Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH METODE PERMAINAN TEBAK KATA

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA KELAS VIII SMP


SIMANJAYA

PROPOSAL

Oleh

Mar’atul Khiftiyah
1093.02.1.1.18.498

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BILLFATH
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Skripsi berjudul “Pengaruh Metode Permainan Tebak Kata terhadap


Keterampilan Menulis Teks Drama Kelas VIII SMP Simanjaya” telah disetujui pada
tanggal:
Hari/Tanggal:
Temapt:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Maulidia Tifani A.N.H., M.Pd. Tsalisatul Maulidiah, M.Pd.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 2


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................... 4
1.4 Manfaat PPenelitian .............................................................................. 4
1.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 5
1.6 Definisi Operasional .............................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI .....................................................................................

2.1 Hakikat Menulis .............................................................................................

a. Pengertian Keterampilan Menulis ......................................................... 7


b. Tujuan Menulis ...................................................................................... 8
c. Manfaat Menulis .................................................................................. 10
d. Langkah-langkah Menulis ................................................................... 11
e. Jenis-jenis Menulis ............................................................................... 13

2.2 Metode Pembelajaran ................................................................................ 14

2.3 Metode Permainan Tebak kata ................................................................. 14

a. Pengertian Permainan ................................................................................. 14

b. Pengertian Tebak Kata ................................................................................ 14

c. Tujuan Penggunaan Permainan Tebak Kata.............................................. 15

d. Kelebihan dan Kelemahan Permainan Tebak kata .................................... 15

ii
2.4 Teks Drama ................................................................................................ 16

a. Pengertian Teks Drama ............................................................................... 16

b. Unsur-unsur Teks Drama ............................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….

3.1 Jenis Penelitian……………………………………………………………...20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….…….….21

3.3 Populasi dan Sampel……………………………………………….….…….21

3.4 Variabel Penelitian………………………………………………….…….…22

3.5 Teknik dan Instrumen Penelitian Data…………………………….………23

3.6 Teknik Analisis Data……………………………………………….………..24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keterampilan berbahasa merupakan patokan utama siswa dalam
mempelajari bahasa. Menurut (Tarigan, 2013:1) keterampilan berbahasa mempunyai
empat komponen, yaitu, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menurut Abbas (2006:125),
keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Menulis merupakan salah
satu kegiatan siswa untuk mengembangkan literasinya dalam pembelajaran bahasa
Indonesia keterampilan menulis adalah salah satu peranan yang paling penting
karena dibandingkan dengan tiga keterampilan lainnya, keterampilan menulis lebih
sulit dikuasai oleh siswa.
Salah satu kegiatan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah
pembelajaran menulis teks drama. Teks drama merupakan salah satu karya sastra
yang bertujuan untuk menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian
dan emosi lewat lakuan dan dialog (Siswanto 2008:163). Drama juga sering dijumpai
ketika terdapat penampilan teater atau sering dijumpai di stasiun TV. Karena drama
memiliki ciri khas tersendiri seperti dialog yang di utarakan oleh tokoh-tokoh yang
berperan di dalamnya akan memuculkan konflik. Konflik tersebut yang membuat
cerita didalam drama menjadi bernyawa, sehingga pembaca ataupun pendengar
semakin tertarik.
Berdasarkan hasil observasi di sekolah SMP Simanjaya pada bulan
September 2021 bersama guru bahasa Indonesia, guru ketika melakukan
pembelajaran hanya menggunakan metode mengajar yang digunakan oleh guru
kurang menarik. Masalah yang dihadapi guru dan murid disebabkan oleh faktor
pemahaman guru terhadap proses pembelajaran menulis. Strategi atau metode yang
diterapkan oleh guru yang hanya berputar pada metode menjelaskan, metode tanya
jawab, dan metode penugasan. Seringkali murid merasa jenuh dan bosan setiap kali

