Mata Kuliah
Penelitian Tindakan Kelas
Mela Cahyati
857491906
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yaitu Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Pembelajaran kooperatif ini menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dari
pengertiannya tampak bahwa STAD bisa mempengaruhi keaktifan pada siswa karena adanya
aktivitas dan interaksi antara siswa satu dengan siswa lainnya. Dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan (Depdikbud) disebutkan bahwa keaktifan peserta didik dalam menjalankan kegiatan
belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan, peserta
didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya apabila ada motivasi, baik motivasi ekstrinsik maupun
intrinsik. Dan di sana tercantum pula bahwa salah satu hal yang dapat merangsang tumbuhnya
motivasi belajar aktif pada peserta didik, antara lain adalah jenis kegiatan pembelajaran yang
menarik, menyenangkan dan menantang.
Dalam hal ini dibutuhkan penanganan ekstra dari guru untuk membuat siswa lebih aktif dan
termotivasi untuk membaca dengan sekaligus memahami isi dan makna dari bacaannya. siswa harus
mengenali konsep dan kosakata. Sehubungan dengan upaya meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman perlu mendapat perhatian, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna
mengetahui bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa di Sekolah Dasar. Sehubungan
dengan hal tersebut penulis akan menuangkannya dalam skripsi PTK dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa”
3. Diagnosis
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terlihat adanya masalah dalam
pembelajaran, yaitu kurangnya siswa dalam memahami materi bacaan yang mereka pelajari
sehingga mereka kesulitan dalam menuangkan jawaban dari suatu pertanyaan yang
berhubungan dengan teks tersebut. Dari masalah itu dapat disimpulkan bahwa penyebab
terjadinya kondisi tersebut adalah metode, model, atau pendekatan yang digunakan oleh guru
dalam menyampaikan pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut kurang kreatif, aktif, dan
menyenangkan sehingga membuat siswa kurang termotivasi untuk membaca dan memahami isi
bacaan.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, secara umum permasalahan yang
akan diteliti adalah “Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada
siswa kelas IV SDN 3 Karangnunggal?”
Permasalahan umum di atas dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran Bahasa
Indonesia?
3. Seberapa besar peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah pembelajaran
kooperatif tipe STAD pembelajaran Bahasa Indonesia di SD kelas IV?
5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui gambaran penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SD kelas IV
2. Mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran bahasa Indonesia
3. Mengetahui peningkatan pemahaman membaca siswa setelah penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada pembelajaran bahasa Indonesia terhadap pemahaman membaca
siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori terhadap pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar mengenai
membaca intensif di kelas IV Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai salah satu
metode pembelajaran yang aktif dan kreatif, dalam hal ini adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap teks bacaan.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar minat
membacanya meningkat dan minat pemahaman terhadap isi bacaannya pun meningkat.
Dengan demikian, pada akhirnya akan diperoleh hasil belajar siswa yang meningkat serta
tujuan pengajaran membaca intensif/pemahaman yang telah dirumuskan dalam kurikulum
akan tercapai secara maksimal.
7. Kajian Pustaka
1. Hakikat Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis
(Tarigan, 2008:7). Klein, dkk. (1996) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1)
membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca merupakan
interaktif.
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan
yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Membaca juga merupakan suatu strategi. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi
membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika
membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Membaca adalah
interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang
membaca suatu teks yang bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks
yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara
pembaca teks.
b. Tujuan Membaca
Tarigan (2008:9) mengungkapkan tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat
sekali bethubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca.
c. Manfaat Membaca
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tercipta masyarakat yang gemar
membaca. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang
gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa yang
akan datang.
Burns, dkk. (dalam Rahim, 2007 : 1) mengemukakan bahwa kemampuan membaca
merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun anak-anak yang tidak
memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca
merupakan usaha yang terus menerus dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value)
membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak
yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca. Anak-anak yang telah memahami
penting dan manfaat membaca tentu saja dalam dirinya akan timbul sugesti bahwa membaca
merupakan kebutuhan dalam hidupnya.
d. Jenis-jenis Membaca
Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Dasar pijakan dalam melakukan
pembagian atau penggolongan jenis jenis membaca bermacam-macam.
