Anda di halaman 1dari 15

Dasar-dasar Pengembangan Media Pembelajaran

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran BSI
Dosen Pengampu : Kriesna Kharisma Purwanto, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 4:


1. Affa ‘Atin Zahrotun Nisa’ (02.1.2021.0006)
2. Mar’atun Najiyah (02.1.2021.0028)
3. Nailil Fauziyyah Lukluatul Wydad (02.1.2021.0005)

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Billfath Lamongan
Tahun Akademik 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Dasar-
dasar Pengembangan Media Pembelajaran dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran
BSI. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang dasar-
dasar pengembangan media pembelajaran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kriesna Kharisma Purwanto,
M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran
BSI yang telah memberikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Lamongan, 10 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................................................ i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Model Pengembangan Media Pembelajaran Dick and Carry............ 3
B. Model Pengembangan Media Pembelajaran 4D Thiagarajan ........... 3
C. Model Pengembangan Media Pembelajaran Borg and Gall.............. 4
D. Model Pengembangan Media Pembelajaran ADDIE........................ 6
E. Model Pengembangan Media Pembelajaran ASSURE..................... 8
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan sebuah sarana pembelajaran yang
digunakan oleh seorang pendidik dengan menggunakan alat untuk
mempermudah dalam penyampaian materi selama proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran sangatlah membantu pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajarannya. Media menjadi salah satu faktor yang
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Media memiliki peran dan
fungsi strategis yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi motivasi, minat dan atensi peserta didik dalam belajar serta
mampu memvisualisasikan materi abstrak yang diajarkan sehingga
memudahkan pemahaman peserta didik (Ani Cahyadi, 2019:19).
Untuk mengembangkan media pembelajaran, pendidik harus
memperhatikan dasar-dasar pengembangan media pembelajaran. Dalam
makalah ini kami akan membahas lima dasar atau model pengembangan
media pembelajaran. Di antaranya adalah model pengembangan media
pembelajaran Dick and Carrey, 4D Thiagarajan, Borg and Gall, ADDIE, dan
ASSURE. Fokus pembahasan kami adalah langkah-langkah atau tahap-tahap
dari kelima model pengembangan media pembelajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
makalah ini yaitu:
1. Apa saja langkah-langkah dari model pengembangan media pembelajaran
Dick and Carrey?
2. Apa saja langkah-langkah dari model pengembangan media pembelajaran
4D Thiagarajan?
3. Apa saja langkah-langkah dari model pengembangan media pembelajaran
Borg and Gall?

iv
4. Apa saja langkah-langkah dari model pengembangan media pembelajaran
ADDIE?
5. Apa saja langkah-langkah dari model pengembangan media pembelajaran
ASSURE?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pada makalah ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui langkah-langkah model pengembangan media
pembelajaran Dick and Carrey.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah model pengembangan media
pembelajaran 4D Thiagarajan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah model pengembangan media
pembelajaran Borg and Gall.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pengembangan media
pembelajaran ADDIE.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah model pengembangan media
pembelajaran ASUURE.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pengembangan Media Pembelajaran Dick and Carrey


Dick and Carrey (1985) memandang desain pembelajaran sebagai
sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis.
Komponen model Dick and Carrey meliputi pembelajar, pengajar, materi, dan
lingkungan. Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Komponen dan tahapan model Dick and Carey
lebih kompleks jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.
Model Dick dan Carrey memiliki 10 langkah pembelajaran yang
sistematis, dari mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran sampai
melaksanakan evaluasi. Hal ini membuat model ini dinilai sebagai model yang
paling sesuai dengan kurikulum di Indonesia, baik kurikulum di sekolah
menengah maupun sekolah dasar. Adapun langkahlangkah pembelajarannya
mencakup (1) mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, (2) melaksanakan
analisis pengajaran, (3) mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa, (4) merumuskan tujuan performansi, (5) mengembangkan
butir-butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan strategi pengajaran, (7)
mengembangkan dan memilih material pengajaran, (8) mendesain dan
melaksanakan evaluasi formatif, (9) merevisi bahan pembelajaran, (10)
mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.
B. Model Pengembangan Media Pembelajaran 4D Thiagarajan
Model pengembangan media pembelajaran 4D Thiagarajan terdiri dari
empat tahap yaitu define, design, develop, dan desseminate. Berikut ini
penjelajannya:
1. Define (Pendefinisian atau Penetapan)
Tahap pertama adalah tahap perumusan atau penetapan masalah
pembelajaran. Pada tahap ini, identifikasi masalah yang perlu dipecahkan,
tujuan pembelajaran, dan sasaran peserta didik. Fokus pada tahap ini
adalah untuk menggambarkan tujuan pembelajaran secara jelas.

