media Audio dan Visual dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek pada
Siswa kelas XII SMK Nurussalam Salopa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menulis adalah salah satu keterampilan utama dalam berbahasa. Sayangnya,
tidak semua orang merasa keterampilan ini mudah. Bryne (1988:1) mengatakan
bahwa menulis adalah skill yang tidak didapatkan secara spontan melainkan
melalui usaha sadar. Lebih lanjut Bryne mengatakan dalam usaha ini si penulis
menulis bukanlah hal mudah. Pencipta dan pendukung budaya adalah manusia.
Manusia lahir tanpaa kekosongan budaya, yaitu manusia dilahirkan didunia dalam
dalam alur ceritanya. Terkadang ia memulai ceritanyan dari fase klimaks atau fase
yang lain, lalu mundur kebelakang, (flashback) dan tidak jarang pula secara
zigzag. Rosidi (dalam Aslian & Umam, 2022) mendefinisikan cerpen sebuah
kebulatan ide, lengkap dan singkat, dan semua bagian dari sebuah cerpen harus
terikat pada suatu kesatuan jiwa, tidak ada bagian yang boleh dikatakan “lebh dan
termasuk kedalam tulisan ringan dan telah dijadikan salah satu modelpendekatan
(2011) mengatakan bahwa sulitnya menulis cerpen bagi pelajar adalah karena
hal ini secara tersirat oleh Nurhayati dalam pernyataannya, “Mereka itu, belum
hal ini Nurhayati telah menerapkan sistem mind mapping (peta konsep) dalam
Mind Maping atau peta konsep dapat diartikan sebagai proses memetakan
cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman
(Nursoviani et al.,2019). Dengan kata lain peta konsep adalah sebuah proses atau
dengan baik, modelpeta konsep dalam menulis oleh banyak ahli dipercaya dapat
Kreatifitas guru sangat dibutuhkan dalam memilih media dengan modelyang tepat
pembelajaran dalam proses belajar mengajar materi atau pesan yang disampaikan
Penelitian dari…….
Selain itu, Dalam proses belajar mengajar, media memiliki fungsi yang sangat
penting. Secara umum fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Media
pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada
Dengan adanya media audio visual yang dapat menampilkan suara dan
dapat menjadi salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis
cerpen dengan mengajak siswa untuk berinteraksi langsung dengan sesuatu yang
Aldama et al., (2023) yaitu sebagai berikut. Pertama, memberikan pesan yang dapat
diterima secara lebih merata oleh siswa. Kedua, sangat baik untuk menerangkan
suatu proses. Ketiga, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Keempat, dapat
hiburan tersendiri bagi peserta didik, sehingga peserta didik tidak bosan mengikuti
sesi pembelajaran. Hal tersebut menjadi salah satu alasan dipilihnya media audio
berkembang. Selain itu, melalui media audio visual, siswa memperoleh informasi
lebih banyak dari apa yang mereka dengar dan mereka lihat.
Penelitian dari…….
Sehingga dengan melihat fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk
Nurussalam Salopa”.
1.2 Pembatasan Maslah
2 Rentang Usia dan Tingkat Pendidikan: Fokus pada siswa kelas XII di SMK
Menulis Cerita Pendek pada Siswa kelas XII SMK Nurussalam Salopa
Menulis Cerita Pendek pada Siswa kelas XII SMK Nurussalam Salopa
1. Bagi Institusi/Sekolah:
pembelajaran inovatif.
pendidikan.
2. Bagi Masyarakat:
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperkenalkan
cerita pendek.
pembelajaran kreatif.
cerita pendek yang bervariasi, mulai dari tingkat pemula hingga mahir.
3. Siswa kelas XII SMK Nurussalam Salopa memiliki akses yang cukup
visual.
4. Adanya dukungan dari sekolah dalam penyediaan fasilitas dan sarana
Menulis Cerita Pendek pada Siswa kelas XII SMK Nurussalam Salopa
Menulis Cerita Pendek pada Siswa kelas XII SMK Nurussalam Salopa
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Mind Mapping
2.1.1 Pengertian Mind Mapping
Salah satu keterampilan bagaimana cara belajar dan berpikir adalah dengan
menggunakan mind mapping yang merupakan sistem belajar dan berpikir yang
keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membantuk kesan. Lebih jauh lagi Swardana menjelaskan mind mapping
dan ruang kesadaran dalam satu, cara unik yang kuat. Dengan demikian, hal itu
dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menjadi luas tak terbatas
jelas apa yang mereka pelajari. Selain itu mereka akan lebih kreatif untuk
pengertian yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan mind mapping adalah suatu
cara pemetaan pikiran atau ide menggunakan bentuk garis yang saling berkaitan
dalam menulis.
Menurut Ahmad (2021), mind mapping terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
1) Mind mapping silabus, yaitu jenis mind mapping yang mendukung menerima
suatu gambaran berhubungan apa yang dikerjakan dan biasanya mind mapping
ini dikerjakan dengan ukuran besar dan ditempel di dinding. Jenis mind
mapping ini sering disebut pemetaan makro. Keberadaan mind mapping silabus
dipelajari.
2) Mind mapping bab, yaitu jenis mind mapping yang keberadaannya dibuat
jenis ini biasanya dibuat dengan meringkas poin-poin penting dalam sebuah
informasi dengan cara yang lebih lengkap dan mendetail. Tak hanya dapat
melihat keterangan ringkas dari setiap bab yang dipelajari namun juga
sebagai berikut :
2) Gunakan gambar atau sketsa untuk ide sentral. Sebuah gambar bernilai
tingkat kedua dan ketiga anda ke tingkat pertama dan kedua. Karena otak
bekerja berdasarkan asosiasi yang suka menghubungkan dua (atau tiga,
6) Gunakan satu kata kunci per line. Kata-kata kunci tunggal memberi peta
7) Gunakan gambar di seluruh ide, setiap gambar pusat, cabang dan ide juga
sistematis.
dilakukan pada saat proses belajar mengajar, meeting workshop, atau rapat.
gagasan
5) Mempermudah proses brainstorming karena ide dan gagasan yang selama ini
tidak mudah direkam maka menjadi mudah dituangkan diatas selembar kerja.
6) Apat melihat gambaran besar dari suatu gagasan, membantu otak bekerja
7) Menyedernakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit, panjang dan tak
dengan tujuan
11) Mengasah kemampuan kerja otak karena mind mapping penuh dengan unsur
kreativitas.
3) Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan
mapping
3) beberapa detail informasi tidak masuk dalam min mapping
4) Orang lain mungkin tidak dapat memahami mind mapping yang dibuat oleh
orang lain karena hanya berupa poin inti saja yang dituliskan
5) Beberapa orang kesulitan merangkai panah atau alur mind mapping dengan
rapi, dan sering kali mind mapping terkesan berantakan dan tidak dapat
dipahami
Menulis Cerpen
Mind mapping adalah suatu cara pemetaan pikiran atau ide menggunakan
bentuk garis yang saling berkaitan agar mengahasilkan pengetahuan yang luas dan
mengembangkan ide dan gagasan dalam sebuah cerita. Bagaimana cara memulai,
apa yang akan diceritakan, atau tema apa yang akan diangkat menjadi kendala
yang paling sering ditemukan siswa dalam menulis cerpen. Dengan menggunakan
mind mapping, siswa dapat terbantu dengan cara menata poin-poin penting
sebelum menulis. Sebuah tema dijabarkan dalam bentuk garis yang berupa ide
atau poin- poin penting, saat menulis poin-poin penting ini bisa berguna menjadi
mapping jenis silabus. Mind mapping jenis ini dibuat untuk memberikan
(Adhiyasa, 2021):
1) Guru menyampaikan materi pelajaran dan menjelaskan mind mapping
2) Siswa memilih kata kunci atau ide pokok dari tema yang ditentukan
menarik.
3) Tambahkan beberapa garis dengan satu kata kunci yang keluar dari pusat
yang berkaitan dengan ide pokok. Gunakan warna yang berbeda untuk
setiap cabang.
4) Tambahkan cabang yang diambil dari garis utama sebagai ranting. Ide
yang tiba-tiba muncul saat menulis dapat ditambahkan dalam cabang atau
Media berasal dari bahasa Latin "medius" yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Safitri et
al., 2021).
menggabungkan indera pendengaran dan penglihatan dalam satu proses. Media ini
mampu menyampaikan pesan verbal dan non-verbal seperti dalam media audio
visual lainnya.
Sanjaya (2014: 118) mendefinisikan media audio visual sebagai jenis media
yang tidak hanya mengandung unsur suara tetapi juga unsur gambar yang dapat
dilihat, seperti rekaman video, film, slide suara, dan sejenisnya. Selai itu, media
audio visual adalah media yang memadukan unsur suara dan gambar, memiliki
menghubungkan antara sumber pesan dan penerima pesan. Media, seperti film,
yang diajarkan (Yurmaida, 2019). Media pembelajaran audio visual adalah alat
(Yurmaida, 2019)
Keefektifannya.
et al., (2023), media memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar
sebagai penyalur pesan. Aldama et al., (2023) menyatakan bahwa fungsi media
antara lain:
konkrit.
satu indera
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media audio visual memiliki
belajar, dan berpengaruh secara psikologis terhadap siswa. Oleh karena itu,
Audio Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat media Audio Visual antara
lain:
hasil belajar.
Jenis media audio visual mencakup berbagai macam tipe, yaitu (Oktavia, 2023):
a. Film bersuara
pembelajaran, film merupakan alat yang sangat efektif. Ciri-ciri film yang
baik antara lain sesuai dengan tema pembelajaran, menarik minat siswa,
tepat.
b. Video
sebagian besar fungsi film dapat digantikan oleh video, hal itu tidak
salah satu jenis media audio visual yang banyak digunakan untuk
keperluan pembelajaran.
c. Televisi
Selain film dan video, televisi juga merupakan media yang efektif
Audio visual tidak murni merujuk pada media di mana unsur suara dan
gambar berasal dari sumber yang berbeda. Biasanya disebut sebagai audio-
visual diam plus suara, media ini menampilkan gambar diam dengan
tambahan suara, seperti Sound Slide (Film bingkai suara). Namun, slide atau
yang lengkap karena suara dan gambar terpisah. Oleh karena itu, slide atau
filmstrip termasuk dalam kategori media audio-visual atau media visual diam
tape audio merupakan jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi.
Media pembelajaran ini dapat digunakan di berbagai lokasi dan untuk
serta gambar. Dilihat dari sifatnya, media audio visual terbagi menjadi dua jenis,
yaitu media audio visual diam dan media audio visual bergerak. Berikut adalah
1. Media Audio Visual Diam Terdiri dari TV diam, film dengan suara,
2. Media Audio Visual Gerak Meliputi tayangan TV, film, gambar dengan
pendidikan. Persiapan kegiatan dari seorang pendidik yang akan mengajar dengan
1. Persiapan perangkat seperti laptop, speaker, kabel, dan video yang akan
ditampilkan.
5. Setelah itu, peserta didik siap untuk menyaksikan tayangan video tersebut.
Kelebihannya meliputi:
direkam.
berbahaya.
visual, seperti:
efektif.
Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan
semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga merupakan
suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap dan pendapat kepada pembaca
dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati
menjelaskan setidaknya ada empat unsur yang terlibat dalam kegiatan menulis,
yaitu (1) menulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau isi tulisan, (3) saluran
Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata
atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat
memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antar penulis dan
Menulis adalah kegiatan yang membutuhkan proses dan latihan yang terus
bentuk pikiran atau angan-angan atau perasaan dan sebagainya menjadi wujud
lambang atau tanda atau tulisan yang bermakana. Sebagai proses, menulis
dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan merangkai huruf menjadi kata,
atau kalimat yang dituangkan menjadi sebuah ide atau gagasan yang
berhasil jika orang lain berhasil memahami ide atau gagasan dalam tulisan
tersebut.
berikut:
a) Deskripsi
b) Narasi
Narasi merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian
pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh
penulisnya.
c) Eksposisi
d) Argumentasi
e) Persuasi
Cerpen adalah suatu cerita fiksi berbentuk prosa yang singkat dan pendek
yang unsur ceritanya terpusat pada suatu peristiwa pokok, jumlah dan
(Wicaksono, 2014:57). Senada dengan itu, Joko Untoro dalam (Pohan, 2020:177)
mengatakan cerpen adalah karangan pendek yang yang berbentuk prosa yang
terbatas dalam membahas salah satu unsur fiksi dalam aspek terkecil. Singkat dan
pendeknya suatu cerpen bukan dikarenakan bentuk dan sifatnya sebagai sastra
pendek, melainkan cerpen memang hanya mengangkat dan membatasi dalam
menjelaskan sifat umum cerpen ialah pemusatan perhatian pada satu tokoh saja
yang ditempatkan pada suatu situasi sehari-hari, tetapi yang ternyata menentukan
Tamatnya seringkali tiba-tiba dan bersifat terbuka (open ending), dialog, impian,
pengertian cerpen adalah karangan yang bersifat fiktif yang hanya berfokus pada
cerita tokoh atau pelaku utama yang bersifat terbatas dalam sebuah cerita.
2014:58).
atau kata gantinya : ia, dia, mereka. (2) sudut pandang persona pertama
“aku”. Jadi gaya “aku”, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam
(tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan
tersebut.
5) Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting
gaya bahasa bahasa yang berbeda dalam menulis sebuah karya sastra.
Unsur ekstrinsik adalah unsur luar sebuah karya sastra. Nurgiyantoro (2018:30)
menyatakan unsur ekstrinsik berada di luar teks sastra tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan sebuah karya sastra namun tidak ikut menjadi bagian di
dalamnya.
dalam cerpen antara lain: (1) keadaan subjektivitas individu pengarang (biografi
pengarang) yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup. (2) psikologi
psikologi dalam karya sastra. (3) Lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik,
padat, jelas, dan mudah dipahami, serta lebih pendek dari novel.
3) Jumlah kata dalam menulis sebuah cerpen, maksimal kurang dari 10.000
kata.
tokoh utamanya.
mendalam.
maupun jenis aliran atau temanya. Berdasarkan jumlah katanya, Pohan membagi
1) Cerita pendek (short story), cerpen yang biasanya ditulis dengan jumlah
3) Cerita pendek yang sangat pendek (very short, short story), biasanya
3) Naturalisme, serupa dengan realisme. Hanya saja dalam cerpen aliran ini,
diamati.
pencipta.
cerpen ini tidak hanya menceritakan sisi baik, namun juga sisi positif
cita- cita si penulis atau ide pengarang semata. Penagarang yang menulis
2. 4 Penelitian Terdahulu
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Mind Mapping
Pembelajaran Menulis
Cerita Pendek
Audio dan Visual
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dengan adanya kelompok
control dan digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang dikendalikan. Subjek sampel yang diambil dalam
penelitian ini diambil dari kelompok yang sudah ada atau disebut juga dengan
kelompok intak, yang berarti tidak membentuk kelompok baru. Penelitian ini
lebih membantu peneliti untuk melihat hubungan kausal dari berbagai macam
menggunakan media Audio dan Visual sedangkan kelas kontrol tidak diberi
perlakuan model mind mapping dengan menggunakan media Audio dan Visual.
dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak. Peneliti memilih desain kuasi-
Keterangan:
(Sugiyono, 2018)
dalam penelitian ini ada dua macam yaitu variable bebas (x) dan variable terikat
(y).
Variabel bebas (x) adalah unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi
variable bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variable terikat.
Dalam penelitian ini variable bebasnya adalah Penggunaan Model Mind Mapping.
Variabel terikat (y) adalah unsur yang diikat oleh adanya variable lain, jadi
variable terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variable bebas. Dalam
No Definisi
Alat Ukur Hasil Ukur
. Operasional
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti guna
dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah
Siswa kelas XII SMK Nurussalam Salopa. Sampel adalah sebagian dari populasi
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini
dilakukan untuk tujuan tertentu saja (Sugiyono, 2018). Berdasarkan tujuan maka
sampel yang peneliti ambil dalam penelitian ini siswa kelas XII SMK Nurussalam
Kela
Jumlah Siswa
s
XII A 31
XII B 31
Total 62
Dalam penelitian ini, jumlah siswa dalam kedua kelas tersebut sama. Setelah
diputuskan, Kelas XII A ditetapkan sebagai Kelas Eksperimen dan Kelas XII B
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (Arikunto, 2017). Tes adalah
dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2017). Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan pretest untuk menetapkan nilai awal data. Setelah nilai awal
menulis puisi siswa antara kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dan kelas
kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Hasil posttest akan digunakan untuk
menguji hipotesis.
alam atau sosial secara spesifik. Semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
2017). Dalam penelitian ini, digunakan instrumen tes berupa soal uraian untuk
menilai keterampilan siswa dalam menulis puisi. Tes tersebut diberikan kepada
1 2 3 4 5
2. Analisis Statistik
a. Uji Normalitas
dirumuskan adalah:
(Arikunto, 2017).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pretest dan
(Arikunto, 2017):
sebagai berikut:
(Arikunto, 2017)
Nurussalam Salopa.
siswa.
2. Desain Pembelajaran:
kebutuhan siswa.
3. Implementasi Pembelajaran:
5. Analisis Data:
a. Bandingkan hasil tes awal dan tes pasca-pembelajaran untuk
6. Penarikan Kesimpulan:
tersebut.
7. Penyusunan Laporan:
Safitri, D., Surastina, S., & Alfiawati, R. (2021). Kemampuan menulis cerpen
menggunakan media audio-visual pada siswa kelas IX SMP Negeri 26
Pesawaran. Warahan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 3(1), 1–10. Diakses dari
http://eskripsi.stkippgribl.ac.id/index.php/warahan/article/view/113. 44-49