Dosen Pengampu :
Dra. Tri Umari, M.Si.
Donal, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan berkat
dan rahmat-Nya lah pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok
yang berjudul “AUM UMUM (SLTP dan SMU)”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Asesmen Teknik
Test dan Non-Test” di program studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas
Riau.
Ucapan terima kasih pun pemakalah sampaikan kepada dosen pengampu
mata kuliah yaitu Ibu Dra. Tri Umari M.Si. dan Bapak Donal, S.Pd., M.Pd. karena
atas pemberian tugas makalah ini pemakalah bisa lebih banyak memperoleh ilmu
dan pengetahuan khususnya tentang AUM UMUM (SLTP dan SMU.
Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, namun pemakalah berharap dengan ketidak sempurnaan
tersebut bisa menjadi bahan perbaikan di masa yang akan datang.
Tim Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Pengadministrasiannya ................................................................... 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1.3 Bidang Masalah AUM UMUM
Berikut adalah bidang-bidang masalahnya, untuk format SLTP, SLTA,
Mahasiswa, dan Masyarakat Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk
mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien. Kesepuluh
bidang masalah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Jasmani dan Kesehatan (JDK)
b. Diri Pribadi (DPI)
c. Hubungan Sosial (HSO)
d. Ekonomi dan Keuangan (EDK)
e. Karir dan Pekerjaan (KDP)
f. Pendidikan dan Pelajaran (PDP)
g. Agama, Nilai, dan Moral (ANM)
h. Hubungan Muda-Mudi (HMM)
i. Keadaan dan Hubungan dalam Keluargha (KHK)
j. Waktu Senggang (WSG)
2.1.4 Tingkat Kesahihan dan Keterandalan AUM UMUM
Sebagai contoh kesahihan dan keterandalan memakai format mahasiswa.
Kesahihan AUM diperiksa dengan mencocokkan jenis-jenis masalah yang
dikemukakan oleh siswa tanpa mempergunakan AUM (yaitu dengan menuliskan
masalah- masalah itu pada secarik kertas kosong) dengan masalah-masalah siswa
yang sama yang dinyatakan melalui AUM. Prosedur menuliskan jenis-jenis
masalah pada kertas kosong dilakukan sebelum siswa yang bersangkutan mengisi
AUM . Dengan cara tersebut, indeks kecocokan yang diperoleh adalah antara 78
% s.d 86 % Keterandalan AUM diperiksa melalui prosedur “tes-retest”. Dalam
prosedur ini, jarak pengadministrasian AUM yang pertama dan yang kedua adalah
antara 2-3 hari. Hasil pengadministrasian pertama dan kedua untuk siswa yang
sama diperbandingkan, untuk melihat apakah masalah-masalah yang terungkap
melalui peng-administrasian yang pertama tetap muncul pada peng-administrasian
kedua. Dengan prosedur demikian itu, tingkat keajegan ke-munculan masalah
pada pengadministrasian yang pertama dan kedua adalah anatar 75 % s.d 85%.
2.1.5 Pengertian dan Tujuan
AUM Umum adalah alat untuk mengungkapkan masalah – masalah umum.
Instrument ini cukup sederhana dan mudah untuk mengkomunikasikan berbagai
masalah yang dialami (calon) klien kepada personil yang akan membantunya,
seperti dosen pembimbing ataupun konselor. AUM terbagi 2, yaitu :
a. AUM untuk mengungkapkan masalah – masalah umum, yaitu AUM
Umum
b. AUM untuk mengungkapkan masalah – masalah khusus, yaitu yang
berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar dan
mengajar, yaitu AUM Belajar (PTSDL).
Alat yang dikenal dengan AUM ini dibentuk dalam :
a. Format 1 untuk mahasiswa
3
b. Format 2 untuk siswa SLTA
c. Format 3 untuk siswa SLTP
d. Format 4 untuk siswa SD
e. Format 5 untuk anggota masyarakat
AUM Umum memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut.
a. Untuk mengungkapkan masalah seseorang secara umum
b. Untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah pribadi dan masalah
berat yang dialami siswa
c. Untuk mengetahui masalah kelompok di kalangan siswa sesuai dengan
bidang masalah
2.1.6 Pengadministrasian
AUM U-2 dapat di administrasikan kepada siswa, baik secara perorangan,
kelompok, ataupun klasikal. Beberapa hal pokok yang perlu mendapat penekanan
dalam pelaksanaan pengadministrasian adalah :
a. Petunjuk pengerjaan. Petunjuk pengerjaan ini di bacakan sepenuhnya oleh
penyelenggaraan administrasi aum. Agar siswa memperoleh pemahaman
yang lengkap, serta kegunaannya dalam rangka pelayanan bimbingan
konseling maka petunjuk ini dapat di perluas pengisiannya dengan disertai
berbagai usulan dan contoh – contoh.
