Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM KOMEDI DALAM


MENULIS TEKS ANEKDOT DENGAN SISTEM PEMBELAJARAN
DARING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X
SMK NEGERI 4 SOPPENG

Ayu Musfira

1751042030

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II ...............................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................7
A. Tinjaun Pustaka ........................................................................ 7
1. Keterampilan Menulis .......................................................... 7
2. Teks Anekdot ..................................................................... 11
3. Media Pembelajaran ........................................................... 13
B. Kerangka Pikir ....................................................................... 19
C. Hipotesis Penelitian ................................................................ 22
BAB III ............................................................................................ 23
METODE PENELITIAN ............................................................... 23
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 23
B. Variabel dan Desain Penelitian ............................................... 23
C. Definisi Operasional Variabel ................................................ 24
D. Populasi dan Sampel .............................................................. 25
E. Instrumen Penelitian ............................................................... 26
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 26
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 34

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan media film komedi merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran menulis teks anekdot. Mengapa, karena dapat meransang daya pikir

peserta didik agar mampu menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa. Bahasa

merupakan suatu hal yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi seseorang, baik dalam bentuk lisan

maupun tulisan secara optimal. Karena dengan adanya bahasa, manusia dapat

berinteraksi serta mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan kepada orang lain.

Keterampilan bahasa sangat erat hubungannya dengan cara berpikir

seseorang. Bahasa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan di dunia

pendidikan, karena sebagai alat pengantar pembelajaran, khususnya bahasa

nasional yaitu bahasa indonesia. Tanpa adanya bahasa, rangkaian tindakan

belajar-mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Interaksi antara guru dan siswa

tidak akan terjalin secara baik. Menurut Tarigan (2008:1), “Keterampilan

berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: (1) keterampilan menyimak

(listening skill), (2) keterampilan berbicara (sepeaking skill), (3) keterampilan

membaca (reading skill), (4) keterampilan menulis (writing skill). Menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi

secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008:

1
2

3). Jadi, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan

menuangkan ide-ide menggunakan alat sebagai medianya dalam bentuk tulisan-

tulisan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca.

Menulis merupakan kegiatan yang bersifat menghasilkan dan memberikan

gambaran gagasan dan perasaan. Dalam pelaksanaannya penulis harus memiliki

sifat terampil memanfaatkan ilmu tentang aksara atau system tulisan, struktur

bahasa, dan kosakata. Keterampilan dalam menulis tidak mungkin muncul secara

sendiri, akan tetapi harus melalui proses latihan dan praktik yang banyak dan

teratur (Tarigan, 2013: 3-4). Oleh karena itu, pembelajaran menulis perlu

ditumbuh kembangkan dalam dunia pendidikan karena dapat melatih siswa untuk

berpikir kritis dalam menanggapi segala sesuatu. Berkenaan dengan keterampilan

menulis bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 tidak hanya difungsikan sebagai

alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana berpikir. Bahasa merupakan sarana

untuk mengungkapkan gagasan dan sebuah gagasan yang utuh biasanya

direalisasikan dalam bentuk teks. Teks dimaknai sebagai kalimat atau tulisan yang

bermakna, yang memuat gagasan yang utuh. Pembelajaran berbasis teks inilah

yang digunakan sebagai dasar mengembangkan kompetensi dasar mata pelajaran

bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 (Priyatni, 2017: 37).

Kurikulum 2013 yang berbasis teks yang menjadikan keterampilan

menulis menjadi sangat utama untuk meningkatkan keterampilan menulis para

siswa salah satunya adalah teks anekdot. Mata pelajaran teks anekdot diberikan

kepada siswa kelas X semester ganjil. Kompetensi Dasar: Memahami struktur

dan kaidah teks anekdot baik melalui lisan maupun tulisan. Indikator: Pengenalan
3

struktur teks anekdot, pengenalan ciri bahasa teks anekdot dan pemahaman isi

teks anekdot. Para siswa dituntut mampu membuat teks anekdot. Teks anekdot

merupakan cerita singkat yang lucu, menarik, dan mengesankan (Kemendikbud,

2016: 81).

Bersumber pada hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru

mata pelajaran bahwa pembelajaran menulis teks anekdot tidak terlalu diminati

oleh siswa SMK Negeri 4 Soppeng. Tingginya rasa tidak peduli dalam belajar

serta sulitnya bagi siswa untuk menemukan pikiran atau ide, kata-kata pembuka,

menyusun kata yang tepat, dan memadukan struktur dengan baik yang disesuaikan

dengan tema menjadi faktor utama yang menyebabkan kurangnya minat siswa

belajar menulis teks anekdot.

Salah satu pengaruh keberhasilan guru dalam mengajar yaitu alat atau

media yang digunakan dalam rangkaian belajar mengajar. Peneliti menggunakan

media pembelajaran video film komedi. Media merupakan alat bantu yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Mulyati,

2017:161). Penggunaan media sangat membantu para guru untuk mempermudah

menyampaikan informasi serta sangat bermanfaat bagi para siswa untuk

menambah motivasi belajar sehingga mempermudah memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 425)

video merupakan bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi. film

komedi merupakan media (audio-visual) berupa rekaman video. Film yang

menempatkan humor yang menampilkan seorang komedian/komik tampil di


4

depan penonton membawakan jokes berbicara langsung kepada mereka dan

menghadapi reaksi penonton juga secara langsung dan seketika (Papana, 2016: 6).