1
belajar bahasa Indonesia. Metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang
menarik. Selain kesulitan-kesulitan tersebut, kondisi kelas yang bising menyebabkan
timbulnya masalah baru, yakni sulitnya konsentrasi saat belajar Kesulitan konsentrasi
saat belajar menyebabkan siswa sulit untuk berfikir. Hal ini ternyata berkaitan
dengan menurunnya prestasi belajar siswa. Siswa mendapat nilai di bawah KKM.
Siswa rata-rata mendapat nilai 45-75, hal ini disebabkan kondisi kelas yang bising
dan pembelajaran menulis teks drama yang terkesan monoton tanpa adanya metode
permainan didalam pembelajaran yang mampu menarik minat siswa dalam menulis.
Menurut Kurniasih (2015:95) tebak kata adalah permainan yang
menggunakan media kartu tebak kata berubah kata ataupun gambar yang
berpasangan dengan kartu jawaban tebak kata, dan dilaksanakan dengan cara
berpasangan, dengan adanya penggunaan metode permainan tebak kata di dalam
kelas siswa menjadi senang dan tidak jenuh lagi saat pembelajaran berlangsung dan
dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar khususnya pada pelajaran menulis
teks drama. Permainan tebak kata adalah suatu perbuatan yang mengandung
keasyikan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan, dengan tujuan untuk
memperoleh kesenanganpada waktu mengadakan kegiatan tersebut dengan
mengunakan tebak kata (Firtiyeni, 2014:20).
Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini berjudul
“Pengaruh Metode Permainan Tebak Kata terhadap Hasil Belajar Membaca pada
Murid Kelas II SD Inpres Kandungan Kecamatan Bontonopo Selatan Kabupaten
Gowa” yang dilakukan oleh Wahyuni Ansari pada tahun 2018 . Diperoleh hasil
bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam pengaruh metode permainan
tebak kata terhadap hasil belajar membaca pada murid kelas II SD Inpres menyatakan
bahwa hasil analisis statistik deskriptif penggunaan metode permainan tebak kata
terhadap hasil membaca siswa positif, kemampuan membaca siswa dengan
menggunakan metode permainan tabak kata menunjukkkan hasil belajar yang lebih
baik dari pada sebelum diterapkan metode permainan.
Penelitian terdahulu lainnya sebelumnya yang berjudul “Efektivitas
Permaianan Tebak Kata terhadap Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas II

2
SDN 165 Bira Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba” yang dilakukan oleh
Muhammad Azwar Akbar pada tabun 2018. Diperoleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh penelti dalam penerapan permainan permainan tebak kata efektif
diterapkan dalam pembelajaranketerampilan membaca pada siswakelas II SDN 165
Bira Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumbang tahun pelajaran 2017/2018
yang terdiri dari 2 kelas. Dari 2 kelas tersebut dipilih secara random satu kelas
sebagai sampel. Pengumpulan data yang diperoleh selanjutnya dianalisi dengan
menggunakan teknik analisistika, yakni statistika deskriptif.
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti ingin meneliti “Pengaruh
Metode Permainan Tebak Kata terhadap Keterampilan Menulis Teks Drama” agar
siswa lebih tertarik dalam melakukan pembelajaran dikelas secara efektif. Dengan
penelitian ini peneliti berusaha memberikan motivasi dan inovasi kepada siswa agar
lebih semangat lagi dalam mengikuti pemeblajaran di dalam kelas. Dengan pengaruh
metode permainan tebak kata siswa diharapkan dapat memahami materi yang di
sampaiakn dengan senang, belajar sambil bermain, dan mendapatkan hasil yang
memuaskan dalam pembelajaran menulis teks puisi. Oleh karena itu, peneliti
mengambil judul “Pengaruh Metode Permainan Tebak Kata terhadap Keterampilan
Menulis Teks Drama Siswa Kelas VIII SMP Simanjaya”
Perbedaan peneliti sebelumnya dengan peneliti sekarang terdapat di
dalam materinya, peneliti sebelumnya menggunakan materi membaca sedangkan
peneliti sekarang menggunakan materi keterampilan menulis teks drama, persamaan
penelitian sebelumnya yang akan dijadikan acuan dalam penelitian terletak pada
metode yaitu metode permainan tebak kata.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode permainan tebak kata terhadap keterampilan


menulis teks drama kelas VIII SMP Simanjaya?

3
2. Bagaimana perbedaan antara hasil menulis teks drama dengan metode permainan
tebak kata dan tanpa menggunakan metode tebak kata terhadap keterampilan
menulis teks drama kelas VIII SMP Simanjaya?

3. Bagaimana pengaruh metode permainan tebak kata terhadap keterampilan


menulis teks drama kelas VIII SMP Simanjaya?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode permainan tebak kata terhadap keterampilan


menulis teks drama kelas VIII SMP Simanjaya.

2. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil menulis teks drama dengan metode
permainan tebak kata dan tanpa menggunakan metode tebak kata terhadap
keterampilan menulis teks drama kelas VIII SMP Simanjaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh metode permainan tebak kata terhadap keterampilan


menulis teks drama kelas VIII SMP Simanjaya.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat Penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan refleksi mengenai
pengunaan metode tebak kata dalam pembelajaran, adanya pengaruh permainan
tebak kata siswa diharapkan lebih responsif terhadap materi yang telah disampaikan
oleh guru saat pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan pembelajaran dapat
trcapai dengan baik.

