik. Sebab yang mendasari siswa mengalami
kesulitan dalam diskusi kelompok antara lain karena kurangnya kemampuan
dalam berkomunikasi serta bersosialisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini disusun dengan rumusan msalah sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk-bentuk aspek operasional dalam bimbingan dan konseling
kelompok?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui aspek-aspek operasional dalam bimbingan dan konseling
kelompok
1.4 Sistematika Penulisan Makalah
Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, pembahasan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 1


2. Bab II Pembahasan, menjelaskan tentang Konsep Kepribadian yang
pembahasannya dibuat menjadi dua sub judul, yaitu :
a. Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok

3. Bab III Penutup, memaparkan kesimpulan dan saran dari materi yang telah
dijelaskan.

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 2


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Teknis Operasional Bimbingan dan Konseling Kelompok
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru Bk/Konselor dalam aspek teknis
operasional layanan bimbingan dan konseling kelompok,yaitu: tujuan yang
dicapai, mulai dari merekrut anggota, melakukan penyaringan dan pemilihan
anggota, menentukan ukuran dan durasi dari kegiatan kelompok, memprediksi
frekuensi dan waktu pertemuan, membuat struktur dan format kelompok,
memilih metode atau pendekatan, melakukan pengkategorian kelompok sampai
dengan prosedur tindak lanjut dan evaluasi. (Corey, & Corey, 2010: 113).

A. Tujuan yang di Capai


Bimbingan kelompok dan konseling kelompok memiliki tujuan bersama
untuk pengembangan peserta didik. Akan tetapi, bimbingan kelompok lebih
diarahkan kepada pembahasan masalah atau topik-topik umum dan memiliki
tujuan akhir agar topik tersebut dapat bermanfaat bagi perkembangan
komunikasi dan sosial peserta didik. Sedangkan konseling kelompok lebih
berorientasi kepada pemecahan masalah pribadi yang di alami oleh masing-
masing anggota kelompok. Serta masing-masing anggota kelompok
memiliki peran untuk berpartisipasi aktif dalam dinamika interaksi social
membahas permasalahan umum tertentu (bimbingan kelompok) dan
membantu memecahkan masalah teman kelompok (konseling kelompok).

B. Pembentukan Kelompok
Perhatian yang cermat dalam tahap pembentukan kelompok memiliki
keterkaitan yang penting dengan hasil-hasil yang akan dicapai oleh kegaitan
bimbingan dan konseling kelompok. Menurut Prayitno, (2012 : 165) bahwa
kelompok untuk layanan bimbingan kelompok dan/atau konseling kelompok
dapat dibentuk melalui pengumpulan sejumlah individu (siswa dan individu
lainnya) yang berasal dari:
a) Satu kelas siswa yang dibagi ke dalam beberapa kelompok.
b) Kelas-kelas siswa yang berbeda dihimpun dalam sau kelompok, dan;
c) Peserta dari lokasi dan kondisi ynag berbeda di kumpulkan menjadi satu
kelompok.
Pengelompokan individu itu dibentuk dengan memperhatikan aspek-
aspek relatif homogenitas dan heterogenitas sesuai dengan tujuan layanan
serta hasil need assesment, himpunan data dan sumber-sumber lainnya yang
dapat menjadi pertimbangan dalam pembentukan kelompok. Penempatan
seseorang dalam kelompok tertentu dapat merupakan penugasan, penetapan
secara acak, ataupun pilihan bebas individu yang bersangkutan. Dalam pada
itu, seseorang atau lebih dapat ditempatkan dalam kelompok tertentu untuk

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 3


secara khusus memperoleh layanan bimbingan kelompok dan/atau konseling
kelompok.

C. Jarak dan Posisi Duduk


Brown (1994: 64) menyatakan bahwa tempat duduk harus senyaman
mungkin tanpa meja sebagai pengahalang. Jarak tempat duduk anatar
anggota satu dengan yang lainnya diupayakan tidak terlalu lebar atau terlalu
rapat. Jarak duduk ideal dalam kegaitan bimbingan dan konseling kelompok
adalah ± 30 cm diukur dari jarak bahu antar anggota kelompok dan dapat
disesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu. Pada umumnya, Layanan
bimbingan kelompok dan konseling kelompok dilakukan dengan cara duduk
melingkar. Adapun tujuan dari duduk melingkar yaitu:
a) Dapat merespon pendapat teman dalam anggota kelompok dengan tepat;
b) Dapat menimbulkan rasa empati sesama anggota kelompok
c) Saling menumbuhkan motivasi, dan;
d) Menimbulkan emosi dan semangat anatar anggota kelompok.