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang digunakan oleh Lasmi (2016)

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Karikatur dan Video Stand Up

Comedy Terhadap Kemahiran Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjung Pinang Tahun Pelajaran 2015/2016” dan

Hajrah (2015) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Video Stand Up

Comedy Terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Bangun Purba Tahun Pembelajaran 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakan yang telah diuraikan sebelumnya,

rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar menulis teks anekdot peserta didik kelas X SMK

Negeri 4 Soppeng sebelum menggunakan media film komedi?

2. Bagaimanakah hasil belajar menulis teks anekdot peserta didik kelas X SMK

Negeri 4 Sopppeng setelah menggunakan media film komedi?

3. Apakah ada pengaruh penggunaan media film komedi dalam menulis teks

anekdot terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMK Negeri 4 Soppeng?
5

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan yang

akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mendeskripsikan hasil belajar menulis teks anekdot peserta didik kelas X

SMK Negeri 4 Soppeng sebelum menggunakan media film komedi.

2. Mendeskripsikan hasil belajar menulis teks anekdot peserta didik kelas X

SMK Negeri 4 Soppeng setelah menggunakan media film komedi.

3. Membuktikan ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media film komedi

terhadap hasil belajar menulis teks anekdot peserta didik kelas X SMK Negeri

4 Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya,

khususnya yang akan meneliti atau mengkaji masalah yang relevan dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi media belajar dalam usaha melatih

sekaligus mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh.


6

b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan

proses pengajaran bahasa indonesia dalam kemampuan menulis teks anekdot

kelas X.

c. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan motivasi dalam meningkatkan

kemampuan menulis teks anekdot dan untuk meningkatkan proses belajar

mengajar dengan cara merangsang kreativitas dan proses berpikir siswa dalam

menulis teks anekdot.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Pustaka

1. Keterampilan Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat berharga

dan merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai oleh peserta didik. Di dalam dunia pendidikan menulis menjadi suatu

keterampilan yang akan tetap penting, sebab dengan menulis dapat membantu

seseorang berpikir dengan lebih mudah. Menurut Suparno (Dalman, 2015: 4)

menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian nasihat,perintah, dan pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Menurut Tarigan menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang

grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami

bahasa dan grafis itu (dalam Dalman, 2015: 4).

Dalam kegiatan menulis, penulis diharapkan untuk terampil memanfaatkan

ilmu tentang aksara, struktur bahasa, dan kosakata. Selanjutnya, menurut Suparno

menulis merupakan suatu aktivitas penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Sejalan dengan itu,

Marwoto(dalam Dalman, 2015: 4) menjelaskan bahwa menulis adalah

mengungkapkan pikiran atau gagasannya dalam bentuk karangan secara bebas

7
8

atau tidak terbatas. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan pengalaman atau

skemata yang luas sehingga si penulis bisa menuangkan pikiran, gagasan,

pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata adalah segala sesuatu yang

diketahui dan pengalaman yang dimiliki. Jadi semakin luas skemata seseorang,

maka semakin mudahlah ia dalam menulis.

b. Tujuan Menulis

Berdasarkan uraian menulis diatas yang telah diuraikan sebelumnya,

tujuan utama dalam menulis yang dikemukakan oleh D’Angelo (dalam Salam,

2009: 2) yaitu:

1) Tulisan yang tujuannya sebagai pemberitahuan disebut komunikasi verbal atau

informatif.

2) Tulisan yang tujuannya untuk memastikan atau sebagai desakan disebut

wacana persuasif.

3) Tulisan yang mengandung tujuan estetik untuk menghibur atau disebut dengan

tulisan literer atau wacana kesusastraan.

4) Tulisan yang tujuannya untuk menyatakan perasaan dan emosi disebut wacana

ekspresif.

Sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan Hugo Hartig (dalam

Tarigan, 2008: 25-26) tujuan penulisan itu ada tujuh bagian yaitu:

1) Tujuan penugasan (assignment purpose) adalah tulisan yang pada dasarnya

tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena

ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri; misalnya para siswa yang ditugaskan

untuk membuat laporan, atau netulen rapat.


9

2) Tujuan altruistik (altruistic purpose) adalah tulisan yang berusaha untuk

menbangkitkan rasa senang para pembaca. Penulis semata-mata ingin

menghibur dan mengobati para pembaca, ingin membantu pembaca untuk

memahami, menghargai perasaan dan penalarannya dalam menanggulangi

segala macam persoalan yang dihadapi.

3) Tujuan persuasif (persuasive purpose) adalah tulisan yang meyakinkan

pembaca tentang kebenaran yang disampaikan atau diutarakan dalam tulisan.

4) Tujuan informasi(informational purpose) adalah tulisan berusaha memberikan

keterangan atau informasi kepada pembaca.

5) Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose) adalah tulisan yang

memperkenalkan dan menyatakan diri penulis kepada pembaca melalui karya

tulisnya.

6) Tujuan kreatif (creative purpose) adalah jenis tulisan yang erat kaitannya

dengan tujuan pernyataan diri. Namun keinginan kreatif melebihi pernyataan

diri, karena menulis melibatkan diri untuk mencapai norma artistik atau seni

yang ideal.

7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose) adalah jenis tulisan

dimana penulis berusaha menyelesaikan atau memecahkan masalah yang

dihadapi dengan menyalurkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Penulis ingin

menjelaskan menjernihkan, serta meneliti secara cermat pikiran atau gagasan-

gagasan agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.


10

c. Manfaat Menulis

Berdasarkan tujuan diatas yang telah diuraiakan, Komaidi (2007: 12)

membagi manfaat menulis menjadi 6, yaitu:

1) Kegiatan menulis dapat menimbulkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang

ada di sekitar.

2) Kegiatan menulis dapat membuat seseorang untuk lebih semangat mencari dan

membaca berbagai referensi sehingga dapat menambah pengetahuan tentang

apa yang akan seseorang tulis.

3) Kegiatan menulis dapat melatih seseorang dalam menyusun pemikiran dan

argumen secara runtut, sistematis dan logis.

4) Kegiatan menulis merupakan sarana untuk mengurangi stres karena seseorang

dapat menulis tanpa diganggu oleh orang lain.

5) Kegiatan menulis merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk

membantu perekonomian.

6) Dengan menghasilkan banyak tulisan dan dikonsumsi oleh khalayak banyak

dapat membuat seseorang lebih dikenal dan semakin populer.

Sehubungan dengan manfaat diatas Akhadiah, dkk (dalam Djumingin,

2007: 111), mengemukakan secara umum dengan menulis berbagai kegiatan yang

dapat dilakukan, yaitu:

1) Mencari sumber informasi tentang topik tersebut. Wawasan tentang topik itu

terus bertambah luas dan dalam.


11

2) Untuk menulis tentang sesuatu anda harus belajar tentang sesuatu serta

berpikir/bernalar. Anda mengumpulkan kenyataan-kenyataan yang

menghubung-hubungkan, serta menarik kesimpulan.

3) Menulis berarti menyusun pikiran atau gagasan secara selaras dan teratur.

Dengan demikian, anda menjelaskan sesuatu yang semula masih kurang jelas

bagi diri anda.

4) Jika anda menulis, anda menuangkan pikiran anda ke atas kertas sehingga ada

jarak antara anda dengan hasil pemikiran itu. Dengan demikian, anda akan

lebih mudah menilai pikiran atau gagasan itu.

5) Dengan menuliskan permasalahan diatas kertas, anda lebih mudah

menyelesaikannya.

6) Tugas menulis mengenal suatu pokok pembicaraan dalam diskusi memaksa

anda belajar secara giat.

7) Kegiatan menulis yang sudah direncanakan akan membiasakan anda berpikir

dan berbahasa secara teratur.

2. Teks Anekdot

a. Pengertian Teks Anekdot

Teks anekdot merupakan karangan cerita atau kisah yang bias jadi

berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang ditulis secara singkat, pendek dan

lucu tentang berbagai hal yang menarik seperti politik hukum, politik pendidikan,

sindiran, kritikan, dan sebagainya. Menurut Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) Teks

Anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan meninggalkan
12

kesan, biasanya tertuju pada orang-orang penting dan berdasarkan kejadian yang

sebenarnya. Menurut Kosasih (2018 : 2) teks anekdot adalah teks yang berbentuk

cerita, dimana di dalamnya mengandung humor sekaligus kritikan atau tanggapan.

Karena berisi kritikan, teks anekdot sering kali bersumber dari kisah-kisah nyata

dengan tokoh yang nyata dan terkenal. Anekdot tidak semata-mata menyajikan

hal-hal yang lucu, guyonan ataupun humor. Akan tetapi, terdapat pula tujuan

dibalik cerita lucunya itu, yakni berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan

pesan kepada khalayak.

b. Ciri-ciri Teks Anekdot

Untuk memahami perbedaan antara teks anekdot dengan teks lainnya

terdapat ciri-ciri teks anekdot berikut ini (Kemendikbud, 2017 : 3-4) :

1) Teks anekdot bersifat lelucon atau humor.

2) Bersifat menggelitik atau menghasut.

3) Bersifat kritik atau ejekan.

4) Mengenai orang penting atau terkenal.

5) Memiliki tujuan tertentu.

6) Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung

secara umum dan realistis.

7) Cerita yang disajikan hamper menyerupai dongeng.

c. Struktur Teks Anekdot

Seperti halnya dengan jenis teks yang lain, teks anekdot pun memiliki

struktur yang jelas. Struktur tersebut meliputi (Kemendikbud, 2017 : 12-13) :


13

1) Abstraksi, terletak pada bagian awal paragraf, berisikan gambaran

permulaan atau awal tentang isi dari teks anekdot.