4
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi guru dan
masukan bagi calon guru dalam mengunakan media tebak kata di dalam materi saat
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar terjadi interaksi komunikasi pembelajaran
yang efektif dan dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik.

1.5 Hipotesis penelitian


Berdasarkan hasil dari latar belakang, rumusan masalah dan tujuan
masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan pengaruh secara
signifikan pengaruh metode permainan tebak kata terhadap keterampilan menulis
teks drama siswa kelas VIII SMP Simanjaya sebagai berikut:
Ha: Terdapat pengaruh penggunaan metode permainan tebak kata terhadap
keterampilan menulis teks drama siswa kelas VIII SMP Simanjaya.
Ho: Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode permainan tebak kata terhadap
keterampilan menulis teks drama kelas VIII SMP Simanjaya.

1.6 Definisi Operasional


a. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
b. Metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu dengan efesien, biasanya dalam urutan langkah-
langkah tetap yang teratur.
c. Permainan adalah cara untuk menghibur diri
d. Tebak kata adalah pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki
berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki.
e. Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan
manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.

5
f. Menulis adalah sebuah proses menciptakan suatu catatan, informasi atau cerita
menggunakan aksara. Menulis bisa dilakukan pada media kerja dengan
menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.
g. Teks drama adalah teks yang bermuatan kisah yang dikemas melalui dialog untuk
dibawakan melalui seni peran atau akting untuk menggambarkan cerita dan
berbagai peristiwa yang disajikan dalam suatu pentas drama.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab kajian teori ini akan membahas tentang: hakikat menulis, metode
pembelajaran, metode permainan tebak kata dan teks drama

2.1 Hakikat Menulis


a. Pengertian Keterampilan Menulis
Menulis adalah salah satu kegiatan literasi yang banyak digunkan oleh
siswa dalam pembelajaran. Selain membaca, menulis adalah salah satu kegiatan
ssiwa untuk mengetahui banyak hal karena, dengan menulis siswa akan lebih
mudah mengetahui dan memahami tentang hal-hal baru yang ditemui dan
digunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. Menurut Rahman
(2011:2) menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
dimiliki seseorang yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut
Yoni (2010:34), menulis diartikan sebagai “melahirkan pikiran atau perasaan
(seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Melalui kegiatan menulis,
seseorang dapat menuangkan ide-idenya atau meluapkan isi perasaannya”.
Dengan demikian, menulis merupakan suatu cara mengekspresikan pikiran atau
perasaan dalam bentuk tulisan. Murjamal (2011:69) juga berpendapat bahwa
menulis adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan,
dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan
media tulisan.
Sebagai suatu aktivitas, setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat
dalam kegiatan menulis (Munirah, 2015:5), yaitu, menulis sebagai penyampai
pesan, pesan atau isi tulisan, saluran tulisan, dan pembaca sehagai penerima pesan.
Penulis sebagai penyampai pesan mengandung makna bahwa sebelum menulis,
seorang penulis telah memikirkan maksud dan ide yang hendak disampaikan
kepada pembaca. lde yang ditulis kemungkinan memunyai manfaat yang besar
bagi orang lain yang membutuhkan. Melalui tulisan pesan atau isi tulisan (ide atau

7
gagasan) penulis tersampaikan kepada pembaca. Menurut Dalman (2016:4)
menggemukakan bahwa menulis adalah sebuah proses kreatif menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya: memberitahu,
menghibur, meyakinkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
keterampilan menulis adalah kegiatan literasi yang mengemukakan gagasan,
perasaan dan pikiran seseorang dalam meluapkan isi persaannya dengan
menggunakan media tulisan dan dapat dipahami bahwa menulis merupakan suatu
cara dalam mengekspresikan gagasan, perasaan, dan pikiran-pemikirannya
kepada orang lain dalam bentuk tulisan.

b. Tujuan Menulis

Menulis mempunyai beberapa tujuan yang dapat di capai


seseorang, dengan menulis seseorang akan mempunyai minat
semakin besar untuk dapat dicapai dengan latihan menulis dengan
terus-menerus.