D. Besaran Peserta
Ukuran dan jumlah yang diinginkan untuk kegiatan bimbingan dan
konseling kelompok tergnatung pada faktor-faktor seperti usia konseling,
tingkat pendidikan, jenis maslah, dan lain-lain sebagainya. Secara umum,
kelompok harus memiliki cukup banyak orang untuk menciptakan interaksi
yang mendalam anataranggota kelompok.
Corey, (2017: 75) menjelaskan bahwa jumlah peserta bimbingan dan
konseling kelompok yang ideal adalah 8 (delapan) orang dan kelompok-
kelompok dengan anak kecil dilakukan seperti 3-4 (tiga sampai empat)
orang. Sementara itu menurut Prayitno (2012 : 158) menyebutkan jumlah
peserta yang lebih efektif dalam kegiatan bimbingan dan konseling
kelompok yaitu sebanyak 10 (sepuluh) orang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa peserta kegiatan bimbingan dan konseling kelompok
yaitu sebanyak 8-10 (delapan sampai 10) orang.

E. Variasi dan Karakteristik Peserta


Perubahan yang intensif dan mendalam memerlukan sumber-sumber
yang bervariasi. Layanan bimbingan dan konseling kelompok memerlukan
anggota kelompok yang dapat menjadi sumber-sumber yang bevariasi untuk
membahas suatu topik atau memecahkan masalah tertentu. Dahulu terdapat
anggapan bahwa bimbingan kelompok atau konseling kelompok harus
diikuti oleh para peserta yang berkondisi sama dan mengalami masalah yang
sama. Saat ini pendapat tersebut tidak lagi relevan. Dinamika kelompok yang

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 4


kaya dan bersemangat meemerlukan kondisi anggota kelompok yang relatif
heterogen, sehingga terjadi proses saling memberi dan menerima, saling
mengasah, saling merangsang dan merespon berkenaan dengan materi yang
bervariasi. Dengan dinamika yang demikian itu setiap anggota kelompok
diharapkan memperoleh hal-hal baru bagi peningkatan kualitas dirinya
sebagai hasil layanan.
Menurut Corey, (2012:75) bahwa konselor/pemimpin kelompok
harus mampu memutuskan komposisi peserta kegiatan bimbingan dan
konseling kelompok yang diselenggarakan. Kegiatan bimbingan dan
konseling kelompok wajib memperhatikan aspek homogenitas dan
heterogenitas peserta kegaitan. Homogenitas yaitu terdiri dariorang-orang
yang memiliki kesamaan, misalnya usia (anak-anak, remaja, atau untuk
orang tua), atau berdasarkan kepentingan bersama atau maslaah. Maksud
dari pembentukan kelompok homogen yaitu untuk mendorong terciptanya
ikatan yang kuat antar anggota kelompok.
Setelah homogenitas relatif terpenuhi, maka kondisi heterogen
diupayakan, terutama terkait dengan permasalahan yang hendak dibahas
dalam kelompok. Apabila yang hendak diahas adalah permaslahan “tinggal
kelas” misalnya, maka peserta kelompok hendaklah campuran dari mereka
yang tinggal kelas dan tidak tinggal kelas. Dengan kondisi seperti itu,
mereka yang tinggal kelas akan mendapat bahasan dan masukan dari mereka
yang tidak tinggal kelas,sedangkan mereka yang tidak tinggal kelas di satu
sisi, dan di sisi lain dapat mengantisipasi serta meneguhkan diri untuk tidak
tinggal kelas. Demikian juga untuk berbagai permasalahan, memerlukan
kondisi heterogenitas anggota kelompok dalam layanan bimbingan
kelompok dan konseling kelompok (Prayitno, 2012:160).

F. Tempat Pelaksanaan
Aspek teknis operasional yang tidak kalah penting dalam kegaitan
bimbingan dan konseling kelompok yaitu menyangkut tempat pelaksaan
kegiatan. Menurut Prayitno (2012: 183) bimbingan dan konseling kelompok
diselenggarakan di tempat-tempat yang cukup nyaman bagi para peserta,
baik di dalam ruangan maupundi luar ruangan. Dalam memilih tempat
pelaksanaan bimbingan dan konseling kelompok konselor/pemimpin
kelompok harus mempertimangkan keamanan (fisik) tingkat kenyamanan
(psikologis) dan sedapat-dapatnya menjamin asas-asas layanan bimbingan
dan konseling kelompok utamanya asas kerahasiaan. Pada umumnya
pemilihan tempat di dalam ruangan untuk kegaitan konseling kelompok,
sedangkan di luar ruangan untuk kegiatan bimbingan kelompok.