2) Orientasi, berisikan latar belakang, awal mula terjadinya suatu kejadian

atau peristiwa yang terjadi di dalam teks.

3) Event, berisikan rangkaian kejadian yang terjadi di dalam teks.

4) Krisis, berisikan tentang pemunculan permasalahan yang terjadi di dalam

teks anekdot.

5) Reaksi, bagian ini berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul di

dalam bagian krisis.

6) Koda, Pada bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh di

dalam teks.

7) Re-orientasi, bagian ini merupakan bagian akhir dari teks sekaligus

sebagai penutup dari teks itu sendiri.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius, secara harfiah, media berarti

perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan

(a receiver)”. Indriana (dalam Silalahi, 2015: 76) mengatakan bahwa Media

adalah alat perantara atau pengantar komunikasi.

Batasan lain pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di antaranya

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2017 : 3) mengatakan bahwa media kalau

dipahami secara garis besar adalah materi, mansusia, atau peristiwa yang
14

membangkitkan keadaan yang membuat siswa mampu memperoleh sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Dalam pengertian ini guru, lingkungan sekolah,

dan buku teks merupakan media. Menurut Gagne’ dan Briggs (dalam Arsyad,

2017: 4) secara mutlak mengatakan bahwa media pembelajaran mencankup alat

yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang

terdiri dari antara lain foto, gambar, grafik, televise, computer, buku, tape

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai).

Dengan kata lain, media merupakan bagian dari keseluruhan sumber belajar atau

sarana atau alat fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa

yang dapat memicu siswa untuk belajar.

Media pembelajaran sebagai peralatan fisik tidak sama dengan teknologi

pembelajaran, Gerlach dan Ely (dalam Haling dkk, 2017: 161) membagi media

dalam dua pengertian yaitu media dalam arti sempit dan luas. Media dalam arti

arti sempit adalah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan elektronik yang

dipergunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi

visual atau verbal. Sedangkan dalam arti luas yaitu orang, material, atau kejadian

yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru. Sementara menurut

Miarso (dalam Haling dkk, 2017: 161), media pembelajaran merupakan sesuatu

yang bisa digunakan untuk memberikan bahan pembelajaran sehingga dapat

merangsang ide maupun kemauan siswa agar terjadi proses belajar.

Media pembelajaran menjadi bagian penting dalam melakukan kegiatan

pembelajaran yang bermakna untuk siswa. Djuanda (2006: 102) menyatakan salah
15

satu usaha guru dalam meningkatkan kegairahan dan minat siswa dalam belajar,

serta menjadikan stabil pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran adalah

dengan menggunakan media. Selain itu, media juga bisa memperhebat

keterampilan siswa.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Fungsi utama media pembelajaran pada dasarnya yaitu sebagai sumber

belajar. Suatu media pembelajaran dapat digunakan oleh guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Tetapi guru harus memperhatikan tujuan

pembelajaran sebagai pangkal acuan dalam menggunakan media. Menurut Kemp

dan Dayton (dalam Arsyad, 2017: 25) menentukan beberapa manfaat media dalam

pembelajaran yaitu:

1. Proses pembelajaran lebih baku. Setiap pelajar yang mendengar atau

menyaksikan penampilan melalui media akan menerima pesan yang sama.

2. Pembelajaran bias lebih menyenangkan dan menarik. Media diasosiasikan

menjadi penarik perhatian dan membuat siswa tetap fokus.

3. Pembelajaran bersifat saling melakukan aksi dengan diterapkannya teori dan

prinsip-prinsip belajar psikologis yang diterima dalam hal partisipan siswa,

umpan balik dan pengetahuan.

4. Lama waktu pembelajaran yang dibutuhkan bisa dipersikat karna sebagian

media hanya memerlukan waktu yang sedikit untuk menyampaikan amanat

atau nasihat pelajaran dalam jumlah yang lumanya banyak dan kemungkinan

bisa diserap oleh siswa.


16

5. Tingkat baik buruknya suatu hasil belajar bisa ditingkatkan bilamana

pembauran kata dan gambar sebagai media pembelajaran bisa membicarakan

elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasi dengan jelas, baik,

dan spesifik.

6. Pembelajaran bisa disampaikan kapan dan dimana diperlukan atau diinginkan

terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara

perorang.

7. Perilaku tegas terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar

yang dapat dinaikkan.

8. Tindakan guru bisa berubah ke arah yang lebih tegas: beban guru untuk

menjelaskan yang berulang-ulang tentang isi pelajaran dapat dikurangi atau

bahkan dihilangkan sehingga ia bisa memusatkan perhatian kepada aspek

penting lain dalam runtutan belajar mengajar.

Macam-macam manfaat media pembelajaran sudah dibahas oleh beberapa

ahli. Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2017: 28), mengusulkan manfaat media

pembelajaran sebagai berikut:

1. Adanya bantuan media pembelajaran, siswa lebih termotivasi dan lebih

tertarik untuk belajar.

2. Segala sesuatu pembelajaran akan lebih gampang dipahami oleh siswa

sehingga maksud yang dituju pembelajaran bisa tercapai.