Menurut Yunus (2008:3-7) tujuan yang ingin dicapai seorang


penulis bermacam-macam sebagai berikut.

a. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.

b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.

c. Menjadikan pembaca beropini.

d. Menjadikan pembaca mengerti.

e. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.

f. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai


yang dikemukakan

seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai


sosial, nilai moral,

nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

8
Menurut Tarigan (2008:24-25) membagi tujuan menulis dilihat dari
penulisnya yang belum berpengalaman sebagai berikut:
1. Memberitahukan atau mengajar (wacana informatif)
Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya
seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain.
Tulisan yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi
tentang kejadian atau peristiwabaik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk
pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar pembaca
memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal.
2. Meyakinkan atau mendesak (wacana persuasif)
Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan
pembacanya danmengharapkanpembaca dapat menentukan sikap, apakah
menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu
membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang
persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat
menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang
menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna.
3. Menghibur atau menyenangkan (estetik)
Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan
“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah
seharian sibuk beraktifitas.
4. Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan (wacana ekspresif)
Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang
akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan
menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya,
cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat
orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.

9
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai tujuan menulis, dapat
disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti
dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir,
menyebarkan informasi, mempengaruhi keyakinan pembaca untuk berpendapat
atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan.
c. Manfaat Menulis
Terdapat beberapa manfaat menulis menurut Yunus (2009:14)
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kecerdasan.
2. Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas.
3. Menumbuhkan keberanian, dan
4. Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menurut Resmini (2008:177-118) terdapat beberapa manfaat menulis
sebagai berikut:
1. Mengenali kemampuan dan potensi dirinya, dengan menulis penulis dapat
mengetahui kemampuannya dalam menulis, hal tersebut dapat dilihat
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan begitu
penulis akan mengetahui kemampuannya dalam menulis dengan menulis
seseorang dapat mengembangkan daya inisiatif (ide) dan kreativitas yang ada
pada dirinya.
2. Penulis dapat melatih dan mengembangkan berbagai gagasan, dengan
menulis penulis dapat menggunakan daya nalarnya, serta menghubungkan
dan membandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan yang
telah ada. Dengan menulis seseorang dapat menumbuhkan keberanian
terutama keberanian dalam mengungkapkan ide atau perasaan.
3. Dapat mendorong penulis untuk terus belajar secara aktif, penulis bukan
hanya menjadi penulis yang mendapatkan informasi berdasarkan masalah
dari orang lain, namun penulis juga dapat mencari tahu masalah dan dapat
memecahkan masalah, dan terus menggali rasa keingintahunya tentang
menulis yang baik dan benar.

10
4. Membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara berbahasa secara
tertib dan benar. Dengan menulis seseorang akan terdorong untuk
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan apa yang ditulisnya.
Tulisan yang akan dituangkan tentunya akan dilakukan dengan sistematis
dari segi penulisan dan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan ejaan
yang disempurnakan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat
menulis adalah untuk meningkatkan kecerdasan, inisiatif dan kreativitas agar
dapat mengetahui kemampuan dan menggunakan daya nalarnya serta dapat
berbahasa secara tertib dan benar untuk mendorong penulis agar dapat terus
belajar secara aktif.
d. Langkah-langkah Menulis
Terdapat beberapa langkah-langkah yang biasanya di gunakan dalam
menulis agar siswa lebih muda dalam melakukan penulisan dengan baik dan
benar yang dikemukakan oleh Resmini (2006:230) sebagai berikut:
1. Tahapan pramulis
Pada tahap ini siswa menulis mengemukakan apa yang akan mereka tulis,
sedangkan peran guru pada tahap ini menggunakan berbagai strategi yang
diimplementasikan di kelas untuk membantu siswa memilih tema yang akan
ditulis.
2. Penyusunan draf tulisan
Aktivitas dalam tahap ini meliputi menulis draf kasar, menulis konsep
utama, dan menekankan pada pengembangan isi. Hal ini, dapat memudahkan
mengungkapkan ide yang dimiliki oleh penulis.
3. Perbaikan
Aktivitas ini meliputi membaca ulang draf kasar, menyempurnakan draf
kasar, memperbaiki bagian yang mendapat balikan dari kelompok menulis.
Pada tahap ini siswa dapat menambah, menggamati dan mehilangkan hal-hal
yang tidak penting dalam penulisannya.