Jenis-jenis membaca menurut Resmini (dalam Herda:21) :
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan menetapkan informasi yang ada dalam
bahn-bahan tertulis (Abidin, 2010:126). Menurut Tarigan (dalam Abidin, 2002:126) membaca
pemahaman (reading for understanding) adalah jenis membaca untuk memahami standar-
standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis dan pola-pola fiksi dalam usaha
memperoleh pemahaman terhadap teks.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nuttal (Fifin, dalam Tn, 2009:11) bahwa membaca
pemahaman merupakan proses interaksi antara pembaca dengan teks dalam suatu peristiwa
membaca. Dimana kegiatan tersebut ditekankan pada keterampilan menguasai isi bacaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman
merupakan suatu proses untuk memahami isi bacaan, menyimpulkan isi bacaan, mengenal dan
menemukan ide baik yang tersurat maupun yang tersirat dari teks bacaan, serta merefleksikan
hal-hal yang telah dibaca.
Metode pembelajaran yang aktif dan kreatif, dalam hal ini adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap teks bacaan. Berdasarkan permasalahan yang
telah dikemukakan pada perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah : Jika
Penggunaan model pembelajaran model STAD ini telah terbukti dapat dilaksanakan dengan baik
pada pembelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman pada siswa kelas IV SDN 3 Karangnunggal.
1. Rencana dan Prosedur Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV tahun ajaran
2021/2022 yang berjumlah 26 orang siswa, dengan komposisi 8 orang
siswa laki-laki, dan 18 orang siswa perempuan.
Peneliti mengambil subjek tersebut karena selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran peneliti menemukan masalah dalam pembelajaran
yaitu siswa kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada
kompetensi dasar menjawab dan membuat pertanyaan berdasarkan teks,
menentukan kalimat utama atau gagasan pokok dalam suatu paragraf.
Permasalahan tersebut membuat peneliti tergugah untuk melakukan
perbaikan dalam pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut.
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
1) Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N 3 Karangnunggal,
Kabupaten Tasikmalaya. Peneliti memilih SD N 3 Karangnunggal
sebagai tempat penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan berikut.
SD N 3 Karangnunggal merupakan tempat peneliti mengajar dan selama
mengajar tersebut peneliti menemukan masalah dalam pembelajaran.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan
November sampai Desember 2022.
b. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Wardani (dalam Herda,
2019:30) mengemukakan:
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat.
12
Berdasarkan pengertian PTK di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
PTK adalah perbaikan kinerja serta meningkatkan hasil belajar siswa, maka
penelitian ini dalam pelaksanaannya mengalami 3 siklus, dimana pada tiap
siklusnya melewati 4 tahapan, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap
pelaksanaan tindakan (action), tahap pengamatan (observing) dan tahap
refleksi. Kemudian di akhir siklus diadakan refleksi untuk menganalisis
kekurangan-kekurangan yang terjadi untuk kemudian diperbaiki pada siklus
selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian secara visual dapat dilihat pada
gambar 3.1 di bawah ini:
Permasalahan Lapangan
Rumusan Masalah
Perencanaan
SIKLUS I
Observasi Pelaksanaan
Refleksi 1
Perencanaan
SIKLUS II
Observasi Pelaksanaan
Refleksi Siklus 2
Perencanaan
SIKLUS
III
13
Observasi Pelaksanaan
Refleksi Siklus
Gambar 3.1 3
c. Prosedur Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, Peneliti merencanakan
penelitian ini sebanyak 3 siklus. Adapun apabila setelah siklus pertama belum
menunjukan peningkatan hasil belajar, maka akan dilakukan siklus berikutnya
untuk memperbaiki kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya.
Model alur penelitian tersebut menggambarkan 4 tahapan penelitian
dalam setiap siklusnya, yaitu: a) Perencanaan tindakan (planning), b)
Pelaksanaan tindakan (action), c) Tahap pengamatan (observing), dan d)
Refleksi. Berikut akan dijelaskan keempat tahapan tersebut.