3. Cara mengajar lebih bervariasi sehingga siswa tidak jenuh dan guru tidak

akan kehabisan tenaga untuk mengajar.


17

4. Dengan adanya pertolongan media pembelajaran siswa tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari guru, tapi siswa dapat melakukan kegiatan

seperti melakukan, mendemonstrasikan, mengamati dan lain-lain.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa ragam media pendidikan yang disampaikan oleh para ahli.

Hamalik (2008: 50-51) menyusun media pendidikan menjadi lima yaitu (1) alat-

alat audio visual meliputi (a) media pendidikan tiga dimensi contohnya model,

benda asli, globe, pameran dan museum, (b) media pendidikan tanpa proyeksi

contohnya papan planet, diagram grafik, kartu gambar, papan tulis, (c) media

pendidikan yang menggunakan teknik contohnya film strip, rekaman, TV, slide,

movie film, komputer, (2) bahan-bahan cetakan atau bacaan berupa jurnal, koran,

kartu, buku-buku, dan sebagainya, (3) sumber-sumber masyarakat, (4) tindakan

yang dicontohkan oleh guru, dan (5) kumpulan benda-benda.

Macam-macam media menurut Sudjana (2011: 3-4), yaitu (1) media dua

dimensi, yaitu: gambar, foto, bagan, grafik. (2) media tiga dimensi, yaitu: ragam,

padat, ragam penumpang, (3) media proyeksi, seperti: slide, film strips, OHP, dan

(4) proses lingkungan sebagai media pembelajaran.

Media disiapkan guna memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar

siswa, serta siswa bisa aktif berperan dalam suatu kegiatan belajar. Djamrah dan

Aswan (2006: 124-125) merealisasikan beberapa ragam media jika dilihat dari

jenisnya sebagai berikut: (1) Media visual, yakni media yang hanya menaruh

kepercayaan pada indra penglihatan. (2) Media auditif, yaitu media yang

mengandalkan kemampuan suara saja, seperti, cassette recorder, piringan hitam,


18

radio. Ada yang hanya memperlihatkan gambar diam seperti film strip (film

rangkai, slides (film bingkai), lukisan atau gambar. Ada pula yang

memperlihatkan gambar bergerak seperti film kartun dan film bisu. (3) Media

audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar, terbagi

menjadi dua jenis yaitu audiovisual diam (sound slides, film rangkai suara) dan

audiovisual gerak (film suara, video cassette).

Arsyad (2017: 79-93) mengusulan ragam media pembelajaran dengan

melihat taksonomi Leshin. Jenis-jenis media pembelajaran tersebut yaitu: (1)

media berbasis manusia, (2) media berbasis cetakan, seperti buku teks, jurnal,

majalah, dll. (3) media berbasis vissual, seperti gambar, diagram, peta, dll. (4)

media berbasis audiovisual, seperti lagu ataupun video. (5) media berdasarkan

pada komputer.

d. Media film komedi

Pembelajaran dengan menggunakan media film pada kenyataannya akan

memberikan pengalaman yang pernah dilalui yang mirip dengan kejadian

sesungguhnya. Hal inilah yang menjadikan media bagi guru untuk menumbuhkan

pikiran atau gagasan untuk menulis bagi siswa.

Film komedi yang berjenis humor dan komedi akan memperlihatkan suatu

adegan yang menyenangkan dan lucu. Di dalam sebuah film, suatu babak tidak

hanya memperlihatkan hiburan saja tetapi juga terdapat amanat baik pesan moral

maupun sosial. Sejalan dengan itu, gagasan cerita yang sama bisa dituliskan

kembali oleh siswa dalam bentuk teks anekdot. Film komedi sebagai media

pembelajaran ini harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh guru. Guru juga
19

harus bisa menggiring siswa untuk bisa menangkap adegan lucu dari tiap moment

di dalam film. Hasil belajar yang paling mudah adalah meniru. Ketika seorang

peserta didik bisa menuliskan kembali adegan di dalam film ke dalam bentuk teks

anekdot. Maka bisa dikatakan ia berhasil meniru.

Dalam pemilihan media sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai

berikut, Azhar Arsyad (2017: 74-76) :

a. Selaras dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. Sesuai untuk mendukung inti pokok pelajaran.

c. Guru cetakan dalam menggunakannya.

d. Praktis,luwes, dan tahan.

e. Pengelompokan belajar.

f. Mutu teknis.

Memanfaatkan film komedi sebagai media, cukup memenuhi sebagian

penilaian di atas. Hal ini tentunya bergantung pada kemampuan guru dalam

merencanakan suatu kegiatan pembelajaran. Penggunaan media film komedi di

dalam pembelajaran menulis teks anekdot, diharapkan bisa memberikan pengaruh

yang baik.