11
4. Penyuntingan
Aktivitas ini meliputi mengambil jarak dari tulisan mengoreksi awal
dengan menandai kesalahan dan kesalahan.
Sedangkan menurut Rahayu (2007:136) mengungkapkan pendapat tentang
langkah-langkah menulis sebagai berikut:
1. Tahapan Pramenulis
Kegiatan ini dinulai dengan menentukan tema/judul, kita harus
menemukan hal yang akan dibahasa dalam tulisan. Tema/judul dapat
diperoleh dari berbagai sumber, misalnya pengalaman sendiri, hasil
pengamatan lingkungan, pendapat, sikap, tanggapan dan imajinasi sendiri
atau orang lain terhadap sesuatu. Langkah berikutnya ialah membuat
kerangka tulisan, artinya memecah topic menjadi sub-sub topic. Kerangka
dapar berbentuk kerangka topik yaitu butir-butir topik berupa frasa pendek
atau kerangka kalimat yaitu butir-butirnya berupa kalimat yang lebih rinci.
Kerangka harus disusun secara logis, sistematik dan konsisten.
2. Tahap Penulisan
Pada tahapan ini, setiap butir karangan dibahas dengan menggunakan
bahan-bahan yang telah diklasifikasikan menurut kepentingannya. Dengan
demikian, kita sebagai penulis harus mampu memilih kata yang tepat
sehingga pikiran kita dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata
dirangkaian dalam kalimat yang efektif, selanjutnya kalimat dirangkaikan
dalam bentuk paragraph-paragraf. Tulisan juga harus ditulis dalam ejaan
yang benar dan persyaratan penulisan lainnya.
3. Tahap Revisi
Jika buram/draf seluruh tulisan telah selesai, tulisan perlu dibaca ulang
untuk direvisi, diperbaiki, dikurangi dan ditambah. Sebenarnya revisi
dilakukan juga pada saat tahap penulisan berlangsung, namun revisi ini
secara keseluruhan sebelum menjadi naskah akhir. Revisi dilakukan secara
menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragraph dan pengetikan.

12
Berdasarkan beberapa pendapat menurut ahli mengenai langkah-langkah
menulis, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis adalah untuk
mengemukakan apa yang akan mereka tulis, untuk menentukan tema/judul,
untuk mengarang sebuah tulisan.
e. Jenis-jenis Menulis
Menulis mempunyai jenis-jenis yang dapat di temukan di
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Jenis- jenis tulisan menurut
Murjamal, (2011:69) adalah:
a) Tulisan Ilmiah
Tulisan bersifat ilmiah, betul-betul objektif, sebab
permasalahan tersebut biasanya sudah ditulis dengan
seksama baik melalui penelitian di lapangan, di
laboratorium, meskipun dengan cara mengkaji buku-
buku sumber yang relevan dengan permasalahan
tersebut. Tulisan ilmiah disajaikan seara sistematis, logis,
dan bahasanya lugas. Contoh tulisan ilmiah adalah
skripsi, tugas akhir, projek akhir, makalah, laporan
praktikum, tesis, buku teks, dan disertasi.
b) Tulisan Populer
Tulisan popular disajikan secara sistematis, dengan
bahasa yang lugas, tetapi kronologisan dan
kelugasannnya masih dapat dipertanyakan.
c) Tulisan Fiktif
Pada tulisan fiktif, cerita dan fakta yang disajikan betul-
betul sangat diwarnai oleh subjektivitas dan imajinasi
pengarangnya, sehingga penafsiran pembaca terhadap
masalah tersebut dapat beraneka ragam. Karangan fiktif
cenderung.

13
2.2 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah salah satu metode yang sering digunakan oleh
guru saat pembelajaran berlangsung karena, dengan menggunakan metode
pembelajaran siswa akan lebih giat dan lebih aktif lagi saat pembelajaran berlangsung.
Menurut Sudjana (2005:76), Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Yang dimaksud disini bahwa metode merupakan sebuah cara yang digunakan guru
mata pelajaran dalam menyampaikan materi ajar kepada siswanya. Metode
pembelajaran tersebuat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pokok bahasan yang
diajarkan. Menurut Sutikno (2009:88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Tujuan
yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran tentu adalah tingkat keberhasilan
dari pembelajaran tesebut. Menurut Darmadi (2017:176), menyatakan bahwa
“Metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai media untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Shiddiq (2008:20) menjelaskan bahwa metode pembelajaran
komponen cara pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam menyampaikan
pesan atau materi pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkam bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyajukan materi ajar
kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung dengan upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik.

2.3 Metode Permainan Tebak Kata


Pengertian Permainan
Permainan termasuk kegiatan yang sangat di sukai banyak siswa karena
dengan permainan siswa akan lebih semangat dalam pembelajaran dan tidak akan
jenuh saat di dalam kelas. Menurut (Firtiyeni, 2014:20) permainan adalah suatu
perbuatan yang mengandung keasyikan atas kehendak sendiri, bebas tanpa

14
paksaan, dengan tujuan untuk memperoleh kesenanganpada waktu mengadakan
kegiatan tersebut. Menurut Kurniasih (2015:95) tebak kata adalah permainan
yang menggunakan media kartu tebak kata berubah kata ataupun gambar yang
berpasangan dengan kartu jawaban tebak kata, dan dilaksanakan dengan cara
berpasangan. Menurut Sulasmi (2013:5), berpendapat bahwa permainan tebak
kata dapat meningkatkan motivasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok
pada siswa.
a. Pengertian Tebak Kata
Permainan tebak akan salah satu permainan yang sering digunakan oleh
anak-anak. Permainan merupakan salah satu cara yang tepat untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Permainan tebak
kata juga sangat menarik untuk diberikan kepada peserta didik dalam
pembelajaran sebuah materi pelajaran. Metode ini berguna untuk kelas yang aktif
dalam kelas. Pengertian aktif terdapat dua macam, yaitu:
2. Aktif dalam arti selalu atau suka berbicara meski tidak dalam pembelajaran.
3. Aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir dan bertanya jika menemukan
kesulitan, Fitriyeni (2014:21).
b. Tujuan Penggunaan Permainan Tebak Kata
Permainan merupakan salah satu cara yang tepat untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan.Adapun tujuan dari
penggunaan permainan tebak kata menurut Fitriyeni (2014:21) antara lain:
1. Melatih para siswa gara lebih tenang.
2. Membuat para siswa supaya lebih dewasa.
3. Melatih siswa agar lebih bertanggung jawab.
4. Menjadikan siswa lebih berani dalam membuat pertanyaan.
c. Kelebihan dan Kelemahan Permainan Tebak Kata
Menurit Fitriyeni (2014:22) permainan tebak kata mempunyai kelebihan
dan kelemahan sebagai berikut:
1. Kelebihan Tebak Kata
a. Anak akan memiliki kekayaan bahasa

15
b. Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
c. Siswa menjadi tertarik untuk belajar
d. Memudahkan dalam menanam konsep pelajaran dalam ingatan siswa.
e. Pembelajaran berlangsung menyenangkan
f. siswa diarahkan leebih aktif.
2. Kelemahan Tebak kata
a. Memerlukan eaktu yanh lama sehingga materi sulit tersampaikan.
b. Bila siswa tidak menjawab dengan benar, maka tidak semua siswa dapat
maju karena waktu terbatas.

2.4 Teks Drama


a. Pengertian teks drama
Drama adalah salah satu pembelajaran yang sering digunakan
oleh siswa untuk membentuk karakter dirinya. Menurut Harymawan
(2008:1) Kata drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang
berarti berbuat, belaku, bertindak, atau bereaksi dan sebagainya.
Drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan
kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan
dan dialog (Siswanto 2008:163). Drama adalah karya sastra yang
mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya (Fauzi
2007:9). Menurut Waluyo (2001:2) Drama berarti perbuatan,
tindakan atau action.
Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian drama adalah dialog yang bertujuan
mengambarkan kehidupan seseorang dengan mengemukakan tikaian
dan emosi untuk membentuk karakter dirinya.
b. Unsur-unsur Naskah Drama
1. Plot atau Alur Drama
Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga
akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang

16
berlawanan (Waluyo 2001:8). Menurut Wiyanto (2002:24), secara
rinci, perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu eksposisi,
konflik, komplikasi, krisis, resolusi, dan keputusan.
a) Eksposisi
Tahap ini disebut pula tahap perkenalan, karena penonton
mulai diperkenalkan dengan lakon drama yang akan ditontonnya
meskipun hanya dengan gambaran selintas. Wujud perkenalan ini
berupa penjelasan untuk mengantarkan penonton pada situasi awal
lakon drama (Wiyanto 2002:25).
b) Konflik
Pemain drama sudah terlibat dalam persoalan pokok. Dalam
tahap ini mulai ada insiden (kejadian). Insiden pertama inilah yang
memulai plot sebenarnya, karena insiden merupakan konflik yang
menjadi dasar sebuah drama (Wiyanto 2002:25).
c) Komplikasi
Insiden kemudian berkembang dan menimbulkan konflik-
konflik yang semakin banyak dan ruwet. Banyak persoalan yang kait-
mengait, tetapi semuanya masih menimbulkan tanda tanya (Wiyanto
2002:26).
d) Krisis
Dalam tahap ini berbagai konflik sampai pada puncaknya
(klimaks). Bila dilihat dari sudut penonton, bagian ini merupakan
puncak ketegangan. Namun, bila dilihat dari sudut konflik, klimaks
berarti titik pertikaian paling ujung yang dicapai pemain protagonis
(pemeran kebaikan) dan pemain antagonis (pemeran kejahatan)
(Wiyanto 2002:26).
e) Resolusi
Dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik. Jalan keluar
penyelesaian konflik-konflik yang terjadi sudah mulai tampak jelas
(Wiyanto 2002:26).