vi
2. Design (Perencanaan)
Setelah tujuan pembelajaran ditentukan, tahap berikutnya adalah
merancang media pembelajaran. Ini melibatkan perencanaan struktur
pembelajaran, perancangan konten, dan pengembangan media sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Perancangan ini harus mempertimbangkan
interaktivitas dan keterlibatan peserta didik.
3. Develop (Pengembangan)
Tahap ketiga adalah tahap pengembangan di mana media
pembelajaran sebenarnya dibuat atau dikembangkan. Ini mencakup
pembuatan atau pengumpulan konten, rekaman video, desain grafis, atau
pembuatan perangkat lunak interaktif sesuai dengan rencana desain yang
telah dibuat.
4. Desseminate (Penyebaran)
Setelah media pembelajaran selesai dikembangkan, tahap
pengiriman melibatkan penyampaian materi kepada peserta didik. Ini bisa
melalui penggunaan platform pembelajaran online, kelas tatap muka, atau
media lainnya. Selama tahap ini, peserta didik berinteraksi dengan media
pembelajaran.
C. Model Pengembangan Media Pembelajaran Borg and Gall
Model pengembangan media pembelajaran Borg and Gall adalah
model yang digunakan dalam konteks pengembangan media pembelajaran
yang berfokus pada kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Model ini terdiri dari
sepuluh tahapan yang cenderung bersifat iteratif, artinya pengembang dapat
kembali ke tahapan tertentu jika diperlukan. Tahapan-tahapan dalam model
pengembangan media pembelajaran Borg and Gall adalah sebgai berikut.
1. Penelitian pendahuluan/prasurvei
Tujuannya yaitu untuk mengumpulkan informasi mengenai model/produk
yang dikembangkan dan mengidentifikasi permasalahan yang mungkin
dijumpai dalam pengembangan model/produk. Langkah pertama ini
meliputi: kajian pustaka, pengamatan model yang telah ada, identifikasi

vii
masalah-masalah yang ada dalam pengembangan model/produk, analisis
kebutuhan, dan studi kelayakan.
2. Perencanaan penelitian
Perencaaan penelitian meliputi: (1) perumusan tujuan penelitian; (2)
perkiraan dana, tenaga, dan waktu; (3) perumusan kualifikasi peneliti dan
bentuk-bentuk partisipasinya dalam penelitian.
3. Pengembangan model/produk awal
Langkah ini meliputi: (1) penentuan disain produk yang akan
dikembangkan (disain hipotetik); (2) penentuan sarana dan prasarana
penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan;
(3) penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji disain di lapangan; (4)
penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
4. Uji ahli dan pelaksanaan uji coba lapangan awal
Langkah ini merupakan uji model/produk menurut ahli terkait dan disertai
dengan uji lapangan awal secara terbatas, meliputi: (1) uji lapangan awal
terhadap desain model/produk; (2) bersifat terbatas, baik substansi desain
maupun pihak-pihak yang terlibat; (3) uji lapangan awal dilakukan secara
berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun
metodologi.
5. Revisi hasil uji lapangan awal/terbatas
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji
lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal dilakukan setelah
dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan
produk awal, lebih banyak dilakukan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang
dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang
dilakukan bersifat perbaikan internal.
6. Pelaksanaan uji lapangan utama
Langkah ini merupakan uji model/produk secara lebih luas, meliputi: (1)
uji efektivitas desain model/produk, biasanya menggunakan teknik
eksperimen model pengulangan; (2) hasil uji lapangan diperoleh desain
yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi.

viii
7. Revisi hasil uji lapangan utama
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan
yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk
dari hasil uji lapangan lebih luas ini lebih memantapkan produk yang
dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya
dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan
adalah pre-test dan post-test. Selain perbaikan yang bersifat internal,
penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
8. Uji kelayakan/uji lapangan operasional
Langkah ini dilakukan dengan skala besar. Pada tahap ini dilakukan uji
efektivitas dan adaptabilitas desain model/produk yang melibatkan calon
pemakai model/produk.
9. Revisi final hasil uji kelayakan
Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu model/produk yang
tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil
penyempurnaan akhir memiliki nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan.
10. Diseminasi dan implementasi produk akhir
Pada tahapan ini dibuat laporan hasil dari R & D melalui forum-forum
ilmiah, ataupun melalui media massa. Distribusi produk dilakukan setelah
melalui kontrol kualitas.
D. Model Pengembangan Media Pembelajaran ADDIE
Model ADDIE ini dapat digunakan dalam berbagai macam bentuk
pengembangan produk, salah satunya yaitu pengembangan bahan ajar. Model
ADDIE merupakan model yang masih sangat relevan untuk digunakan karena
model ini dapat beradaptasi dengan sangat baik dalam berbagai kondisi serta
adanya revisi dan evaluasi di setiap tahapannya. Menurut Barokati dan Annas
(2013: 355) model ADDIE adalah salah satu model yang menjadi pedoman
dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung

ix
pembelajaran itu sendiri. Tahapan model pengembangan media pembelajaran
ADDIE yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Analisis (Analyze)