b. Lembaran jawaban terpisah. Pada pengisian jawaban, siswa atau pengisi
aum akan diberikan lembaran jawaban terpisah. Pada saat pengisian
lembaran jawaban, buku aum yang diberikan tidak boleh dirusak ataupun
hanya sekedar menandai dengan alat tulis apapun.lembaran serta buku
aum akan dikumpulkan kembali kepada penyelenggara aum dengan utuh.
c. Waktu untuk penyelenggaraan. Aum bukanlah alat ukur. Oleh karena itu
waktu yang disediakan untuk mengerjakannya tidaklah ketat. Untuk
memberikan penjelasan tentang aum hal – hal yang terkait dengannya
(seperti kegunaannya dalam pelayanan bimbingan konseling) mungkin
akan diperlukan waktu yang cukup lama. Apabila kalau di sertai
pemberian contoh dan Tanya jawab. Hal – hal yang perlu di perhatikan
dalam pengisian aum adalah, siswa diminta untuk :
Bekerja untuk seteliti mungkin :
Semua item dibaca dan di pertimbangkan keadaannya pada diri
sendiri.
Semua jawaban pada lembaran aum dijawab dengan sungguh –
sungguh hendaknya.
Bekerja cepat dan tidak membuang – buang wajawa
d. Pengumpulan lembar jawaban. Satu hal yang amat penting adalah semua
lembaran jawaban harus dijaga kerahasiaannya. Lembaran jawaban dari
siswa tersebut hanya guru pembimbinglah yang bisa mengakses lembaran
jawaban tersebut. Jika ada lembaran jawaban yang lama, atau siswa
tersebut tidak lagi berada dalam sekolah tersebut, harus dimusnahkan,
karena tidak akan digunakan lagi dalam pengaksesan data siswa tersebut.
4
e. Frekuensi pengadministrasian. Aum di administrasikan pada setiap awal
pergantian semester, dan pada setiap tingkatan kelas sebaiknya siswa
diberikan pelayanan untuk pengisian aum. Akan sangat ideal jika
permasalahan siswa dapat terungkapkan setiap pergantian semester dan
secara langsung tanpa adanya penundaan waktu sebagaimana yang
diharapkan. Penyelenggaraan layanan seperti ini paling tidaknya harus di
selenggarakan dalam tempo satu tahun sekali.
5
format data individual untuk semua siswa dalam satu kelas , kemudian dicari
jumlah keseluruhan , persentase dan rata - ratanya . Dari pengolahan ini akan
diketahui :
a. Jumlah keseluruhan masalah ( dalam bidang masalah masing - masing )
yang dialami siswa dalam satu kelas , jumlah masalah tertinggi dan
terendah serta persentasenya;
b. Jumlah rata - rata masalah yang dialami per – siswa;
c. Jumlah masalah yang berat dan jumlah rata - ratanya per – siswa;
d. Gambaran menyeluruh ( dalam kelas itu ) tentang kepada siapa para siswa
ingin membicarakan masalah - masalah mereka itu. Tidak seperti
pengolahan data individual , data kelompok tersebut diatas bersifat tidak
serahasia data individual ; namun demikian, data itu tidak perlu
diumumkan ataupun diletakkan disembarang tempat, atau dibicarakan
secara bebas dengan siapapun juga. Data kelompok itu tetap perlu
disimpan dan dipelihara secara rapi.
6
119. Tidak mempunyai kawan akrab untuk bersama-sama mengisi waktu
senggang.
Siswa yang mengalami masalah-masalah seperti itu perlu disalurkan
atau ditempatkan ke dalam kelompok atau lingkungan atau suasana
tertentu. Dalam suasana yang baru itu diharapkan mereka terangsang,
tertantang, dan mem-peroleh kesempatan yang lebih luas lagi untuk
mengembang-kan diri. Layanan penempatan/penyaluran itu dapat
dilaksanakan melalui format kelompok (yaitu apabila kelompok menjadi
wahana penempatan/ penyaluran) atau format individual (yaitu apabila
diselenggarakan per-siswa, seperti: seorang siswa yang kurang meminati
suatu program Pelajaran khusus tertentu disalurkan ke program lain).
2.3.2 Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten pada dasarnya membantu siswa dalam
menguasai keterampilan atau kompetensi dalam kehidupan sehari-hari dan
kebutuhan khusus siswa dalam kesepuluh bidang permasalahan yang tercakup di
dalam AUM ini. Sesuai dengan sifat penyelenggaraannya, layanan ini mengacu
kepada pengembangan kompetensi yang dimaksud serta untuk memenuhi
kebutuhan yang dirasakan oleh siswa dalam kehidupannya yaitu kehidupan sehari-
hari dan masa depannya. Layanan ini dapat mengikuti format klasikal (yaitu kalau
seluruh siswa dalam satu kelas mengikuti layanan), atau format kelompok (yaitu
kalau pe-nyelenggaraannya berlangsung dalam kelompok-kelompok terbatas),
atau format individual (yaitu kalau layanan itu dijalani oleh mahasiswa secara
perorangan).