1) Perencanaan Tindakan (planning)
Tahap ini meliputi pra tindakan pelaksanaan, diantaranya penyusunan
skenario pembelajaran yaitu silabus dan RPP, penyesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran yang akan digunakan, serta
penyusunan instrumen yang akan digunakan selama pelaksanaan siklus.
Instrumen-instrumen tersebut yaitu lembar observasi siswa, catatan lapangan,
LKPD kelompok dan tes tertulis.
Dengan berdasar pada studi pendahuluan, maka disusun program
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan menerapkan sintaks
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah
kegiatannya dalam upaya melakukan perbaikan pada pembelajaran Bahasa
Indonesia. Rancangan tindakan ini disusun dengan memperhatikan (1) Tujuan
pembelajaran, (2) Prosedur pelaksanaan, (3) Kriteria pencapaian, dan (4)
Format evaluasi yang digunakan.
2) Pelaksanaan tindakan (action)
14
Pelaksanaan tindakan (action) merupakan implementasi rencana
tindakan di kelas terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun akan
diterapkan pada pelaksanaan tindakan setiap siklusnya.
Siklus 1
Pada pelaksanaan siklus ini pembelajaran akan melewati beberapa
tahapan dalam rangka memperkenalkan konsep awal mengenai kalimat
utama kepada peserta didik. Adapun tahap-tahap tersebut antara lain,
a) Membangun pemahaman mereka tentang paragraf
b) Menjelaskan tentang kalimat utama
c) Bagaimana cara menentukan kalimat utama pada sebuah paragraf
Guru sebagai peneliti dengan melakukan observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Setelah pelaksanaan tindakan siklus 1
berlangsung, hasil observasi tersebut akan dianalisis dan dikaji kembali oleh
guru dan observer. Analisis ini dilakukan antara lain dengan melihat lembar
observasi guru, lembar observasi siswa dan catatan lapangan untuk
kemampuan membaca pemahaman, kemudian hasilnya akan direfleksi dan
hasil refleksi tersebut akan menjadi rekomendasi dan revisi untuk siklus
berikutnya.
Siklus 2
Pada siklus ke-2 ini, pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai
dengan perencanaan perbaikan dari hasil analisis pada siklus ke-1. Dalam
penyusunan RPP masih menerapkan model pembelajaran yang digunakan
tetapi lebih ditekankan pada bagian yang harus mengalami perbaikan.
Selama berlangsungnya siklus 2, guru dan observer melakukan
observasi terhadap aktifitas dalam pembelajaran. Selanjutnya hasil observasi
tersebut akan dianalisis dengan melihat lembar observasi guru, lembar
observasi siswa dan catatan lapangan. Selanjutnya hasil observasi tersebut
15
direfleksi untuk kemudian dijadikan bahan rekomendasi dan revisi untuk
siklus yang akan dilaksanakan berikutnya.
Siklus 3
Pelaksanaan tindakan pada siklus 3 harus jauh lebih baik dari siklus-
siklus sebelumnya. Mulai dari penyusunan RPP harus berdasarkan pada
perbaikan siklus 2.
16
Apabila setelah dilakukan refleksi ternyata hasil pengamatan pada siklus
sebelumnya dinilai kurang memuaskan maka pada siklus selanjutnya akan
diadakan perbaikan pada bagian yang dinilai masih kurang. Pelaksanaan
proses analisis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kualitatif hasil
penelitian pada siklus.
Hal ini dilakukan agar pada akhir siklus diperoleh hasil yang
memuaskan
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan tersistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto dalam Herda, 2019:53).
Berikut adalah instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:
1) Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dijadikan acuan selama pelaksanaan tindakan tiap siklus.
Dalam penelitian tindakan kelas ini untuk melihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran dan perubahan serta peningkatan pemahaman siswa maka
diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikerjakan secara
berkelompok. Tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan hasil belajar dan prestasi belajar siswa antara sebelum dan
sesudah pemberian tindakan pada pembelajaran.