B. Kerangka Pikir

Dalam kurikulum 2013 terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu

membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Dalam penelitian ini difokuskan

pada keterampilan menulis. Keterampilan menulis bisa dijadikan sebagai sarana

pembelajaran bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuannya dalam


20

menulis sebuah teks. Pada kenyataannya belajar bahasa merupakan belajar

komunikasi. Salah satu aspek komunikasi yang harus dikembangkan adalah

keterampilan menulis. Di dalam keterampilan menulis dibutuhkan kecakapan

untuk mengembangkan gagasan, pikiran, pengetahuan dan pengalaman. Teks

anekdot adalah ragam teks yang didalamnya berisi cerita singkat yang memiliki

konten lucu, komedi dan humor. Di dalam keterampilan menulis teks anekdot,

guru sebagai keseluruhan pelaksana tugas pembelajaran harus bisa mengarahkan

peserta didik untuk menumbuhkan pikiran dan gagasannya di dalam keterampilan

menulis.

Media pembelajaran yang bisa dipilih sebagai pilihan atau cara untuk

menaikkan kemampuan siswa dalam menulis teks anekdot adalah media film

komedi. Film merupakan suatu bentuk media audiovisual yang mengintegrasikan

gambar dan suara. Suara dan gambar bisa diterima oleh siswa sebagai pengalaman

nyata. Film komedi juga memiliki konten lucu, jalan cerita yang lucu dan

memiliki akhir cerita bahagia dan menyenangkan. Tentu ini searah dengan tujuan

pembelajaran, yaitu supaya siswa bisa menuliskan teks anekdot berdasarkan

pengalamannya sesudah menonton film komedi. Siswa bisa mengambil tema atau

gagasan cerita yang sama dengan film komedi yang diperlihatkan.

Di dalam penelitian ini, penulis berusaha memperlihatkan bagaimana

keterampilan siswa dalam menulis teks anekdot, sebelum dan sesudah diajarkan

dengan menggunakan media film komedi. Penulis juga akan memperlihatkan

seberapa besar pengaruh media film komedi dapat meningkatkan keterampilan

peserta didik dalam menulis teks anekdot.


21

Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa
Indonesia kurikulum
2013

Menulis

Menulis Teks Anekdot

Hasil belajar menulis Hasil belajar menulis


teks anekdot sebelum teks anekdot setelah
menggunakan media menggunakan media
film komedi film komedi

Analisis

Temuan

Berpengaruh Tidak berpengaruh


22

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris (Nazir, 1998: 182). Dilihat dalam

hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah tindakan tentang

keterkaitan antara variabel-variabel, hubungan atau perbedaan antara dua variabel

atau lebih. Hipotesis dalam peenelitian ini adalah “Adanya pengaruh penggunaan

media film komedi dalam menulis teks anekdot dengan sistem pembelajaran

daring terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMK Negeri 4 Soppeng”.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu menggunakan penelitian

pra-eksperimen. Penelitian ini melibatkan satu kelompok eksperimen yang

diberikan perlakuan. Prosedur dalam penelitian ini, pertama dengan pemberian

tugas awal untuk tahu kemampuan awal siswa tahap (pretest). Selanjutnya, siswa

diberikan perlakuan (treatment) dengan memanfaatkan media film komedi.

Sesudah itu, peserta didik diberi tugas akhir (posttest).

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel

bebas. Variabel bebas (X) ialah proses menggunakan media film komedi.

Sedangkan variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar menulis teks anekdot bahasa

Indonesia.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah “one group

pretest-posttest design” seperti pada table 3.1.

23
24

Tabel 3.1. Desain Penelitian one group pretest-posttest design

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Keterangan:

X : Perlakuan pada kelas eksperimen

O1 : hasil belajar yang diperoleh sebelum menggunakan media film komedi

(pretetst)

O2 : hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan media film komedi

(posttest)

(Diadaptasi dari Sugiyono, 2017:110-111)

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel digunakan sebagai ketentuan untuk

menjauhkan terjadinya proses yang salah. Adapun definisi operasional variabel

pada penelitian ini yaitu:

1. Media film komedi merupakan media film komedi yang digunakan untuk

merangsang daya imajinasi siswa dalam menulis teks anekdot. Media film

komedi yang digunakan yaitu film yang berjudul Stip & Pensil.

2. Hasil belajar menulis teks anekdot yaitu nilai pretest dan posttest siswa kelas

X Multimedia SMK 4 Soppeng.


25

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua peserta didik kelas X

Multimedia SMK Negeri 4 Soppeng yang berjumlah 85 siswa yang terbagi ke

dalam tiga kelas dan diuraikan dalam tabel berikut.

NO KELAS JUMLAH

1. Kelas X.MM.1 29 Orang

2. Kelas X.MM.2 28 Orang

3. Kelas X.MM.3 28 Orang

Jumlah 85 Orang

Sumber: Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 4 Soppeng

2. Sampel

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random

Sampling yang artinya dalam menentukan sampel, peneliti memilih kelas secara

acak dan kemudian memasukkan peserta didik yang berada dalam kelas terpilih

itu ke dalam sampel penelitian. Peneliti menggunakan teknik Simple Random

Sampling dalam penarikan sampel karena populasi yang ada di SMK Negeri 4

Soppeng dianggap homogen. Pengambilan secara acak ini dilakukan dengan

mengundi kelas. Dengan demikian, sampel penelitian ini ditetapkan peserta didik

kelas X.MM.1 yang berjumlah 29 orang sebagai sampel penelitian.