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 5


G. Penggunaan dan Pemilihan Bahasa
Dalam pelaksaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling kelompok
maka konselor/pemimpin kelompok perlu memperhatikan penggunaan dan
pemilihan bahasa. Hal tersebut sangat terkait dengan nilai, ras dan bahasa itu
sendiri dikemas dan disajikan kepada konseli/anggota kelompok demi
menyukseskan kegiatan layanan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok. Bahasa dengan istilah-istilah “asing” atau ”akademik” mungkin
cocok dengan konseli/anggota kelompok dalam rentang usia dewasa dan
mengenyam pendidikan yang baik.
Sebaliknya, konselor/pemimpin kelompok tidak cocok menyajikan
istilah-istilah tersebut bagi karakteristik konseli/anggoa kelompok yang
kurang bahkan tidak memahmi hal tersebut. Apabila istilah-istilah “asing”
atau “akademik” memang harus untuk disebutkan, sebaiknya
konselor/pemimpin kelompok juga menjelaskan arti dari atau makna (kalau
bisa dengan contoh konkritnya) dari istilah tersebut agar mudah dipahami
oleh konseli/anggota kelompok.

H. Alokasi Waktu
Layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok dapat
diselenggarakan pada waktu yang fleksibel. Artinya, waktu layanan ini
disesuaikan dengan kesepakatan anatara konselor/pemimpin kelompok
dengan anggota kelompok, baik terjadwal maupun tidak terjadwal. Waktu
penyelenggaraan untuk layanan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok sekitar 1-2 jam/pertemuan. Pertemuan pertama (sesi pertama)
bimbingan kelompok atau konseling kelompok biasanya memakan waktu
yang lebih lama untuk tahap pembentukan, dan sesi-sesi berikutnya lebih
didominasi oleh tahapan kegaiatan.
Lama atau sebentarnya frekuensi waktu tergantung dengan sudah atau
belum tercapainya tujuan bimbingan dan konseling kelompok. Bimbingan
kelompok sudah bisa di akhiri atau di cukupkan apabila anggota kelompok
telah ada perkembangan, pendalaman, atau pemahaman terhadap topik yang
dibahas. Sedangkan pada konseling kelompok, sudah bisa di akhiri atau
dicukupkan apabila anggota kelompok sudah perkembangan, pendalaman,
dan penuntasan masalah sesame anggota kelompok.

I. Evaluasi
Evaluasi adalah sebuah proses penilaian terhadap layanan bimbingan dan
konseling kelompok yang telah dilaksanakan. Seperti halnya menilai
seberapa efesien dan efektif layanan tersebut dalam mengembangkan
pribadi peserta didik atau seberapa efektifnya layanan tersebut membantu

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 6


peserta didik dalam memecahkan atau mengentaskan masalahnya. Dalam
bimbingan dan konseling kelompok, hal yang harus dievaluasi, yaitu:
a. Evaluasi proses: keterlibatan anggota
b. Evaluasi isi:
a) Kedalaman pembahasan (bimbingan kelompok)
b) Kedalam dan ketuntasan pembahasan (Konseling kelompok)
c. Evaluasi dampak:
a) Pemahaman dan dampak kegiatan terhadap anggota (anggota
kelompok)
b) Sejauh mana anggota yang masalah pribadinya dibahas merasa
mendapatkan alternatif pemecahan masalah (Konseling kelompok)

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 7


BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan kelompok dan konseling kelompok adalah layanan dalam
bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk mengembangkan komunikasi dan
sosial kelompok serta mengentaskan permasalahan pribadi dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Untuk itu, terdapat beberapa aspek teknis
operasional didalamnya. Aspek operasioanal adalah arah atau bagian yang
menjadi pedoman dalam melakukan bimbingan dan konseling kelompok.
Adapun beberapa aspek teknis operasional bimbingan dan konseling kelompok,
yaitu tujuan yang di capai, pembentukan kelompok, jarak dan posisi duduk,
besaran peserta, variasi dan karakteristik peserta, tempat pelaksanaan,
penggunaan dan pemilihan bahasa, alokasi waktu dan evaluasi.

3.2 Saran
Telah kita ketahui bahwa dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
kelompok, ada beberapa aspek atau bagian yang harus diperhatikan, sehingga
aspek-aspek tersebut harus menjadi pedoman bagi guru BK atau konselor
dalam melaksanakan bimbingan dan konseling kelompok.
Pemakalah menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat beberapa kesalahan, oleh karena itu pemakalah harap adanya saran dan
kritik untuk pembuatan makalah kedepannya.

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 8


DAFTAR PUSTAKA

Folastri, Sisca., & Rangka, Itsar B. 2016. Prosedur Layanan Bimbingan &
Konseling Kelompok. Bandung : Mujahid Press.

Prayitno, dkk. 2017. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok.


Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Aspek-Aspek Operasional dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok | 9

Anda mungkin juga menyukai