1) Instrumen Pengambilan Data
a) Format Observasi
Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang
menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam
kegiatan belajarnya dan dilakukan dengan mengamati kegiatan dan
perilaku siswa secara langsung (Suherman dalam Herda, 2010:53).
Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mendapatkan
informasi dan gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama
17
proses pembelajaran berlangsung. Dalam lembar observasi ada dua aspek
yang diamati yaitu: aktivitas guru dan aktivitas siswa yang berisi
indikator-indikator keterlaksanaan pembelajaran dengan model STAD.
b) Catatan Lapangan
Catatan lapangan menurut Bodgan dan Biklen (Herda, 2019: 56)
adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, diungkap, dialami, dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif.
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua informasi yang
didengar, dilihat, dialami, serta dipikirkan perihal apa yang terjadi diluar
rencana dan berpengaruh terhadap model STAD dan kemampuan membaca
pemahaman.
c) Tes Tertulis
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan (Arikunto, 2007:53). Adapun tes yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitiannya adalah tes tertulis sebagai evaluasi terhadap
pembelajaran, untuk memperoleh data keterampilan membaca pemahaman.
Tes ini memuat beberapa indikator pembelajaran yaitu menyusun kalimat
acak menjadi sebuah paragraf, menentukan kalimat utama, menjawab
pertanyaan seputar teks yang telah disusun, membuat pertanyaan
berdasarkan teks yang telah disusun,dan menceritakan isi teks bacaan
dengan kata-kata sendiri. Sebagai indikator keterampilan membaca
pemahaman, dalam penyusunan teks bacaan itu sendiri berdasarkan
taksonomi Blooms dimana dalam pemilihan bahan teks bacaan disesuaikan
dengan tingkat kesulitan wacana, isi wacana, panjang pendek wacana, dan
bentuk-bentuk wacana.
e. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan
beberapa teknik yaitu observasi (pengamatan) dan tes tertulis.
18
Dalam setiap siklusnya, pengamatan dilakukan dari awal kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, yaitu mulai dari tahap penyajian materi, tahap kerja kelompok,
tahap tes individu sampai pada tahap penghargaan kelompok terbaik.
Dengan demikian, perilaku guru dan siswa pada saat kegiatan
pembelajaran dapat terekam dalam catatan observasi.
Catatan lapangan memuat tentang interaksi belajar mengajar baik
interaksi antara guru dan peserta didik atau antara peserta didik dengan
peserta didik. Catatan lapangan mencatat semua perilaku guru dalam
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran. Data dalam catatan lapangan
dikumpulkan dengan teknik observasi.
Tes tertulis diberikan untuk memperoleh gambaran tingkat
kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, dan selanjutnya data
tersebut menjadi data kuantitatif hasil pelaksanaan tindakan setiap
siklusnya
19
1) Penilaian Membaca Pemahaman
61 – 80 B Baik
41 – 60 C Cukup
21 – 40 K Kurang
20
3) Penilaian Hasil Kerja Kelompok
Nilai Keterangan
10 – 29 E = Sangat kurang
21
30 – 49 D = Kurang
50 – 69 C = Cukup baik
70 – 89 B = Baik
90 – 100 A = Baik Sekali
Untuk catatan lapangan dilihat dari perubahan dan keberhasilan mengatasi
kekurangan yang terjadi di setiap siklusnya.
Adapun kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan
adanya perbaikan dan keaktifan serta motivasi siswa dalam kompetensi dasar
mengenai membaca pemahaman. Sedangkan dalam aspek kognitif siswa
keberhasilan tersebut dapat tergambar dari peningkatan persentase jumlah siswa
yang mencapai nilai >75. Keberhasilan minimal yang ditargetkan peneliti adalah
85% dari jumlah siswa mendapatkan nilai diatas KKM. artinya kondisi tersebut
telah memenuhi target penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
November Desember
Minggu Minggu
No Kegiatan
Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
Penyusunan Instrumen
2
Penelitian
3 Melakukan siklus I
4 Melakukan siklus 2
5 Melakukan siklus 3
22
12. Daftar Pustka
23