26

E. Instrumen Penelitian

Instrumenn penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tes unjuk

kerja yaitu keterampilan menulis teks anekdot dengan memanfaatkan media film

komedi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data hasil belajar pada penelitian ini diperoleh melalui tes yang diberikan

pada kelas yang diuji dengan tes unjuk kerja baik sebelum dan setelah pemberian

perlakuan yaitu pembelajaran menulis teks anekdot dengan menggunakan media

film komedi. Data yang dikumpulkan merupakan skor untuk masing-masing

perorang dalam kelas. Skor tersebut menggambarkan hasil belajar yang diraih

oleh siswa. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada saat pandemi,

sehingga hasil belajar ini diperoleh melalui pembelajaran secara daring (online)

yang berpotensi berbeda hasilnya jika dilakukan secara langsung.

Adapun cara dalam proses pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pertama pemberian tes awal (pretest), melalui aplikasi grup WhatsApp siswa

diberikan tes keterampilan membuat teks anekdot tanpa menggunakan media

film komedi. Siswa diberi waktu 2 hari untuk menyelesaikan tugas yang

diberikan.

2. Pada jadwal pembelajaran bahasa Indonesia selanjutnya, melalui aplikasi grup

WhatsApp peneliti kemudian menjelaskan dan memperkenalkan media film

komedi pada siswa. Setelah itu siswa diberi waktu untuk menonton film

komedi melalui aplikasi YouTube.


27

3. Kemudian dilanjutkan dengan tes akhir (posttest), yaitu siswa diberikan tes

untuk menulis teks anekdot berdasarkan film komedi yang telah mereka

tonton di aplikasi YouTube. Siswa diberi waktu selama 2 hari untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan.

4. Selanjutnya tugas tersebut dianalisis untuk mengetahui hasil belajar menulis

teks anekdot bahasa Indonesia siswa kelas X Multimedia SMK Negeri 4

Soppeng baik pretest maupun posttest. Pemeriksaann dilakukan oleh dua

orang yaitu peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar

di tempat peneliti mengambil sampel.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Stastistik Deskriptifn

a. Membuat daftar skor mentah

Setelah pemeberian tugas, tindakan pertama dalam melakukan analisis

data yaitu membuat daftar skor mentah atas nilai yang telah diperoleh.

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Teks Anekdot Bahasa

Indonesia

No. Aspek Penilaian Kriteria Skor

1. Isi gagasan yang a. Isii gagasan yang dikemukakan 5

dikemukakan sangat relevan dengan judul film.

b. Isi gagasan yang dikemukakan 4

relevan dengan judul film.

c. Isi gagasan yang dikemukakan 3


28

cukup relevan dengan judul film.

d. Isi gagasan yang dikemukakan 2

kurang relevan dengan judul film.

e. Isi gagasan yang dikemukakan 1

tidak relevan dengan judul film.

2. Struktur teks anekdot a. Memunculkan ketujuh struktur teks 5

anekdot yaitu, abstraksi, orientasi,

event, krisis, reaksi, koda, dan re-

orientasi.

b. Memunculkan lima struktur teks 4

anekdot dan tersusun secara

sistematis

c. Memunculkan empat struktur teks 3

anekdot dan tersusun secara

sistematis.

d. Memuculkan dua struktur teks 2

anekdot tetapi tidak tersusun secara

sistematis.

e. Tidak memunculkan sama sekali 1

struktur teks anekdot.

3. Kosa kata a. Penguasaan kata canggih, pilihan 5

kata dan ungkapan sangat efektif,

menguasai pembentukan kata,


29

penggunaan register sangat tepat.

b. Penguasaan kata canggih, pilihan 4

kata dan ungkapan efektif,

menguasai pembentukan kata,

penggunaan register tepat.

c. Penguasaan kata cukup memadai; 3

pilihan, bentuk, dan penggunaan

kata/ungkapan kadang-kadang

salah, tetapi tidak mengganggu.

d. Penguasaan kata terbatas; sering 2

terjadi kesalahan bentuk, pilihan,

dan penggunaan

kosakata/ungkapan; makna

membingungkan atau kurang jelas.

e. Pengetahuan tentang kosakata, 1

ungkapan, dan pembentukan kata

rendah; tidak layak dinilai

4. Kalimat a. Konstruksi kompleks dan sangat 5

efektif.

b. Konstruksi kompleks dan efektif; 4

terdapat hanya sedikit kesalahan

penggunaan bahasa (urutan/fungsi

kata, artikel, pronomina, preposisi)


30

c. Konstruksi sederhana, tetapi 3

efektif; terdapat kesalahan kecil

pada konstruksi kompleks; terjadi

sejumlah kesalahan penggunaan

bahasa (fungsi/urutan kata, artikel,

pronomina, preposisi), tetapi

makna cukup jelas.

d. Terjadi kesalahan serius dalam 2

konstruksi kalimat

tunggal/kompleks (sering terjadi

kesalahan pada kalimat negasi,

urutan/fungsi kata, artikel,

pronomina, kalimat fragmen,

pelepasan; makna membingungkan

atau kurang jelas.

e. Tidak menguasai kalimat; terdapat 1

banyak keselahan; tidak

komunikatif.