17
f) Keputusan
Dalam tahap terakhir ini semua konflik berakhir dan sebentar
lagi cerita selesai. Dengan selesainya cerita, maka tontonan drama
sudah usai (bubar) (Wiyanto 2002:26). Plot dalam drama berfungsi:
a. untuk mengungkapkan buah pikiran penulis teks.
b. menangkap, membimbing dan mengarahkan perhatian pembaca
atau penonton.
c. mengungkapkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh cerita.
Untuk menyusun gambaran peristiwa tersebut sehingga
membentuk sebuah plot, pembaca mungkin akan menggarapnya
berdasarkan urutan waktu maupun urutan sebab akibat.
2. Tokoh Cerita atau Karakter
Tokoh cerita adalah orang yang mengambil bagian dan
mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian peristiwa yang
digambarkan di dalam plot. Menurut Wiyanto (2002:27), karakter
atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh
dalam lakon drama. Dari sisi sifatnya dalam cerita, tokoh dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu tokoh mayor, yakni tokoh yang
bersifat penting dan tokoh minor, yakni tokoh yang tidak terlalu
penting. Pelukisan watak pemain dapat langsung pada dialog yang
mewujudkan watak dan perkembangan lakon, tetapi banyak juga
kita jumpai dalam catatan samping (catatan teknis) (Waluyo
2001:17). Waluyo (2001:16) menyatakan tokoh-tokoh dalam
drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa, seperti berikut ini:
a) Berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita, terdapat tokoh
protagonis, tokoh antagonis, tokoh tritagonis.
b) Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, maka
terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
(1) Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan
gerak lakon.

18
(2) Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh
sentral.
(3) Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran
pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita.

19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan rancangan eksperimen semu dengan alasan
peneliti ingin mengetahui seberapa pengaruh metode yang
digunakan oleh penelitian saat penelitian di dalam kelas.
Penelitian eksperimen terdiri atas tiga ciri pokok, yaitu: adanya
variabel bebas yang dimanipulasikan, adanya pengendalian atau
pengontrolan semua variabel lain kecuali variabel bebas, dan
adanya pengamatan atau pengukuran terhadap variabel terikat
sebagai efek variabel bebas. (Sudaryanto, 2000:19). Pada
penelitian ini desain yang dilakukan oleh peneliti adalah
mengguanakan desain pretest, postest, dan kelompok control.
Pretest digunakan untuk mengukur seberapa kemampuan siswa
saat menulis teks drama sebelum menggunakan metode,
sedangkan postest digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
saat menulis teks drama setelah menggunakan metode permainan
tebak kata. Desain ini digambarkan sebagai berikut.
Kelompok Pretest Variabel Bebas
Postest

E Y1 X Y2

K Y1 - Y2
Keterangan:
E : kelompok eksperimen
K : Kelompok Kontrol
Y1 : Pretes
Y2 : Postes
X : Variabel bebas (perlakuan dengan metode permainan tebak kata)

20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Simanjaya dengan
subjek penelitian siswa kelas VIII tahun ajaran 2021. Penelitian
ini dilaksanakan pada jam pelajaran bahasa Indonesia dengan
alasan agar siswa lebih enak melakukan pembelajarannya seperti
biasa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2021/ 2022.

3.3 Populasi dan Sampel


a. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:80) mengatakan bahwa populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi adalah serumpun atau sekelompok objek yang menjadi

sasaran penelitian (Bugin, 2005:99). Dari pengertian populasi di

atas, populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Simanjaya

kelas VIII sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa 85orang.

b. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:81) Sampel merupakan bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dalam penelitian ini, teknik yang dipakai peneliti adalah

menggunakan Stratified Sampling dengan alasan pengambilan

sampel anggota melibatkan populasi dalam urutan sistematika

tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama terlepas dai

21
kesamaan frekuensi setiap populasi.

Dari hasil tersebut diperoleh dua kelas yang dijadikan sampel

dari penelitian ini yaitu kelas VIII R1 dengan jumlah 23 siswa dan

VIII R2 dengan jumlah 22 siswa. Untuk menentukan kelas yang

dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan

dengan menggunakan media uang logam untuk mengundi. Hasil

dari pengundian diperoleh kelas VIII R2 sebagai kelompok

eksperimen dan kelas VIII R1 sebagai kelompok kontrol.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini menggunakan dua vaeiabel yaitu

penggunaan metode dalam pembelajaran menulis teks drama,

sebagai variabel bebas dan kemampuan menulis teks drama

siswa, sebagai variabel terikat.