Tahap pertama adalah identifikasi kebutuhan, sasaran, dan
karakteristik peserta didik. Pada tahap ini, pengembang media akan
mengumpulkan informasi tentang apa yang harus diajarkan, siapa yang
akan menjadi peserta didik, dan kondisi pembelajaran. Tujuannya adalah
untuk memahami konteks dan menentukan apa yang perlu dikembangkan.
2. Tahap Perencanaan (Desing)
Setelah analisis, tahap desain melibatkan pembuatan rencana
pembelajaran. Ini mencakup perancangan tujuan pembelajaran,
perancangan media yang akan digunakan, serta pengembangan struktur
dan aliran materi pembelajaran. Selain itu, tahap ini juga berfokus pada
perancangan pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Tahap pengembangan adalah saat media pembelajaran sebenarnya
dibuat. Ini mencakup pembuatan bahan pembelajaran, seperti video, audio,
teks, gambar, dan elemen-elemen interaktif lainnya. Selama tahap ini,
pengembang media bekerja untuk menghasilkan materi sesuai dengan
rencana yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Tahap Implementasi (Implement)
Tahap implementasi adalah saat materi pembelajaran atau media
yang dikembangkan diterapkan dalam lingkungan pembelajaran. Guru
atau instruktur menggunakan media ini untuk mengajar peserta didik.
Selama tahap ini, pengembang media harus memastikan bahwa
implementasi berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.
5. Tahap Evaluasi (Evaluate)

x
Tahap evaluasi adalah tahap penilaian efektivitas media
pembelajaran dan pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan
dalam dua bentuk, yaitu evaluasi formatif (selama proses pengembangan)
dan evaluasi sumatif (setelah penggunaan media). Hasil evaluasi
digunakan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran, memperbaiki
media yang ada, dan mengidentifikasi area perbaikan untuk iterasi atau
revisi selanjutnya.
E. Model Pengembangan Media Pembelajaran ASSURE
Model ASSURE ini dikembangkan oleh Smaldino, dkk, pada tahun
2005. Rincian huruf demi huruf tidak hanya merupakan penjabaran dari
singkatan kata ASSURE, namun penjabaran hurufhuruf dari kata ASSURE ini
merupakan rincian langkah-langkah dalam membuat perancangan
pembelajaran. Model desain pembelajaran ini merupakan singkatan dari
komponen atau langkah penting yang terdapat di dalamnya. Beikut ini
penjelasannya.
1. Menganalisis Pembelajar (Analyze Learner)
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis objek. Objek
yang akan dianalisis yaitu berdasarkan hasil dari literatur. Objek yang akan
dianalisis dari literatur yaitu berupa buku, hasil penelitian, journal, dan
literatur lainnya.
2. Merumuskan Standar dan Tujuan (State Standard and Objectives)
Tujuan pembelajaran merupakan rumusan atau pernyataan yang
mendeskripsikan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran sangat dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran
menentukan arah pembelajaran yang akan dilakukan.
3. Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Bahan Ajar (Select Methods,
Media, and Materials)
Pemilihan metode, media, dan bahan ajar yang tepat akan mampu
mengoptimalkan hasil belajar siswa dan membantu siswa mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran. Jika pendidik kurat tepat dalam

xi
memilih metode, media, dan bahan ajar maka bisa membuat pembelajaran
menjadi tidak efektif.
4. Menggunakan Teknologi, Media, dan Bahan Ajar (Utilize Methods,
Media, and Materials)
Pada tahap ini yang dilakukan pertama adalah pencermatan umum
terhadap teknologi, media, dan materi yang digunakan. Kedua, penyiapan
teknologi, media, dan materi yang digunakan. Setelah disiapkan dengan
sempurna, maka teknologi, media, dan bahan ajar tersebut siap digunakan
dalam proses pembelajaran.
5. Mengajak Partisipasi Siswa (Requires Learner Participation)
Pada tahap ini pemberian contoh, media video, latihan merupakan
cara melibatkan aktifitas mental siswa dengan materi yang sedang
dipelajari. Setelah pemberian contoh, pendidik mungkin bisa meminta
peserta didik untuk memberikan contoh yang serupa. Selain itu, pendidik
juga bisa mengajukan beberapa pertanyaan terkait contoh yang diberikan
agar peserta didik dapat aktif dalam kelas.
6. Evaluasi dan Revisi (Evaluate and Revise)
Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif adalah proses evaluasi yang dilakukan selama atau
sepanjang pelaksanaan suatu program atau pembelajaran, dengan tujuan
untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada peserta didik,
instruktur, atau pengelola program. Evaluasi sumatif adalah jenis evaluasi
yang dilakukan pada akhir suatu program, kursus, atau periode
pembelajaran dengan tujuan untuk menilai sejauh mana peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