2.3.3 Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan diselenggarakan selalu dalam format
individual. Dalam pertemuan interpersonal yang sangat intens itu semua masalah
yang menjadi kandungan item-item AUM Umum itu dapat dibicarakan. Bahkan
masalah-masalah lain yang belum termunculkan melalui AUM pun dapat
dibicarakan dalam konseling perorangan. Masalah mana yang akan didahulukan
dan sangkut paut masalah yang satu dengan lainnya sangat tergantung pada apa
yang dirasakan dan menjadi tujuan siswa yang bersangkutan.
2.3.4 Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Kedua jenis layanan yang tersebut terakhir itu selalu di-selenggarakan dalam
format kelompok. Layanan bimbingan kelompok membahas topik-topik umum
yang disepakati bersama oleh seluruh anggota kelompok dan berguna bagi
perkembangan seluruh anggota kelompok itu; sedangkan konseling kelompok
membicarakan masalah individual yang dialami anggota kelompok untuk
membantu pemecahan masalah tersebut. Topik-topik mana yang akan dibahas
(dalam bimbingan kelompok) diserahkan kepada para anggota kelompok di bawah
bimbingan konselor. Jika diperlukan, dalam bimbingan kelompok dan konseling
kelompok dapat dibicarakan topik atau masalah yang berada di luar atau tidak
muncul melalui AUM Umum.
7
2.4 Pemanfaatan Hasil Pengolahan AUM UMUM
Pemanfaatan hasil Aum Umumyang dilakukan oleh guru BK semestinya
sesuai dengan prosedur pemanfaatan hasil AUM standar, jika hal ini dilakukan
dengan efektif maka akan memiliki dampak positif bagi peserta didik dan sebagai
acuan oleh guru BK dalam membuat program agar sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Sebagaimana Prayitno (2012:299) menyatakan bahwa hasil AUM
yang telah diperoleh dari pengadministrasian instrumen hendaklah dimanfaatkan
jangan sampai hasil tersebut sia-sia saja. Lebih lanjut penggunaan hasil
instrumentasi merupakan tugas dan tanggung jawab guru BK, hal ini
dikemukakan Prayitno (2012: 230) sesuai tugas dan tanggung jawab guru BK
sangat berkepentingan dengan penggunaan hasil-hasil instrumentasi, mulai dari
a. perencanaan program kegiatan konseling, dalam
b. penyelenggaraan layanan sampai kepada
c. evaluasi hasil dan proses layanankonseling.
Konselor mengintegrasikanpenggunaan instrumen dan hasil-hasilnyadalam
ketiga kegiatan pokok itu.Selama ini yang terjadi masih ada sebagian guru BK
dalam pemanfaatanhasil AUM belum memenuhi prosedur yang dimulai dengan
prosedur perencanaan program kegiatan konseling, penyelenggaraan layanan, dan
evaluasi hasil layanan konseling. Hal ini berdampak terhadap Belum maksimal
terentasnya masalah Siswa. Dampak-dampak yang Ditimbulkan tergantung
bagaimana guru BK tersebut dalam memanfaatkan hasil AUM secara efektif.
Adapun hal-hal Positif dan negatif seperti:
a. Hal positif
Guru BK memebrikan AUM kepada Peserta didik dan mengolah AUM
serta Memberikan layanan selanjutnya Menindak lanjuti dalam program
yang Akan datang misalnya:
Perencanaan Program kegiatan konseling,
Penyelenggaraan layanan sampai kepada,
Evaluasi hasil dan proses layanan Konseling.
b. Hal negatif
Masih ada guru BK mengolah AUM Hanya sebagian dan belum
Memanfaatkan hasil AUM secara Optimal hal ini tergambar dari kegiatan
Layanan yang diberikan seperti:
Setelah AUM diberikan kepada peserta Didik, guru BK tidak
langsung Mengolahnya,
tidak semua layanan Diberikan oleh guru BK sesuai Permasalahan
yang ada pada hasil AUM, Dan
tidak semua permasalahan dari Hasil AUM yang terentaskan oleh
guru BK.
8
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Gartina, Komalasari dkk. 2014. Asessmen Teknik Non Tes Dalam Perspektif
Komprehensif. Jakarta: Pt. Indeks Putri Media Handayani.
Prayitno dkk. 2008. Pedoman Alat Ungkap Masalah (AUM ) Umum. Padang:
Jurusan BK FIP UNP.
10