5. Penggunaan ejaan/tanda a. Memegan aturan penulisan; tidak 5

baca terdapat kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital,

dan penataan paragraf.

b. Menguasai aturan penulisan; 4


31

terdapat sedikit kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf.

c. Kadang-kadang terjadi kesalahan 3

ejaan, tanda baca, penggunaan

huruf kapital, dan penataan

paragraf, tetapi makna cukup jelas.

d. Sering terjadi kesalahan ejaan, 2

tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tangan kurang jelas; makna

membingunkan atau kurang jelas.

e. Tidak menguasai aturan penulisan; 1

terdapat banyak kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tidak terbaca.

(diadaptasi dari buku guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri Dan Akademik, 2014)

b. Mencari nilai dengan menggunakan rumus


𝑆𝑠
𝑋 = 𝑆𝑚 𝑥100

Keterangan:

X = Nilai yang dicari/nilai akhir

Ss = Skor yang diperoleh siswa


32

Sm= Skor maksimum dari teks yang bersangkutan

c. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus

berikut:

∑X
𝑋= 𝑁

Keterangan:

X = mean (nilai rata-rata)

∑ = jumlah nilai keseluruhan

N = jumlah subjek (sampel penelitian)

d. Kategori taraf pencapaian belajar siswa

Analisis statistik deskriptif yang dimaksud bisa menggambarkan

karakteristik hasil belajar peserta didik yang meliputi nilai tertinggi, nilai rata-rata,

nilai terendah, tingkat deviasi dan tabel distribusi frekuensi. Pada penelitian ini

menggunakan interval penilaian yang digambarkan pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kategori Penilaian Teks Anekdot Siswa

Nilai Kategori Keterangan

90-100 A Sangat Tinggi

80-89 B Tinggi

70-79 C Sedang

40-69 D Rendah

0-39 E Sangat Rendah


33

(Nurgiyantoro, 2009:399)

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas yang digunakan adalah kolmogrov-smirnov untuk

mengetahui apakah data yang mengikuti populasi berdistribusi normal. Dasar

penilaian yang digunakan adalah hasil belajar dikatakan mengikuti populasi yang

berdistribusi normal jika nilai p-value > ɑ = 0,05.

b. Uji Homogenitas

Sementara untuk pengujian homogenitasnya digunakan test of homogenity

of variance yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel kedua data

homogen. Data hasil belajar yang diperoleh dikatakan homogen jika p-value > ɑ =

0,05.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah

diajukan. Adapun maksud tersebut, maka pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test) dengan perhitungan

statistik lewat komputer menggunakan program aplikasi Statistic Product Service

Solution (SPSS). Hipotesis sebagai berikut:

Ha : Penggunaan media film komedi berpengaruh terhadap hasil belajar

menulis teks anekdot

Kriteria pengambilan keputusan yakni sebagai berikut:

Jika Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima

Jika Sig > 0,05 maka Ha ditolak


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dalman, 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.

Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Djamrah Syaiful Bahri; Zain Aswan.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:


Penerbit. Rineka Cipta.

Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa yang Komunikatif dan


Menyenangkan. Jakarta: Dirjen Dikti.

Djumingin, Sulastriningsih dan Mahmudah. 2007. Pengajaran Prosa Fiksi dan


Drama. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Hajrah, Vamila. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Video Stand Up Comedy


Terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri
1 Bangun Purba Tahun Pembelajaran 2014/2015. PBSI. Fakultas Bahasa
dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Haling, Abdul dan Pattaufi. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan
Penerbit UNM.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2016. Bahasa Indonesia Kelas SMA/MA/SMK/MAK X. Jakarta:


Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Blitang.
Kemendikbud, 2017. Modul Anekdot Bahasa Indonesia Paket C setara SMA/MA.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Blitang.
Kemendikbud, 2014. Buku Guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemendikbud.
Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis Panduan Praktis Menulis Kreatif
Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media.
Kosasih, E. 2018. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.

Lasmi, Atisra. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Karikatur dan Video Stand Up
Comedy Terhadap Kemahiran Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran

34
35

2015/2016. PBSI. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas


Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia (Berbasis


Kompetensi). Yogyakarta: BPFE.

Papana, Ramon. 2016. Buku Besar Stand-Up Comedy Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.

Priyatni, Endah Tri. 2017. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam


Kurikulum 2013. Malang: Bumi Aksara.

Salam. 2009. Pendidikan Penulisan Kreatif. Makassar: Universitas Negeri


Makassar.
Silalahi, Rohanawati dan Haryadi. 2015. Peningkatan Pembelajaran Menulis
Puisi Bebas Melalui Media Lagu Medley Siswa Kelas VIII SMP Sintang.
Lingtera Vol. 2 No. 1 , Mei 2015, ISSN 2406-9213. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta.
Tarigan, Henri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: CV. Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai