Anda di halaman 1dari 4

JPBSI 4 (1) (2015)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE


POKOK DENGAN MENGGUNAKAN
STRATEGI MEMBACA FLEKSIBEL
DAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE

Hangga Aria Adhi Pratama Haryadi dan Tommi Yuniawan

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah masih rendahnya keterampilan membaca cepat
Diterima Juni 2015 untuk menemukan ide pokok pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Gemuh. Hal ini karena siswa
Disetujui Juli 2015 kurang tertarik dan kesulitan dalam membaca cepat, dan kesulitan menemukan ide pokok tiap
Dipublikasikan Agustus paragraf. Selain itu, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan. Untuk
2015 mengatasi masalah tersebut digunakan strategi membaca fleksibel dan metode think, pair, and share
________________ dalam pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok ini. Hasil penelitian
Keywords: menggunakan strategi dan metode pembelajaran tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada
cooperatif model type talking proses pembelajaran membaca cepat. Pada siklus I hasil nilai mencapai 74,6 dan mengalami
stick , Innovative lesson, peningkatan pada siklus II menjadi 80,6 meningkat 6,0 atau sebesar 8,04%. Peningkatan
folklore attentive, keterampilan membaca cepat ini juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih
multimedia quiz creator. positif.
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The problem that is raised in this study is the lack of students skiil in class VII H of SMP 1 Gemuh
Kendal in speed reading. That is because they are not interested in speed reading and difficulty to
find main idea in each paragraph. On the other hand, the teacher still uses usual lecturing methode
so that the students feel bored. Minimalize those lack, the writer used flexsible reading strategy and
think, pair, share method in speed reading teaching. The result of research using strategy and method
learning shows the impovement on speed reading learning process. In the cycle I the result is 74,6
than improves in cycle II become 80,6. So it rises for about 6,0 or 8,04%. The improvement in speed
reading also followed by the improvement of the student’s positive attitude.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6722
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: indonesia@unnes.ac.id

1
Hangga Aria Adhi Pratama, dkk/ Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa


lain dalam tugas-tugas terstruktur. Djajadisastra
Pentingnya keterampilan menyimak (dalam Isjoni, 2010:14) menyatakan bahwa
dalam kehidupan manusia pada umumnya dan metode belajar kelompok merupakan metode
dunia pendidikan pada khususnya membuat mengajar dan murid-murid disusun dalam
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada kelompok-kelompok pada waktu menerima
keterampilan ini. Selain itu dilatarbelakangi juga pelajaran atau mengerjakan soal-soal atau tugas-
oleh adanya kesulitan yang ditemui dalam tugas. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut
pembelajaran menyimak yaitu, kurangnya dapat ditarik suatu simpulan bahwa
pemahaman peserta didik pada kompetensi pembelajaran kooperatif adalah sistem
mendengarkan ditandai dengan kurang pembelajaran yang memberi kesempatan agar
maksimalnya peserta didik dalam menjawab saling bekerjasama antara peserta didik dalam
pertanyaan guru tentang materi yang sudah kelompok-kelompok dalam proses pembelajaran.
dipelajari. Dalam penerapan model pembelajaran
Kurang maksimalnya tingkat kooperatif tipe tongkat bicara ini, guru membagi
kemampuan menyimak peserta didik pada kelas menjadi kelompok-kelompok dengan
dasarnya disebabkan oleh dua hal yaitu faktor anggota 5 atau 6 orang yang heterogen.
dari dalam peserta didik itu sendiri dan faktor Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan
dari luar diri peserta didik. Faktor dari dalam keakraban, persahabatan atau minat, yang dalam
salah satunya faktor mental adalah kesiapan topik selanjutnya menyiapkan dan
mental, pikiran, motivasi, minat, ingatan dalam mempersentasekan laporannya kepada seluruh
menerima pembelajaran menyimak. kelas.
Berdasarkan latar belakang di atas maka Menyimak adalah suatu proses yang
penulis menawarkan pengembangan model mencakupi kegiatan mendengarkan bunyi
kooperatif tipe tongkat bicara berbantuan bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi,
multimedia kuis kreator untuk meningkatkan menilai, dan mereaksi atas makna yang
keterampilan menyimak. terkandung di dalamnya (Tarigan, 1994:4).
Adapun penulisan dalam artikel ini Selanjutnya dijelaskan pula menyimak (Tarigan
dibatasi pada: (1) bagaimanakah kebutuhan 1994:28) adalah suatu proses mendengarkan
model kooperatif tipe tongkat bicara berbantuan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
multimedia kuis kreator untuk meningkatkan pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
keterampilan menyimak cerita rakyat peserta memperoleh informasi menangkap isi atau pesan
didik SMA; (2) bagaimanakah prinsip-prinsip serta memahami makna komunikasi yang telah
model kooperatif tipe tongkat bicara berbantuan disampaiakan oleh pembicara melalui ujaran
multimedia kuis kreator untuk meningkatkan atau tulisan. Dalam hal ini yang disimak adalah
keterampilan cerita rakyat.
Kata cooperatif learning berasal dari kata Cerita Rakyat adalah sebagian kekayaan
cooperatif yang artinya mengerjakan sesuatu budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa
secara bersama-sama. (Slavin 2010:4) Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu
menunjuk pada berbagai macam metode tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-
pengajaran dimana para siswa bekerjasama tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat
dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang,
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat
materi pembelajaran. Lie (dalam Isjoni, 2010:12) selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri
menyebutkan pembelajaran kooperatif dengan tauladan terutama cerita rakyat yang
istilah pembelajaran gotong-royong yaitu sitem mengandung pesan-pesan pendidikan moral.
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada Banyak yang tidak menyadari kalau negeri kita

2
Hangga Aria Adhi Pratama, dkk/ Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat


Indonesia yang belum kita dengar, bisa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dimaklumi karena cerita rakyat menyebar dari
mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – Kebutuhan Guru dan Peserta Didik Terhadap
temurun. Namun sekarang banyak cerita rakyat Model Kooperatif Tipe Tongkat Bicara
yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita Berbantuan Multimedia Kuis Kreator
rakyat Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai
hilang dan punah. Berdasarkan hal di atas maka Kebutuhan guru dan peserta didik
jika berbicara tentang cerita rakyat maka tidak terhadap model kooperatif tipe tongkat bicara
bisa lepas dari sastra lisan sebagai induknya. berbantuan multimedia kuis kreator berdasarkan
Boleh dikatakan bahwa cerita rakyat merupakan hasil analisis kebutuhan guru dan peserta didik
hasil dari kesusastraan lisan. melalui angket dan wawancara maka
Multimedia sangatlah diperlukan dalam kebutuhannya adalah: (1) model pembelajaran
pembelajaran agar menarik dan pembelajaran menyimak cerita rakyat yang menyenangkan
tidak monoton karena dengan adanya dengan adanya strategi dan balikan berupa
multimedia peserta didik akan dilibatkan secara pengulasan materi serta evaluasi, (2) model
langsung dalam pembelajaran, hal ini selaras pembelajaran menyimak cerita rakyat yang
dengan pendapat Sufanti ( 2010:90) bahwa melibatkan keaktifan peserta didik, inovatif,
multimedia dalam pembelajaran adalah media kreatif, dan efektif melalui kerja tim, (3) model
yang mampu melibatkan banyak indera dan pembelajaran menyimak cerita rakyat yang
organ tubuh selama pembelajaran berlangsung. memanfaatkan media tembang dolanan, wayang
Berbicara tentang pemanfaatan software kulit, dan rekaman cerita rakyat yang dirancang
kuis kreator tentunya tidak lepas dari dengan langkah-langkah yang jelas, (4) model
pembelajaran berbasis CAI (Computer Assisted pembelajaran menyimak cerita rakyat yang
Instruction) adalah program pengajaran atau menempatkan peserta didik dalam tim belajar, (5)
pembelajaran yang diakses melalui komputer model pembelajaran menyimak cerita rakyat
sehingga pemakai dapat berinteraksi dengannya. yang menggunakan authentic assessment yaitu
Pembelajaran berbasis komputer menurut mengedepankan praktek dari pada teori untuk
Warsita (2008:137) adalah suatu media mengukur keterampilan peserta didik secara
pembelajaran yang sangat menarik dan mampu individu maupun kelompok, (6) model
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan
evaluasi berbasis ICT agar lebih cepat
METODE PENELITIAN mengetahui hasilnya, waktu pengerjaan dapat
ditentukan, dan sebagai alat untuk mengulang
Penelitian ini dilakukan untuk pemahaman materi.
menghasilkan produk model kooperatif tipe
tongkat bicara berbantuan multimedia kuis kreator Prinsip-Prinsip Model Kooperatif Tipe
yang dapat meningkatkan kemampuan Tongkat Bicara Berbantuan Multimedia Kuis
menyimak cerita rakyat pada peserta didik di Kreator
tingkat SMA. Desain penelitian ini dirancang
dengan menggunakan Research dan Development Prinsip-prinsip model kooperatif tipe
(R&D). Desain penelitian Research and tongkat bicara berbantuan multimedia kuis
Development adalah penelitian dan kreator ada 3 yaitu: (1) strategi pembelajaran, (2)
pengembangan suatu proses atau langkah- media pembelajaran, dan (3) penilaian.
langkah untuk mengembangkan suatu produk Kemp (dalam Sanjaya, 2008)
baru atau menyempurnakan produk yang telah mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
ada, yang dapat dipertanggungjawabkan adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
(Sugiyono 2009) dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

3
Hangga Aria Adhi Pratama, dkk/ Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan pembelajaran dan bagi peserta didik dengan
efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran evaluasi dapat mengetahui tingkat ketercapaian
J. R David, Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa indikator. Penilaian dalam model ini meliputi
dalam strategi pembelajaran terkandung makna dua hal yaitu penilaian individu dan penilaian
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada proses.
dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam PENUTUP
suatu pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan
hal tersebut maka dalam pembelajaran harus Pada artikel penelitian ini disampaikan
memuat prinsip belajar dan pembelajaran yang dua hal yaitu (1) kebutuhan guru dan peserta
berpijak pada tujuan belajar dan pembelajaran didik terhadap model kooperatif tipe tongkat
yang dapat menumbuhkan (1) motivasi, (2) bicara berbantuan multimedia berdasarkan
keaktifan, (3) keterlibatan langsung, (4) analisis kebutuhan melalui angket dan
pengulangan, (5) tantangan, (6) balikan atau wawancara, dan (2) prinsip-prinsip model
penguatan. kooperatif tipe tongkat bicara berbantuan
Selain itu dalam model ini dituntut multimedia.
perubahan konsep belajar mengajar baik guru
dan peserta didik. Baik guru maupun peserta DAFTAR PUSTAKA
didik harus menerapkan pembejajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Isjoni. Moh Arif, Ismail, dan Roslaili Mahmud. 2008.
Tidak kalah pentingnya pembelajaran kooperatif ICT untuk Sekolah Unggul: Pengintegrasian
juga ditonjolkan dalam penelitian ini. Teknologi Informasi dalam Pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sanjaya, Wina. Ridwan dan Posmaria S. Sitohang.
yang mengkondisikan peserta didik yang dinamis
2008. Pemanfaatan Blog untuk Bisnios, Hobby,
serta mampu bekerja sama dan berinteraksi.
dan Pendidikan. Jakarta: PT Elex Media
Kerjasama dan interaksi dalam pembelajaran Komputindo.
terjadi multi arah, tidak hanya antara peserta Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran
didik dengan peserta didik melainkan peserta Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
didik dengan guru. Jakarta: Kencana.
Media pengajaran berfungsi sebagai alat Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Theory,
bantu mengajar agar tercipta suasana Research, and Practice. The John Hopkins
pembelajaran yang efektif dan menarik. Media University: Printed in the USA.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning: Teori,
yang digunakan dalam model kooperatif tipe
Riset, dan Praktik. Diterjemahkan oleh
tongkat bicara berbantuan multimedia kuis
Narulita Yusron. 2010. Bandung: Nusa Media.
kreator untuk meningkatkan keterampilan Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan:
menyimak cerita rakyat pada peserta didik SMA Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
anatara lain tembang dolanan, kulit, dan Bandung: Alfabeta.
rekaman cerita rakyat. Tarigan, Henry Guntur dan Aceng Ruhendi Saifullah.
Penilaian yang dimaksud adalah 1990. Membaca ddalam Kehidupan. Bandung:
evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan yang Angkasa.
dilakukan untuk menemukan jawaban atas Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Angkasa.
Bagi guru dengan evaluasi dapat menunjukkan
tingkat keberhasilan dalam penggunaan model

Anda mungkin juga menyukai