1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penggunaan metode permainan tebak kata dalam pembelajaran

menulis teks drama (X).

2. Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa

menulis teks drama (Y) SMP Simanjaya.

22
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

oleh peneliti ini yaitu berupa instrumen tes, pedoman obsevasi,

dan pedoman wawancara. Instrumen tes yang digunakan oleh

peneliti berupa nilai hasil dari pretest dan postest menulis teks

drama, sementara, pedoman observasi digunakan untuk

mengetahui keterlaksanaan penerepan metode permainan tebak

kata, dan pedoman wawancara digunakan untuk menggali data

terkait permasalhan yang dialami oleh siswa.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest). Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data

yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Tes awal (pretest)

2. Tes awal dilakukan sebelum treatment. Pretest dilakukan untuk

mengetahui keterampilan yang dimiliki oleh siswa sebelum

diterapkannya metode permainan tebak kata.

3. Treatment (pemberian perlakuan) Dalam hal ini peneliti


menerapakan metode permainan tebak kata terhadap
keterampilan menulis teks drama.

23
4. Tes akhir (posttest) Setelah treatment, tindakan selanjutnya
adalah postest untuk mengetahui keterampilan menulis teks
drama dengan menggunakan metode permainan tebak kata.

3.6 Teknik Analisis Data

a. Penerapan Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti ini

menggunakan uji-t. Dengan alasan Penggunaan teknik analisis ini

peneliti ingin mengobservasi hasil pengukuran dari dua kelompok

sampel yang berbeda, yaitu kemampuan menulis teks drama

terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Seluruh

perhitungan uji-t akan dihiutng menggunakan SPSS (Statistical

Package for thr Scientist) versi 24.0.

b. Persyaratan Analisis Data

Arikunto (1996: 307) menyatakan ada dua asumsi yang

harus dipenuhi apabila menggunakan analisis uji-t yaitu, uji

normalitas sebaran dan uji homogenitas varian.

1. Uji Normalitas Sebaran

Menurut Siregar (2014,153) uji normalitas sebaran yaitu

digunakan untyk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi

dengan normal atau tidak berfungsi sebagai mengkaji normal atau

tidaknya sebaran data penelitian. Dalam penelitian ini uji

normalitas yang dilakukan adalah uji normalitas terhadap skor

24
menulis awal dan skor menulis akhir, baik pada kelompok kontrol

maupun kelompok eksperimen. Pengujian normalitas sebaran

dapat menggunakan rumus SPSS versi 24.0.

2. Uji Homogenitas Varians

Nurgiyanto, (2009:216) menyatakan bahwa varians

populasi (s2) setiap kelompok bersifat homogen atau tidak

berbeda secara signifikan. Untuk mengkaji homogenitas varians

dapat menggunakan rumus SPSS versi 24.0.

3. Uji-t

Uji-t dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya hasil belajar pada kedua kelompok atau untuk

menguji perbedaan keterampilan menulis teks drama antara

kelompok eksperimen yang menggunakan metode permainan

tebak kata dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan

menggunakan metode permainan tebak kata. Penghitungan uji-t

dapat dilakukan mengguanakn SPSS versi 24.0

25
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Fauzi, Harry D.2007. Bagaimana Mnulis Drama. Jakarta: CV


Armico.

Henry, Guntur Tarigan. 2013. Membaca sebagai Suatu


Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV.Angkasa.

Herman J. Waluyo. 2008. Drama Teori dan Pengajarannya.


Yogyakarta: PT. Hanindita

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan


Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.

Munirah. 2015. Pengembangan Menulis Paragraf. Yogyakarta:


CV Budi Utama.

Nurgiyanto, Burhan. 2009. Statistik Terapan untuk Penelitian


Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: BPFE.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.


Jakarta: Grasindo.

Resmini Novi, dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD Teori dan


Pengajaranya. Bandung: UPI Press.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta:


Grasindo

26
Sudaryanto. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan dan
Pengajaran Bahasa Jilid I. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Djago, dkk. 2003. Pendidikan Keterampilan Berbahasa.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu


Keterampilan Bebahasa. Bandung: Angkasa

Waluyo, Herman J. 2003. Drama Teori dan Pengajaranya.


Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.

Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta:


Grasiindo.

Yunus, S. d. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Zainurrahman. 2011. Menulis: dari Teori Hingga Praktik


(Penawaran Racun Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai