Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran


Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Media dan Sumber Belajar
Dosen Pengampu:
Riza Faishol, M.Pd

Oleh :
KELOMPOK 9
1. Dewi Fitriani (2019390101011)
2. Fani Farihna Mustavida (2019390100925)
3. Rudhi Alfian (2019390101090)
4. Nur Rohman (

KELAS 7E
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dalam kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya lah makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Prosedur
Pengembangan Media Pembelajaran”. Makalah ini di buat dalam rangka
memperdalam pemahaman mengenai langkah - langkah dalam mengembangkan
media pembelajaran.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapat
bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat kami
berikan.
Kami juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
sehingga kita dapat memperbaiki kesalahan - kesalahan dalam menyusun makalah
selanjutnya. Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Genteng, 29 November 2022

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Langkah – Langkah Pengembangan Media Pembelajaran .......................... 3

B. Model Pengembangan Media Pembelajaran .............................................. 6

BAB III.............................................................................................................. 10

PENUTUP ......................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10

B. Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
Informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi
strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat
menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga
bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses
komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen
pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen
pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang
dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi
pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa
dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami
dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah
menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka
guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai
media dan sumber pelajaran.
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang
mungkin di sebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya. Interaksi yang terjadi selama proses belajar
tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, antara lain murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul,
selebaran, majalah, dan lain-lain), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas
(video, radio, televisi, computer, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

1
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil terknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat
alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, dalam upaya
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping itu, guru juga dituntut untuk mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apakah
media tersebut belum tersedia. Salah satunya media berbasis audio, visual
dan video dalam mendesain media pembelajaran PAI. Dimana media audio,
visual dan video menjadi media yang mempunyai unsur penting dalam
pengembangan mata pelajaran PAI. Media audio, visual dan video yaitu
media semua alat-alat peraga yang memfungsikan organ indera pendengaran
siswa, misalnya: rekaman, video, film, globe, tape recorder dll. Melihat dari
latar belakang permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membahas
mengenai media pembelajaran audio, visual dan video.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Langkah – Langkah Pengembangan Media Pembelajaran ?
2. Apa Saja Model Pengembangan Media Pembelajaran dan Bagaimana
Langkah – langkah dalam pengembangannya ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat diambil tujuan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Langkah – Langkah Pengembangan Media Pembelajaran
2. Memahami Apa Saja Model Pengembangan Media Pembelajaran dan
Bagaimana Langkah – langkah dalam pengembangannya

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Langkah – Langkah Pengembangan Media Pembelajaran
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri
atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu, kegiatan perencanaan,
produksi, dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain, atau
rancangan pengembangan program media menurut Arif Sadiman, dkk, yang
dikutip oleh Danim (1994 : 40) memberikan urutan langkah-langkah yang
harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 langkah
sebagai berikut:
1. Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan
antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika
kita mengharapkan siswa mampu membandingkan proses perpindahan
kalor dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi. Setelah kita
menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis
karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau
keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya
bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat
disederhanakan dengan cara menganalisa topik-topik materi ajar yang
dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah
ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan audio,
visual, gerak, atau diam.
Contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa:
siswa SMA diharapkan sudah memiliki kemampuan membandingkan
proses perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Intruksional Objektive dengan
Operasional dan Khas.

3
Untuk dapat merumuskan tujuan intruksional dengan baik, ada
beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu: tujuan pembelajaran harus
berorientasi kepada siswa; artinya tujuan itu benar-benar harus
menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh
setelah proses belajar dilakukan.
Sebagai tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur
pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD Audience, Behavior,
Condition, dan degree. Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut
sebagai berikut:
a. Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran
pembelajaran
b. Behavior adalah menyatakan perilaku spesifik yang diharapkan atau
yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
c. Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana
sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau
keterampilannya
d. Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang
diharapkan dapat dicapai.
3. Merumuskan butir - butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan.
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub
kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus
pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka
mencapai tujuan diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar
tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya
adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan
yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
a. Mengembangkan Instrumen Pengukuran
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih
dahulu sebelum naskah tertulis. Dan instrument pengukur ini harus
dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari

4
materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk instrument
pengukurannya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau checklist
perilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media,
ketika melakukan tes uji coba dari program media yang
dikembangkannya. Misalkan instrumen pengukurnya tes, maka siswa
nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat
bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi
yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari
materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak dimanakah
letak kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa diminta
tanggapan tentang media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun
efektifitas penyajiannya.
b. Menulis Naskah Media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran
melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-
pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah
dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan
melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan
atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun
kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam
mengambil gambar dan merekam suara. Karena gambar ini bersisi
urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi
dan suara yang harus direkam. Namun demikian, sebelum naskah
ditulis, maka terlebih dahulu disusun garisgaris besar program media
GBPM dan rancangan isi medianya.
c. Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat
efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang
diharapkan dari program tersebut. Suatu program media yang oleh

5
pembuatannya dianggap telah baik, tapi bila program itu tidak
menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar
bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini terntu saja
tidak dikatakan baik.
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui
perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes
lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya
dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi
adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu
mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah
dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya
adalah media tersebut siap untuk diproduksi. Akan tetapi bisa saja
terjadi setelah dilakukan produksi ternyata setelah disebarkan atau
disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas
sajian medianya gambar atau suara maka dalam kasus seperti ini dapat
pula dilakukan perbaikan revisi terhadap aspek yang dianggap kurang.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang
dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-
pesan yang disampaikan melalui media tersebut.
Sedangkan menurut Gerlach dan Ely, bahwa pengembangan
media pembelajaran tersebut harus relevan dengan tujuan, relevan
dengan bahan pelajaran, relevan dengan metode, relevan dengan
kondisi siswa, relevan dengan evaluasi, dengan kemampuan guru dan
pengembangannya dapat membangkitkan minat dan kemampuan
siswa. (Daulae, 2019:59)

B. Model Pengembangan Media Pembelajaran


1. ADDIE Model
Merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik.
Romiszowski (1996) mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi

6
pembelajaran dan pengembangan, sistematika sebagai aspek prosedural
pendekatan sistem telah diwujudkan dalam banyak praktik metodologi
untuk desain dan pengembangan teks, materi audiovisual, dan materi
pembelajaran berbasis komputer. Pemilihan model ini didasari atas
pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan
berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model ini disusun
secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam
upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pembelajar. Model ini
terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan
(design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi
(implementation), dan (5) evaluasi (evaluation). Berikut uraian dari model
ADDIE yaitu:
a. Tahap analisis (anayize)
Meliputi kegiatan sebagai berikut: melakukan analisis kompetensi
yang dituntut kepada peserta didik, melakukan analisis karakteristik
peserta didik tentang kapasitas belajarnya, pengetahuan, keterampilan,
sikap yang telah dimiliki peserta didik serta aspek lain yang terkait;
melakukan analisis materi sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Tahap perancangan (design)
Dilakukan dengan kerangka acuan sebagai berikut. untuk siapa
pembelajaran dirancang? (peserta didik), kemampuan apa yang Anda
inginkan untuk dipelajari? (kompetensi), bagaimana materi pelajaran
atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik? (strategi
pembelajaran), bagaimana Anda menentukan tingkat penguasaan
pelajaran yang sudah dicapai? (asesmen dan evaluasi). Pertanyaan
tersebut mengacu pada 4 unsur penting dalam perancangan
pembelajaran, yaitu peserta didik, tujuan, metode, dan evaluasi
(Kemp, et al., 1994). Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka dalam
merancang pembelajaran difokuskan pada 3 kegiatan, yaitu pemilihan
materi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tuntutan

7
kompetensi, strategi pembelajaran, bentuk dan metode asesmen dan
evaluasi.
c. Tahap ketiga adalah kegiatan pengembangan (development) yang
meliputi kegiatan penyusunan bahan ajar. Kegiatan pengumpulan
bahan/materi bahan ajar, pembuatan gambar-gambar ilustrasi,
pengetikan, dan lain-lain mewarnai kegiatan pada tahap
pengembangan ini.
d. Kegiatan tahap keempat adalah implementasi (implementation). Hasil
pengembangan diterapkan dalam pembelajaran untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi
keefektifan, kemenarikan, dan efisiensi pembelajaran. Dalam
penelitian ini langkah implementasi tidak sepenuhnya dilaksanakan
karena penelitian ini hanya sampai pada evaluasi formatif, yang
berkenaan dengan penyempurnaan-penyempurnaan produk
pengembangan. Implementasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini
bersifat tidak menyeluruh karena hanya satu bab yang diujicobakan
dalam uji lapangan
e. Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi (evaluation) yang meliputi
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan untuk
penyempurnaan dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik
dan kualitas pembelajaran secara luas. Dalam penelitian ini hanya
dilakukan evaluasi formatif, karena jenis evaluasi ini berhubungan
dengan tahapan penelitian pengembangan untuk memperbaiki produk
pengembangan yang dihasilkan.
2. Model Borg and Gall
memuat panduan sistematika langkah-langkah yang dilakukan oleh
peneliti agar produk yang dirancangnya mempunyai standar
kelayakan. (research and development) model Borg & Gall,
langkah-langkah pengembangan sebagai berikut :(Yasa, 2012)

8
(1) Penelitian dan pengumpulan data awal.
(2) Perencanaan.
(3) Pembuatan produk awal.
(4) Uji coba awal.
(5) Perbaikan produk awal.
(6) Uji coba lapangan.
(7) Perbaikan produk operasional.
Validasi produk pengembangan mencakup
(1) uji ahli isi,
(2) uji ahli media,
(3) uji ahli desain pembelajaran,
(4) uji coba perorangan,
(5) uji coba kelompok kecil,
(6) uji coba kepada dosen pengampu mata kuliah micro teaching dan
(7) uji lapangan.
3. Model Dick, Carey and Carey
Model pengembangan yang digunakan adalah model Dick, Carey
& Carey yang telah dimodifikasi berdasarkan keperluan
pengembangan. Model ini memiliki sepuluh langkah prosedural,
hanya saja untuk pengembangan ini diadaptasi menjadi Sembilan
langkah. Langkah-langkah tersebut adalah: (Faishol, 2018)
(1) Mengidentifikasi kebutuhan untuk menentukan tujuan umum
pembelajaran,
(2) Melakukan analisis pembelajaran,
(3) Mengidentifikasi karakteristik siswa,
(4) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus,
(5) Mengembangkan instrument penilaian,
(6) Mengembangkan strategi pembelajaran,
(7) Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran,
(8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, dan
(9) Merevisi produk pembelajaran.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan media pembelajaran adalah serangkaian proses atau
kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran
berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Media yang dimaksud adalah
media pembelajaran sehingga teori pengembangan yang digunakan adalah
teori pengembangan pembelajaran. Terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengembangan media pembelajaran, yaitu:a) prinsip
efektifitas dan efisiensi, b) prinsip taraf berpikir siswa, c) prinsip interaktivitas
media pembelajaran, d) ketersediaan media pembelajaran, e) kemampuan guru
menggunakan media pembelajaran, f) alokasi waktu, g) fleksibiltas media
pembelajaran, h) keamanan penggunaan.
Pengembangan media pembelajaran memiliki tahapan prosedur yang
mesti dilakukan oleh guru. Adapun prosedur pengembangan yang dimaksud
adalah perencanaan media pembelajaran, produksi media pembelajaran, dan
evaluasi media pembelajaran. Beragam jenis pengembangan media
pembelajaran yang dapat menjadi opsi bagi pendidik untuk mengembangkan
media pembelajaran disesuaikan karakteristik dan kebutuhan pembelajaran
yaitu: audio visual, grafis(visual), multimedia interaktif, interaktif bahasa
dengan piranti lunak, animasi 2D/3D, film dokumenter, dan motion comic.
B. Saran
Pada makalah ini kita telah diberikan pemahaman mengenai
pengembangan media pembelajaran.. Sangat besar harapan penyusun agar
nantinya makalah ini dapat membantu pembaca untuk lebih memahami baik
konsep maupun penerapan pengembangan media pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dan kampus. Selain itu, penyusun mengharapkan adanya
kritik dan saran pembaca agar pada penulisan makalah selanjutnya hal itu
dapat diperbaiki.

10
DAFTAR RUJUKAN

Daulae, Tatta Herawaty. 2019. Langkah-Langkah Pengembangan Media


Pembelajaran Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Forum
Pedagogoik 11(1) : 59.
Danim, Sudarwan. 1994. “Media Komunikasi Pendidikan”. Jakarta : Bumi Aksara
Faishol, R. (2018). Pengembangan Paket Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) Kelas IV Menggunakan Model Dick, Carey & Carey di SD Negeri 2
Tamanagung. Jurnal Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 2(2), 31–49.
Romiszowski, A.J. 1996. System Approach to Design and Development. Dalam
Plomp, T. & Ely, D.P. (editor in chiefs). Oxford : Pergamon Press.
Yasa, G. A. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Online Mata Kuliah Micro
Teaching dengan Model Borg & Gall pada Program S1 Pendidikan Bahasa
Inggris STKIP Agama Hindu Singaraja. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan
Pembelajaran Ganesha, 1(1), 207120.

11

Anda mungkin juga menyukai