xii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran menurut model
pengembangan media pembelajaran Dick and Carrey:
a. mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran,
b. melaksanakan analisis pengajaran,
c. mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa,
d. merumuskan tujuan performansi,
e. mengembangkan butir-butir tes acuan patokan,
f. mengembangkan strategi pengajaran,
g. mengembangkan dan memilih material pengajaran,
h. mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif,
i. merevisi bahan pembelajaran,
j. mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.
2. Tahap-tahap pengembangkan media pembelajaran berdasarkan
model pengembangan media pembelajaran 4D Thiagarajan:
a. Tahap pendefinisian (define)
b. Tahap perencanaan (desing)
c. Tahap pengembangan (development)
d. Tahap penyebaran (desseminate)
3. Tahap-tahap pengembangkan media pembelajaran berdasarkan
model pengembangan media pembelajaran Borg and Gall
a. Penelitian pendahuluan/prasurveiPerencanaan
b. Perencanaan penelitian
c. Pengembangan model/produk awal
d. Uji ahli dan pelaksanaan uji coba lapangan awal
e. Revisi hasil uji lapangan awal/terbatas
f. Pelaksanaan uji lapangan utama
g. Revisi hasil uji lapangan utama

xiii
h. Uji kelayakan/uji lapangan operasional
i. Revisi final hasil uji kelayakan
j. Diseminasi dan implementasi produk akhir
4. Tahap-tahap pengembangkan media pembelajaran berdasarkan
model pengembangan media pembelajaran ADDIE
a. Tahap analisis (analyze)
b. Tahap perencanaan (desing)
c. Tahap pengembangan (development)
d. Tahap implementasi (implement)
e. Tahap evaluasi (evaluate)
5. Tahap-tahap mengembangkan media pembelajaran berdasarkan
model pengembangan media pembelajaran ASSURE
a. Menganalisis pembelajar (analyze learner)
b. Merumuskan standar dan tujuan (state standard and objectives)
c. Memilih strategi, teknologi, media, dan bahan ajar (select methods,
media, and materials)
d. Menggunakan teknologi, media, dan bahan ajar (utilize methods,
media, and materials)
e. Mengajak partisipasi siswa (requires learner participation)
f. Evaluasi dan revisi (evaluate and revise)

xiv
Daftar Pustaka

Aji, Wisnu Nugroho. 2016. Model Pembelajaran Dick and Carrey dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(2). 119-126.
Arifin, Rita Wahyuni dkk. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Video Animasi dengan Model ADDIE dalam Kegiatan Pembelajaran
Blended Learning. 2(2). 179.188.
Baharun, Hasan. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis
Lingkungan Melalui Model ASSURE. 14(2). 231-246.
Barokati, N., dan Annas, F. (2013). Pengembangan Pembelajaran Berbasis
Blended Learning Pada Mata Kuliah Pemrograman Komputer (Studi
Kasus: UNISDA Lamongan). Jurnal Sistem Informasi, 4 (5). 352-359.
Cahyadi, Ani. 2019. Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan
Prosedur. Serang: Laksita Indonesia.
Depdikbud RI. (1984). Akta Mengajar IV, Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Dirjen Dikti
Dick, W and Carrey, L. (1985). The Systematic Design Instruction. Secon edition.
Glenview. Illinois: Scott., Foreman and Company.
Effendi, Hansi. 2016. Pengembangan Model Blended Learning Interaktif dengan
Prosedur Borg and Gall. International Seminar on Education (ISE) kedua.
62-70.
Rajagukguk, Kiki Pratama dkk. 2021. Pelatihan Pengembangan Media
Pembelajaran Model 4D pada Guru Sekolah Dasar. 2(1). 14-22.
Safitri, Meliani dan M. Ridwan Aziz. 2022. ADDIE, Sebuah Model untuk
Pengembangan Multimedia Learning. 3(2). 50.58.
Suharni, Leli Tuti dan Farida Fachrudin. 2019. Pengembangan Desain
Pembelajaran dengan Model ASSURE di Sekolah Dasar. 3(3). 976-982.

xv

Anda mungkin juga menyukai